Anda di halaman 1dari 3

PAPER AGROKLIMATOLOGI PRODUKTIVITAS DAERAH TROPIS VS DAERAH SEDANG

OLEH : TURKIMAN ( A1CO10095 )

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2011

I. PENDAHULUAN Daerah tropis memiliki produktivitas pertanian yang lebih keci dibandingkan dengan daerah sedang. Cuaca dan iklim merupakan salah satu peubah dalam produktivitas yang paling sukar dikendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Di Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan. Daya hasil beberapa tanama pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat. Selain disebabkan oleh pengaruh terknologi, hal ini juga disebabkan oleh perbedaan cuaca. Tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik apabila didukung dengan lingkungan yang sesuai. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas pertanian. Suhu yang tinggi cenderung menghasilkan produksi yang lebih banyak, karena tanaman akan lebih cepat melakukan pembelahan sel. Selain itu lamanya penyinaran juga berpengaruh terhadap produktivitas pertanian. Jika tanaman lebih lama penyinarannya maka produktivitasnya akan lebih tinggi, karena dengan begitu maka tanaman akan lebih lama dalam reaksi fotosintesis. Iklim merupakan faktor utama dalam pencapaian produksi. Karena iklim sangat sulit untuk dikendalikan oleh manusia. Setiap daerah memiliki iklim yang berbeda-beda sehingga setiap daerah memiliki tingkat produktivitas yang berbeda-beda dengan komoditas produk tertentu. Seperti halnya iklim sedang dengan iklim tropis, pada

produk komoditas tertentu daerah iklim sedang memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan daerah tropis. II. PEMBAHASAN a. Radiasi matahari terhadap produktivitas Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan zat-zat organik dalam daun yang biasanya kita sebut fotosintesa atau asimilasi karbon. Tanaman memerlukan tenaga matahari untuk pertumbuhan normal, perkembangan buah dan lainnya. Tanah yang subur juga memerlukan sinar matahari yang cukup. Intensitas sinar matahari ditentukan oleh sinar langsung dan sinar pantulan dari sekitarnya. Derajat intensitas sinar tergantung dari letak geografis, ketinggian dari permukaan laut, ada atau tidak adanya awan, dan lamanya penyinaran. Reaksi tanaman terhadap periode dan lamanya penyinaran disebut fotoperiodisme. Sinar yang tersebar mempunyai peranan penting dalam fotosintesa karena bekerja-nya bisa lebih lama daripada sinar langsung. Sinar yang tersebar dapat masuk ke dalam tajuk tanaman dari segala penjuru sehingga tersedia bagi semua daun untuk otosintesa. Bagian luar tajuk tanaman mendapat sinar 5 sampai 14 kali lebih banyak dibandingkan dengan bagian dalam tajuk. Oleh karena itu, cabang dalam seringkali ada yang mati atau mudah terserang penyakit karena kekurangan sinar matahari. Semakin tinggi suatu tempat, maka makin bertambah pula intensitas sinar. Oleh karena itu tanaman yang ditanam di daerah pegunungan akan mempunyai aroma yang baik, warna lebih cerah, dan lebih banyak mengandung gula bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada ketinggian lebih rendah, untuk varietas yang sama. Tanaman yang ditanam terlalu rapat maka cabangnya tumbuh cenderung menuju ke atas. Makin bertambah umur tanaman makin banyak pula memerlukan sinar dan makin kurang tahan bila terlindung. Bila terlalu rimbun, perlu dilakukan pemangkasan cabang tanaman yang tak berguna. Di daerah tropis, lamanya penyinaran setiap bulan boleh dikatakan hampir sama, yaitu 12 jam, sedangkan di daerah sedang, lamanya penyinaran anatara 11 dan 14 jam. Kemungkinan, dengan adanya perbedaan lamanya penyinaran, menyebabkan perbedaan kualitas kecepatan pertumbuhan dan lain-lain. Lamanya panjang hari dari fajar sampai senja, mungkin banyak pengaruhnya terhadap pembuangan. Biasanya, tanaman dibedakan menjadi tanaman hari pendek, hari netral, dan hari panjang. Didaerah sedang, tanaman pada umumnya ditanam didaerah yang lebih rendah. Sebagai contoh di daerah California, jeruk ditanam didaerah dengan ketinggian kurang dari 700 m, di Spanyol kurang dari 250 m, sedangkan di Indonesia banyak ditanam di daerah yang tinggi, misalnya di Kabanjehe, Ngablak, Tawangmangu yang tingginya leih dari 1.000 m. b. Temperatur terhadap produktivitas Aktivitas pertumbuhan tanaman akan sangat kurang bila temperatur kurang dari 13 derajat celcius tetapi masih bisa bertahan pada temperatur lebih dari 38 derajat celcius. Temperatur optimal untuk pertumbuhan tanaman 25 derajat celcius dan 30 derajat celsius. Diatas dan dibawah temperatur optimal, pertumbuhannya akan berkurang. Apabila temperatur diatas 38 derajat celcius atau dibawah 13 derajat celcius kemungkinan pertum-buhannya akan terhenti. Namun, ada juga tanaman tanaman yang masih bisa bertahan sampai temperatur 50 derajat celcius atau sedikit dibawah 0 derajat celcius. Jumlah panas tidak merupakan ukuran yang penting, kecuali ditempat yang tinggi. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan masaknya buah di daerah tropis lebih pendek bila dibandingkan dengan di daerah sedang. Kultivar cepat yang di daerah sedang buahnya masak dalam waktu 8 bulan, di daerah tropis menjadi 6 bulan, sedangkan kultivar lambat di daerah sedang buahnya masak dalam waktu 11 bulan, di daerah tropis menjadi 7 bulan. c. Produktivitas daerah sedang vs daerah tropis Produktivitas didaerah tropis lebih kecil dari daerah sedang. Daerah tropis berada pada 0LS sampai 23LS, daerah ini memiliki suhu yang tinggi pada siang hari sedangkan pada malam hari suhunya turun. Lamanya penyinaran di daerah ini yaitu 12 jam. Sedangkan daerah sedang berada pada 35 sampai 44LS, daerah ini memiliki suhu yang tinggi pada malam hari. Lamanya penyinaran daerah sedang yaitu sekitar 11 sampai 14 jam. Perbedaan suhu dan lamanya penyinaran menyebabkan perbedaan produktivitas antara daerah sedang dengan daerah tropis. Daerah sedang memiliki suhu yang lebih tinggi pada malam hari di bandingkan daerah tropis. Hal ini menyebabkan aktivitas sel tumbuhan berjalan lebih cepat sehingga buah yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar pada buah-buahan dan biji yang lebih banyak pada tanaman serealia. Lamanya penyinaran daerah sedang lebih lama di bandingkan daerah tropis. Penyinaran dibutuhkan tanaman untuk reaksi fotosintesis. Reaksi fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa yang dihasilkan

tanaman akan diubah kedalam buah, biji, umbi atau sebagai makanan bagi tanaman itu sendiri. Sehingga daerah sedang produktivitasnya lebih tinggi karena glukosa yang dihasilkan oleh tanaman lebih banyak.

III. KESIMPULAN a. Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan zat-zat organik dalam daun yang biasanya kita sebut fotosintesa atau asimilasi karbon. b. Aktivitas pertumbuhan tanaman akan sangat kurang bila temperatur kurang dari 13 derajat celcius tetapi masih bisa bertahan pada temperatur lebih dari 38 derajat celcius. c. Perbedaan suhu dan lamanya penyinaran menyebabkan perbedaan produktivitas antara daerah sedang dengan daerah tropis.

DAFTAR PUSTAKA Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara. Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB. Handoko. 1994. Klimatologi dasar.Pustaka jaya, Bogor. Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo persada, - Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB:Bandung. Hicklenton, P.R. and Heins, R.D,.1997.Temperature. In : Plant Growth Chamber Handbook eds Langhans R.W. dan Tibbits T.W. Iowa Agriculture State University: Iowa.

http://barookan.blogspot.com/2011/10/paper-agroklimatologi.html

Anda mungkin juga menyukai