Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah : Pendidikan

Agama Katolik
Oleh : Silvester Adinuhgra, S.S, M.Hum
Bab I: Manusia
A. Persoalan Dasar Hidup Manusia
1. Asal, Tujuan, Makna Hidup Manusia
Dalam kisah penciptaan manusia diciptakan seturut
Citra Allah. Manusia diciptakan sangat istimewa
oleh Allah, yaitu menurut gambar Allah sendiri.
Dengan demikian, manusia adalah makluk ciptaan
termulia, paling sempurna dan paling berharga
dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya.

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut


gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan dicptakan-Nya mereka.”
(Kej 1: 27).
Dari segala ciptaan yang ada, hanya manusia yang “
mampu mengenal dan mencintai PenciptaNya ( GS
24: 3)”
Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar tetap
berada dalam relasi dengan Allah.
Relasi itu akan nampak dalam sikap manusia yang
senantiasa Memuji, Menyembah dan Memuliakan
Allah.
2. Usaha Manusia dalam menjawab persoalan dasar
kehidupannya
Pada hakekatnya, manusia berusaha untuk
mencari/menemukan kebahagiaan. Dimana letak
kebahagiaan itu? (Tentu banyak orang berusaha
mendefinisikan kebahagiaan)
Manusia mulai berpikir atas pengalaman dalam
dinamika perjalanan kehidupannya. Meski dengan
keterbatasan manusia ingin mengetahui asal, tujuan dan
makna hidupnya.
Hanya dalam Allah manusia dapat menemukan
kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus
menerus(KGK, art 28)
Hal tersebut ditegaskan dalam pernyataan “ Makna
paling luhur martabat manusia terletak pada
panggilannya untuk memasuki persekutuan dengan
Allah. Sudah sejak awal mulanya manusia diundang
untuk berwawancara dengan Allah”.
Ada 2 hal yang membuat manusia mengenal Allah:
a. Dunia : mengenalkan manusia pada Allah sang “
Arsitek Agung” yang telah merancangnya
sedemikian rupa.
b. Manusia : dengan keterbukaan akan keindahan
dunia dan kenyataan pada alam semesta manusia
menemukan tanda-tanda jiwa rohani. Manusia dapat
sampai pada Causa Prima ( sebab pertama) dan
Causa Finita ( Tujuan Akhir) dari segala-galanya dan
realitas itu dinamakan Allah.
3. Manusia di hadapan Allah
Ajaran Yesus mengenai manusia pada zamannya
(lingkungan yang dipengaruhi Hellenistis dan
yudaisme) sangat kontroversial dan revolusioner.
Pandangan Aristoles (filosuf Yunani)mengatakan
“Manusia itu bukanlah makhluk yang paling mulia di
dunia ini. Ia percaya, makhluk yang paling mulia
adalah makhluk-makhluk surgawi.
Sedangkan ajaran Yudaisme, mengataka manusia itu
diciptakan secitra dengan Allah (Kej. 1:27). Siapa yang
menumpahkan darah manusia,darahnya akan
tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat
manusia itu menurut gambarNya sendiri (Kej. 9:6)
Dalam pandangan Kristiani, Manusia itu bukan hanya
puncak karya penciptaan dan diciptakan menurut
Gambar Allah sendiri, tetapi manusia itu dijunjung
lebih tinggi lagi dengan inkarnasi dan Penebusan
Kristus.
Dengan peristiwa inkarnasi, Kristus merendahkan diri
dan mengmbil rupa manusia, dengan demikian
mengangkat kodrat manusia dan menawarkan
pengharapkan akan keselamatan kepada umat
manusia.
Oleh karena penebusan Kristus, maka manusia
diangkat menjadi anak-anak Allah.
B. Permasalahan : Pelanggaran terhadap keluhuran
Martabat Manusia.
a. Aborsi : pengguguran kandungan yang merupakan
tindakan kriminal dan termasuk kategori dosa berat
karena secara instrinsik mengandung unsur aktif
melenyapkan hidup manusia.
b. Bunuh diri: Kitab Suci mengatakan bahwa hidup
manusia sangat istimewa karena bersumber dari
Allah.
c. Eutanasia: mempercepat kematian seseorang.
d. Rasisme atau rasialisme : prasangka dan perlakuan
negatif terhadap orang dari ras atau kelompok etnis
lain.
e. Diskriminasi Kelas: sikap membeda-bedakan dan
memisahkan antar golongan.
f. Hukuman Mati: hukuman yang setimpal untuk
kejahatan besar.
g. Perang
h. Kloning Manusia
1. Pengertian Martabat Manusia menurut Kitab Suci
(Kejadian 1:1-2:7)
Allah menciptakan manusia menurut citraNya,
menurut citra Allah diciptakanNya dia: laki-laki dan
perempuan diciptakanNya mereka. Manusia
menduduki tempat yang khusus dalam ciptaan, ia
diciptakan menurut citra Allah, dalam kodratnya
bersatulah dunia rohani dan jasmani. Ia memiliki
martabat sebagai pribadi; ia bukan sesuatu melainkan
seseorang.
Martabat yang luhur ini diberikan Allah kepada
manusia dengan tujuan supaya manusia berkuasa di
bumi atas segala ciptaan lainnya, supaya manusia
sanggup merasakan dan mengabdikan dirinya kepada
Allah. Kekuasaan yang dimiliki manusia untuk
menguasai alam semesta berasal dari Allah. Dengan
demikian, manusia berpartisipasi dalam
kemahakuasaan Allah. Maka martabat manusia adalah
semata-mata dari kemahakuasaan Allah sendiri.
2. Martabat Manusia dalam Pandangan Konsili
Vatikan I
Allah menciptakan manusia dengan menempatkannya
lebih tinggi dari ciptaan lainnya dan memiliki akal
budi yang dapat membantunya mencapai kemajuan
dalam ilmu pengetahuan empiris, dalam keterampilan
teknis dan dalam ilmu-ilmu kerohanian. Hati nurani
adalah inti manusia yang paling rahasia, sanggar
sucinya, di situ ia seorang diri bersama Allah yang
sapaannya menggema dalam batinnya (GS art. 16)
Allah menciptakan manusia sesuai gambar dan
rupaNya. Manusia adalah makhluk ciptaan yang
dianugerahi rahmat kebebasan. Kebebasan sejati
merupakan tanda yang mulia gambar dalam diri
manusia(GS art.17). Dengan anugerah kebebasan itu,
Allah menghendaki supaya manusia tetap mengabdi
kepada Allah secara bebas dan dorongan terdalam dari
dirinya sendiri.
3. Sikap dalam Memperjuangkan Keluhuran Martabat
Manusia
a. Mencintai Kehidupan
Allah menciptakan manusia secitra denganNya maka
manusia memiliki martabat yang luhur sebagai
pribadi. Jiwa dan raga manusia menjadi bait yang
kudus bagi Allah. Sebagaimana Allah mencintai dan
menghargai ciptaanNya sendiri demikian pulalah
hendaknya manusia mencintai dan menghormati
ciptaan yang lain.
b. Hormat pada Kehidupan
Manusia tidak boleh bertindak sewenang-wenang atas
hidup manusia. Berkat anugerah Allah manusia
sanggup bertransendensi terhadap segala sesuatu dan
segala peristiwa dalam hidup sehari-hari hingga
sampai kepada Allah.
c. Menghargai Personalitas Manusia
Personalitas dan kebebasan manusia terarah pada
tujuan, sasaran, dan nilai-nilai tertentu. personalitas
manusia dimengerti dalam kesatuan dengan total
tubuh dan roh.
d. Memelihara Hidup yang adalah suci dan berkualitas
Hidup manusia adalah baik karena berasal dari Allah.
Karena itu, maka pada hakikatnya hidup manusia
adalah suci.
e. Mempertahankan Kemurnian Hidup
Kehadiran Kristus ke dunia memberi makna baru pada
tubuh manusia sebagai tempat yang kudus bagi Roh
Kudus. Hidup manusia terarah kepada tujuan yaitu
hidup kekal sesudah kematian.
Terima Kasih
Tema Diskusi:
1. ABORSI
2. DRUGS dan FREE SEX
kuis
1. Manusia adalah makhluk yang paling (...................) dari
ciptaan Tuhan lainnnya. Dikatakan demikian karena
manusia diciptakan menurut (.................) Allah.
2. Dari segala ciptaan yang ada, hanya manusia yang “ mampu
(...............) dan (.....................) PenciptaNya ( GS 24: 3)”
3. Pada hakekatnya, manusia berusaha untuk
mencari/menemukan kebahagiaan. Banyak orang
menafsirkan arti dari kebahagiaan tersebut. Dalam
pandangan Gereja Katolik kebahagiaan terbesar dan termulia
itu terletak pada (..............). Dan itu merupakan tujuan final
dari hidup manusia.
4. Ada 2 hal yang membuat manusia mengenal
Allahnya, yaitu (.................) dan (.................)
5. Keterbukaan akan keindahan dunia dan
kenyataan pada alam semesta manusia
menemukan tanda-tanda jiwa rohani. Manusia
dapat sampai pada (............) dan (...........) dari
segala-galanya dan realitas itu dinamakan Allah.
6. Dalam pandangan Kristiani, Manusia itu bukan
hanya puncak karya penciptaan dan diciptakan
menurut Gambar Allah sendiri, tetapi manusia itu
dijunjung lebih tinggi lagi dengan peristiwa
(..............) dan (.....................).
8. Dengan peristiwa inkarnasi, Kristus merendahkan diri dan
mengambil rupa manusia, dengan demikian mengangkat kodrat
manusia dan menawarkan ( ...............) keselamatan kepada umat
manusia. Oleh karena penebusan Kristus, maka manusia diangkat
menjadi (....................................).
9. Manusia adalah makhluk ciptaan yang dianugerahi rahmat
kebebasan. Kebebasan sejati merupakan tanda yang mulia gambar
dalam diri manusia(GS art.17). Dengan anugerah kebebasan itu,
Allah menghendaki supaya manusia tetap mengabdi kepada Allah
secara (.............) dan dorongan terdalam dari dirinya sendiri.
10. Manusia memiliki martabat sebagai (..............). Ia bukan sesuatu
melainkan seseorang. Martabat yang luhur ini diberikan Allah
kepada manusia dengan tujuan supaya manusia berkuasa di bumi
atas segala ciptaan lainnya. Kekuasaan yang dimiliki manusia untuk
menguasai alam semesta berasal dari Allah. Dengan demikian,
manusia (................) dalam kemahakuasaan Allah. Maka martabat
manusia adalah semata-mata dari kemahakuasaan Allah sendiri

Anda mungkin juga menyukai