Anda di halaman 1dari 5

TERAPI OKUPASI AKTIVITAS WAKTU LUANG TERHADAP

PERUBAHAN GEJALA HALUSINASI PENDENGARAN


PADA PASIEN SKIZOFRENIA

A. PROFIL PENELITIAN
1. Judul penelitian
Terapi Okupasi Aktivitas Waktu Luang Terhadap Perubahan Gejala Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia
2. Pengarang / Author
Ni Made Wijayanti, I Wayan Candra, I Dewa Made Ruspawan
3. Kata Kunci (keyword)
Terapi okupasi, gejala halusinasi, skizofrenia
4. Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi okupasi (aktifitas
waktu luang) terhadap perubahan gejala halusinasi pada pasien skizofrenia. Jenis
penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one grup pre-post test
design. Tehnik sampling yang digunakan yaitu quota sampling. Jumlah sample
sebanyak 20 orang. Setelah dilakukan pengamatan di dapatkan hasil gejala
halusinasi pada pasien skizofrenia sebelum diberikan terapi okupasi aktivitas
waktu luang yang terbanyak 12 orang (60%) dalam kategori sedang. Setelah
diberikan terapi okupasi aktivitas waktu luang gejala halusinasi yang terbanyak 12
orang (60%) dalam kategori ringan. Hasil uji wilcoxon sign rank test didapatkan
p=0,000< p=0,010 yang berarti ada pengaruh yang sangat signifikan pemberian
terapi okupasi aktivitas waktu luang terhadap perubahan gejala halusinasi pada
pasien skizofrenia.
5. Sampel Penelitian
Pasien dengan halusinasi pendengaran sejumlah 12 orang
6. Metode
pra eksperiment dengan rancangan one grup pre-post test design
7. Hasil
Penelitian menunjukkan sebagian besar gejala halusinasi pndengaran yang dialami
responden setelah diberikan terapi okupasi aktivitas waktu luang dalam katagori
ringan dan 15 responden mengalami gejala halusinasi pendengaran. Penurunan
gejala ini karena saat pelaksanaan terapi pasien diajari melalui tuntunan oleh
pemimpin terapi okupasi fasilitator untk menuntun agar fokus dan berespon pada
stimulus yang diberikan dengan positif.
8. Tanggal publikasi
B. DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKAN METODE PICO
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh terapi okupasi (aktivitas waku luang) terhadap
perubahan gejala halusinasi pada pasien skizofrenia
2. Desain Penelitian
pra eksperiment dengan rancangan one grup pre-post test design

3. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yakni semua pasien skizofrenia dengan masalah
halusinasi pendengaran yang dirawat diruang Kunti rumah sakit jiwa provinsi bali
dalam kurun waktu satu bulan Mei- Juni 2013. Untuk sample yang memenuhi
kriteria peneliti ada 20 orang
4. Intervention
Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan bina hubungan saling percaya
(BHSP) pada pasien skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran serta
yang memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data berupa
pre test pada pasien skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran. Setelah
melakukan pengukuran pre-test pada sample penelitian berkaitan dengan gejala
halusinasi, peneliti melakukan terapi okupasi kepada responden penelitian.
Terapi okupasi dilakukan terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap
orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi. Jenis terapi okupasi yang diberikan
adalah aktivitas waktu luang seperti menyapu, membersihkan tempat tidur dan
membuat canang/sesajen. Waktu untuk melakukan tiap-tiap aktivitas tersebut
adalah 45 menit. Aktivitas menyapu, membersihkan tempat tidur dan membuat
canang/sesajen dilakukan sehari dua kali dan dilakukan secara bergantian selama
7 hari. Setelah terapi okupasi dilaksanakan selama 7 hari, dilakukan pengukuran
kembali (post-test) gejala halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia
5. Comparator
Dari jumlah sample 12 dari 20 orang yang menderita skizofrenia mengalami
perubahan perubahan dari katagori sedang kekatagori ringan
6. Outcomes
Dari hasil sebelum pemberian terapi okupasi aktivitas waktu luang paling banyak
dalam katagori sedang yaitu 12 orang (60%), gejala halusinasi berat ada 8 orang
(40%). Hal ini disebabkan krena karena pasien belum pernah mendapatkan terapi
okupasi sehingga responden tidak dapat megalihkan dan mengontrol
halusinasinya. Setelah dilakukan terapi okupasi aktivitas waktu luang gejala
halusinasi katagori sedang 6 orang (30%), gejala halusinasi ringan 12 orang (60%)
dan gejala halusinasi berat 2 orang (10%).
7. Kesimpulan
Setelah dilakukan terapi okupasi aktivitas waktu luang gejala halusinasi katagori
ringan sebanyak 12 orang (60,00%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi
okupasi aktivitas waktu luang dapt menurunkan gejala halusinasi pendengaran
pada passien skizofrenia.
8. Kekurangan jurnal
9. Kelebihan jurnal
10. Manfaat penelitian bagi keperawatan
a. Manfaat praktis
Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi perawat dalam praktik klinis
bahwa terapi okupasi aktivitas waktu luang dapat menurunkan dan
mengontrol gejala halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia.
b. Manfaat teori
Memberikan tambahan wawasan dan informasi pembelajaran dalam ilmu
keperawatan kesehatan jiwa tentang penerapan terapi okupasi aktivitas waktu
luang untuk menurunkan gejala halusinasi pendengaran pada pasien
skizofrenia di tatanan pelayanan kesehatan yang ada.
A. Kesimpulan
Dari analisis jurnal ini dapat diketahui bahwa hasil penelitian dapat menambah
pengetahuan kita dan dapat diimplikasikan bagi perawat dalam praktik klinis bahwa terapi
okupasi aktivitas waktu luang dapat mempengaruhi penurunan gejala pada pasien yang nenderita
halusnasi pendengaran.

B. Saran
1. Saran bagi tenaga kesehatan
Jurnal ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan informasi pembelajaran dalam
ilmu keperawatan kesehatan jiwa tentang penerapan terapi okupasi aktivitas waktu luang
untuk menurunkan gejala halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia
2. Saran bagi mahasiswa kesehatan
Jurnal ini dapat dijadikan bahan untuk pembelajaran dan menambah wawasan kita dalam
menganalisis jurnal-jurnal kesehatan jiwa, sehingga dalam menganalisis jurnal tersebut
dapat jauh lebih baik lagi dari analisis jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA

American Psychological Association, 2010, Publication manual of the American Psychological


Association. Washington, DC. American Psychological Association.

Benhard, 2010, Hubungan Lama Hari Rawat dengan Kemampuan Pasien Skizofrenia
Mengontrol Halusinasi di Ruang MPKP RSJ Magelang. (diakses 10 Desember 2012)

Creek, 2010, Comprehensive Texbook of Psychiatry. Seventh Edition. New York: Williams &
Wilkins. Djunaedi & Yitnarmuti, 2008, Psikoterapi Gangguan jiwa. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.

Purwanto, 2010, Pengaruh Terapi Kerja Terhadap Perubahan Gejala Halusinasi Pada Pasien
Psikosis di RSJ Daerah Surakarta. Jakarta: Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Tidak dipublikasikan.

Putra, R. E. & Tirta, I G.R., 2008, Terapi Okupasi Pada Pasien Skizofreniadi Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali. Makalah Disampaikan pada Kongres Nasional Skizofrenia V, Mataram, Nusa Tenggara
Barat, 24 – 26 Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai