Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 6 :

KOMARIAH

NADYA NURHASANAH

ROSTIANA DEWI

YOFI AMIRUL HIZAM


Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani
kuno, yaitu “etos” yang berarti adat,
kebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap,
watak, dan cara bertindak. Kemudian
diturunkan kata ethics (Inggris), etika
(indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1988, menjelaskan pengertian etika dengan
membedakan tiga arti, yakni ilmu tentang
apa yang baik dan buruk, kumpulan asas atau
nilai, dan nilai mengenai benar dan salah.
Etika adalah peraturan atau norma yang
dapat digunakan sebagai racun bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan
yang baik dan buruk yang dilakukan oleh
seseorang dan merupakan suatu kewajiban
dan tanggung jawab moral.

Etiket, atau adat merupakan suatu yang


dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi
suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat,
baik berupa kata-kata atau suatu bentuk
perbuatan yang nyata.
1. K. Bertens
“Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.”

2. W. J. S. Poerwadarminto
“Etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral).”
3. Prof. DR. Franz Magnis Suseno
“Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau
ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada
tindakan manusia.”

4. Ramali dan Pamuncak


“Etika adalah pengetahuan tentang perilaku
yang benar dalam satu profesi.”

5. H. A. Mustafa
“Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang
baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran.”
1. Tanggung jawab perawat terhadap klien

 Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya,


senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang
bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.

 Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya di


bidang keperawatan, memelihara suasana lingkungan
yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat,
dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga, dan masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas

 Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan


yang tinggi disertai kejujuran professional dalam
menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga, dan masyarakat.

 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang


diketahuinya sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh
piahk yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sejawat

 Perawat memelihara hubungan baik antara sesame


perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujan pelaksanaan kesehatan
secara menyeluruh.

 Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan,


dan pengalamannya kepada sesama perawat, serta
menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan.
4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi

 Perawat berupaya meningkatkan kemampuan


profesionalnya secara sendiri-sendiri dan bersama-
sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.

 Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi


keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-
sifat yang luhur.
5. Tanggung jawab perawat terhadap negara

 Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai


kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah
dalam bidang kesehatan dan keperawatan.

 Perawat berperan secara aktif dalam


menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat.
 Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat,
klien, teman sebaya, maryarakat, dan unsur profesi, baik dalam
profesi keperawatan sendiri maupun hubungannya dengan
profesi lain diluar profesi keperawatan.
 Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan
oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi
moral dalam pelaksanaan tugasnya.
 Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan
tugasnya secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
 Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi
pada sikap professional keperawatan.
 Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/ pengguna
tenaga keperawatan akan pentingnya sikap professional dalam
melaksanakan tugas praktek keperawatan.
Para ahli falsafah moral telah
mengemukakan beberapa teori etik, yaitu
sebagai berikut :
1. Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos
yang berarti akhir. Teori ini menekankan
pada pencapaian hasil dengan kebaikan
maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin
bagi manusia.
2. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon
yang berarti tugas. Teori ini berprinsip pada
aksi atau tindakan.
 Autonomy (Otonomi)
 Beneficience (Berbuat Baik)
 Justice (Keadilan)
 Non Maleficience (Tidak Merugikan)
 Veracity (Kejujuran)
 Fidelity (Loyalty/Ketaatan)
 Confidentiality (Kerahasiaan)
 Akuntabilitas (Accountability)
 Moral Right
o Faktor agama dan adat istiadat
o Faktor sosial
o Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
o Faktor legislasi dan keputusan juridis
o Faktor dana/keuangan
o Faktor pekerjaan
 Perawat berhak untuk mendapatkan
perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
 Perawat berhak untuk mengembangkan diri
melalui kemampuan spesialisasi sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
 Perawat berhak untuk menolak keinginan
pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, serta standart dan
kode etik profesi.
 Mematuhi semua peraturan institusi yang
bersangkutan.
 Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan
sesuai dengan standar profesi dan batas
kemanfaatannya.
 Menghormati hak pasien.
 Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga
kesehatan lain yang mempunyai keahlihan atau
kemampuan yang lebih kompeten, bila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
berhubungan dengan keluarganya, selama tidak
bertentangan dengan peraturan atau standar
profesi yang ada.
Abstract

Background: Situations where patients resist necessary help can be


professionally and ethically challenging for health professionals, and the risk of
paternalism, abuse and coercion are present.

Research question: The purpose of this study was to examine ethical challenges in
situations where the patient resists healthcare.

Ethical considerations: The study was conducted in compliance with ethical


guidelines and principles. Participants were informed that participation was
voluntary and that confidentiality would be maintained. They signed a consent
form.

Findings: The findings showed that the situations where patients opposed help
related to personal hygiene, detention in an institution and medication associated
with dental treatment. The situations were perceived as demanding and
emotionally stressful for the clinicians.

Discussion: The situations can be described as everyday ethics and are more
characterised by moral uncertainty and moral distress than by being classic
ethical dilemmas.
 Untuk menetapkan kualitas dan kuantitas
asuhan keperawatan.
 Untuk menentukan kekuatan dan kelemahan
dari pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Sebagai bahan bukti untuk memberikan
rekomendasi atas kebijakan dan prosedur
baru dalam memperbaiki asuhan
keperawatan.
 Untuk mengidentifikasi pola praktik yang
lebih dibutuhkan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
 Evaluasi terhadap rencana keperawatan;
 Grafik dokumentasi;
 Hasil observasi dan wawancara terhadap
pasien atau retroactive study.
Contoh:
Perawat meyakinkan pasien untuk mencuci
tangan setiap pagi walaupun pasien tersebut
tidak ingin melakukannya karena pasien
tidak mempunyai nilai dalam hal kebersihan.
Perubahan ini hanya terjadi pada perubahan
perilaku yang bersifat sementara dan bukan
merupakan cara yang efektif untuk
mengembangkan nilai pribadi seseorang.
Karena bila pasien pulang kerumah, sifat
atau kebiasaan tanpa cuci tangan akan
dilakukan kembali.
1. Sering kali perawat dihadapkan pada situasi
yang memerlukan keputusan untuk mengambil
tindakan. Sebagai perawat yang professional
kita di tuntut untuk mengambil tindakan yang
tidak merugikan perawat maupun pasien itu
sendiri.
2. Dengan mengenal, mempelajari dan menerapkan
prinsip-prinsip etika dalam diri seorang perawat
maka tujuan dari proses keperawatan dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan hukum
dan norma yang berlaku. Seorang perawat juga
akan mampu mengambil keputusan yang terbaik
dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai