Anda di halaman 1dari 2

Tanggap Darurat Bencana (Hardisman,2014)

Secara umum, fase tanggap darurat bencana adalah sebagai berikut :

1. Fase I : Prevensi/pencegahan bencana perluasan bencana

Pada fase ini dicegah perluasan bencana alam arti tidak menambah korban. Untuk ini
harus ada orientasi keadaan daerah bencana, asal dan sifat bencana serta risiko yang ada.

2. Fase II : Pengorganisasian

Bersamaan dengan fase I, harus diatur penyampaian dan informasi kepada pihak-pihak
yang berwenang seperti instansi-instansi kesehatan, kepolisian dan pemerintah agar
pertolongan professional yang diperlukan didaerah bencana segera diorganisir.

3. Fase III : Pemeriksaan dan interventirisasi

Pemeriksaan terdiri dari penentuan keadaan vital (ABC). Dicatat juga kesadaran, patah
tulang, luka bakar, dan hipotermia. Hasil pemeriksaan ini menentukan tingkat triase.

4. Fase IV : Perbaikan posisi korban

Bersamaan dengan fase III, posisi korban disesuaikan dengan hasil pemeriksaan.

5. Fase V : Penanganan korban

Meliputi pembebasan jalan nafas, resusitasi, penghentian perdarahan, perawatan luka era
immobilisasi patah tulang dan pembalutan.

6. Fase VI : Pengangkutan

Atur pengangkutan, apakah dilakukan secara perorangan, diusung dengan brakar atau
tandu, dengan ambulance atau dengan cara lain.

Dalam tanggap darurat bencana tersebut terdapat aspek-aspek lain yang harus
dipersiapkan dengan baik, termasuk posko bencana dan tim yang terlibat.

1) Posko Bencana
Posko bencana berperan dalam koordinasi manajemen dan pengaturan logistic
bencana. Secara spesifik berfungsi pada:

a. Penyediaan posko pelayanan kesehatan oleh petugas yang berhadapan langsung


dengan masyaraka.

b. Penyediaan dan pengelolaan obat.

c. Penyediaan dan pengawasan makanan dan minuman.

2) Tim Tanggap Darurat

Tim Tanggap Darurat (TTD) atau Rapid Health Assesment (RHA) adalah petugas
yang pertama datang dan berada di lokasi bencana. Ruang lingkuptanggung jawab
dan kerja RHA ini adalah:

a. Pegertia RHA : Penilaian kesehatan epat melalui pengumpulan informasi


cepat dengan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan
akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera

b. Tujuan RHA : Penilaian cepat setelah kejadian untuk mengukur besaran


masalah. Khususnya menilai jenis bencana, dampak cedera korban, sumber
daya, dan kemampuan respon setempat.

c. Metode RHA : Pengumpulan data dengan wawancara dan observasi langsung

d. Analisis RHA : Diarahkan pada penduduk yang berisiko, situasi penyakit dan
budaya lokal.

Anda mungkin juga menyukai