Etika Kep.
Etika Kep.
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan
kepercayaan dari profesi.
Pelayanan kpd umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar
adanya profesi keperawatan.
Hal.14.
Etika profesi mengatur hubungan antara perawat sbg
pelaksana keperawatan atau pemberi bantuan dg klien /
masyarakat sbg penerima bantuan. Untuk dpt memberi
bantuan yg sesuai dengan kebutuhan klien / masyarakat,
perawat perlu memperhatikan nilai sosial yg terkait erat
dengan ciri profesi, yaitu :
1) Penguasaan pengetahuan yang mendalam
2) Ketrampilan teknis / motoris yang matang, yg diperoleh
mll proses belajar mengajar di lahan praktik dalam situasi
nyata.
3) Sikap pribadi dan profesional dalam memberikan
pelayanan.
Hal 16.
Aliran etika pluralisme :
etika sbg pedoman perilaku yg mengumpulkan byk informasi
utk mengukur kompleksitas situasi ttt dan
mempertimbangkan tindakan etika. Jadi etika ini yang akan
diambil manusia utk melakukan tindakan yang bersifat etis.
Hal.15.
Filsafat moral yg menjadi dasar etika profesi digunakan pula
utk memecahkan masalah yg mengandung unsur etis.
Filsafat moral berarti keyakinan atau kepercayaan kpd
Tuhan dari manusia utk mempertanggungjawabkan
perilakunya berdasarkan keputusan yg telah dibuat, dg
keyakinannya tentang kebenaran dan kebaikan keputusan
tsb.
3). Keadailan.
Justice mrpk prinsip moral berlaku adil utk semua individu.
Tindakan yg dilakukan utk semua org sama.
Tindakan yg sama tdk sll identik, ttp dalam hal ini persamaan
berarti mempunyai kontribusi yg relatif sama utk kebaikan
kehidupan seseorang
By Maria Adelheid Ensia
Pengertian etika moral.
Etika : ilmu tentang kesusilaan yg mengatur bgmn sepatunya
manusia hidup di dlm masy yg melibatkan aturan / prinsip yg
menentukan tingkah laku yg benar, yaitu baik dan buruk atau
kewajiban dan tanggung jawab.
2. AIDS.
Acquired immune deficiency syndrome pd awalnya ditemukan pd
masy gay di As thn 1980 atau 1981. AIDS ditemukan jg mulanya di
Afrika. Saat ini AIDS hampir ditemukan di setiap negara, termsk
Indonesia. Oleh krn pd awalnya ditemukan pd masy gay
(homoseksual) maka kemudian muncul anggapan yg tdk tepat
bahwa AIDS mrpk gay disease. Menurut Forrester, pd kenyataannya
AIDS jg mengenai biseksual, heteroseksual, kaum pengguna obat
dan Prostitusi (mc Closkey, 1990).
kesimpulannya., AIDS tdk sj menimbulkan dampak pd
penatalaksanaan klinis, ttp jg dampak sosial, kekhawatiran
masy, serta masalah hukum dan etika.
Oleh krn sifat virus penyebab AIDS, yaitu HIV, dpt menular
pd org lain maka muncul ketakutan masy utk berhubungan
dengan penderita AIDS dan kadang-kadang penderita AIDS
sering diperlakukan tidak adil dan didiskriminasikan.
Pandangan moderat.
Abortus hanya mrpk suatu prima facia, kesalahan moral dan
hambatan penentangan abortus dpt diabaikan dengan
pertimbangan moral yang kuat.
Contoh : abortus dpt dilakukan selama tahap
presentience (sebelum fetus mempunyai
kemampuan merasakan).
Abortus dpt dilakukan bila kehamilan mrpk hasil
pemerkosaan atau kegagalan kontrasepsi.
Pandangan liberal.
Abortus secara moral diperbolehkan atas dasar permintaan.
Secara umum pandangan ini mengganngap bahwa fetus
belum menjadi manusia. Fetus hanyalah sekelompok sel yg
menempel di dinding rahim wanita.
menurut pandangan ini, secara genetik fetus dpt dianggap
sebagai bakal manusia, tetapi secara moral fetus bukan
manusia.
Aspek bioetis :
1. Eutanasia volunter : klien secara sukarela dan bebas memilih utk
meninggal dunia.
2. Eutanasia involunter : tindakan yg menyebabkan kematian
dilakukan bukan atas dasar persetujuan dari klien dan sering kali
melangggar keinginan klien
3. Eutanasia aktif : melibatkan suatu tindakan disengaja yang
menyebabkan klien meninggal, misalnya dengan
menginjeksi obat dosis letal.
Eutanasia aktif merupakan tindakan yg melanggar hukum
dan dinyatakan dalam KUHP pasal 338, 339, 345 dan 359.
4. Eutanasia pasif : menghentikan pengobatan atau perawat
suportif yang mempertahankan hidup (misalnya :
antibiotika, nutrisi, cairan, respirator yg tdk diperlukan lagi
oleh klien).
Eutanasia pasif sering disebut sebagai eutanasia negatif,
dapat dikerjakan sesuai dengan fatwa IDI
Kesimpulannya :
Jenis eutanasia mana yg diperbolehkan ?
Kondisi bagaimana ?
Metode bagaimana yang tepat ?
6. Penghentian pemberian makanan, cairan dan pengobatan.
Makanan dan cairan mrpk kebutuhan dasar manusia.
Memenuhi kebutuhan makanan dan minuman adalah tugas
perawat. Selama perawatan sering kali perawat
menghentikan pemberian makanan dan minuman, terutama
bila pemberian tsb justru membahayakan klien (mislnya pra
dan pasca operasi).
Masalah etika dpt muncul pd keadaan terjadi ketidakjelasan
antara memberi atau menghentikan makanan dan minuman,
serta ketidakpastian tentang hal yg lebih menguntungkan
klien.
Ikatan perawat Amerika (ANA, 1988), menyatakan bahwa
tindakan penghentian dan pemberian makan kpd klien oleh
perawat secara hukum diperbolehkan, dg pertimbangan
tindakan menguntungkan klien (Kozier, Erb, 1991).
7. Transplantasi organ.
Menurut Helsinki, tdk semua perawat terlibat dalam tindakan
ini, namum dlm beberapa hal, perawat cukup berperan spt
merawat dan meningkatkan kesehatan pemberi donor,
membantu di kamar operasi dan merawat klien setelah
transplantasi (Megan, 1991).
Pelaksanaan transplantasi organ di Indonesia diatur dlm
peraturan pemerintah no. 18 tahun 1981, tentang bedah mayat
klinis dan bedah mayat anatomis / transplantasi alat atau
jaringan tubuh, mrpk pemindahan alat / jaringan tubuh yg
masih mempunyai daya hidup sehat utk menggantikan alat /
jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Tindakan transplantasi tdk menyalahi semua agama dan
kepercayaan kpd Tuhan YME, asalkan penentuan saat mati
dan penyelenggararaan jenazah terjamin dan tdk terjadi
penyalahgunaan (Est Tansil, 19991)