Nama pendamping:
1. Dr Richard Sabar Nelson Siahaan
2. Dr Corry Christina H
dan diskusi
Nama: Tn. M
Telp: -
Audit
Pos
Bekasi
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ gambaran klinis:
Pasien saat datang ke IGD dalam kondisi gelisah dengan mulut mengecap-ngecap tanpa suara. Berdasarkan keterangan
dari keluarga pasien, kemarin siang (12-10-2016) mengeluhkan nyeri kepala dan terjatuh dari kamar mandi namun kepala tidak
terbentur dan tidak pingsan, setelah kejadian jatuh, pasien terlihat gaduh gelisah, berbicara sendiri, dan kontak mata tidak ada,
yang berlangsung selama 40 menit. Kemudian pasien kembali seperti keadaan normal. Riwayat kejang dan demam
sebelumnya disangkal.
Pemeriksaan Fisik :
-
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan darah
: 160/90 mmHg
Nadi
Respirasi
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,2 0C
Pemeriksaan Generalis :
Status neurologi
Tanda rangsang meningeal = Kaku kuduk (-) brudzinski I-II (-) kernig sign (-) lasegue (-)
Refleks patologis +/+
Hemiparese dextra
2
2. Riwayat pengobatan:
Pasien belum berobat ke dokter. Pasien rutin mengkonsumsi obat captopril 12,5 mg
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien mempunyai riwayat hipertensi terkontrol, pasien
tidak mempunyai riwayat DM.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien seorang pensiun.
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik :
Pasien tinggal bersama anaknya. Sehari- harinya pasien tidak bekerja. Pasien mengatakan tidak tahu apakah dilingkungan
tempat tinggalnya ada yang mengalami keluhan seperti yang dirasakan pasien.
Daftar pustaka:
a. Baehr, Frotscher M. 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Ed 4. Jakarta: EGC
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis ensefalopati metabolik e.c hipoglikemia
2. Faktor resiko terjadinya ensefalopati metabolik
3. Tatalaksana ensefalopati metabolik e.c hipoglikemia
4. Edukasi pencegahan ensefalopati metabolik e.c hipoglikemia
1. Subyektif :
Tn. M 75 tahun, diantar oleh keluarganya dalam kondisi gelisah dengan mulut mengecap-ngecap tanpa suara.
Berdasarkan keterangan dari keluarga pasien, kemarin siang (12-10-2016) mengeluhkan nyeri kepala dan terjatuh dari
kamar mandi namun kepala tidak terbentur dan tidak pingsan, setelah kejadian jatuh, pasien terlihat gaduh gelisah,
berbicara sendiri, dan kontak mata tidak ada, yang berlangsung selama 40 menit. Kemudian pasien kembali seperti
keadaan normal. Riwayat kejang dan demam sebelumnya disangkal.
2. Obyektif:
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang ( lemah), kesadaran delirium dengan GCS 4-5-afasia, tensi
160/90 mmHg dan pemeriksaan generalis didapatkan refleks patologis +/+, dan hemiparese dextra. Dan di sarankan
untuk pemeriksaan laboratorium seri DHF (Hb, Ht, Lekosit, Trombosit), GDS cito = 23 mg/dL, ureum dan kreatinin,
fungsi hati (AST (SGOT), ALT (SGPT), elektrolit (Na+, Cl-, K+.)
3. Assestment:
Metabolisme otak merupakan metabolisme oksidatif yang mendapatkan energinya dari glukosa untuk membentuk ATP
dan phosphocreatine yang memberikan energi untuk kerja potensial membran, transmisi impuls neuronal, dan sintesis
protoplasma. Kurangnya asupan glukosa akan menyebabkan penurunan produksi energi untuk metabolisme neuron, yang
akan mengakibatkan hilangnya mekanisme pompa membran, sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan sel dan
disfungsi mitokondria dimana sampai titik tertentu kerusakan ini akan bersifat irreversible. Karakteristik koma
hipoglikemia ini dituangkan dalam TRIAS WHIPPLE, yaitu :
1. Gejala gejala hipoglikemia
- Gejala adrenergik : takikardia, palpitasi, tremor, berkeringat, midriasis
- Gejala neurogenik : mengantuk, delirium, stupor, koma, kejang, sulit berbicara, inkoordinasi, perilaku yang
berbeda, gangguan visual
- Gejala tambahan : Sakit kepala, mual
2. Kadar gula darah yang rendah pada saat gejala
4
3. Gejala klinis akan membaik bila kadar gula darah kembali normal
Kadar gula darah dibawah 65 mg/dl mulai menimbulkan gangguan kesadaran yang ringan (confusion), bila kondisi
ini terus berlanjut hingga dibawah 40 mg/dl kesadaran akan semakin menurun dan kejang dapat timbul. Penurunan kadar
gula darah dibawah 10 mg/dl akan menyebabkan neuron neuron menjadi tidak berfungsi dan menyebabkan koma.
Kondisi ini disebut sebagai neuroglycopenia. Mekanisme kerusakan neuron secara permanen tidak diketahui secara pasti,
namun penelitian menunjukan bahwa disfungsi metabolisme asetilkolin atau peningkatan level aspartat menuju
menyebabkan eksitasi neuron secara berlebihan. Eksitasi ini akan menyebabkan influx calcium dan memulai terjadinya
cascade nekrosis dan apoptosis neuron. Mekanisme lain yang dapat terjadi adalah terjadinya bengkak otak yang bersifat
vasogenik ataupun sitotoksik. Ketidak hati-hatian dalam menangani hipoglikemia sering mengakibatkan stupor dan koma
yang bila tidak ditangani dengan baik akan meyebabkan kerusakan permanen sel sel saraf.
4. Plan:
Medikamentosa
-
Non Medikamentosa
- Tirah baring
- Mengkonsumsi makan dan minuman yang manis