Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERKEMBANGAN TUMBUHAN

“STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN JARINGAN MERISTEM APIKAL, PRIMER


DAN SEKUNDER”

Oleh

Kelompok 7:

1. Agustina Natalia Rindi Bima (2106050006)


2. Kristina Ina Ero (2106050023)
3. Maria A.S Sudin (2106050025)
4. Maria Yolanda Bupu (2106050030)
5. Merlin Egla Menoh (2106050033)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah "Struktur dan Perkembangan Jaringan Meristem Apikal,
Primer dan Sekunder"

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Dra. Maria Theresia Danong M.Si selaku dosen mata kuliah Perkembangan Tumbuhan
yang telah memberikan tugas terhadap kami.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya baik dari segi penyususnan, bahasa, maupun
penulisannya. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami sebagai penulis, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
sebagai penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Kupang, 19 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

2.1 Definisi Jaringan Meristem ............................................................................ 3


2.2 Karakteristik Jaringan Meristem .................................................................... 4
2.3 Macam-macam Jaringan Mersitem Berdasarkan asal-usulnya ........................ 5
2.4 Macam-macam Jaringan Meristem Berdasarkan Letaknya ............................. 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang . Pada saat itu,
sel-sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi
hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang
sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari
satu tipe sel). Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup,
baik tumbuhan maupun hewan.
Pada dasarnya, tubuh tumbuhan multiseluler merupakan satu unit morfologi.
Dikatakan demikian karena tubuh tumbuhan tersusun dari sel-sel yang berlekatan dengan
sel-sel lain melalui dinding selnya. Penyatuan sel-sel tersebut dimungkinkan karena
adanya zat-zat perekat antarsel. Beberapa tipe sel dengan ciri yang serupa membentuk suatu
kelompok sel yang dikenal sebagai jaringan tumbuhan. Berbagai jaringan tumbuhan.
Berbagai jaringan tumbuhan dapat ditemukan pada organ tumbuhan, misalnya pada akar,
batang, dan daun.
Ahli botani membedakan jaringan tumbuhan atas beberapa macam, yaitu jaringan
meristem, epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, dan pengangkut. Pada Makalah ini
kami akan membahas tentang Jaringan Meristem yakni Meristem Apikal, Meristem Primer
dan Meristem Sekunder.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat dikemukakan Rumusan Masalah antara lain
sebagai berikut:
1. Apa definisi dari Jaringan Meristem?
2. Bagaimana Karakteristik dari Jaringan Meristem?
3. Jelaskan macam-macam Jaringan Meristem berdasarkan asal-usul
pembentukannya?
4. Jelaskan macam-macam Jaringan Meristem berdasarkan posisi dalam tubuh
tumbuhan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas dapat dikemukakan Tujuan antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari Jaringan Meristem
2. Untuk mengetahui Karakteristik dari Jaringan Meristem
3. Untuk mengetahui macam-macam Jaringan Meristem berdasarkan asal-usul
pembentukannya
4. Untuk mengetahui macam-macam Jaringan Meristem berdasarkan posisi dalam
tubuh tumbuhan
1.4 Manfaat
Berdasarkan Tujuan diatas dapat dikemukakan Manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui definisi dari Jaringan Meristem
2. Dapat mengetahui Karakteristik dari Jaringan Meristem
3. Dapat mengetahui macam-macam Jaringan Meristem berdasarkan asal-usul
pembentukannya
4. Dapat mengetahui macam-macam Jaringan Meristem berdasarkan posisi dalam
tubuh tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Jaringan Meristem
Pertumbuhan terjadi di sepanjang kehidupan tumbuhan, suatu proses yang dikenal
sebagai pertumbuhan indeterminat (indeterminate growth). Tumbuhan mampu melakukan
pertumbuhan indeterminat karena mereka memiliki jaringan yang terus menerus bersifat
embrionik, disebut meristem.
Jaringan Meristem adalah suatu jaringan pada tubuh tumbuhan yang berisikan
sekumpulan sel yang belum berdiferensiasi dan aktif beraktivitas dalam melakukan
pembelahan sel. Pembelahan sel adalah aktivitas pembelahan yang membagi satu sel induk
menjadi dua atau lebih sel anak. Pembelahan sel pada jaringan ini terus berlangsung
sehingga terus menambah jumlah sel pada tumbuhan.
Jaringan meristem memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pertumbuhan jaringan meristematik dapat dirangsang atau
diinduksi dengan jalan melukai bagian tubuh tumbuhan ataupun lewat kultur jaringan.
Meristem pucuk dan kambium adalah jaringan meristem yang sangat mudah untuk
dirangsang pertumbuhannya. Jaringan yang terbentuk dari proses induksi ini disebut
sebagai kalus. Sel-sel dalam kalus akan terus membelah secara in vitro.
Sel-sel yang terdapat di dalam meristem-meristem cukup sering membelah, sehingga
menghasilkan sel-sel tambahan. Beberapa dari sel-sel baru tersebut tetap berada di dalam
meristem dan menghasilkan lebih banyak sel-sel, sementara yang lain berdiferensiasi dan
digabungkan ke dalam jaringan-jaringan dan organ-organ tumbuhan yang sedang tumbuh.
Sel-sel yang menjadi sumber sel-sel baru disebut inisial (initial). Sel-sel baru yang
dipindahkan dari meristem, disebut derivatif (derivative), terus membelah hingga sel-sel
yang dihasilkan menjadi terspesialisasi didalam jaringan-jaringan yang sedang berkembang
(Iverson and Dervan, 2020).
2.2 Karakteristik Jaringan Meristem

Gambar 1. Bagian-bagian Jaringan Meristem

Adapun Karakteristik dari Jaringan Meristem antara lain sebagai berikut:


1) Selnya berbentuk prismatis, kubus atau membulat.
2) Tesusun dari sel-sel yang aktif membelah.
3) Antara sel satu dengan sel lainnya tidak terdapat ruang atau rongga, sehingga
struktur jaringannya menjadi padat.
4) Pada sel terdapat protoplasma dalam jumlah yang banyak
5) Sel mudanya masih belum berdiferensiasi, sehingga dapat tumbuh menjadi
jaringan apa saja.
6) Tiap sel memiliki satu atau dua inti sel yang berukuran besar.
7) Bagian dalam selnya tidak memiliki kandungan zat makanan. Hal ini
disebabkan karena Plastida dalam jaringan meristem belum matang. Plastida
adalah organel yang dinamis dan mampu membelah serta memiliki kegunaan
sebagai tempat pembuatan atau penyimpanan suatu senyawa kimia penting
8) Vakuola pada sel berukuran kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Vakuola
adalah organel dalam sel. Vakuola berisi cairan yang banyak mengandung
molekul organik.

Dengan adanya jaringan Meristem, tumbuhan dapat melakukan pertumbuhan primer


dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer dapat terjadi dikarenakan adanya aktifitas
pembelahan sel pada jaringan meristem primer. Sedangkan pertumbuhan sekunder terjadi
akibat adanya aktifitas pembelahan sel pada jaringan meristem sekunder (Anni Puji
Astutik, 2005).

2.3 Macam-macam Jaringan Meristem Berdasarkan asal-usul Pembentukannya


Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Berdasarkan asal
usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 3, yaitu promeristem, meristem primer
dan meristem sekunder:
1. Promeristem
Jaringan meristem yang ada pada saat tumbuhan masih dalam tingkat embrio.
Contohnya pada lembaga biji tumbuhan. Embrio/lembaga punya tiga bagian yaitu:
a) Radikula (akar lembaga)
b) Kotiledon (daun lembaga)
c) Kaulikulus (batang lembaga)
Didalam biji ada beberapa bagian yaitu Plumula, Epikotil, Hipokotil, dan
Kotiledon. Bagian bawah pangkal (Aksis) yang melekat pada kotiledon dinamakan
Hipokotil dan bagian ujungnya (Terminal) disebut Radikula. Bagian atas pangkal
adalah Epikotil dan bagian ujungnya adalah Plumula yang terlihat sepasang daun
dengan pucuknya.
Pada biji jagung (Tumbuhan Monokotil) hanya terdapat satu Kotiledon yang
sering dinamakan dengan sekutelum. Pada saat terjadinya proses perkecambahan, akar
akan diselubungi oleh Koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh Koleoptil.
Perkecambahan adalah munculnya Plantula (Tanaman kecil) dari dalam biji
yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembanagn embrio. Plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang sedangkan Radikula menjadi akar .
Perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu perkecambahan Hipogeal dan
perkecambahan Epigeal.
Gambar 2. Perkecambahan Hipogeal dan Epigeal
a) Perkecambahan Hipogeal: Pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan
muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada dalam tanah.
Contoh pada kacang kapri.
b) Perkecambahan Epigeal: Tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan
plumula sampai keluar kepermukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas
tanah. Contoh: Kacang Tanah, Kacang Hijau.
2. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem primer merupakan perkembangan lebih lanjut dari
pertumbuhan embrio. Contoh jaringan meristem primer adalah ujung batang dan ujung
akar. Meristem yang terdapat diujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal.
Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar semakin bertambah
panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah
meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf
tertentu. Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya
yang masih berdekatan dengan pemula. Daerah meristematik di bawahnya yang telah
sebagian terdiferensiasi terdiri dari :

1. Protoderm yang menghasilkan epidermis


2. Prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
3. Meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.

Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris
dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya protoplas sel
meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih pada
tahap pro plastida. Pada Angiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang
tersebar diseluruh protoplas.

Pada meristem primer yang terletak pada ujung batang tumbuhan, terdapat
beberapa teori yang disebut dengan teori titik tumbuh, yaitu sebagai berikut:
a) Teori Sel Apikal–Hofmeister dan Nageli
Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada pucuk
tumbuhan. Karena seluruh sel pada pucuk batang berawal dari satu sel tunggal.
b) Teori Histogen–Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 –
27 Agustus 1880).
Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa
ada sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada
kata “strata sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein
menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan
yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan
(kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan
hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal).
Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang
saling bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang.Beberapa
tahun kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan
sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang
bertingkat pada ujung batang tetap digunakan. Berikut ringkasan teori histogennya
Hanstein:
Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu:
1) Dermatogen (pembentukan epidermis),
2) Periblem (pembentukan korteks), dan
3) Plerom (pembentukan silinder pusat).
c) Teori Tunika Korpus–Schmidt
Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan Hanstein, Buder dan para
muridnya mengembangkan teori Tunika-Korpus.
Berbeda dengan Hanstein yang mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya
megemukakan dua lapisan jaringan dalam teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari
satu atau lebih lapisan sel yang menyelimuti “korpus” atau jaringan pusat.
Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini.Dia
menitikberatkan pada perbedaan dua lapisan ini.Dia menyampaikan ide bahwa
perbedaan utama dari tunika dan korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan
pembelahan sel.
Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
melengkung batang, mengakibatkan perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak
berpengaruh pada ketebalan masing-masing lapisan. Pertumbuhan itu tidak
mengakibatkan bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian tepi jadi tebal.
Model Tunika-Korpus dari “meristem apikal” (=pucuk tanaman–bagian atas–
yang mengalami pertumbuhan ke atas). Lapisan epidermis [L1] dan subepidermis
[L2] disebut tunika.[L3] disebut korpus. Sel-sel di L1 dan L2 membelah secara
melengkung untuk menjaga lapisan-lapisan ini tetap terpisah satu sama lain.
Sedangkan sel-sel L3 membelah dengan arah yang lebih random lagi.
Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus) bertitik berat pada
pertambahan massa tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak
reguler, yang mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang
cepat, kadang pelan.
Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan
pertambahan volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan
pada tanaman.
3. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari
jaringan dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis.Sel –sel meristem
sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat
vakuola.Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam
batang dan akar da tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta beberapa
tumbuhan dari golongan monokotil ( Agave,Aloe, Jucca, dan Draceana). Kambium
gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang
sukar dilalui air. Kambium biasa dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Kambium Vasikuler
Kambium Vasikuler adalah cambium yang berada di dalam berkas pengangkut,
yaitu di antara floem dan xylem.
b) Kambium Intervasikuler
Kambium Intervasikuler adalah kambium yang berada di antara berkas
pengangkut. Kesatuan antara kambium vasikuler dengan cambium intervasikuler
membentuk lingkaran cambium atau lingkaran vaskuler.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah
meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf
tertentu.Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel
derivatnya yang masih berdekatan dengan pemula. Daerah meristematik di
bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :
1) Protoderm yang menghasilkan epidermis
2) Prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
3) Meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.

2.4 Macam-macam Jaringan Meristem Berdasarkan Posisi dalam Tubuh Tumbuhan

Gambar 3. Jaringan Meristem berdasarkan letak


1. Meristem Apical
Meristem apical terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar.
meristem apeks pucuk.
Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang paling
muda yang bersifat meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada
umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem
apeks pucuk pada berbagai kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :
a) Pteridophyta :
1) Terdiri dari 1 sel disebut sel apical.
2) Terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apical.
b) Gymnospermae
1) Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan
antiklinal dan periklinal
2) Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan
meristem rusuk (meristem tengah)
c) Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga
daerah di apeks pucuk (Gambar 1), yaitu :
1) Dermatogen (I) menjadi epidermis
2) Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
3) Periblem (II) akan menjadi korteks

Gambar 4. Meristem Apeks Pucuk Pada Anggiospermae


2. Meristem Interkalar
Meristem interkalar terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal
ruas suku rumput-rumputan.
Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan
tumbuh terpisah dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang
yang memilikimeristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal
dan meristem interkalar terdapat dalam ruas. Contoh paling dikenal untuk
menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang rumput-
rumputan.Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang
membentuk deretan sel sejajar sumbu.Mula-mula kegiatan meristem interkalar
terjadi di seluruh ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang
yang biasa ditemukan pada Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar
ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.
3. Meristem Lateral
Meristem lateral terletak sejajar dengan permukaan organ tempat
ditemukannya.
Meristem ini termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang
menyebabkan pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari apeks, umum
ditemukan pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae.Pertumbuhan yang
dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.
a) Kambium pembuluh
Kambium Pembuluh ialah meristem sekunder yang berfungsi
membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem) sekunder.Bentuk selnya seperti
pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang atau akar.
Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan
batang. Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks.
b) Struktur Kambium Pembuluh
Kambium merupakan meristem lateral karena berada di daerah lateral
akar dan batang. Pada kebanyakan pohon dan semak, daerah kambium berupa
silinder yang berlapis banyak dan pada penampang melintang membentuk
cincin yang kontinu. Pada saat aktif, kambium terdiri dari banyak lapisan sel,
namun pada saat istirahat (dorman) hanya ada satu lapisan sel. Lapisan sel itu
dianggap bermuka dua karena dapat membentuk turunan ke dua arah.
Setelah membelah secara perikrinal, sel yang ada di sebelah dalam
berkembang menjadi sel xylem dan sel yang berada di luar tetap aktif sebagai
kambium atau sel luar berkembang menjadi sel floem dan sel dalam tetap
berlaku sebagai kambium. Inilah tafsiran yang dianut secara luas. Bukti yang
paling meyakinkan adalah bahwa floem sekunder dan xylem sekunder seakan-
akan merupakan gambar cermin dari sesamanya.
Pada saat-saat tertentu kambium membentuk jari-jari empulur baru yang
kemudian di temukan baik di xylem mapun di floem. Selanjutnya, sementara
kambium terdorong ke luar seiring dengan menebalnya silinder xylem di
sebelah dalamnya kambium membelah dengan bidang pembelahan antiklinal
sehingga dapat menambah luas tangensial. Dengan demikian, luas cambium
mengimbang perluasan silinder xylem yang dikelilinginya.
c) Perkembangan Kambium Pembuluh
Pada tumbuhan monokotil dan sejumlah dikotil basah, prokambium
akan habis terdiferensiasi menjadi jaringan pembuluh. Pada tumbuhan berkayu,
sebagian prokambium dalam setiap ikatan pembuluh akan berkembang menjadi
cambium fasikuler. Perubahan antara pertumbuhan primer dan sekunder
tidaklah tajam karena jaringan primer diperoleh akibat pembelahan pada daerah
subapikal dan seluruh pertumbuhan lateral merupakan proses yang sinambung
dari mulai apeks sampai batang yang dewasa. Pada umumnya dianggap bahwa
transisi terjadi secara bertahap dan biasanya lambat, meskipun kadang-kadang
cepat, dan baik prokambium maupun cambium merupakan dua stadium
perkembangan dari satu macam meristem.Kambium dapat pula terjadi pada
beberapa tempat yang sebelumnya tidak menampakkan kambium, seperti pada
kambium interfasikuler.
Pada sejumlah tumbuhan hanya cambium fasikuler yang berperan dan
setiap ikatan pembuluh membesar, diiringi oleh sedikit pertumbuhan
sekunder.Pembelan difus (tersebar) dan proliferasi sel pada jari-jari empulur
medulla sudah cukup mengimbangi produksi kayu yang sedikit itu.Kerangka
kayu tumbuhan seperti itu menunjukkan pola kerangka berkas ikatan pembuluh
asal.Pada pohon dan semak yang banyak membentuk kayu, cambium
interfasikuler berdiferensiasi pada jari-jari empulur medulla baik secara
serentak bersama dengan cambium fasikuler atau beberapa saat
sesudahnya.Kambium interfasikuler berdiferensiasi sebagai panel yang meluas
dari tepi cambium fasikuler. Kedua panel dari tepi dua ikatan pembuluh yang
berdampingan akan bertemu sehingga membentuk kambium interfasikuler yang
sinambung. Dengan demikian, pula terjadi kesinambungan dari seluruh
kambium.Setelah beberapa bulan atau tahun, kedua macam cambium tak dapat
dibedakan dan seluruh dinamakan kambium pembuluh saja.
d) Jenis Sel Kambium
Dari segi morfologi dapat dibedakan dua macam pemula sebagai
berikut: (1) Pemula yang meruncing di kedua ujungnya sehingga berbantuk
kumparan, disebut pemula kumparan atau pemula fusiform, menghasilkan
unsurbyang memanjang atau aksial (vertical)npada kayu (xylem) dan bagian
dalam kayu (floem); (2) pemula jari-jari empulur yang tumbuh kea rah radial.
1) Pemula Fusiform
Sel yang berbentuk kumparan ini panjangnya berkisar 140 – 462 µm
pada dikotil dan 700 – 4500 µm pada pinus. Panjang sel dapat beragam
dalam setahun, bergantung pada keseimbangan antara pembelahan sel dan
ekspansi sel. Pada sayatan radial, dindig ujung tampak datar, namun pada
sayatan tangensial berbentuk lancip, atau meruncing secara bertahap atau
langsung. Pada sayatan melintang sel ini tampak seperti segi empat atau
agak pipih.
Panjang pemula fusiform adalah penting karena sedikit banyak
mempengaruhi panjang turunannya. Namun, pengukuran xylem tidak
menunjukan panjang yang sama dengan cambium karena terjadi
pemanjangan sel sewaktu xylem tumbuh menjadi dewasa.
2) Pemula Jari-jari Empulur
Pemula jari-jari empulur lebih kecil daripada pemula fusirorm, yakni
pendek dan isodiametris, atau 2 – 3 kali lebih tinggi dri pada lebarnya.Pada
coniferae, pemula jari-jari empulur senantiasa tersusun sebagai deretan sel
kea rah vertical yang terdiri dari satu baris sel, dinamakan berseri satu atau
unisertiat.Kelompok pemula jari-jari empulur dapat menjadi lebih panjang
dengan hilangnya pemula fusiform diantara dua kelompok pemula jari-jari
empulur, sehingga keduanya dapat menyatu.Atau pemula fusiform
mengubah dirinya dengan membelah melintang beberapa kali menjadi
sederetan pemula jari-jari empulur.Jika salah satu mekanisme tersebut
mengakibatkan jari-jari empulur menjadi berseri banyak atau multiseriat,
maka pemula segera hilang sehingga kondisi uniseriat diperoleh
kembali.Pada dikotil sering terdapat jari-jari empuluruniseriat maupun
multiseriat dan hal itu tercermin dalam pemula jari-jari empulurnya.Pada
setiap jenis, kelompok pemula dapat hanya mengandung pemula panjang
saja, isodiametris saja, atau campuran keduanya. Jika keduanya ditemukan,
maka pemula panjang hamper selalu bertempat di bagian paling atas atau
paling bawah jari-jari empulur atau di kedua tempat itu; selebihnya terdiri
dari pemula berbentuk isodiametris.
e) Susunan Sel Fusiform
Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :
1) Kambium bertingkat Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
2) Kambium tidak bertingkat Sel initial saling tumpang tindih tidak
membentuk deretan
f) Kambium Gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan
periderm.Periderm adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder
dan menggantikan epidermis pada batang dan akar yang menebal karena
pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu
meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung
yang dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim
hidup yang dibentuk olehfelogenkearahdalam.Sel felogen terdiri dari satu
macam sel saja. Pada penampang melintang felogen terlihat seperti sel empat
persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah memanjang sel
felogen berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-
kadang agak tidak teratur.. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar
sel .Sel dewasa tidak hidup dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus
ditandai oleh adanya zat gabus (suberin) dalam dinding selnya.

Gambar 6. Kambium Gabus


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat dikemukakan kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan
cara mitosis secara terus menerus ( bersifat embrional) untuk menambah jumlah
sel-sel tubuh pada tumbuhan.
2. Jaringan meristem memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Bentuk dan ukurannya selnya
sama (kubus), Dinding Selnya Tipis, Selnya penuh dengan protoplasma, Isi sel tidak
mengandung zat makanan, Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan
spesialisasi, berdinding tipis, protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida
belum matang dan berbentuk sama ke segala arah.
3. Jaringan meristem bermacam-macam, yaitu jaringan Promeristem,
Jaringanmeristem primer, Jaringan meristem sekunder. Jika dilihat dari posisi
jaringan meristem dalam tubuh tumbuhan maka jaringan meristem dibagi menjadi
jaringan meristem apikal, intekalar, dan lateral.
3.2 Saran
Mengingat keterbatasan kami sebagai penulis dan penyusun makalah ini, jika ada
kekeliruan atau kesalahan dalam penyusunan, maka kami sebagai penulis mohon kritik
dan saran dari teman-teman atau pembaca. Untuk menambah wawasan, pembaca dapat
melihat reverensi yang lain mengenai Struktur dan Perkembangan Jaringan Meristem.
DAFTAR PUSTAKA

Anni Puji Astutik (2005) ‘Jaringan Pada Tumbuhan’, journal, 7(2), pp. 147–173. Available
at:http://dx.doi.org/10.1016/j.intell.2008.09.007%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/S0010-
9452(58)800106%0Ahttp://pss.sagepub.com/content/17/1/67.short%0Ahttp://dx.doi.o
rg/10.1016/j.cogdev.2013.06.002%0Ahttp://www.chabris.com/Hooven2008.pdf%0Ah
ttp://www.ncbi.nlm.

Iverson, B.L. and Dervan, P.B. (2020) ‘Jaringan Meristem’, journal, pp. 7823–7830.

Annisa, dkk.2016. "Jaringan Meristem Primer dan Sekunder". journal, Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Muhamadiyah

Novita dwi, dkk. 2016. "Klasifikasi Jaringan Meristem". Sekolah Tinggi Farmasi Muhamadyah
Tangerang

Anda mungkin juga menyukai