Anda di halaman 1dari 45

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini sangat kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi ronggarongga tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar. Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan dan jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikelvesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi. (Tadeus 2009 : 1-2) Jaringan epitel memiliki bermacam-macam fungsi tergantung jenis dan lokasi terdapatnya jaringan tersebut. Apabila terdapat di luar permukaan organ, misalnya epitel kulit, jaringan epitel berfungsi member perlindungan dari kerusakan (gesekan) mekanis, masuknya mikroorganisme, dan radiasi ultraviolet. Epitel kulit juga berfungsi mencegah penguapan air yang berlebihan dan penting sebagai reseptor sensoris karena pada jaringan tersebut terdapat ujung-ujung saraf sensoris. Fungsi lain dari epitel adalah sebagai tempat pertukaran gas-gas respirasi dan tempat

pelepasan bahan-bahan buangan. Pada permukaan dalam organ , epitel berfungsi untuk absorpsi, misalnya epitel usus halus, dan sekresi, misalnya epitel kelenjar pencernaan. (Sri pujianto 2008:47) Semua epitel teletak pada atau dikelillingi oleh suatu lamina basal, yang memisahkan epitel dari jaingan ikat di bawahnya, dan dari pembuluh darah serta saf yang terdapat dalam jaringan ikat itu. Secara fungsional epitel meliputi atau membatasi permukaan, menghasilkan sekret dari epitel membran maupun dari kelenjar,dan turut serta dalam proses absorpsi. Sebagian kecil sel epitel bersifat kontraktil (sel mioepitel) dan sebagian kecil lagi bersifat sensoris (neuroepitel). Karena berhimpitan kebanyakan sel epitel tampak polygon, walaupun bentuknya dapat sangat teratur. Dua faktor yang menjadi dasar pembagian epitel, yaitu bentuk sel dan susunannya dalam lapisan. ( Leeson,C.Roland.1996 : 65)

1.2 Tujuan Adapun tujuan pratikum ini adalah untuk mengenali dan dapat membedakan berbagai jenis jaringan epitel melalui mikroskop, serta mengetahui bentuk-bentuk jaringan epitel yang ada pada organ tubuh makhluk hidup khususnya pada manusia dan hewan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel berisi dan bersudut banyak (oligonal) yang berhimpit padat, dengan sedikit atau tanpa substansi interselular di antaranya. Epitel dapat berupa membran dan dapat pula berupa kelenjar. Membran dibentuk oleh lembaran sel-sel dan meliputi suatu permukaan luar atau membatasi suatu permukaan dalam. Kelenjar berkembang dari permukaan

epitel dengan cara tumbuh kedalam jaringan ikat dibawahnya, badan biasanya bagian yang berhubungan dengan permukaan tetap terpelihara. Kelenjar demikian disebut kelenjar eksokrin, yang sekret atau hasilnya dicurahkan kepermukaan pada beberapa kasus hubungan dengan permukaan itu hilang dan kelenjar itu mencurahkan hasilnya ke suatu sistem pembuluh; inilah yang disebut kelenjar endokrin. Mengenai bentuk, pada dasarnya sel epitel adalah gepeng, kuboid, dan silindris, dengan bentuk peralihan (transisional). Sel gepeng itu sangat pipih, tingginya kurang dari lebarnya. Dari samping terlihat melebar di tempat inti. Sel kuboid berbentuk kubus, tinggi dan lebarnya kurang lebih sama dan sel silindris tingginya melebihi lebarnya. Semua inti berderet sejajar dengan sumbu utama sel denagn bentuk yang sesuai dengan sel nya. Jadi inti itu bulat dan biasanya ditengah pada sel kuboid, pipih pada sel gepeng, dan lonjong pada sel silindris. ( Leeson,C.Roland.1996 : 65) Pengkhususan struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada permukaan lateral, bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk berbagai fungsi seperti mengikat epithelium yang satu dengan yang lainnya,difusi antar sel, untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang dibatasi oleh jaringan bawahnya, untuk komunikasi antar sel,untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik. (Tadeus 2009 : 8) Epitel bersilia ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling bergandengan melalui anastomis yang fungsinya memperluas permukaan skretorik contohnya pada duktus epididimis. (Anonim2 2002 : 5) Sel-sel disusun membentuk membrane dalam satu atau lebih lapisan. Epitel selapis tersusun oleh sel-sel dalam satu lapisan; semua sel terletak diatas membrane basal dan mencapai permukaan. Epitel berlapis basal yang terletak diatas membrane basal. Epitel bertingkat disusun oleh sel-sel yang semuanya berhubungan dengan membrane basal tetapi tidak semua sel mecapai prmukaan. Pada dasarnya epitel ini dibentuk oleh sel dengan berbagai bentuk dalam satu lapisan, biasanya dengan inti-inti yang terletak pada berbagai tingkat, sehingga memberikan gambaran palsu adanya bebeapa lapisan. ( Leeson,C.Roland.1996 : 65)

Menurut DRG.Tadeus (2009 : 3-5) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium). Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Batasbatas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru. 2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium). Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar. 3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium). Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala. 4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium). Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka

cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine. b. Epitel gepeng berlapis berkeratin Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada epidermis kulit. Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut : a. Stratum basale Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin. b. Stratum spinosum Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel. c. Stratum granulosum Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis. d. Stratum lucidum Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya. e. Stratum corneum Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.

5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium). Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus. 6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ). Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.

7. Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu). Pada jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi selsel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. Selsel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong. Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. Epitel ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar. 8. Epitel transisional (Transisional epithelium ). Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.

Jaringan epitel merupakan salah satu jarinagn dasar penyususn organ tubuh yang tersusun atas kumpulan sel-sel yang saling berikatan erat sehingga membentuk lapisan sel yang menutupi permukaan tubuh dan menyusun kelenjar-kelenjar. Dibawah jaringan ini terdapat lapisan tipis yang disebut Lamina basalis. Lapisan ini terdiri dari bahancair yang amorf dan begranula (buturan), bersama dengan jalinan serat halus. Dibawah lamina basalis sering ditemukan kolagen atau retikulosa yang bersusun rapat. Sel-sel epitel berlekatan kuat dan berhubungan sesamanya oleh adanya Junctional complex, yang terdiri dari Zonula occludens, Zonula adhens, dan Gap junction. Anonim 3 2007 : 1)

BAB III METODE PRATIKUM


3.1 Waktu dan Tempat Pratikum dilaksanakan pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB, Hari Kamis, tanggal 23 Februari 2012. Bertempat di Laboratorium Biologi, Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI, Palembang. Fakultas

3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan dalam pratikum ini yaitu preparat apusan seperti: Preparat Epitel selapis gepeng pada pembuluh vena, Preparat Epitel selapis kuboid pada tubulus koligenles ginjal, Preparat Epitel selapis silindris yang melapisi permukaan dalam rongga libelus, Preparat Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk ( basah) pada esophagus, Preparat Epitel berlapis gepeng penundukan (kering) pada permukaan epitel kulit, Preparat selapis Epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet pada rongga hidung, dan Preparat Epitel berlapis transisional pada uretra.

3.3 Cara Kerja Adapun cara kerja pratikum ini adalah : Siapkan mikroskop, dan preparat-preparat apusan tersebut, Letakkan preparat-preparat apusan tersebut satu persatu diatas meja mikroskop, Amati bentuk preparat-preparat tersebut dan gambarkan hasil pengamatan, Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, kemudian membuat pembahasan kesimpulannya. hasil pengamatan beserta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Nama Bahan : Epitel selapis gepeng pada pembuluh vena http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/ 12/09/gambar-jaringan-epitel

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Deskripsi : Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pembuluh vena merupakan jenis epitel selapis gepeng dimana mempunyai nukleus bulat panjang yang horizontal. Sumbu : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

panjang nukleus selalu sejajar dengan sumbu utama sel. Hal ini diperkuat oleh Junqueira,Luis C

(1991: 71) Endotel yang melapisi pembuluh darah dan mesotel yang melapisi rongga-rongga tubuh tertentu adalah contoh-contoh epitel skuamosa sederhana. Epitel squamosa (gepeng) pada embuluh vena berfungsi mempermudah gerakan visera (mesotel),transport aktif pinositosis. Diperkuat lagi oleh Anonim1 (2011:1) Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.

Nama Bahan : Epitel selapis kuboid pada tubulus koligenles ginjal

http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/ 12/09/gambar-jaringan-epitel

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Deskripsi : Menurut hasil pengamatan pada tubulus koligenles ginjal mempunyai bentuk epitel kubus selapis. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991: 402) Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Tubulus koligens yang lebih kecil dibatasi oleh epitel kubus dan bergaris tengah 40 Fungsi : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.Sri Pujianto (2008 : 48) sesuai dengan namanya, Epitel jenis ini tersusun oleh selapis sel-sel epitel berbentuk kubus dengan inti sel berbentuk bulat yang terletak di tengah sel. Fungsi jaringan ini adalah absorbsi dan sekresi sehingga umumnya terdapat pada kelenjar dan saluran-salurannya, misalnya kelenjar ludah dan kelenjae tiroid.

Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter sampah dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih sebelum dikeluarkan. Nama Bahan : Epitel selapis silindris yang melapisi permukaan dalam rongga libelus http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/ 12/09/gambar-jaringan-epitel

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Deskripsi : Menurut hasil pengamatan pada lapisan permukaan dalam rongga libelus ditemukan epitel selapis silindris. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991:71) menurut bentuk sel kolumner selapis distribusi nya melapisi usus dan kandung empedu. Dimana mempunyai fungsi sebagai proteksi, lubrikasi absorbsi dan sekresi. Selain ini diperkuat lagi oleh Sri Pujianto (2008 : 48) Jaringan ini tersusun atas sel-sel silindris dengan inti sel berbentuk bulat telur yang terletak dibagian basal sel. Epitel ini berfungsi dalam proses absorpsi, contohnya yang terdapat pada saluran pencernaan (lambung dan usus). Menurut Anonim1 (2011 : 2) epitel selapis silindris lebih tampak jelas dengan bentuk lonjong dan intinya terletak agak ke bagian membrane basal dibawahnya. Serta konfigurasi selnya tersusun rapat beraturan. Epitel selapis silindris terdiri dari selapis sel dengan bentuk silinder yang berdiri pada membrane basal dengan tampak sel berbentuk tinggi, intinya lonjong dan terletak agak basal dengan sumbu tegak lurus terhadap : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

membrane basal. Ada beberapa lapisan sel yang berbentuk polyhedral diikiuti sel-sel besar dipermukaan cabang. Fungsi dari jaringan ini untuk proteksi,sekresi dan absorbsi.

Nama Bahan : Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk ( basah) pada esophagus http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/09/gambar-jaringan-epitel

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Deskripsi : Menurut hasil pengamatan Esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (basah). Hal ini diperkuat oleh Jun Queira (1991:71) berdasarkan bentuk epitel berlapis gepeng yang tidak mengalami keratinisasi (lembab) dapat ditemukn pada mulut, esofagus, dan vagina. Yang memiliki fungsi sebagai proteksi dan mencegah hilangnya air,dan proses sekresi. : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

Nama Bahan : Epitel berlapis gepeng penundukan (kering) pada permukaan epitel kulit Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/09/gambar-jaringan-epitel Deskripsi : Menurut hasil pengamatan pada permukaan epidermis kulit ditemukan epitel berlapis gepeng penundukan (kering). Sangat mirip dengan epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Hanya di sini sel-sel yang superfisial mengalami transformasi menjadi lapisan keratin yang kuat dan tidak hidup yang melekat erat dengan sel-sel hidup di bawahnya.Hal ini diperkuat oleh Jun Queira (1991: 71) epitel berlapis gepeng yang mengalami keratinisasi terutama ditemukan di dalam kulit. Sel-selnya membentuk banyak lapisan sel-sel epitel bertanduk dinamakan keratinosit

Nama Bahan : selapis Epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet pada rongga hidung http://blogcalondokter.wordpress.com/ 2010/ 2/09/gambar-jaringan-epitel

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Deskripsi : Menurut hasil pengamatan pada rongga hidung terdapat epitel berlapis silindris bersilia dengan sel goblet. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991 : 72) Epitel berlapis semu disebut disebut demikian karena, meskipun inti-intti selnya terlihat terletak dalam berbagai ketinggian, semua sel melekat pada lamina basalis, tetapi berada di antaranya tidak mencapai permukaan. Contoh paling jelas dari jaringan ini adalah epitel kolumnar berlapis semu dan bersilia yang terdapat di dalam saluran pernapasan. Diperkuat oleh Pearce (1999: 11) bahwa sel cangkir atau sel goblet adalah sel yang mengeluarkan mukus atau lendir dan terletak di dinding kelenjar beserta salurannya, yang dilapisi sel silinder, baik sel yang polos ataupun sel yang berambut. Dalam jumlah besar menutupi lambung, kolon, dan trakea. : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

Nama Bahan : Epitel berlapis transisional pada uretra http://blogcalondokter.wordpress.com/ 2010/12/09/gambar-jaringan-epitel

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Hominidae : Homo : Homo sapien

Deskripsi : Menurut hasil pengamatan pada uretra terdapat epitel transisional. Epitel ini bila diregangkan terlihat mirip epitel berlapis gepeng, bila tidak diregangkan maka sel permukaannya tampak bulat. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991: 408) Epitel transisional, yang melapisi kandung kemih, ureter dan bagian atas uretra, ditandai dengan adanya sel-sel bulat-bukan gepeng maupun kolumnar-dipermukaannya. Bentuk sel-sel ini berubah sesuai dengan tingakt distensi kandung kemih tersebut, Uretra pars prostatika dibatasi oleh epitel transisional. Hal ini dipertegas lagi oleh Anonim2 (2002 : 6) istilah epitel transisional beranjak dari kenyataan bahwa epitel ini diduga merupakan bentuk peralihan antara epitel berlapis gepeng dan epitel berlapis silindris. Semua sel-sel epitel mampu menyesuaikan bentuknya sampai tingkat tertentu karena pengaruh yang mengubah permukaan epitel tetapi sifat ini sangat nyata pada epitel transisional yang membatasi organ berongga dimana volumenya sangat berubah-ubah. Dalam keadaan kontraksi tampak banyak lapisan sel dimana sel-sel yang paling basal berbentuk kubus atai silindris.

BAB V KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium,sedangkan jaringan epitel yang membatasi organ disebut endothelium. 2. Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. 3. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang memadat dan saling terikat erat. Pada permukaan apical. 4. Bentuk dan ukuran sel epitel bervariasi, berkisar dari sel kolumner tinggi sampai sel skuamosa pendek dan termasuk semua bentuk pertengahannya. 5. Jaringan epitel penutup merupakan jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lampiran seperti membrane yang menutupi permukaan luar atai lapisan rongga-rongga tubuh. Secara morfologi mereka dapat di golongkan menurut jumlah lapisan sel dan morfologi sel-sel dalam lapisan permukaan. Epitel biasanya hanya mengandung satu lapisan sel, dan epitel berlapis mengandung lebih daripada satu lapisan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2011.Histologi Sistem Pernapasan http://www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/bio100/Materi/jaringanepitel.html.Artikel. diakses 03/03/2012 Anonim2 2002.Histologi Jaringan Epitel http://www.scribd.com/isiipuud/d/71435172-LAPORAN-PRAKTIKUM-Epitel-PerbaikanTetap-Auto-Saved).Artikel.diakses 10/03/2012 Anonim3.2007.Histologi Lambung http://doctorology.net/?p=210).Artikel.diakses 10/03/2012 Junqueira,Luis. C dan Carneiro, Jose.1991.HISTOLOGI DASAR.Adji Dharma.-Ed.3-Jakarta : xii-496 hlm Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.5.Jakarta : xi-622 hlm Lianury,Robby.N.2010.Atlas Histologi Difiore http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/09/gambar-jaringan-epitel.Artikel.diakses 09/03/2012 Pearce C, Evelyn.1999.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Gramedia.Jakarta. xi-344 hlm Pujianto, Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga Serangkai.Solo : xii-324 hlm

Tadeus.2009.Histologi-Jaringan-Epitel http://histologidrgtadeus.blogspot.com/2009/01/1-epitel-dan-kelenjar.html.Artikel.diakses 27/02/2012 // you're reading... ILMU BOTANI, PRAKTIKUM

TRIKOMA (derivat Jaringan Epidermis)


Posted by arifinbits April 1, 2010 3 Komentar DOWNLOAD PDF TRIKOMA(CLICK IMAGE BELOW):

Trikomata Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis(emergens). Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret) Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae. Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum. Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan. 2. Trikoma glandular (menghasilkan sekret)

Trikom ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom sekresi garam, trikom sekresi nektar, trikom sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar, dll. Fungsi trikoma pada masing-masing organ: Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang. Pada bunga membantunpenyerbukan. (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga

Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh. Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).

http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/trikoma-derivat-jaringan-epidermis/

Trikoma (jamak: Trikomata) adalah rambut bersel satu atau bersel banyak yang dibentuk dari sel epidermis. Trikoma terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Trikoma Non Grandular Bentuk dan susunannya bermacam-macam = sel tunggal sederhana, sisik, sederet sel yang membentuk percabangan atau gabuan dari beberapa deret sel. 2. Trikoma Grandular - Mengeluarkan sekret - Dapat bersel satu, bersel banyak, berupa sisik. - Misal : koleter, Rambut gatal, Nektarium. Fungsi Trikoma = 1. Mencegah pengupan. 2. Alat pengisap air dan garam-garam mineral. 3. Pelindung dari gangguan luar. 4. Membantu penyebaran biji.

Sel Kipas (Sel Bulliform) - Terdapat pada monokotil.

- Sel berbentuk gelembung, sel besar, vakuola besar, dinding tipis. - fungsi : membuka/ membebaskan daun-daun yang menggulung. Kirimkan Ini lewat Email
http://amintabin.blogspot.com/2010/06/trikoma-trikomata.html

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tumbuhan, sel-sel itu membentuk jaringan sel yaitu suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama. Bebeapa macam jaringan sel membentuk sebuah sistem organ tumbuhan, dan beberapa system organ membentuk tumbuhan tersebut. Bila disusun secara sistematik maka: Sel Jaringan Organ Sistemorgan Individu

Dengan demikian maka yang dimaksud dengan jaringan adalah tiap-tiap kumpulan protoplas yang mempunyai dinding atau merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama. Dalam pengertian kumpulan sel itu hendaknya tidak keliru dalam menafsirkannya, janganlah suatu tumbuhan yang banyak mempunyai sel selalu ditafsirkan sebagai berjaring. Pada tumbuhan golongan Algae (ganggang) selnya itu masih aktif dalam proses hidupnya, jadi hanya merupakan individu yang mengumpul atau katakanlah kumpulan sel-sel, kelompok sel atau lazim disebut koloni, yang jelas belum dikatakan jaringan. Pada tumbuhan uniseluler, yang belum mempunyai jaringan kegiatan proses hidup dilakukan oleh sel itu sendiri, seperti halnya dalam pengambilan zat makanan, bernafas, penguapan, metabolisme, perkembangbiakan, dan lain-lain. Terjadinya jaringan tumbuhan lelah karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari sel-sel yang dalam hal ini sel-sel yang terbentuk tetap melakukan hubungannya dengan yang lainnya, selanjutnya pembentukan jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan

pembentukan dengan berbagai alat pada tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan lain-lain. Dengan adanya jaringan-jaringan dalam tumbuhan, ini berarti bahwa dalam tumbuhan tersebut telah ada pembagian dalam kegiatan-kegiatan proses hidupnya, dalam hal ini tiap jaringan biasanya melakukan satu macam proses hidup, seperti: a. Jaringan maristem: membelah terus menerus dalam membentuk sel baru.

b. Jaringan epidermis: melindungi jaringan sel disebelah dalam. c. Jaringan sel gabus: ganti epidermis ketika batang atau akar masih muda.

d. Jaringan parenkim: membentuk daging buah, membentuk endosperma, menyimpan cadangan makanan (pada endosperma jagung), tempat fotosintesis (pada mesofil), sebagai penyokong tubuh bila vakuolanya berisi air (pada tumbuhan lunak seperti bayam). e. f. Jaringan khlorenkim: sebagai penyokong tubuh. Jaringan sklerenkim: sebagai penyokong.

g. Jaringan floem: mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. h. Jaringan xylem: mengangkut bahan mineral dan air dari akar ke daun. Dari macam-macam proses hidup jaringan di atas, dalam makalah ini akan dibahas secara spesifik pada bagian jaringan parenkim.

1.2 Rumusan masalah a. Apa pengertian jaringan parenkim?

b. Apa ciri-ciri jaringan parenkim? c. Apa fungsi jaringan parenkim?

d. Dimana letak jaringan parenkim?

e. f. f.

Bagaimana macam-macam jaringan parenkim berdasarkan fungsinya? Bagaimana macam-macam bentuk jaringan parenkim?

1.3 Tujuan Tujuan dibentuknya makalah ini adalah: 1.3.1 Mengetahui dan memahami pengertian jaringan parenkim 1.3.2 Mengetahui dan memahami ciri-ciri jaringan parenkim 1.3.3 Mengetahui dan memahami fungsi jaringan parenkim 1.3.4 Mengetahui dan memahami letak jaringan parenkim 1.3.5 Mengetahui dan memahami macam-macam jaringan parenkim berdasarkan fungsinya 1.3.6 Mengetahui dan memahami macam-macam bentuk jaringan parenkim 1.3.6

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Jaringan Parrenkim Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Merupakan bagian yang paling banyak terdapat pada tumbuhan. Sel- sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel- sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat fl eksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis.

Gambar Jaringan Parenkim. Di antara jaringan epidermis dan empulur terdapat jaringan parenkima,jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir disetiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas. Sel- sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel- sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat fleksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis. Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Selsel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.

2.2 Struktur sel parenkim Sesuai dengan peranannya sebagai jaringan dasar, banyak sel- sel yang strukturnya tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu aringan, dimasukkan sebagai parenkim. Dinding sel arenkim umumnya tipis, terutama yang mengandung kloroplas dan yang fungsinya sebagai penyimpa cadangan makanan. Yang dinding selny tebal dengan penebalan lignin misalnya terdapat pada parenkim xylem. Is parenkim bervariasai sesuai dengan fungsinya, misalnya untuk fotosintesis mengandung kloroplas ( jaringan yang terbentuk dari sel-sel semacam itu disebut klorenkim , vakuolanya banyak. Makanan cadangan yang terdapat dalam sel parenkim dapat berupa larutan dalam vakuola (misalnya gula terlarut), cairan dalam plasma ( misalnya protein, lemak, minyak ) atau berupa Kristal amilum.

2.3 Ciri-ciri Jaringan Parenkim Dinding selnya tipis, dinding selnya jarang mengandung lignin

Bagian selnya mempunyai noktah-noktah yang menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan Bersifat maristematis Bentuk vakuola yang besar dan banyak Berbentuk segi enam/bulat Terdapat ruang antar sel Terdapat diantara jaringan yang lain Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xylem, Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat, meskipun ada juga parenkim yang sel-selnya rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, misalnya parenkim penyusun endosperm biji. Parenkim yang mempunyai ruang antar sel terbesar adalah mesofil daun karena ruang antar sel itu berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antara kolenkim dengan udara luar. Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan. Pada umumnya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi terjadinya menurut cara : a. Skisogen, yaitu sel- selnya saling menjauh sehingga terbentuk ruang diantaranya, missal pada tangkai daun teratai yang terjadi karena sel- selnya membelah memanjngsejajar sumbu dan tegak lurus pada ruang antar sel pertama, sehingga antar sel itu menjadi bulat, dikelilingi oleh sel hasil pembelahan itu. Parenkim yang susunannya demikian dinamakan aerenkim. b. Lisigen, ruang terjadi karena sel beserta isinya larut, contohnya ruang minyak pada daun jeruk. c. Skisosiligen, ruang yang terjadi karena larutannya sel tertentu diikuti saling menjauhi sel- sel sekitarnya, contohnya ruang antara protoxilem.

d.

Reksigen, sel- sel robek karena tertarik pertumbuhan sekitarnya, misalnya dalam berkas pengangkut batang jagung. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.

2.4 Letak Jaringan Parenkim Jaringan parenkim terletak hampir semua organ tumbuhan seperti: Pada batang dan akar Pada empelur batang Dalam daun (mesofil) Daging buah Pada endosperma (jaringan sel yang menyimpan cadangan makanan)

2.5 Fungsi Jaringan Parenkim Menyimpan cadangan makanan Tempat fotosintesis Sebagai penyokong tubuh saat vakuola berisi air 2.6 Jenis Parenkim a). Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu: 1) Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis, 2) Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.

3)

Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan

sukulen.Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya 4) Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan.Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok

b). Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa kelompok yakni : 1. Parenkim pagar (palisade) merupakan tempat fotosintesis yang utamadan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya,dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi sebagai tempat fotosintetis

1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya. 2. Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis. 3. Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat fotosintesis juga tempat penyimpan hasil fotosintesis. 4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang muda. 5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem terdapat pada ibu tulang daun.

6. Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai daun. 7. Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan. 2. Parenkim bunga karang (jaringan spons) merupakan lapisan sel-sel yang tidak teratur,

banyak rongga udara, dan berada di bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade).Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis. 3. Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karenabersegi lima menjuntai atau lebih. 4. Parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas. 5. parenkim pengangkut, sel- sel penyusunnya berbentuk memanjang menurut arah pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jaringan parenkim adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup yang struktur morfologi dan fisiologinya bervariasi dan masih melakukan kegiatan proses kehidupannya. Parenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat di seluruh tubuh tumbuhan. Istilah parenkim umumnya menunjuka pada suatu jaringan yang kekhususannya relatif kecil dan mempunyai fungsi fisiologi yang beragam dalam tumbuhan. Sel parenkim masih dapat mampu membelah bahkan pada sel dewasa sekalipun.Mereka memainkan peranan penting dalam proses menutup luka dan regenerasi. Jaringan parenkim adalah jaringan yang dapat ditemukan hampir disetiap bagian tumbuhan, karena merupakan jaringan dasar dari penyusun tumbuhan tersebut. Jaringan parenkim berasal dari jaringan meristem yang mampu terus berkembang dan kemudian menjadi dewasa. Mesofil adalah jaringan yang berada diantara epidermis bawah dan epidermis atas yang terdapat pada tumbuhan. Di sana terdapat palisade dan bunga karang. Jaringan parenkim terbagi atas palisade, bunga karang, bintang, dan lipatan. Dengan fungsi sebagai parenkim asimilasi (pembuat zat makanan), penimbun (sebagai cadangan makanan), (jalur transpirasi) udara, (tempat cadangan) air dan pengangkut (hara dan produk fotosintesa).

3.2 Kritik dan Saran Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi tumbuhan. Makalah ini berisikan uraian singkat mengenai pengertian, ciri-ciri, fungsi, jenis, dan lain sebagainya mengenai Jaringan Parenkim. Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Pepatah mengatakan Tak ada gading yang tak retak, manusia tak luput dari salah dan lupa dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.

3.3 NILAI RELIGIUS

Kita patut bersyukur atas segla nikmat yang telah Allah SWT berikan,Dia yang telah menciptakan segala jenis makhluk hidup,masing- masing memiliki manfaat yang amat besar bagi kita,baik dari bentuk yang terbesar sampai terkecil.Allah menciptakan manusi dengan kesempurnaan yang berbeda dari makhluk lain, yang dapat berfikir atas segala sesuatu yang Allah berikan,Allah berfirman dalam alquran :

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur [kepada Allah], maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (Q.S. Luqman:12)

Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir (QS Al Jaatsiyah 13)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Q.S. Ali-imran:190)

3.4 Nilai Ekonomi Menurut penelitian menunjukkan bahwa sekelompok kecil sel parenkim, atau bahkan suatu sel, jika ditumbuhkan pada media yang benar, dapat menghsilkan tumbuhan yang akan berbunga dan menghasilkan biji. Seprti dilihat pada letak dan fungsi jaringan parenkim, jaringan parenkim akan membentuk daging buah, membentuk endosperma, serta tempat fotosintesis. Sehingga secara ekonomi tumbuhan tersebut akan nilai jual dan manfaat bagi manusia.

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacammacam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (Q.S. An-Nahl:69)

" Dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".Mereka berkata: "engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan akan menumpahkan darah, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?". Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" ( QS Al Baqarah : 30 )

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka dari padanya mereka makan (Qs yasin:33)

Daftar Pustaka Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan jaringan). Jakarta: PT Rineka cipta Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Syamsuni. 2009. Diktat Anatomi Tumbuhan. Indramayu: Universitas Wiralodra

Sumber lain: www.google.com http://www.blackdumai.co.cc/2010/07/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan.html http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=303&fname=materi07.html http://www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/anatomi-dan-morfologi-tanaman/

http://aangsafruddinnur.blogspot.com/2010_10_01_archive.html

ahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah akan berbagi artikel mengenai Struktur Anatomi daun. Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :

Epidermis. Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat stoma atau mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Epidermis berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari dalam air dan untuk pertukaran gas. Pada banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada tumbuhan air yang terapung letak stomata pada permukaan atas. Daun yang terendam air termodifikasi menjadi bentuk silindris untuk meminimalkan arus air yang melewati daun mencegah koyaknya daun. Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang. Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial disebut daun dorsiventral atau bifacial. Sedangkan

pada tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris atau memanjang sejajar permukaan daun. Fungsi untuk penyimpan gula dan asam amino yang di sintesis di lapisan palisade, membantu pertukaran gas. Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2 dan uap air ke lingkungan dan mengambil CO2 dari lingkungan. Jaringan Pembuluh. Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Akibat adanya kambium, memungkinkan batang tumbuhan dikotil bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang.

Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan. Ikatan pembuluh daun disebut tulang daun. Pada daun bertulang jala umumnya terrdapat satu ibu tulang daun di tengah dan akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil. Pada daun bertulang sejajar terdapat beberapa tulang daun yang sama tebalnya, dan letaknya sejajar panjang daun dan bertemu di ujung distal. Tulang daun tengah dapat mempunyai ikatan pembuluh besar atau dapat pula terpisah menjadi beberapa ikatan pembuluh kecil. Di sebelah atas dan bawah jaringan pembuluh itu terdapat parenkim yang sering disertai oleh kolenkim di tepi. Penambahan jaringan seperti itu mengakibatkan tulang daun tengah itu agak tersembul di atas permukaan helai daun. Ikatan pembuluh kecil dalam mesofil dikelilingi oleh satu atau dua lapis sel tersusun rapat yang bersama-sama membentuk seludang pembuluh. Ada beberapa fungsi atau manfaat daun bagi tumbuhan, antara lain :

Tempat Terjadinya Fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Sebagai Organ Pernapasan atau Respirasi. Stomata berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stomata terletak di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang. Tempat Terjadinya Transpirasi. Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Tempat Terjadinya Gutasi. Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme,

khususnya pada saat pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi lubang pengeluaran. Alat Perkembangbiakkan Vegetatif. Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah, bersel satu (protozoa), misalnya : amoeba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium.

Demikianlah artikel mengenai anatomi daun, semoga artikel ini dapat memebrikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps] Diakses Dengan Kata Kunci: fungsi lapisan kutikula pada epidermis atas daun, Lapisan kutikula pada epidermis atas daun berfungsi untuk, definisi daun menurut anatominya, Gambar Bagian dalam daun, artikel anatomi tumbuhan, jaringan yang terdapat pada tulang daun, fungsi lapisan kutikula, struktur anatomi daun dan fungsinya, sistem pertukaran gas pada tanaman air, anatomi tumbuhan kaktus, fungsi parenkim spons, organ pada daun, daun bagian dalam, fungsi kutikula pada daun, susunan anatomi daunhttp://www.pustakasekolah.com/anatomi-daun.html
laporan praktikum anatomi tumbuhan jaringan pembuluh PEMBAHASAN

Literature stomata Literature stomata Laporan yang berisi penjelasan tentang Derivat jaringan Epidermis pada Tumbuhan. Beberapa derivat dari jaringan epidermis diantanya adalah: Sel silika, sel gabus, Sel kipas, litosit, sel mirosin, stomata dan Trikoma. Laporan ini membahas tentang definitif, pembentukan dan perkembangan Stomata dan Trikoma. Selain

itu dijelaskan macam-macam jenis dan bentuk dari stomata dan trikoma. . Jaringan Epidermis Jaringan epidermis dan derivatnya jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata. Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain. Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (30 : 2005), jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik. Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi dan daun pisang; ada yang berbulu halus misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan modifikasi epidermis yang berfungsi untuk pertukarangas. Jaringan epidermis batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau membentuk rambut (trikoma) sebagai alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral. Epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terletak pada bagian terluar dari tubuh tumbuhan tersebut. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung bagi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi jaringan-jaringan dengan fungsi yang lebih khusus lagi,yaitu: Lapisan kutikula/lilin pada daun tumbuhan yang hidup di darat, lapisan ini berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan dari sel-sel daun. Lentisel pada batang, merupakan pori penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan sebagai alat pernapasan/respirasi pada tumbuhan. Stomata pada daun, merupakan rongga pada daun yang berfungsi sebagai alat pernapasan/respirasi pada tumbuhan. Stomata tumbuhan darat banyak terdapat pada bagian bawah daun bertujuan untuk

mengurangi penguapan, sebaliknya pada tumbuhan air banyak terletak di atas daun yang bertujuan untuk mempercepat penguapan. Bulu/rambut akar, berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan akar dalam menyerap air dan unsur-

Stomata Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis. Fungsi stomata: -Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis -Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\ -Sebagai jalan pernafasan (respirasi) Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin. Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama. 2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata. 3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian. Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: 1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae. 2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum. 3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae. 4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae. http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/jaringan-epidermis-dan-derivatnya/ Untuk mengamati anatomi pada bagian epidermisnya dan yang diamatinya adalah bagian stomata pada rhoeo discolor, zea mays, Persia Americana,atau alpukat, dan mucuna atau kacang babi. Dan pada bagian trikoma pada daun tisu, kacang babi,dan daun durian.

Rhoeo discoolor

Rhoeo discolor Jaringan epidermis daun ada 2,yaitu epidermis atas pada sisi adaksial dan epidermis bawah pada sisi abaksial. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis yang berukuran seragam dan sebagian besar hanya tersusun 1 lapis. Namun ada juga yang tesusun berlapis seperti pada daun mentega atau Nerium oleander. Pada daun nerium jaringan epidermis nampak berlapis 2-3 lapisan,hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kering. Dikatakan sebagai epidermis berlapis apabila sel-sel penyusunnya berasal dari sel inisial yang sama yaitu protoderm, namun jika berasal dari sel inisial yang berbeda maka disebut sebagai hipodermis. Pada beberapa daun, permukaannya terasa halus,hal ing diakibatkan adanya papila atau tonjolan tonjolan pada sel-sel epidermis. Ciri lain dari sel epidermis pada daun yaitu tidak terdapat kloroplas,kecuali pada beberapa tanaman yang daunnya terenda di air contohnya Hydrilla verticillata. Pada jaringan epidermis daun juga ditemukan adanya derivat epidermis antara lain: 1. Stomata Stomata merupakan derivat epidermis yang ada pada seluruh daun pada setiap tanaman.Stomata terdiri atas sel penjaga dan lubang stomata pada sebagian besar tanaman dikotil menurut bentuk sel penjaganya memiliki tipe ginjal sedangkn pada

monokotil bertipe halter. 2.Sel kipas Pada beberapa tanaman suku cyperaceae,tepi daunnya menggulung seperti pada daun sereh atau Cymbopogon Nardus. Penggulungan daun ini diakibatkan karena adanya sel-sel kipas,yaitu sel-sel epidermis yang berukuran besar. Penggulungan daun ini merupakan salah satu bentuk adaptasi tanaman yaitu untuk mengurangi penguapan. 3.Sel Litosit Derivat epidermis ini hanya terdapa pada beberapa daun saja misalnya pada daun nerium oleander. Sel litosit berukuran besar dan berbeda dengan sel sel disekitarnya karena mengandung sistolit yang tersusun atas kristal kalsium karbonat. Sistolit ini menggantung pada suatu tangkai yang dinamakan tangkai selulosa. 4.Trikoma trikoma merupakan derivat epidermis yang berasal dari penonjolan sel epidermis layaknya papila namun pada trikom tonjolan yang dibentuk lebih panjang dan dapat lepas dari sel epidermis. Contohnya pada permukaan bawah daun Durian atau Durio zibetinus, bila di raba terasa kasar karena adanya trikoma. Trikoma ini juga berfungsi sebagai penghambat penguapan. 5.Sel gabus Derivat epidermis contohnya pada epidermis tanaman tebu. Selnya mengalami penebalan sehingga lumennya sempit.

Zea mays

Jagung stem Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun

yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu[1]. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung" Kategori: Poaceae | Serealia | Tumbuhan berbiji

Alpukat

Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri, sedangkan hewan tidak. Namun tidak semua tumbuhan hijau dapat membuat makanannya sendiri, hanya tumbuhan berhijau daun (klorofil) yang dapat membuat makanannya sendiri. Warna hijau daun pada tumbuhan yang ada di sekeliling kita disebabkan daun-daun mengandung zat hijau daun yang disebut KLOROFIL. Dengan klorofil itulah tumbuhan hijau dapat mengolah makanannya. Prosesnya pengolahan makanan pada tumbuhan cahaya mth Air + Karbondioksida (CO2) Karbohidrat + Oksigen (O2) klorofil Air tanah mengandung berbagai zat hara yang membantu meyuburkan tanah, yang diserap oleh akar (khususnya rambut akar) dari dalam tanah. Rambut akar mempunyai bentuk yang halus sehingga mudah menyusup ke dalam tanah. Air yang diserap oleh rambut akar masuk ke batang melalui pembulu kayu, kemudian air yang mengandung zat hara disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Karbondioksida dari udara masuk melalui stomata dan lentisel. Stomata adalah lubang-lubang kecil (pori-pori) yang terdapat di permukaan daun. Lentisel adalah lubang-lubang kecil yang terdapat di batang. Peran Cahaya Matahari Dalam Proses Pembuatan Makanan. Air dan karbondioksida dapat diolah di daun yang banyak mengandung klorofil menjadi makanan (karbohidrat). Untuk membuat makanan, tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber tenaga atau energi. Energi cahaya matahari yang mengenai daun diserap klorofil. Energi tersebut dipakai klorofil untuk mengubah air dan karbondioksida menjadi karbohidrat dan oksigen. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari disebut FOTOSINTESIS (ASIMILASI). Dengan demikian fotosintesis terjadi pada siang hari karena memerlukan cahaya matahari. Hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat (zat tepung), yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan pembuluh tapis atau pembuluh ayak dan digunakan untuk : tumbuh, bernafas, berkembang biak dan sebagian untuk disimpan sebagai cadangan makanan. http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/02/08/antixenosis-

Kacang babi (Mucuna) Antixenosis, anitibiosis, dan toleran adalah perwujudan sifat ketahanan tanaman terhadap hama. Ketiga sistem tersebut dapat bekerja secara bersama-sama atau secara tersendiri tergantung kepada jenis hama dan jenis tanaman. Ketiga sistem tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk morfologi misalnya adanya trikoma yang panjang, kaku, rapat dengan struktur yang tidak beraturan, kulit permukaan daun, batang dan polong yang tebal dan keras. Secara kimiawi diwujudkan oleh adanya senyawa yang beracun, atau senyawa yang mempengaruhi perilaku serangga hama untuk menemukan inangnya. Pada tanaman kedelai dapat ditemukan berbagai karakter morfologi yang tersebar di seluruh permukaan daun, batang, dan polong yang beragam menurut varietas atau jenis kedelai. Karakter-karakter tersebut merupakan ciri fenotipik yang dimiliki oleh masing-masing jenis kedelai, dan karakter fenotipik tersebut terbukti mempunyai sumbangan yang sangat berarti bagi sistem pertahanan kedelai terhadap hama pemakan polong kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan kedelai terhadap hama pengisap polong Riptortus linearis dipengaruhi oleh ketebalan kulit polong dan kerapatan trikoma. Trikoma yang rapat dan panjang mengurangi banyaknya luka tusukan stilet pengisap polong. Banyaknya luka tusukan stilet pada biji galur-galur IAC-100, dan IAC-80-596-2 sejumlah 36 luka tusukan lebih rendah daripada luka tusukan stilet pada varietas Wilis yang menderita luka tusukan stilet lebih tinggi, yaitu 1015 luka tusukan. Selain itu karakter trikoma tersebut juga berpengaruh terhadap preferensi peneluran hama penggerek polong Etiella zinckenella. Hubungan antara karakteristik trikoma polong dengan peneluran hama penggerek polong Etiella zinckenella menunjukkan bahwa peletakan telur dipengaruhi oleh adanya trikoma. Pada varietas Wilis dengan kerapatan trikoma 511/mm2, jumlah telur penggerek polong yang diletakkan/tanaman mencapai 98,3 butir, sedangkan pada galur IAC-100 dan IAC-80-596-2 dengan kerapatan trikoma 1520/mm2 telur yang diletakkan berkisar antara 35 telur/tanaman. Hal ini juga tercermin dari kerusakan polong yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil serangkaian penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa antixenosis terhadap hama pengisap dan penggerek polong kedelai terdapat pada galur IAC-100 dan IAC-80-596-2, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai tetua untuk membentuk varietas tahan terhadap kedua hama tersebut. http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/02/08/antixenosis-morfologis-salah-satu-factorketahanan-kedelai-terhadap-hama-pemakan-polong/

Daun tisu Daun yang umumnya tipis dan lebar juga menyebabkan tumbuhan mudah kehilangan air karena air yang ada di daun menguap. Hilangnya air yang menguap ini akan menyebabkan tekanan pada daun menjadi rendah sehingga menarik air yang ada di pembuluh. c. Transpirasi/penguapan pada Tumbuhan Manfaat proses transpirasi adalah mendorong terserapnya air dari dalam tanah beserta mineral (atau disebut juga unsur hara) terlarut yang sangat diperlukan oleh tumbuhan. Jika air di dalam sel-sel mesofil daun menguap maka akan menyebabkan daerah tersebut berkurang kadar airnya sehingga mendorong air di sekitarnya akan mengisi daerah tersebut. Proses transpirasi ini mempunyai manfaat sendiri bagi

tumbuhan. Di antaranya adalah untuk mengendalikan suhu tubuh tumbuhan.

Fotosintesis merupakan proses kimia-fisika dengan menggunakan energi cahaya matahari yang berlangsung di dalam kloroplas. Hasil fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan. 1. Sejarah Penemuan Fotosintesis a. Jan Ingenhousz Pada tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Jan Ingenhousz berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). la melakukan percobaan dengan tumbuhan air Hydrilla verticillata di bawah corong kaca bening terbalik yang dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena cahaya matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen. b. Engelmann Pada tahun 1822 Engelmann berhasil membuktikan bahwa klorofil merupakan faktor yang harus ada dalam proses fotosintesis. la melakukan percobaan dengan ganggang hijau Spirogyra yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dalam percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob yang bergerombol di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari. c. Sachs Pada tahun 1860, seorang ahli botani Jerman bernama Julius von Sachs berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung ini dapat dibuktikan dengan uji yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium. 10. Larutan yodium (lugol) d. Hill Theodore de Smussure, seorang ahli kimia dan fisiologi tumbuhan dari Swiss menunjukkan bahwa air diperlukan dalam proses fotosintesis. Temuan ini diteliti lebih lanjut sehingga pada tahun 1937 seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Robin Hill berhasil membuktikan bahwa cahaya matahari diperlukan untuk memecah air (H2O) menjadi hidrogen (H) dan oksigen (O2). Pemecahan ini disebut fotolisis. e. Blackman

Pada tahun 1905 Blackman membuktikan bahwa perubahan karbon dioksida (CO2) menjadi glukosa (C6H12O6) berlangsung tanpa bantuan cahaya matahari. Peristiwa ini sering disebut sebagai reduksi karbon dioksida. Dengan demikian dalam fotosintesis ada dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Yang merupakan reaksi terang (reaksi Hill) adalah fotolisis, yang merupakan reaksi gelap (reaksi Blackman) adalah reduksi karbon dioksida. Gabungan antara reaksi terang dan reaksi gelap itulah yang kita kenal sekarang sebagai reaksi fotosintesis. Pada tahun 1940 Melvin Calvin dan timnya berhasil menemukan urutan reaksi/proses yang berlangsung pada reaksi gelap. Rangkaian reaksi itu selalu berulang terus menerus dan disebut siklus Calvin.

2. Pengertian Fotosintesis Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis sebagai berikut :

Dari reaksi di atas, dapat diketahui syarat-syarat agar berlangsung proses fotosintesis, yaitu sebagai berikut. a. Karbon dioksida (CO2), diambil oleh tumbuhan dari udara bebas melalui stomata (mulut daun). b. Air, diambil dari dalam tanah oleh akar dan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xilem). c. Cahaya matahari. d. Klorofil (zat hijau daun), sebagai penerima energi dari cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis.

Daftar pustaka http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/jaringan-epidermis-dan-derivatnya/ http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung" Kategori: Poaceae | Serealia | Tumbuhan berbiji http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/02/08/antixenosishttp://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/02/08/antixenosis-morfologis-salah-satu-factorketahanan-kedelai-terhadap-hama-pemakan-polong/ http://aguzaza.blogspot.com/2010/04/laporan-praktikum-anatomi-tumbuhan.html

Anda mungkin juga menyukai