Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H Tanggal Pengkajian : 29-09-2023
Umur : 27 tahun No. RM : 02.78.97
Jenis Kelamin : Laki – laki Tanggal Dirawat : 24-09-2023
Informan : Pasien, Status Rekam Medis
Pendidikan : SLTP
Alamat : Jalan Berdikari
Ruang Rawat : Al-bakhi

II. ALASAN MASUK


- Keluhan Utama : gelisah,pasien marah
- Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien dibawa ke RSJ oleh Ibu kandungnya, ± 1
hari pasien menngamuk, marah – marah, bicara nglantur dan tidak nyambung, ,
mondar-mandir, ± 2 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di RSJ dan setelah
pulang ke rumah, pasien kontrol tidak teratur.Tindakan selain dari RSJ yang
sudah dilakukan dalam menangani pasien adalah membawakan ke tabib.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


 Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, pasien pernah masuk
RSJ 3 kali
 Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena faktor ekonomi, pasien
mengatakan putus obat karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 Aniaya Fisik : Klien pernah melakukan aniaya fisik yaitu memukul ayahnya,
umur 18 tahun (pelaku) karena berbeda pendapat
 Penolakan : Klien pernah mengalami penolakan pada usia 17 tahun (korban)
 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

IV. FAKTOR PRESIPITASI


 Faktor pencetus adalah putus obat.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :  Baik  Sedang  Lemah
2. Tingkat Kesadaran :Bingung
3. Tanda Vital : TD :114/88 mmHg, N :114x/menit, RR
:20x/menit
4. Ukur : TB : 167 cm BB : 127 kg
5. Keluhan Fisik :  Ya  Tidak
Jelaskan : pasien mengatakan pandangannya kabur.
6. Penyakit Fisik : Dijumpai abnormalitas fungsi penglihatan,
pandangannya kabur (rabun jauh).
Mata : Simetris, Konjunctiva anemis, Sklera tidak ikterik, pupil isokor 3mm /
3mm, Reflek Cahaya +/+, Miopia (+)
7. Riwayat Pengobatan : Pasien mengatakan pernah 2 kali memeriksakan matanya
di klinik.

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ket :
: Garis Hubungan
: Laki – laki
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Pasien
: Keluarga menderita gangguan
jiwa

 : Perempuan
 Pas ien adalah seorang anak ke 3 dari4 bersaudara, klien tinggal serumah
dengan ayah, ibu, dan 1 adik perempuan.
 Pasien mengatakan pengampilan keputusan didalam keluarga di dominasi /
diambil oleh ayah
 Pasien mengatakan pola komunikasi klien dengan keluarga kurang baik
karena setiap ada masalah klien tidak pernah bercerita.
 Pasien mengatakan sumber ekonomi didalam keluarga adalah ayah dan ibu
 Pasien mengatakan posisi kamar tidur dirumahnya terdapat 2 kamar, ruang
keluarga dan ruang tamu jadi satu dengan ruang makan.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan seluruh anggota tubuhnya baik dan fungsi penglihatannya
ada gangguan penglihatan namun itu tidak mengurangi rasa percaya dirinya.
b. Identitas diri
- Klien bernama Herman 27 tahun yang berjenis kelamin laki – laki dan
merasa puas dengan jenis kelaminnya.
- Pasien mengatakan posisi pekerjaan terakhirnya kuli bangunan.
- Pasien mengatakan pernah menjadi ketua kelas dan menjadi salah satu
anggita OSIS.
- Pasien mengatakan pernah mengikuti kegiatan rebana di pondok masjid
dekat rumahnya.
c. Peran
- Pasien mengatakan usia 27 tahun, usia dewasa awal dan ia sudah bekerja
- Pasien berperan sebagai anak ke-3 dari 4 bersaudara, saat ini ia tinggal
dengan serumah dengan orang tua dan 1 adik perempuan.
- Pasien mengatakan peran dalam kelompok rebana adalah penabuh
ketipung.
- Pasien mengatakan sering berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
misalnya gotong-royong.

d. Ideal diri
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul
bersama keluarga dan berkerja.
- Pasien mengatakan ingin berbaur dengan masyarakat, mengikuti kegiatan
sosialisasi masyarakat.
e. Harga diri
- Pasien mengatakan meski sekarang dalam keadaan sakit jiwa namun ia
masih sangat dibutuhkan atau berguna untuk dalam keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
3. Hubungan sosial
- Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah ibunya.
- Klien mengatakan tidak memiliki hambatan hubungan sosial dengan orang
lain.
- Klien berperan aktif dalam kegiatan dan aktivitas sehari - hari, rumah sakit.
- Perilaku saat dikaji sangatlah kooperatif, normoaktif, namun saat mengingat
keluarganya dan bila halusinasinya munculemosinya labil.
4. Spiritual
- Klien mengatakan bahwa gangguan jiwanya adalah penyakit yang berasal
darituhannya dalam bentuk cobaan.
- Klien adalah seorang yag beragama islamdan mengatakan sholat itu wajib.
- Pasien mengatakan kegiatan ibadah yang dilakukan adalah berdzikir dan
sholat, namun terkadang lupa melakukannya / tidak teratur.

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan Fisik
Kebersihan dan kondisi klien dari rambut sampai kukudan kulit baik, cara
berpakaian klien rapi, kancing baju terpasang dengan baik.
2. Pembicaraan
Klien berbicara keras dan terkadang pembicaraanya kacau dan berbelit-belit.
3. Aktifitas Motorik
- Pasien terlihat agitasi (gelisah motorik, mondar-mandir) saat halusinasinya
muncul.
- Klien mondar mandir, klien gaduh dan gelisah karena pengen cepat pulang
kangen dengan istri dan anaknya.
4. AlamPerasaan
- Klien merasa sedih ketika teringat keluarga dirumah.
5. Afek
- Inappropriate :labil, mood / emosi pasien yang cepat berubah.
6. Interaksi Selama Wawancara
Selama wawancara klien kurang kooperatif, kontak mudah beralih, karena bila
bercakap-cakap terlalu lama pasien merasa pusing.Pasien mudah tersinggung.
7. Persepsi
- Pasien mengatakan tidak mendengar bisikan-bisikan aneh, namun melihat
bayangan – bayangan atau wujud naga dan harimau (padahal itu pohon),
bayangan itu muncul ketika sedang melamun, menyendiri, saat merasa lelah
dan mau tidur. Bayangan itu muncul sebanyak 8 kali sehari, terus menerus.
Namun perasaannya senang dan sedikit cemas / ansietas ringan karena
bayangan itu dianggap temannya.
- Pasien mengatakan tindakan yang telah dilakukan untuk menghilangkan
bayangan tersebut adalah menghardik dengan cara mentup mata, tarik napas
dalam dan istiqfar.
8. Proses Pikir
Klien saat diwawancarai pembicaraanya kacau dan berbelit-belit tetapi sampai
pada tujuan (Sirkumtansial).
9. Isi Pikir
Tidak ditemukan adanya hipokondria, phobia, maupun waham.
10. Tingkat kesadaran (secara kualitatif)
Klien tampak bingung dan tidak terfokus, klien mampu mengingat keluarga, hari
dan waktu, ketika diajak kenalan klien mampu mengingat nama orang lain, dan
tempat ia sekarang tinggal
11. Memori
Ingatan jangka panjang dan jangka pendek klien masih baik karena klien dapat
menceritakan masalalunya dan mengingat kenapa dia bisa dibawa ke RSJ.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Konsentrasi klien masih cukup baik dan mampu berhitung dengan hitungan-
hitungan sederhana dengan pertambahan, pengurangan dan perkalian.
13. Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana, misalnya lebih memilih mandi
terlebih dahulu daripada makan.
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan bahwa sekarang dia berada di RSJ untuk perawatan,
pengobatan dirinya yang sedang mengalami gangguan jiwa.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan :Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat makan,
serta mampu menempatkan alat makan dan minum ditempatnya
2. BAK/BAB :Pasien mampu mengontrol BAK/BAB di WC, membersihkan
WC, membersihkan diri, memakai pakaian/ celana.
3. Mandi :Pasien mampu mandi, menggosok gigi dan keramas.
4. Berpakaian/ berdandan :Pasien mampu memilih pakaian, memakai pakaian
dan mencukur jenggot (laki-laki)
5. Istirahat dan tidur :Pasien mampu mengatur waktu tidur, merapikan
sprei dan selimut dan mampu untuk tidur dengan bantuan obat
6. Penggunaan obat :Saat di RSJ klien hanya menerima obat yang
diberikan oleh perawat dan di bimbing dalam pemberian obat.
7. Pemeliharaan kesehatan :Paisen3 kali ini dirawat RSJ. Untuk biaya pengobatan
dan perawatan klien saat ini, keluarga menggunakan kartu jaminan ASKES
keluarga miskin.
8. Kegiatan didalam rumah :Pasien mengatakan mampu menjaga kerapian rumah,
pengaturan keuangan
9. Kegiatan di luar rumah :Pasien mengatakan mampu berbelanja dan
menggunakan alat transportasi saat diluar rumah.

IX. MEKANISME KOPING


Klien jika merasa ingin mengamuk, ia tarik napas dalam.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINKUNGAN
Pasien mengatakan semenjak pasien marah-marah dan mengamuk, lingkungan
tidak mau menerima klien dan hal ini membuat klien menjadi lebih menyendiri.
XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien kurang mengetahui tentang manajemen hidup sehat atau tentang bahaya
merokok, karena klien sering merokok dan jenis obat-obatan yang dikonsumsi.

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : F 20.0 (Skizofrenia Paranoid)

Terapi medik : Per Oral :


- Hexymer 2mg/ 12 jam
- Clozapin 100mg/ 24 jam
- Haloperidol 5mg/12 jam
XIII. ANALISA DATA
N Hari/ Data Fokus
Masalah
o Tgl (Ds & Do)
1 Jum’at Ds :Pasien mengatakan ingin Risiko Perilaku Kekerasan
29-09- mengamuk, keinginan untuk
2023 memukul, pernah memukul
10:30 ayahnya.

Do : - Wajah tegang / merah


- Afek Labil
- Mondar - mandir / Tidak bisa
duduk tenang
- Gelisah
2 Jum’at Ds : Pasien mengatakan tidak pernah Gangguan Sensori Persepsi :
29-09- mendengar bisikan-bisikan Halusinasi Visual
2023 j. aneh, namun melihat bayangan
10:40 – bayangan atau wujud naga
dan harimau (padahal itu
pohon), bayangan itu muncul
ketika sedang melamun,
menyendiri, saat merasa lelah
dan mau tidur. Bayangan itu
muncul sebanyak 8 kali sehari,
terus menerus. Namun
perasaannya senang dan sedikit
cemas karena bayangan itu
dianggap temannya.

Do : - Wajah tegang / merah


- Senyum sendiri tanpa stimulus
- Afek Labil
- Mondar - mandir / Tidak bisa
duduk tenang
- tampak sedikit cemas / gelisah
- Sulit Konsentrasi
- Kontak mata mudah beralih

XIV. DIANOSA KEPERAWATAN


1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Visual (Penglihatan)
XV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Dx Perencanaan
Tanggal
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan
Jum’at Resiko TUM: Klien dapat
29-09-2023 Perilaku mengontrol perilaku
j. 11:00 Kekerasan kekerasan
TUK:
1. Klien dapat 1. Klien menunjukkan tanda-tanda 1. Bina hubungan saling percaya dengan:
Membina percaya kepeda perawat: - Beri salam setiap berinteraksi
Hubungan saling - Wajah cerah, tersenyum - Perkenalkan nama panggilan perawat
percaya. - Mau Berkenalan dan tujuan perawat berinteraksi
Rasional : - Ada kontak Mata - Tanyakan dan panggil nama kesukaan
Untuk membina - Bersedia menceritakan perasaan klien
rasa saling percaya - Tunjukkan sikap empati, jujur dan
antara klien dan menempati janji setiap kali berinteraksi
perawat ketika - Tanyakan perasaan klien dan masalah
melakukan yang dihadapi klien
percakapan, - Buat kontrak interaksi yang jelas
diskusi maupun
- Dengarkan dengan penuh perhatian
yang lainya.
ungkapan perasaan klien
2. Klien dapat 2. Klien Mampu menceritakan 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan
mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang marahnya:
penyebab dilakukanya: - Motivasi klien untuk menceritakan
perilaku - Menceritakan penyebab penyebab rasa kesal atau jengkelnya
kekerasan yang perasaan jengkel/kesal baik dari - Dengarkan tanpa menyela atau memberi
dilakukanya. diri sendiri maupun penilaian setiap ungkapan perasaan
Rasional : lingkunganya. klien
Agar Klien
mengetahui
Penyebab perilaku
kekerasan yang
dilakukannya.
3. Klien dapat 3. Klien Mampu menceritakan tanda- 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda
mengdentifikasi tanda saat terjadi perilaku perilaku kekerasan yang dialaminya:
tanda-tanda kekerasan : - Motivasi klien menceritakan kondisi
perilaku - Tanda fisik : mata merah, tangan fisiknya (tanda-tanda fisik) saat perilaku
kekerasan. mengepal, ekspresi tegang, dan kekerasan terjadi
Rasional : lain-lain. - Motivasi klien menceritakan kondisi
Agar klien dapat - Tanda emosional : perasaan emosinya ( tanda-tanda emosional ) saat
mengetahui tanda- marah, jengkel, bicara kasar. terjadi perilaku kekerasan
tanda perilaku - Tanda sosial : bermusuhan yang - Motivasi klien menceritakan kondisi
kekerasan . dialami saat terjadi perilaku hubungan dengan orang lain ( tanda-
kekerasan tanda sosial ) saat terjadi perilaku
kekerasan
4. Mengdentifikasi 4. Mampu menunjukkan : 4. Diskusikan dengan klien perilaku
jenis perilaku - Jenis- jenis ekspresi kemarahan kekerasan yang dilakukanya selama ini:
kekerasan yang yang selama ini telah - Motiasi klien menceritakan jenis- jenis
pernah dilakukannya tindak kekerasan yang selama ini
dilakukannya. - Perasaan saat melakukan pernah dilakukanya
Rasional : kekerasan - Motivasi klien menceritakan perasaan
Agar klien bisa - Efektivitas cara yang dipakai klien setelah tindak kekerasan tersebut
mengetahui jenis- dalam menyelesaikan masalah terjadi
jenis kekerasan - Diskusikan apakah dengan tindak
yang pernah kekerasan yang dilakukannya masalah
dilakukanya. yang dialami teratasi
5. Klien dapat 5. Klien mampu menjelaskan akibat 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif
mengidentifikasi tindak kekerasan yang dilakukanya ( kerugian) cara yang dilakukan pada:
akibat dari - Diri sendiri : luka, dijauhi - Diri sendiri
perilaku teman, dll - Orang lain/keluarga
kekerasan. - Orang lain/keluarga : Luka, - Lingkungan
Rasional : tersinggung, ketakutan, dll.
Agar klien dapat
mengetahui akibat
dari perilaku
kekerasan.
6. Klien dapat 6. Klien mampu menjelaskan cara- 6. Diskusikan dengan klien :
mengidentifikasi cara sehat mengungkapkan - Apakah klien mau mempelajari cara
cara konstruktif masalah baru mengungkapkan marah yang sehat
dalam - Jelaskan berbagai alternatif pyang
mengungkapkan diketahui klienilihan untuk
kemarahan. mengungkapkan marah selain perilaku
Rasional : kekerasan.
Agar klien bisa - Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan mengungkapkan marah:
kemarahan dengan 1. Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal
cara yang sehat. atau kasur, olahrag
2. Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya
sedang kesal kepada orang lain.
3. Sosial : latihan asertif dengan orang
lain.
4. Spritual : sembahyang / do’a, dzikir,
meditasi, dsb.
7. Klien dapat 7. Klien mampu memperagakan cara 7. 1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih
mendemontrasika mengontrol perilaku kekerasan : dan anjurkan klien memilih cara yang
n cara - Fisik : tarik nafas dalam, mungkin untuk mengungkapkan
mengontrol memukul bantal/kasur. kemarahan.
perilaku - Verbal : mengungkapkan 2 Latih klien memperagakan cara yang
kekerasan. perasaan kesal/jengkel pada dipilih :
Rasional : orang lain tanpa menyakiti. - Peragakan cara melaksanakan. cara
Agar klien bisa - Spritual: dzikir/do’a, meditasi yang dipilih
mendemonstrasika sesuai agamanya. - Jelaskan manfaat cara tersebut
n cara mengontrol - Anjurkan klien menirukan peragaan
emosi yang baik yang sudah dilakukan.
dan sehat. - Beri penguatan pada klien, perbaiki cara
yang masih belum sempurna.
3. Anjurkan pasien menggunakan cara
yang sudah dilatih saat marah / jengkel
8. Klien mendapat 8. Keluarga mampu : 8. 1 Diskusikan pentingnya peran serta
dukungan - Menjelaskan cara merawat klien keluarga sebagai pendukung klien untu
keluarga untuk dengan perilaku kekerasan. mengatasi perilaku kekerasan.
mengontrol - Mengungkapkan rasa puas 2 Diskusikan potensi keluarga untuk
perilaku dalam merawat klien membantu klien mengatasi perilaku
kekerasan. kekerasan.
Rasional : 3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat
Dukungan dan cara merawat klien perilaku kekerasan
keluarga sangat yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.
penting untuk 4 Peragakan cara merawat klien
klien, karena ( menangani perilaku kekerasan)
dengan dukungan 5 Beri kesempatan keluarga untuk
keluarga klien memperagakan ulang.
semangat untuk 6 Beri pujian kepada keluarga setelah
sembuh. peragaan
7 Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan.
9. Klien 9. 1 Klien mampu menjelaskan : 9. 1 Jelaskan manfaat menggunakan obat
mmenggunakan - Manfaat minum obat. secara teratur dan kerugian jika tidak
obat sesuai - Kerugian tidak minum obat. menggunakan obat.
program yang - Nama obat. 2 Jelaskan kepada klien :
telah ditetapkan - Bentuk dan warna obat. - Jenis obat ( nama, warna dan bentuk
Rasional : - Dosis yang diberikan obat)
Untuk membantu kepadanya. - Dosis yang tepat untuk klien.
proses - Waktu pemakaian. - Waktu pemakaian.
penyembuhan - Cara pemakaian. - Cara pemakaian.
klien, karena obat - Efek yang dirasakan. - Efek yang akan dirasakan klien.
sangat penting 2. Klien mampu menggunakan 3 Anjurkan klien.
untuk kesembuhan obat sesuai program. - Minta dan menggunakan obat tepat
klien. waktu.
- Lapor ke perawat/dokter jika
mengalami efek yang tidak biasa.
- Beri pujian terhadap kedisiplinan klien
menggunakan obat.
Lanjutan….. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI
Dx. Perencanaan
Tanggal
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Jum’at Gangguan TUM: 1. Klien menunjukkan tanda–tanda 1. Bina hubungan saling percaya dengan
29-09-2023 sensori Klien dapat percaya kepada perawat: menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
j. 11:00 persepsi : mengotrol halusinasi - Ekspresi wajah bersahabat - Sapa klien dengan ramah baik verbal
(lihat/dengar/ yang dialaminya - Menunjukkan rasa senang maupun non verbal
penghidu/rab - Ada kontak mata - Perkenalkan nama, nama panggilan dan
a/kecap) TUK 1 : - Mau berjabat tangan tujuan perawat berkenalan
Klien dapat - Mau menyebutkan nama - Tanyakan sama lengkap dan nama
membina hubungan panggilan yang disukai klien
- Mau menjawab salam
saling percaya - Buat kontrak yang jelas
- Mau duduk berdampingan dengan
perawat - Tunjukkan sikap jujur dan menempati janji
RASIONAL: setiap kali interaksi
- Bersedia mengungkapkan perasaan
untuk membina - Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
hubungan saling adanya
percaya pada - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
perawat dengan
kebutuhan dasar klien
klien pada saat
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
berkomunikasi atau
dihadapi klien
hal yang lainnya. - Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien.
TUK 2 : 2. Klien mampu menyebutkan : 2.1 Adakah kontak sering dan singkat secara
Klien dapat - Isi bertahap
mengenal - Waktu 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya - Frekuensi halusinasinya

- Situasi dan kondisi yang (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap) jika


RASIONAL : menimbulkan halusinasi menemukan klien yang sedang halusinasi :
Untuk klien agar - Tanyakan apakah klien mengalami
bisa mengenali sesuatu (halusinasi
halusinasi yang dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
dialaminya - Jika klien menjawab ya, tanyakan apa
yang sedang dialaminya
- Katakan bahwa perawat percaya klien
mengalami hal tersebut, namaun perawat
sendiri tidak mengalaminya (dengan
nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi )
- Katakan bahwa ada klien lain yang
mengalami hal yang sama
- Katakana bahwa perawat akan membantu
klien:
Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan klien:
- Isi , waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang,sore,malam atau
sering kadang-kadang )
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan
atau tidak menimbulkan halusinasi
2. Klien mampu menyatakan 2.3 Diskusikan dengan klien apa yang
perasaan dan responnya saat dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri
mengalami halusinasi: kesempatan untuk mengungkapkan
- Marah perasaannya
- Takut 2.4 Diskusikan dengan klien apa yang
- Sedih dilakukan untuk mengatasi perasaan

- Senang tersebut

- Cemas 2.5 Diskusikan tentang dampak yang akan


dialaminya bila klien menikmati
- Jengkel
halusinasinya
TUK 3: 3.1 Klien mampu menyebutkan 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau
Klien dapat tindakan yang biasanya dilakukan tindakan yang dilakukan jika terjadi
mengontrol untuk mengendalikan halusinasinya halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri
halusinasinya 3.2 Klien mampu menyebutkan cara dll)
baru mengontrol halusinasi 3.2 Diskusikan cara yang digunakan klien,
RASIONAL: 3.3 Klien mampu dapat memilih dan - Jika cara yang digunakan adaptif beri
Agar klien mengerti memperagakan cara mengatasi pujian
dan memahami halusinasi - Jika cara yang digunakan maladaptive
bagaimana cara (dengar/lihat/penghidup/raba/kecap) diskusikan kerugian cara tersebut
mengontrol 3.4 Klien mampu melaksanakan cara 3.3 Diskusikan cara baru untuk
halusinasi yang yang telah dipilih untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
dialaminya mengendalikan halusinasinya - Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak
3.5 Klien mampu mengikuti terapi nyata (“saya tidak mau
aktivitas kelompok dengar/lihat/penghidu/raba/kecap pada
saat halusinasi terjadi)
- Menemui orang lain
(perawat/teman/anggota keluaraga) utuk
menceritakan tentang halusinasinya
- Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari-hari yang telah disusun
- Meminta keluarga/teman/perawat
menyapa jika sedang berhalusinasi
3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah
diajarkan dan latih untuk mencobanya
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara
yang dipilih dan latih
3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih, jika berhasil beri pujian
3.7 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi
sensori
TUK 4: 4.1 Keluarga menyatakan setuju untuk 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk
Klien dapat mengikuti pertemuan dengan pertemuan (waktu, tempat dan opic)
dukungan dari perawat 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat
keluarga dalam 4.2 Keluarga mampu menyebutkan pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
mengontrol pengertian, tanda dan gejala, proses - Pengertian halusinasi
halusinasinya terjadinya halusinasi dan tindakan - Tanda dan gejala halusinasi
untuk mengendalikan dan halusinasi - Proses terjadinya halusinasi
RASIONAL : - Cara yang dapat dilakukan klien dan
Dukungan keluarga keluarga untuk memutus halusinasi
sangat penting untuk - Obat-obatan halusinasi
proses kesembuhan - Cara merawat anggota keluarga yang
klien halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan
biarkan sediri, makan bersama,
berpergian bersama, memantau obat-
obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
- Beri informasi waktu control kerumah
sakit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak dapat
diatasi dirumah
TUK 5 : 5.1 Klien mampu menyebutkan, 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat
Klien dapat - Manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat, nama,
menfaatkan obat - Kerugian tidak minum obat warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
dengan baik - Nama, warna, dosis, efek terapi samping pengguna obat

dan efek samping obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat
RASIONAL : 5.2 Klien mampu mendemonstrasikan 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat
Untuk mengenalkan penggunaan obat dengan benar dengan benar
klien bagaimana 5.3 Klien mampu menyebutkan akibat 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
cara minum obat berhenti minum obat tanpa tanpa konsultasi dengan dokter
yang benar dan konsultasi dokter 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
manfaat jika minum dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang
obat tidak diinginkan
XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Jum’at  SP1 Pasien PK, Hari ke-1 Pertemuan ke-1 S : - Pasien mengatakan penyebab ingin mengamuk karena ummil
29-09- ingat selisih paham / pendapat dengan ayahnya.
- Mengidentifikasi penyebab PK
2023 j. O : Wajah tegang / merah
- Mengidentifikasi tanda gejala PK
11:10 - Afek Labil
- Mengidentifikasi PK yang dilakukan
- Mengidentifikasi akibat PK - Mondar - mandir / Tidak bisa duduk tenang
- Menyebutkan cara mengontrol PK - Gelisah
- Membantu pasien mempraktikkan - Pasien terpasang restrain
latihan cara mengontrol PK Fisik I& PK A : Risiko Perilaku Kekerasan;
Fisik IV (napas dalam+istiqfar) - pasien mampu tehnik napas dalam
- Menganjurkan pasien memasukkan - pasien mampu cara spiritual (istiqfar)
dalam kegiatan harian P : - Anjurkan pasien untuk berlatih terus dan sering latihan
napas dalam bila rasa marah dan mengamuk muncul.
 Memasang restrain - Kolaborasi pemberian obat sesuai program :
11.50 Hexymer 2mg/12 jam
Clozapin 100mg/24 jam
Haloperidol 5mg/12 jam
Sabtu  Memberikan terapi obat oral sesuai S : - Pasien mengatakan rasa mengamuk hilang, marah ummil
30-09- program : berkurang.
2023 07.30 - Hexymer 2mg - Pasien mengatakan tadi setelah pulang dari rehab melihat
- Clozapin 100mg sisik naga berjatuhan
- Haloperidol 5mg O : - Pasien kurang kooperatif
10.30 - Pandangan focus, namun sesekali mudah beralih.
 SP 2 Pasien PK, Hari ke-2 Pertemuan ke-2 - Afek appropriate
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian - Kurang konsentrasi
pesien A : Risiko Perilaku Kekerasan &Gangguan Persepsi Sensori
- Melatih pasien mengontrol PK dengan Halusinasi Visual
cara fisik II (Mengkonversikan Energi - pasien mampu tehnik napas dalam
Marah) - pasien mampu cara spiritual (istiqfar)
- Menganjurkan pasien memasukkan - pasien mampu mengkonversikan marah dengan
dalam kegiatan harian merapikan tempat tidur.
13.00 - Pasien belum mampu berbincang-bincang mengenai
 SP 2 Pasien Halusinasi, Hari ke-2 satu topic.
Pertemuan ke-3 P : - Anjurkan pasien untuk berlatih terus dan sering latihan
- Memvalidasi masalah dan latihan napas dalam bila rasa marah dan mengamuk muncul.
sebelumnya. - Anjurkan pasien untuk sering berbincang-bincang bila
- Melatih pasien cara mengontrol halusinasi muncul
halusinasi dengan berbincang dengan - Kolaborasi pemberian obat sesuai program :
orang lain. Hexymer 2mg/12 jam
- Membimbing pasien memasukkan Clozapin 100mg/24 jam
dalam jadwal kegiatan harian Haloperidol 5mg/12 jam

Sabtu S : - Pasien mengatakan tidak melihat bayang-bayang saat ummi


30-09-  SP 2 Pasien Halusinasi, Hari ke-3 pulang dari rehab.bayang – bayang terakhir muncul
2023 13.10 Pertemuan ke4 kemarin malam saat mau tidur
- Memvalidasi masalah dan latihan O : - Pasien kooperatif
sebelumnya. - Pandangan focus
13.30 - Melatih pasien cara mengontrol - Wajah rileks
halusinasi dengan berbincang dengan - Afek appropriate
orang lain. - Mampu duduk tenang
- Membimbing pasien memasukkan A : Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Visual
dalam jadwal kegiatan - Pasien mampu berbincang-bincang mengenai satu topic,
yaitu permainan sepak bola.
 SP 3 Pasien Halusinasi, Hari ke-3 - Pasien mampu melakukan aktivitas kegiatan.
Pertemuan ke5 P : - Anjurkan pasien untuk mengajak berbincang-bincang
- Memvalidasi masalah dan latihan dengan orang lainbila bayang-bayang muncul, segera dan
13.40 melakukan kegiatan aktivitas.
sebelumnya.
- Melatih pasien cara mengontrol - Kolaborasi pemberian obat sesuai program :
halusinasi dengan kegiatan (yang biasa Hexymer 2mg/12 jam
dilakukan pasien) . Clozapin 100mg/24 jam
- Membimbing pasien memasukkan Haloperidol 5mg/12 jam
dalam jadwal kegiatan harian.

Anda mungkin juga menyukai