Anda di halaman 1dari 4

Laring adalah organ berongga dengan panjang 42 mm dan dengan diameter 40mm yang

berfungsi secara normal berperan sebagai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan nafas dan
berperan dalam pembentukan suara. Laring terletak dibawah lidah dan osteoid, diantara
pembuluh-pembuluh besar leher, dan terletak setinggi vertebra cervicalis ke-4, ke-5, dan ke-6.
Di superior laring terbuka dengan laringofaring, sedangkan di inferior laring berlanjut sebagai
trakea. Pada anterior, laring ditutupi oleh ikatan otot-otot infrahyoid dan dilateral oleh granula
thyroidea. Dindingnya dibentuk dari cartilago tiroidea krikoid dan sepotong cartilago
fibroelastis tipis yang disebut epiglotis, yang terjulur miring keatas belakang, menutupi lumen.
Sewaktu menelan, epiglotis tertekan ke depan oleh pangkal lidah, menutupi laring dan
merupakan permukaan yang licin bagi bolus makanan yang memasuki esofagus.

Kerangka laring dibentuk oleh beberapa kartilago diantaranya : kartilago thyroidea, kartilago
cricoidea, kartilago arytenoidea, kartilago corniculata, kartilago cuneiforme, epligotis.

a. Kartilago thyroidea merupakan kartilago terbesar laring dan terdiri dari 2 lamina
kartilago hialin yang bertemu digaris tengah pada tonjolan bersudut V (disebut Adam’s
apple). Pinggir posterior menjorok keatas sebagai cornu superius dan kebawah cornu
inferius pada permukaan luar setiap lamina terdapat linea oblique sebagai tempat lekat
otot-otot.
b. Kartilago cricoidea dibentuk oleh kartilago hialin dan berebentuk seperti cincin cap,
mempunyai lamina yang lebar dibelakang dan arcus yang sempit dianterior. Kartilago
cricoidea terletak di bawah kartilago thyroidea, dan pada masing-masing permukaan
lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi dengan cornu inferius kartilago
tyroidea. Di posterior, pada setiap lamina dipinggir atasnya terdapat vacies artikularis
untuk bersendi dengan basis kartilago arytenoidea. Semua sendi ini adalah jenis synovial.
c. Kartilagi aritenoidea terdapat dua buah kartilago arytenoidea ; kecil, berbentu pyramid,
dan terletak dipermukaan belakang laring. Kartilago ini bersendi dengan pinggir atas
lamina kartilago cricoidea. Masing-masing kartilago mempunyai apeks di atas yang
bersendi dengan kartilago corniculata yang kecil, serta basis dibawah yang bersendi
dengan lamina kartilago crycoidea, dan sebuah processus vocalis yang menonjol kedepan
dan merupakan tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis yang
menonjol ke lateral, menjadi tempat lekat musculus cricoarytenoideus lateralis dan
posterior.
d. Kartilago corniculata merupakan dua buah kartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi
dengan apeks cartilaginis arytenoideae. Menjadi tempat lekat plica aryepliglottica.
e. Kartilago cuneiforme merupakan dua kartilago kecil yang berbentuk batang terletak
didalam plica aryepligottica dan berperan memperkuatplica tersebut.
f. Epiglotis merupakan kartilago elastis berbentuk daun yang terletak dibelakang radix
linguae. Tangkainya dilekatkan di belakang cartilage thyroidea. Sisi epiglottis
dihubungkan dengan kartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica yang merupakan
sebuat lipatan membran mukosa. Pinggir atas epiglottis bebas. Membran mukosa yang
melapisinya berjalan kedepan, meliputi permukaan posterior lidah sebagai plica
glossoepiglottica mediana. Lekukan pada membrane mukosa di kanan dan kiri plica
glossoepiglottica disebut vallecula. Di sebelah lateral, membran mukosa berjalan ke
dinding faring membentuk plica glossoepiglottica lateralis.

Terdapat pintu masuk laring yang biasa disebut aditus larynges. Aditus laryngis yang
menghadap ke belakang dan atas kearah laringofaring. Pintu ini lebih lebar di depan daripada
belakang dan dibatasi di depan oleh epiglottis ; di lateral oleh plica aryepiglottica, yaitu
lipatan membrana mukosa; dan di posterior oleh kartilago arytenoidea dan kartilago
corniculata. Kartilago cuneiformis terletak di dalamnya serta memperkuat plica
aryepiglottica dan menimbulkan elevasi kecil pada pinggir atas. Terdapat fossa piriformis
yang merupakan recessus di kedua sisi lipatan dan pintu masuk. Pada bagian medial dibatasi
oleh plica aryepiglottica dan di lateral oleh kartilago thyroidea dan membran thyrohyoidea.
Selanjutnya terdapat lipatan laring yaitu plica vestibularis dan plica vocalis (pita suara).
Plica vestibularis merupakan sebuah lipatan yang terfiksasi pada masing-masing sisi laring.
Masing-masing dibentuk oleh membrane mukosa yang menutupi ligamentum vestibulare,
mengandung banyak vascular, dan berwarna merah muda. Terdapat juga plica vocalis yang
merupakan sebuah lipatan yang mudah bergerak pada masing masing sisi laring dan berperan
dalam pembentukan suara. Masing-masing dibentuk oleh membran mukosa yang menutupi
ligamentum vocale, tidak mengandung pembuluh darah dan berwarna putih. Plica vocalis
bergerak pada respirasi, dan warna putihnya mudah dikenali jika diperiksa dengan
laryngoscope. Celah diantara plica vocalis disebut rima glottidis. Rima glottis dibatasi di
depan oleh plica vocalis dan di belakang oleh permukaan medial kartilago arytenoidea. Rima
glottis merupakan bagian yang paling sempit dari laring dan berukuran 2,5cm dari depan ke
belakang pada pria dewasa dan lebih kecil daripada wanita. Sedangkan pada anak-anak
bagian bawah laring di dalam kartilago cricoidea merupakan bagian yang paling sempit.
Terdapat cavitas laryngis yang terbentang dari aditus sampai kepinggir bawah kartilago
cricoidea, dimana ruang ini berlanjut sebagai trakea. Dalam cavitas laryngis terdapat
vestibulum laryngis yang terbentang dari aditus laryngis sampai ke plica vestibularis, daerah
tengan yang terbentang dari plica vestibularis diatas sampai setingga plica vocalis di bawah
dan terdapat daerah bawah yang terbentang dari plica vocalis diatas sampai kepinggir bawah
kartilago cricoidea di bawah. Terdapat sinus laryngis yang merupakan recessus kecil disetiap
sisi laring, terletak diantara plica vestibularis dan plica vocalis dan dilapisi membran
mukosa. Terdapat sacculus laryngis yang merupakan sebuah diverticulum membran mukosa
yang berjalan ke atas dari sinus dan secret mukus membasahi pita suara.

Kartilago teresebut dihubungkan oleh membrane dan ligamentum seperti : membrane


thyrohyoidea, ligamentum cricotracheale, membrane quadrangularis, ligamentum
cricothyroideum.

a. Membrane thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas kartilago thyrohyoidea dengan os.


Hyoid. Pada garis tengah membrane ini menebal, membentuk ligamentum thyrohyoidum
medianum. Pada kedua sisinya, membran ini ditembus oleh vasa laringea superior dan
nervous laringeus internus, sebuah cabang dari nervus laringeus superior.

b. Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea dengan cincin trakea


pertama.

c. Membran quadrangularis terbentang antara epiglottis dan cartilago arytenoidea. Pinggir


bawahnya yang menebal membentuk ligamentum vestibulare yang merupakan isi dari
plica vestibularis.

d. Ligamentum Cricothyroideum pinggir bawahnya dilekatkan pada pinggir atas cartilago


cricoidea. Pinggir superiornya tidak melekat pada kartilago thyroidea, tetapi berjalan
terus ke atas pada facies medialis kartilago thyroid. Kedua pinggir atasnya yang bebas,
yang hampir seluruhnya tersusun dari jaringan elastis membentuk ligammentun vocale
yang penting. Ligamentum vocale merupakan isi dari plica vocalis (pita suara). Ujung
anterior dari masing masing ligamentum vocale dilekatkan pada kartilago thyroidea.
Ujung posterior dilekatkan pada processus vocalis kartilago arytenoidea.

Katilago yang ada pada laring digerakkan oleh otot-otot laring yang dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Otot ekstrinsik menarik laring keatas dan bawah selama
proses menelan. Kebanyakan otot melekat pada os hyoideum, yang melekat pada kartilago
thyroidea melalui membran thyroidea sehingga gerakan os hyoideum akan diikuti oleh gerakan
laring. Otot ekstrinsik terdiri dari otot-otot elevator dan otot-otot depressor. Otot- otot elevator
adalah musculus digastricus, musculus stylohyoideus, musculus mylohyoideus, musculus
geniohyoideus, musculus stylopharyngeus, musculus salphingopharyngeus, dan muscul
palatopharyngeus. Terdapat otot depressor yang meliputi musculus sternothyroideus, musculus
sternohyoideus, dan musculus omohyoideus. Selanjutnya terdapat otot intrinsik yang meliputi
dua otot untuk mengubah bentuk aditus laring yaitu musculus arytenoideus obliquus yang
mempersempit aditus dan musculus thyroepiglottica yang dapat memperlebar aditus. Selain otot
pembentuk aditus laryngis, terdapat juga lima otot yang menggerakkan plica vocalis yaitu
musculus cricothyroideus untuk menegangkan pita suara, musculus thyroarytenoideus untuk
melemaskan pita suara, musculus cricoarytenoideus lateralis untuk aduksio pita suara, musculus
cricoarytenoideus posterior untuk abduksio pita suara dan musculus arytenoideus transversus
untuk mendekatkan cartilage arytenoidea.

Daftar Pustaka

1. Snell, RS. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. 2015; p-59-65

Anda mungkin juga menyukai