PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Histologi ini adalah :
1. Untuk mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi sel epitel
pipih, kubus, kolumner, dan transisional.
2. Untuk membedakan struktur anatomi mikroskopi sel epitel pipih,
kubus, kolumner, dan transisional.
3. Untuk mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi jaringan ikat.
4. Untuk mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan ikat.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Histologi ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi
sel epitel pipih, kubus, kolumner, dan transisional.
2. Mahasiswa mampu membedakan struktur anatomi mikroskopi sel
epitel pipih, kubus, kolumner, dan transisional.
3. Mahasiswa dapat mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi
jaringan ikat.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan
ikat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Histologi Dasar
Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel berisi dan bersudut banyak (oligonal)
yang berhimpit padat, dengan sedikit atau tanpa substansi interselular di
antaranya. Epitel dapat berupa membran dan dapat pula berupa kelenjar.
Membran dibentuk oleh lembaran sel-sel dan meliputi suatu permukaan luar atau
membatasi suatu permukaan dalam. Kelenjar berkembang dari permukaan epitel
dengan cara tumbuh kedalam jaringan ikat dibawahnya, badan biasanya bagian
yang berhubungan dengan permukaan tetap terpelihara. Kelenjar demikian disebut
kelenjar eksokrin, yang sekret atau hasilnya dicurahkan kepermukaan pada
beberapa kasus hubungan dengan permukaan itu hilang dan kelenjar itu
mencurahkan hasilnya ke suatu sistem pembuluh; inilah yang disebut kelenjar
endokrin. Mengenai bentuk, pada dasarnya sel epitel adalah gepeng, kuboid, dan
silindris, dengan bentuk peralihan (transisional). Sel gepeng itu sangat pipih,
tingginya kurang dari lebarnya. Dari samping terlihat melebar di tempat inti. Sel
kuboid berbentuk kubus, tinggi dan lebarnya kurang lebih sama dan sel silindris
tingginya melebihi lebarnya. Semua inti berderet sejajar dengan sumbu utama sel
denagn bentuk yang sesuai dengan sel nya. Jadi inti itu bulat dan biasanya
ditengah pada sel kuboid, pipih pada sel gepeng, dan lonjong pada sel silindris.
( Leeson,C.Roland.1996 : 65)
Pengkhususan struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada
permukaan lateral, bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk
berbagai fungsi seperti mengikat epithelium yang satu dengan yang lainnya,difusi
antar sel, untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang
dibatasi oleh jaringan bawahnya, untuk komunikasi antar sel,untuk mengisi celah
antar sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik. (Tadeus 2009 : 8)
Epitel bersilia ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri
contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan
oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling
bergandengan melalui anastomis yang fungsinya memperluas permukaan
skretorik contohnya pada duktus epididimis. (Anonim2 2002 : 5)
Sel-sel disusun membentuk membrane dalam satu atau lebih lapisan. Epitel
selapis tersusun oleh sel-sel dalam satu lapisan; semua sel terletak diatas
membrane basal dan mencapai permukaan. Epitel berlapis basal yang terletak
diatas membrane basal. Epitel bertingkat disusun oleh sel-sel yang semuanya
berhubungan dengan membrane basal tetapi tidak semua sel mecapai prmukaan.
Pada dasarnya epitel ini dibentuk oleh sel dengan berbagai bentuk dalam satu
lapisan, biasanya dengan inti-inti yang terletak pada berbagai tingkat, sehingga
memberikan gambaran palsu adanya bebeapa lapisan.
( Leeson,C.Roland.1996 : 65)
Menurut DRG.Tadeus (2009 : 3-5) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan
epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous
epithelium).
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun
dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai
dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan
dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis,
Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga
serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus
alveolaris dan alveoli paru-paru.
2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal
epithelium).
Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan
inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus,
diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum,
pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus
ekskretorius beberapa kelenjar.
3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar
epithelium).
Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga
inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat
ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung
sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada
beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya
mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai
pada permukaan uterus dan bronchiolus. Epitel pada permukaan usus
selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena
diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada
beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel
kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel
Piala.
4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos
epithelium).
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini
hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel
yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling
basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di
atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang
makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel ini cocok untuk fungsi
proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan
epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal
dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah
epitel.Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a) Epitel gepeng berlapis tanpa keratin
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris,
oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.
b) Epitel gepeng berlapis berkeratin
Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi
terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan
yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan
tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada
epidermis kulit.
Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :
a. Stratum basale
Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada
lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen
melanin.
b. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada
pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan
sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan
yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan eratnya
hubungan antar sel.
c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan
sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir
keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan
fisiologis.
d. Stratum lucidum
Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang
homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah
mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.
e. Stratum corneum
Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah
berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-
bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri
yang disebut dengan Stratum disjunctum.
5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified
columnar epithelium).
Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas
berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran
basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek
bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat
ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae,
urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada
beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi
dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan
oesophagus dari fetus.
6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbesaran ( 10 x 10 )
6. 19A Ephitelium Transitionale
Perbesaran ( 10 x 10 )
7. 22A Textus Connectives Areolaris
Perbesaran ( 10 x 10 )
8. 25A Textus Connectives Elasticus
Perbesaran ( 10 x 10 )
9. 26A Textus Connectives adiposus
Perbesaran ( 10 x 10 )
10. 21A Textus Connectives Gelatinosus
Perbesaran ( 10 x 10 )
11. 23A Textus Connectives Collagenosus Compactus
Irregularis
Perbesaran ( 10 x 10 )
12. 24A Textus Connectives Collagenosus Compactus
Regularis
a. Jaringan Epiltel
Jaringan epitel, yaitu jaringan yang terdiri atas sel-sel yang biasanya
bentuknya sama yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstra
seluler atau matriks yang sangat sedikit.
1. Epitel selapis
Jaringan epitel selapis adalah jaringan epitel yang terdiri
atas satu lapisan sel, dan semua sel-selnya duduk bertumpu pada
membran basalis dan mencapai permukaan. Dijumpai pada tempat-
tempat yang tidak banyak mengalami kerusakan mekanis, seperti
rongga tubuh bagian ventral, membatasi jantung dan pembuluh
darah, bagian dari tubulus ginjal, membatasi bagian dalam kornea,
dan biasanya berperan di dalam absorbsi mengontrol permiabilitas
pembuluh, absorbsi, sekresi dan filtrasi. Jaringan epitel selapis
terdiri atas epitel selapis pipih, epitel selapis kubus, dan epitel
selapis selindris.
c. Serabut Retikuler
Serabut retikuler sangat halus dengan diameter kurang lebih sama
dengan fibril pada kolagen, dan terutama dijumpai pada organ-organ
hematopoietik misalnya lien, nodus limpatikus dan sumsum tulang
merah.
4.2. Saran
Dan adapun saran dalam praktikum ini adalah sebaiknya di dalam
pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-
baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop
pengaturan focus sebaiknya dilakukan pelan-pelan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, 2010, Jaringan Epitel, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang
Adnan, 2010, Jaringan Ikat, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang
Eroschenko, Victor P. 2015.Atlas Histologi difiore. Jakarta. EGC.
Staff Uny. 2015. Jaringan Epitel. Petunjuk praktikum Histologi dan Mikroskopi
Anatomi Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.
Mescher,Anthony L PhD.2013.Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas.MGH.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA