Pengertian HIV/AIDS
Menurut Noviana (2016) dalam buku yang berjudul Konsep HIV/AIDS Seksualitas dan
Kesehatan Reproduksi, dijelaskan bahwa HIV (Human Immunodeficiensy Vyrus) adalah
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV.
Perjalanan penyakit ini lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun
sesudah terjadinya I nfeksi, bahkan dapat lebih lama lagi. Virus masuk ke dalam tubuh
manusia terutama melalui perantara darah, semen dan secret vagina. Sebagian besar
(75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual. Berdasarkan data kementrian
kesehatan RI terjadi laju peningkatan kasus baru HIV yang semakin cepat.
C. Masa Inkubasi
Menurut Noviana (2016) dalam buku yang berjudul Konsep HIV/AIDS Seksualitas dan
Kesehatan Reproduksi, dijelaskan bahwa waktu antara HIV masuk ke dalam tubuh
sampai gejala pertama AIDS disebut juga masa inkubasi HIV adalah bervariasi antara
setengah tahun sapai >7 tahun. HIV hanya dapat dideteksi dalam waktu singkat kira-kira
setengah bulan sampai dengan 2,5 bulan sesudah HIV masuk tubuh. Untuk membantu
menegakkan diagnosis pemeriksaab mencaro HIV tidak dianjurkan karena mahal,
memakan waktu lama dan hanya dapat ditemukan dalam waktu terbatas.
Tubuh memerlukan waktu untuk dapat menghasilkan antibody. Waktu ini rata-rata 2
bulan, ini berarti bahwa seseorang dengan infeksi HIV dalam 2 bulan pertama
diagnosisnya belum dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium berdasarkan
penentuan antibody. Lama waktu 2 bulan ini disebut window period.
D. Upaya pencegahan
Menurut Noviana (2016) dalam buku yang berjudul Konsep HIV/AIDS Seksualitas dan
Kesehatan Reproduksi, dijelaskan bahwa cara pencegahan penularan HIV yang paling
efektif adalah dengan memutus rantai penularan. Pencegahan dikaitkan dengan cara-cara
penularan HIV.
1. Penularan dari ibu ke anak dapat dikurangi dengan cara berikut
a. Pengobatan
Pengobatan preventative antiretroviral jangka pendek merupakan metode yang
efektif dan layak untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Ketika
dikombinasikan dengan dukungan dan konseling makanan bayi dan penggunaan
metode pemberian makanan yang lebih aman, pengobatan ini dapat mengurangi
risiko infeksi anak hingga setengahnya. Regimen AVR khususnya didasarkan
pada nevirapine atau zidpvudine. Nevirapine diberikan dalam satu dosis kepada
ibu saat proses persalinan dan dalam satu dosis kepada anak dalam waktu 71 jam
setelah kelahiran. Zidovudine diketahui dapat emrunkan risiko penularan ketika
diberikan kepada ibu dalam 6 bulan terakhir masa kehamilan dan melalui infuse
selama proses persalinan dan kepada sang bayo selama 6 minggu setelah
kelahiran.
b. Operasi Caesar
Proses persalinan melalui vagina dianggap lebih meninglat risiko penularan dari
ibu ke anak, sementara operasi Caesar telah menunjukkan kemungkinan
terjadinya penurunan risiko.
SUMBER:
Noviana, Nana. (2016). Konsep HIV/AIDS Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: CV. Trans Info Media