Anda di halaman 1dari 50

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 4 Medan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/2 (Dua)

Materi Pokok : Plantae

Alokasi Waktu : 12 JP x 40 Menit (Pertemuan 1)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan KI 2
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di sekolah secara mandiri
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, sesuai kaidah keilmuan.
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)
3.8 Mengelompokkan tumbuhan 3.8.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Plantae
ke dalam divisi berdasarkan 3.8.2 Mengidentifikasi ciri-ciri umum
ciri-ciri umum serta tumbuhan lumut
peranannya dalam kehidupan. 3.8.3 Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan
paku
3.8.4 Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan biji
3.8.5 Menjelaskan peran tumbuhan
dalam ekosistem .
3.8.6 Menjelaskan peran tumbuhan
dalam bidang ekonomi
4.8 Menyajikan laporan hasil 4.8.1 Menyajikan hasil kegiatan projek
pengamatan dan analisis pembuatan herbarium dilengkapi
fenetik dan filogenetik dengan klasifikasi untuk
tumbuhan serta peranannya menggolongkan tumbuhan ke dalam
dalam kehidupan. divisi berdasarkan pengamatan dan
metagenesis tumbuhan dalam bentuk
laporan.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL), peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi Plantae berdasarkan 3 ciri-ciri umum Plantae dengan tepat
2. Mengidentifikasi 3 ciri-ciri umum tumbuhan lumut melalui studi literatur
3. Mengidentifikasi 3 ciri-ciri tumbuhan paku dengan benar melalui studi literatur
4. Mengidentifikasi 3 ciri-ciri tumbuhan biji melalui studi literatur
5. Menjelaskan peran tumbuhan dalam ekosistem dengan benar
D. Materi Pembelajaran
Pembelajaran kita kali ini diawali dengan membahas tentang lumut yang merupakan
salah satu kelompok tumbuhan pada Kingdom Plantae.
1. Lumut (Bryophyta)
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu bryon yang berarti “Tumbuhan Lumut“.
Pada umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel– sel yang memiliki
pigmen hijau berupa klorofil sehingga lumut memiliki kemampuan untuk
menghasilkan senyawa organik melalui proses fotosintesis yang terjadi di dalamnya.
Itulah sebabnya lumut tergolong organisme fotoautotrof.
1. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
a. Talofita yaitu tumbuhan yang tidak bisa dibedakan antara akar, batang dan daun.
b. Kormofita yaitu suatu tumbuhan yang sudah bisa dibedakan antara akar, batang dan
daun
c. Tumbuhan lumut disebut juga dengan tumbuhan peralihan karena ada berupa
tumbuhan yang masih berupa talus (lembaran, yakni lumut hati), tetapi ada juga yang
sudah mempunyai struktur tubuh mirip dengan akar, batang dan daun sejati (lumut
daun).
d. tumbuhan lumut juga merupakan suatu tumbuhan pelopor (vegetasi perintis), yang
tumbuh disuatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
e. Tumbuhan ini berukuran : makroskopis 1-2 cm, dan ada juga yang mencapai 40
cm
f. Tumbuhan ini tubuh nya berbentuk : mempunyai dua bentuk generasi, yakni
generasi Gametofit dan generasi Sporofit
2. Klasfikasi Tumbuhan Lumut
Lumut terdiri dari 3 Divisi yaitu Bryophyta, Hepaticophyta, dan Anthocerotophyta
a. Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Bryophyta mempunyai
struktur seperti akar yang disebut rizoid, struktur seperti batang, dan struktur
seperti daun. Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium di bagian
atasnya.
Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat
dibedakan antara tumbuhan jantan dan tumbuhan betina. Akan tetapi, ada juga
yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan. Tubuh fase
sporofit yang dihasilkan akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina.
Sporofit akan terus menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh
nutrisi. Setelah dewasa, sporofit akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Pada beberapa spesies sporangium dilapisi struktur seperti tudung yang disebut
kaliptra yang dihasilkan oleh arkegonium. Jika spora lumut sampai ke lingkungan
yang sesuai, spora itu akan berkecambah dan tumbuh menjadi filamen yang
disebut Protonema. Contoh lumut ini antara lain Polytrichum juniperinum,
Funaria, Pogonatum cirratum, Aerobryopsis longissima, dan lumut gambut
sphagnum
b. Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati mencakup 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh.Bentuk tubuh
gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun. Pada lumut hati
tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih, disebut talus, yang tidak
terdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun.Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Siklus hidup lumut hati mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuhnya
agak berbeda.Di dalam sporangium terdapat sel yang berbentuk gulungan yang
disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Pada beberapa lumut hati, gametangium berada pada struktur
batang yamg disebut arkegoniofor (yang menghasilkan arkegonium) dan
anteridiofor (yang menghasilkan anteridium).Lumut hati juga dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan sel yang disebut gemma yang merupakan struktur
seperti mangkok di permukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
c. Lumut Tanduk (Anthocerotophyta) Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip
dengan gametofit lumut hati, perbedaannya hanya terletak pada
sporofitnya.Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk dari gametofit. Masing– masing mempunyai kloroplas tunggal yang
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan lumut.Contohnya adalah Anthoceros
natans.Pada spesies ini arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit.
Ciri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup
gametofit.
3. Reproduksi Tumbuhan Lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif
terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di
dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi
gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara vegetatif (asesual) juga dapat
dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi
(pemutusan sebagian tubuhnya). Reproduksi generatif terjadi melalui fertilisasi
ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh
menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan. Reproduksi lumut
terjadi secara bergantian antara generatif dengan vegetatifnya, reproduksi
vegetatifnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi generatifnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium,
yaitu sebagai berikut:
 Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan
bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
 Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumlah sel induk spermatozoid.
 Tumbuhan lumut yang menghasilkan dua macam alat kelamin pada tubuh yang
sama disebut lumut berumah satu (monoesis), sedangkan tumbuhan lumut yang
menghasilkan alat kelamin pada tubuh yang berbeda disebut lumut berumah dua
(diesiss). Pada lumut berumah dua, tumbuhan yang menghasilkan anteridium
disebut gametofit jantan dan tumbuhan yang menghasilkan arkegonium disebut
gametofit betina.
4. Peran Lumut Bagi Kehidupan Tumbuhan lumut dalam beberapa jenis tumbuhan
memiliki manfaat atau peranan tumbuhan lumut bagi kehidupan manusia. Manfaat
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai obat hepatitis (Marchantia polymorpha)
b. Bahan pembalut dan bahan bakar (Spagnum)d.
c. Sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau
d. Sebagai penyedia oksigen untuk lingkungannya
e. Sebagai obat antiseptik (Frullania tamarisci jenis lumut hati)
f. Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung (Cratoneuron
filicinun jenis lumut daun)
g. Membantu mengobati penyakit pneumonia (Haplocaldium catillatum jenis
lumut daun)
h. Sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar
(Conocphalum conicum jenis lumut hati)
i. Mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai obat bius (Rhodobryum giganteum
jenis lumut daun)
2. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Ciri – ciri Tumbuhan Paku ( Pteridophyta ) Tumbuhan paku merupakan salah satu
kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat dijumpai di daratan. Tumbuhan
berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar, dan daun yang
sebenarnya. Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut
xilem dan floem. Ciri – ciri tumbuhan paku sebagai berikut :
a. Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas.
b. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut, dengan sistem konsentris.
c. Terjadi metagenesis.
d. Generasi sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan a.
keturunan generatif.
e. Ujung daun paku yang muda umumnya menggulung.
f. Akar paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra, tipe pembuluh angkut
g. konsentrik.
h. Batang umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan sejenisnya.
i. Daun paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga
dibedakan menjadi sporofil dan tropofil
2. Reproduksi Tumbuhan Paku ( Ptridophyta )
Tumbuhan paku dapat melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan
seksual (generatif).
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora di dalam
sporangium dan menggunakan rizom. Rizom akan membentuk tunas-tunas
tumbuhan paku yang berkoloni.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan spermatozoid di dalam
anteridium dan ovum di dalam arkegonium. Fertilisasi antara spermatozoid dan
ovum akan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit atau
tumbuhan paku.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
a. Paku Homospora (Isospora) Merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya
menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat (Lycopodium
clavatum).
b. Paku Heterospora Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan
dua jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya
paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata).
c. Paku Peralihan Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan
spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi memiliki fungsi
berbeda yaitu sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya
paku ekor kuda (Equisetum debile).
Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasarkan ciri tubuhnya menjadi empat
subdivisi, yaitu:
a. Paku Purba (Psilopsida) contohnya Psilotum nudum (paku purba)
b. Paku kawat (Lycopsida) contohnya Lycopodium clavatum ( Paku Kawat )
c. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida) contohnya Equisetum sp.
d. Paku Sejati (Filicinae) contohnya Asplenium nidus (paku sarang burung,)
Adiantum cuneatum (suplir)
3. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
Spermatophyta berasal dari bahasa yunani, yaitu sperma yang berarti biji, dan phyton
yang berarti tumbuhan. Meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi
secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji terdapat calon individu baru
(embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan yang terbungkus oleh
lapisan pelindung. Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan
menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji ) sedang alat
perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai
Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji.
Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan
manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji.
1. Ciri –ciri Tumbuhan Biji
a. Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas pengangkut sehingga
termasuk ke dalam kelompok Tracheophyta.
b. Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat berupa semak,
perdu, pohon, atau liana.
c. Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang berupa bunga atau
strobilus, dan dalam reproduksinya akan menghasilkan biji yang di dalamnya terdapat
embrio
d. Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya berupa bunga,
2. Reproduksi dan Siklus Hidup Tumbuhan Biji
Perkembangbiakan tumbuhan biji terjadi secara generatif (seksual) dengan
membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis),
penyerbukan (polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang
menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio. Perkembangan secara vegetatif
(aseksual) dengan organ-organ vegetatif seperti tunas, tunas adventif, rhizoma, dan
stolon.

Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat


reproduksinya berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa.
Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal. Angiospermae memiliki alat
perkembangbiakan yaitu berupa bunga.

Reproduksi pada Angiospermae diawali dengan adanya proses penyerbukan


(menempelnya serbuk sari pada kepala putik) dan proses pembuahan (penyerbukan
sel telur dan kantong lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk
sari). Selanjutnya zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi buah.
Pembuahan yang terjadi pada Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena dua
inti generatif (sperma) masing-masing membuahi sel telur yang akan menjadi
lembaga dan inti kandung lembaga menjadi endosperm

3. Klasifikasi Spermatophyta

a. Gymnospermae (Berbiji Terbuka)

Disebut biji terbuka karena bijinya tidak ditutupi oleh daging buah. Gymnospremae
umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk
kerucut, dan belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif terjadi satu
kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara
penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama.

1) Gymnospermae mempunyai 4 divisi, yaitu:


a. Kelas Cyadophyta contohnya pakis haji (Cycas rumphii)
b. Kelas Ginkophyta contohnya Ginkgo (Gingko biloba)
c. Kelas Peniphyta contohnya Pohon damar (Agathis alba)
d. Kelas Gnetophyta contohnya melinjo (Gnetum gnemon)
2) Agiospermae (Berbiji Tertutup)
Biji tertutup karena bijinya terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi
berupa bunga sempurna (benang sari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota,
kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan
(pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma
dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung
lembaga skunder). Pada umumnya tumbuhan ini berupa pohon, perdu, semak,
liana, atau herba
Klasifikasi Angiospermae:
Angiospeermae dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
a. Kelas Monocotyledoneae (berbiji berkeping tunggal) contohnya padi (Oryza
sativa)
b. Kelas Dicotyledonae (berkeping dua) contohnya mangga (Magnifera indica)
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik, Teaching at The Right Level
Model : Project Based Learning
Metode : Ceramah, Diskusi, Studi Literatur, Projek

F. Media, Alat dan Sumber Belajar


Media : PPT (Power Point), Gambar, Video
Alat : White Board, Laptop, Proyektor
Sumber Belajar :
1. Buku Teks : - Nurhayati, N dan Wijayanti,R. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas
X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung :
Yrama Widya.
- Safitri, R. 2016. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta : CV. Mediatama.
- Karmana, O. 2013. Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta :
Grafindo Media Pratama.
G. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks pembelajaran dan alokasi waktu:
PENDAHULUAN (15 MENIT)
1. Mempersiapkan peserta didik
 Guru mengucap salam pembuka dan menanyakan kabar.
 Mempersiapkan lingkungan kelas yang bersih, aman dan nyaman
 Memeriksa kehadiran seluruh peserta didik sambil mempersiapkan media
pembelajaran.
 Guru meminta ketua kelas untuk berdoa sebelum belajar
 Guru menyampaikan kesepakatan kelas.
2. Apersepsi
 Guru memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik agar semangat
dalam belajar pada pertemuan hari ini.
 Guru memberikan pertanyaan pemantik berkaitan dnegan topik hari ini
melalui gambar:

 Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik melalui foto dan


pertanyaan seputar kingdom Plantae
 “Apa itu Plantae?”, “Bagaimana ciri-ciri Plantae?”, “Apa saja yang
termasuk ke dalam kingdom plantae?
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
 Guru menampilkan gambar tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan
biji

 Melalui gambar ini guru memberikan pertanyaan pemantik.


 “Apakah peserta didik ada yang pernah menjumpai tumbuhan-tumbuhan
berikut dalam kehidupan sehari-hari?”
 Guru memberi apresiasi kepada peserta didik yang memberikan argument
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru memberikan pre-test kepada peserta didik melalui platform wordwall.
KEGIATAN INTI ( 90 MENIT)
Sintaks 1: Tahap Penentuan Pertanyaan Dasar (15 Menit)
 Guru melakukan brainstorming dengan memberi stimulus kepada peserta
didik terkait biji salak (monokotil) dan biji mangga (dikotil), guru
menanyangkan gambar biji salak dan biji

 Peserta didik diminta untuk bertanya terkait gambar tersebut.


 Peserta didik untuk memberi tanggapan atau bertanya konsep yang belum
dipahami.
 Guru menayangkan slide power point tentang dunia tumbuhan (plantae)
secara singkat dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh guru
Sintaks 2: Tahap Mendesain Perencanaan (10 menit)
 Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 6 orang yang
mempunyai perbedaan dalam kesiapan belajar sehingga dalam diskusi
kelompok terjadi distribusi ide dan pengetahuan. Kesiapan belajar dilihat dari
hasil profil perkembangan kognitif atau dari hasil pre test. Pengelompokkan 5
orang anggota kelompok lainnya berdasarkan pencabutan nomor
 Guru menanyangkan video tentang cara pembuatan herbarium kering
 Guru memanggil satu orang dalam setiap kelompok untuk memilih kertas yang
berisi divisi plantae yang akan mereka jadikan herbarium.
 Peserta didik bersama guru melakukan kesepakatan proyek yang akan dilakukan
yaitu: “Pembuatan Herbarium Kering dari Tumbuh-tumbuhan disekitar Kita”
berdasarkan hal tersebut maka masing-masing kelompok harus membuat sebuah
herbarium.
 Guru memberikan contoh tumbuhannya seperti : lumut hati, paku resam,
tumbuhan jambu biji. (untuk tumbuhan berkeping 2 hanya daunnya saja).
 Guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil
herbarium dalam bentuk bingkai foto atau album, atau tempelan dinding dari
kertas karton
 Guru memberitahu peserta didik untuk menuliskan informasi terkait tanaman
yang diherbariumkan tersebut (pelabelan)
 Peserta didik bersama guru menyepakati desain dan komponen laporan proyek
yaitu: Identitas umum, jenis herbarium kering, cara pembuatan herbarium
kering, manfaat pembuatan herbarium kering.
 Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyusun langkah-
langkah atau prosedur pengerjaan proyek berupa rancangan proyek yang akan
dibuat dan pembagian tugas masing-masing anggota.

Sintaks 3: Tahap Menyusun Jadwal (30 menit)


 Guru dan peserta didik menyepakati jadwal untuk melakukan kegiatan
pembuatan produk
 Guru dan peserta didik mendiskusikan jadwal pengumpulan herbarium dan
laporan sebagai hasil akhir dari kegiatan projek tersebut.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)


 Guru mereview dan memberi penguatan terhadap materi yang masih kurang
dipahami oleh peserta didik.
 Peserta didik melakukan post test
 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan terkait pembelajaran.
 Guru memberikan penghargaan pada individu/kelompok peserta didik.
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaranGuru
menyampaikan materi pelajaran di pertemuan berikutnya presentasi hasil
pembuatan herbarium.
 Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.
Medan, 17 Februari 2023

Guru Pamong Mahasiswa PPG Prajabatan

Eni Susanti, M.Pd Kolosenthya Doloksaribu, S.Pd


NIP. 19880422 201101 2 001 NIM. 9223610063
H. Asesmen dan Instrumen Penilaian
Diagnostik: Asesmen diagnostik terdiri dari diganosa kognitif yang dilakukan di awal
pembelajaran.
Formatif: Asesmen ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
penilaian diri dan teman sejawat, catatan anekdot, kreatifitas peserta didik, nilai pos
test.
Asesmen Sumatif: Dilaksanakan di akhir materi Plantae setelah pertemuan ke-2.

Soal Asesmen Formatif:


1. Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri berikut, kecuali......
a. Habitatnya di tempat lembab
b. Mempunyai jaringan pembuluh
c. Tidak mempunyai jaringan pembuluh
d. Belum mempunyai akar, batang dan daun sejati
e. Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertallus dan tumbuhan
berkormus.
2. Daun tumbuhan paku yang berfungsi untuk fotosintesis adalah......
a. Mikrofil
b. Makrofil
c. Tropofil
d. Sporofil
e. Gametofit
3. Yang termasuk ke dalam kelompok Gymnospermae yaitu....
a. Alang-alang, pakis haji, damar, cemara
b. Damar, pinus, cemara, pisang
c. Pinang, pakis haji, cemara, pinus
d. Pinus, damar, pakis haji, melinjo
e. Damar, melinjo, alang-alang, pakis haji
4. Monokotil dapat dibedakan dari dikotil berdasarkan ciri-ciri khas yang terdapat
pada semua struktur di bawah ini, kecuali.....
a. Susunan akarnya
b. Susunan anatomi pembuluh batangnya
c. Morfologi bunganya
d. Sifat haploid sel kelaminnya
e. Tipe biji
5. Berikut adalah contoh spesies dari kingdom Plantae yang biasa dijadikan sebagai
sumber karbohidrat utama, yaitu.......
a. Cocos nucifera c. Salacca sp. e. Oryza sativa
b. Ficus benjamina d. Psidium guajava

I. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Nilai = × 100%

Koversi tingkat Penugasan:


90-100% = Baik Sekali
80-90% = Baik
70-79% = Cukup
<70% = Kurang

II. Penilaian Sikap (Afektif)


No Nama Tanggung Jawab Bekerjasama Percaya Diri Total Predikat
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
dst
Keterangan:
1: Kurang 2: Cukup 3: Baik 4: Sangat Baik
III. Penilaian Sikap (Afektif)
No Nama Aspek Penilaian Total Predikat
Siswa Berpartisipasi Bekerjasama Memberikan
mempersiapk di dalam komentar
an alat dan pengerjaan terhadap
bahan projek presentasi
pembuatan dan projek
proyek kelompok lain
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
dst.

Keterangan:
1: Kurang 2: Cukup 3: Baik 4: Sangat Baik

IV. Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)


No Rubrik Poin

1 Display/ wujud produk 25

2 Presisi/ produk yang dikembangkan dapat berfungsi 25

3 Kreativitas 25

4 Ketepatan produk dengan konsep yang dipilih 25


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 4 Medan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/2 (Dua)

Materi Pokok : Plantae

Alokasi Waktu : 12 JP x 40 Menit (Pertemuan 2)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan KI 2
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di sekolah secara mandiri
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, sesuai kaidah keilmuan.
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)
3.8 Mengelompokkan tumbuhan 3.8.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Plantae
ke dalam divisi berdasarkan 3.8.2 Mengidentifikasi ciri-ciri umum
ciri-ciri umum serta tumbuhan lumut
peranannya dalam kehidupan. 3.8.3 Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan
paku
3.8.4 Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan biji
3.8.5 Menjelaskan peran tumbuhan
dalam ekosistem .
3.8.6 Menjelaskan peran tumbuhan
dalam bidang ekonomi
4.8 Menyajikan laporan hasil 4.8.1 Menyajikan hasil kegiatan projek
pengamatan dan analisis pembuatan herbarium dilengkapi
fenetik dan filogenetik dengan klasifikasi untuk
tumbuhan serta peranannya menggolongkan tumbuhan ke dalam
dalam kehidupan. divisi berdasarkan pengamatan dan
metagenesis tumbuhan dalam bentuk
laporan.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL, peserta didik mampu :
1. Menjelaskan daur hidup tumbuhan lumut dengan tepat
2. Menjelaskan daur hidup tumbuhan paku dengan tepat
3. Menjelaskan daur hidup tumbuhan biji
4. Menjelaskan peran tumbuhan dalam bidang ekonomi dengan benar
5. Menyajikan hasil kegiatan projek pembuatan herbarium dilengkapi dengan
klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisi berdasarkan
pengamatan dan metagenesis tumbuhan dalam bentuk laporan hasil kegiatan.

D. Materi Pembelajaran
Pembelajaran kita kali ini diawali dengan membahas tentang lumut yang merupakan
salah satu kelompok tumbuhan pada Kingdom Plantae.
1. Lumut (Bryophyta)
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu bryon yang berarti “Tumbuhan Lumut“.
Pada umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel– sel yang memiliki
pigmen hijau berupa klorofil sehingga lumut memiliki kemampuan untuk
menghasilkan senyawa organik melalui proses fotosintesis yang terjadi di dalamnya.
Itulah sebabnya lumut tergolong organisme fotoautotrof.
1. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
a. Talofita yaitu tumbuhan yang tidak bisa dibedakan antara akar, batang dan daun.
b. Kormofita yaitu suatu tumbuhan yang sudah bisa dibedakan antara akar, batang dan
daun
c. Tumbuhan lumut disebut juga dengan tumbuhan peralihan karena ada berupa
tumbuhan yang masih berupa talus (lembaran, yakni lumut hati), tetapi ada juga yang
sudah mempunyai struktur tubuh mirip dengan akar, batang dan daun sejati (lumut
daun).
d. tumbuhan lumut juga merupakan suatu tumbuhan pelopor (vegetasi perintis), yang
tumbuh disuatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
e. Tumbuhan ini berukuran : makroskopis 1-2 cm, dan ada juga yang mencapai 40
cm
f. Tumbuhan ini tubuh nya berbentuk : mempunyai dua bentuk generasi, yakni
generasi Gametofit dan generasi Sporofit
2. Klasfikasi Tumbuhan Lumut Lumut terdiri dari 3 Divisi yaitu Bryophyta,
Hepaticophyta, dan Anthocerotophyta
a. Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Bryophyta mempunyai
struktur seperti akar yang disebut rizoid, struktur seperti batang, dan struktur
seperti daun. Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium di bagian
atasnya.
Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat
dibedakan antara tumbuhan jantan dan tumbuhan betina. Akan tetapi, ada juga
yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan. Tubuh fase
sporofit yang dihasilkan akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina.
Sporofit akan terus menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh
nutrisi. Setelah dewasa, sporofit akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Pada beberapa spesies sporangium dilapisi struktur seperti tudung yang disebut
kaliptra yang dihasilkan oleh arkegonium. Jika spora lumut sampai ke lingkungan
yang sesuai, spora itu akan berkecambah dan tumbuh menjadi filamen yang
disebut Protonema. Contoh lumut ini antara lain Polytrichum juniperinum,
Funaria, Pogonatum cirratum, Aerobryopsis longissima, dan lumut gambut
sphagnum
b. Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati mencakup 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh.Bentuk tubuh
gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun. Pada lumut hati
tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih, disebut talus, yang tidak
terdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun.Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Siklus hidup lumut hati mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuhnya
agak berbeda.Di dalam sporangium terdapat sel yang berbentuk gulungan yang
disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Pada beberapa lumut hati, gametangium berada pada struktur
batang yamg disebut arkegoniofor (yang menghasilkan arkegonium) dan
anteridiofor (yang menghasilkan anteridium).Lumut hati juga dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan sel yang disebut gemma yang merupakan struktur
seperti mangkok di permukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
c. Lumut Tanduk (Anthocerotophyta) Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip
dengan gametofit lumut hati, perbedaannya hanya terletak pada
sporofitnya.Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk dari gametofit. Masing– masing mempunyai kloroplas tunggal yang
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan lumut.Contohnya adalah Anthoceros
natans.Pada spesies ini arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit.
Ciri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup
gametofit.
3. Reproduksi Tumbuhan Lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif
terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di
dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi
gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara vegetatif (asesual) juga dapat
dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi
(pemutusan sebagian tubuhnya). Reproduksi generatif terjadi melalui fertilisasi
ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh
menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan. Reproduksi lumut
terjadi secara bergantian antara generatif dengan vegetatifnya, reproduksi
vegetatifnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi generatifnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium,
yaitu sebagai berikut:
 Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan
bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
 Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumlah sel induk spermatozoid.
 Tumbuhan lumut yang menghasilkan dua macam alat kelamin pada tubuh yang
sama disebut lumut berumah satu (monoesis), sedangkan tumbuhan lumut yang
menghasilkan alat kelamin pada tubuh yang berbeda disebut lumut berumah dua
(diesiss). Pada lumut berumah dua, tumbuhan yang menghasilkan anteridium
disebut gametofit jantan dan tumbuhan yang menghasilkan arkegonium disebut
gametofit betina.
3. Peran Lumut Bagi Kehidupan Tumbuhan lumut dalam beberapa jenis tumbuhan
memiliki manfaat atau peranan tumbuhan lumut bagi kehidupan manusia. Manfaat
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai obat hepatitis (Marchantia polymorpha)
b. Bahan pembalut dan bahan bakar (Spagnum)
c. Sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau
d. Sebagai penyedia oksigen untuk lingkungannya
e. Sebagai obat antiseptik (Frullania tamarisci jenis lumut hati)
f. Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung (Cratoneuron
filicinun jenis lumut daun)
g. Membantu mengobati penyakit pneumonia (Haplocaldium catillatum jenis lumut
daun)
h. Sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar (Conocphalum
conicum jenis lumut hati)
i. Mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai obat bius (Rhodobryum giganteum
jenis lumut daun)
4. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Ciri – ciri Tumbuhan Paku ( Pteridophyta ) Tumbuhan paku merupakan salah satu
kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat dijumpai di daratan. Tumbuhan
berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar, dan daun yang sebenarnya.
Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xilem dan
floem. Ciri – ciri tumbuhan paku sebagai berikut :
a. Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas.
b. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut, dengan sistem konsentris.
c. Terjadi metagenesis.
d. Generasi sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan a.
keturunan generatif.
e. Ujung daun paku yang muda umumnya menggulung.
f. Akar paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra, tipe pembuluh angkut
g. Konsentrik.
h. Batang umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan sejenisnya.
i. Daun paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga
dibedakan menjadi sporofil dan tropofil
2. Reproduksi Tumbuhan Paku ( Ptridophyta ) Tumbuhan paku dapat melakukan
reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora di dalam sporangium
dan menggunakan rizom. Rizom akan membentuk tunas-tunas tumbuhan paku
yang berkoloni.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan spermatozoid di dalam
anteridium dan ovum di dalam arkegonium. Fertilisasi antara spermatozoid dan
ovum akan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit atau
tumbuhan paku.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
a. Paku Homospora (Isospora) Merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya
menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat (Lycopodium
clavatum).
b. Paku Heterospora Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan
dua jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya
paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata).
c. Paku Peralihan Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan
spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi memiliki fungsi
berbeda yaitu sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya
paku ekor kuda (Equisetum debile).
Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasarkan ciri tubuhnya menjadi empat
subdivisi, yaitu:
d. Paku Purba (Psilopsida) contohnya Psilotum nudum (paku purba)
e. Paku kawat (Lycopsida) contohnya Lycopodium clavatum ( Paku Kawat )
f. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida) contohnya Equisetum sp.
g. Paku Sejati (Filicinae) contohnya Asplenium nidus (paku sarang burung,)
Adiantum cuneatum (suplir)
3. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
Spermatophyta berasal dari bahasa yunani, yaitu sperma yang berarti biji, dan phyton
yang berarti tumbuhan. Meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi
secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji terdapat calon individu baru
(embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan yang terbungkus oleh
lapisan pelindung. Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan
menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji ) sedang alat
perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai
Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji.
Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan
manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji.
1. Ciri –ciri Tumbuhan Biji
a. Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas pengangkut sehingga
termasuk ke dalam kelompok Tracheophyta.
b. Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat berupa semak,
perdu, pohon, atau liana.
c. Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang berupa bunga atau
strobilus, dan dalam reproduksinya akan menghasilkan biji yang di dalamnya
terdapat embrio
d. Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya berupa bunga,
2. Reproduksi dan Siklus Hidup Tumbuhan Biji
Perkembangbiakan tumbuhan biji terjadi secara generatif (seksual) dengan
membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis),
penyerbukan (polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang
menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio. Perkembangan secara vegetatif
(aseksual) dengan organ-organ vegetatif seperti tunas, tunas adventif, rhizoma, dan
stolon.

Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat


reproduksinya berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa.
Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal. Angiospermae memiliki alat
perkembangbiakan yaitu berupa bunga.

Reproduksi pada Angiospermae diawali dengan adanya proses penyerbukan


(menempelnya serbuk sari pada kepala putik) dan proses pembuahan (penyerbukan
sel telur dan kantong lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk
sari). Selanjutnya zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi buah.
Pembuahan yang terjadi pada Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena dua
inti generatif (sperma) masing-masing membuahi sel telur yang akan menjadi
lembaga dan inti kandung lembaga menjadi endosperm

3. Klasifikasi Spermatophyta

a. Gymnospermae (Berbiji Terbuka)

Disebut biji terbuka karena bijinya tidak ditutupi oleh daging buah. Gymnospremae
umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk
kerucut, dan belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif terjadi satu
kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara
penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama.

a. Gymnospermae mempunyai 4 divisi, yaitu:


a. Kelas Cyadophyta contohnya pakis haji (Cycas rumphii)
b. Kelas Ginkophyta contohnya Ginkgo (Gingko biloba)
c. Kelas Peniphyta contohnya Pohon damar (Agathis alba)
d. Kelas Gnetophyta contohnya melinjo (Gnetum gnemon)
b. Agiospermae (Berbiji Tertutup)
Biji tertutup karena bijinya terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi
berupa bunga sempurna (benang sari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota,
kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan
(pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma
dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung
lembaga skunder). Pada umumnya tumbuhan ini berupa pohon, perdu, semak,
liana, atau herba
Klasifikasi Angiospermae:
Angiospeermae dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
a. Kelas Monocotyledoneae (berbiji berkeping tunggal) contohnya padi (Oryza
sativa)
b. Kelas Dicotyledonae (berkeping dua) contohnya mangga (Magnifera indica)
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Project Based Learning
Metode : Ceramah, Diskusi, Studi Literatur, Projek
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : PPT (Power Point), Gambar, Video
Alat : White Board, Laptop, Proyektor
Sumber Belajar :
1. Buku Teks : - Nurhayati,N dan Wijayanti,R. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas
X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung :
Yrama Widya.
- Safitri, R. 2016. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta : CV. Mediatama.
- Karmana, O. 2013. Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta :
Grafindo Media Pratama.
G. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks pembelajaran dan alokasi waktu:

PENDAHULUAN (15 MENIT)


1. Mempersiapkan peserta didik
 Guru mengucap salam pembuka dan menanyakan kabar.
 Mempersiapkan lingkungan kelas yang bersih, aman dan nyaman
 Memeriksa kehadiran seluruh peserta didik sambil mempersiapkan media
pembelajaran.
 Guru meminta ketua kelas untuk berdoa sebelum belajar.
 Guru menyampaikan kesepakatan kelas Guru menanyakan kabar dan
perasaan peserta didik pada hari tersebut.
 Guru memberi apersepsi berupa pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan
materi pembelajaran di pertemuan sebelumnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
 Guru memberikan pre test sebagai asesmen diganostik kognitif di awal
KEGIATAN INTI ( 90 MENIT)
Sintaks 4: Tahap Monitoring Keaktifan dan Kemajuan Proyek
 Guru memeriksa atau memonitoring perkembangan proyek pembuatan
herbarium melalui demonstrasi singkat yang dilakukan di dalam kelas oleh
masing-masing kelompok.
 Guru memfasilitasi setiap kelompok dalam setiap proses pengerjaan pembuatan
herbarium kering maupun penyusunan laporan proyek.

KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)


 Guru mereview dan memberi penguatan terhadap materi yang masih kurang
dipahami oleh peserta didik.
 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan terkait pembelajaran.
 Guru memberikan penghargaan pada individu/kelompok peserta didik.
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran.
 Guru menyampaikan pertemuan selanjutnya adalah prsentasi proyek (produk)
 Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam
Medan, 17 Februari 2023

Guru Pamong Mahasiswa PPG Prajabatan

Eni Susanti, M.Pd Kolosenthya Doloksaribu, S.Pd


NIP. 19880422 201101 2 001 NIM. 9223610063
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 4 Medan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/2 (Dua)

Materi Pokok : Plantae

Alokasi Waktu : 12 JP x 40 Menit (Pertemuan 3)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan KI 2
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari yang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dipelajarinya di sekolah secara mandiri
budaya, dan humaniora dengan wawasan dan mampu menggunakan metoda
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, sesuai kaidah keilmuan.
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)
3.8 Mengelompokkan tumbuhan 3.8.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Plantae
ke dalam divisi berdasarkan 3.8.2 Mengidentifikasi ciri-ciri umum
ciri-ciri umum serta tumbuhan lumut
peranannya dalam kehidupan. 3.8.3 Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan
paku
3.8.4 Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan biji
3.8.5 Menjelaskan peran tumbuhan
dalam ekosistem .
3.8.6 Menjelaskan peran tumbuhan
dalam bidang ekonomi
4.8 Menyajikan laporan hasil 4.8.1 Menyajikan hasil kegiatan projek
pengamatan dan analisis pembuatan herbarium dilengkapi
fenetik dan filogenetik dengan klasifikasi untuk
tumbuhan serta peranannya menggolongkan tumbuhan ke dalam
dalam kehidupan. divisi berdasarkan pengamatan dan
metagenesis tumbuhan dalam bentuk
laporan.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) peserta didik mampu :
1. Menjelaskan daur hidup tumbuhan lumut dengan tepat melalui studi literatur
2. Menjelaskan daur hidup tumbuhan paku dengan tepat melalui studi literatur
3. Menjelaskan daur hidup tumbuhan biji dengan tepat melalui studi literatur
4. Menjelaskan peran tumbuhan dalam bidang ekonomi dengan benar
5. Menyajikan hasil kegiatan projek pembuatan herbarium dilengkapi dengan
klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisi berdasarkan
pengamatan dan metagenesis tumbuhan dalam bentuk laporan hasil kegiatan.
D. Materi Pembelajaran
Pembelajaran kita kali ini diawali dengan membahas tentang lumut yang merupakan
salah satu kelompok tumbuhan pada Kingdom Plantae.
1. Lumut (Bryophyta)
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu bryon yang berarti “Tumbuhan Lumut“.
Pada umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel– sel yang memiliki
pigmen hijau berupa klorofil sehingga lumut memiliki kemampuan untuk
menghasilkan senyawa organik melalui proses fotosintesis yang terjadi di dalamnya.
Itulah sebabnya lumut tergolong organisme fotoautotrof.
1. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
a. Talofita yaitu tumbuhan yang tidak bisa dibedakan antara akar, batang dan daun.
b. Kormofita yaitu suatu tumbuhan yang sudah bisa dibedakan antara akar, batang dan
daun
c. Tumbuhan lumut disebut juga dengan tumbuhan peralihan karena ada berupa
tumbuhan yang masih berupa talus (lembaran, yakni lumut hati), tetapi ada juga yang
sudah mempunyai struktur tubuh mirip dengan akar, batang dan daun sejati (lumut
daun).
d. tumbuhan lumut juga merupakan suatu tumbuhan pelopor (vegetasi perintis), yang
tumbuh disuatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
e. Tumbuhan ini berukuran : makroskopis 1-2 cm, dan ada juga yang mencapai 40
cm
f. Tumbuhan ini tubuh nya berbentuk : mempunyai dua bentuk generasi, yakni
generasi Gametofit dan generasi Sporofit
2. Klasfikasi Tumbuhan Lumut Lumut terdiri dari 3 Divisi yaitu Bryophyta,
Hepaticophyta, dan Anthocerotophyta
a. Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Bryophyta mempunyai
struktur seperti akar yang disebut rizoid, struktur seperti batang, dan struktur
seperti daun. Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium di bagian
atasnya.
Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat
dibedakan antara tumbuhan jantan dan tumbuhan betina. Akan tetapi, ada juga
yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan. Tubuh fase
sporofit yang dihasilkan akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina.
Sporofit akan terus menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh
nutrisi. Setelah dewasa, sporofit akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Pada beberapa spesies sporangium dilapisi struktur seperti tudung yang disebut
kaliptra yang dihasilkan oleh arkegonium. Jika spora lumut sampai ke lingkungan
yang sesuai, spora itu akan berkecambah dan tumbuh menjadi filamen yang
disebut Protonema. Contoh lumut ini antara lain Polytrichum juniperinum,
Funaria, Pogonatum cirratum, Aerobryopsis longissima, dan lumut gambut
sphagnum
b. Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati mencakup 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh.Bentuk tubuh
gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun. Pada lumut hati
tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih, disebut talus, yang tidak
terdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun.Tubuhnya terbagi menjadi dua
lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Siklus hidup lumut hati mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuhnya
agak berbeda.Di dalam sporangium terdapat sel yang berbentuk gulungan yang
disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu
memencarkan spora. Pada beberapa lumut hati, gametangium berada pada struktur
batang yamg disebut arkegoniofor (yang menghasilkan arkegonium) dan
anteridiofor (yang menghasilkan anteridium).Lumut hati juga dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan sel yang disebut gemma yang merupakan struktur
seperti mangkok di permukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
c. Lumut Tanduk (Anthocerotophyta) Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip
dengan gametofit lumut hati, perbedaannya hanya terletak pada
sporofitnya.Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk dari gametofit. Masing– masing mempunyai kloroplas tunggal yang
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan lumut.Contohnya adalah Anthoceros
natans.Pada spesies ini arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit.
Ciri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup
gametofit.
3. Reproduksi Tumbuhan Lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif
terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di
dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi
gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara vegetatif (asesual) juga dapat
dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi
(pemutusan sebagian tubuhnya). Reproduksi generatif terjadi melalui fertilisasi
ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh
menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan. Reproduksi lumut
terjadi secara bergantian antara generatif dengan vegetatifnya, reproduksi
vegetatifnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi generatifnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium,
yaitu sebagai berikut:
 Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan
bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
 Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumlah sel induk spermatozoid.
 Tumbuhan lumut yang menghasilkan dua macam alat kelamin pada tubuh yang
sama disebut lumut berumah satu (monoesis), sedangkan tumbuhan lumut yang
menghasilkan alat kelamin pada tubuh yang berbeda disebut lumut berumah dua
(diesiss). Pada lumut berumah dua, tumbuhan yang menghasilkan anteridium
disebut gametofit jantan dan tumbuhan yang menghasilkan arkegonium disebut
gametofit betina.
3. Peran Lumut Bagi Kehidupan Tumbuhan lumut dalam beberapa jenis tumbuhan
memiliki manfaat atau peranan tumbuhan lumut bagi kehidupan manusia. Manfaat
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai obat hepatitis (Marchantia polymorpha)
b. Bahan pembalut dan bahan bakar (Spagnum)
c. Sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau
d. Sebagai penyedia oksigen untuk lingkungannya
e. Sebagai obat antiseptik (Frullania tamarisci jenis lumut hati)
f. Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung (Cratoneuron
filicinun jenis lumut daun)
g. Membantu mengobati penyakit pneumonia (Haplocaldium catillatum jenis
lumut daun)
h. Sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar
(Conocphalum conicum jenis lumut hati)
i. Mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai obat bius (Rhodobryum giganteum
jenis lumut daun)
3. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Ciri – ciri Tumbuhan Paku ( Pteridophyta ) Tumbuhan paku merupakan salah satu
kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat dijumpai di daratan. Tumbuhan
berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar, dan daun yang sebenarnya.
Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xilem dan
floem. Ciri – ciri tumbuhan paku sebagai berikut :
a. Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas.
b. Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut, dengan sistem konsentris.
c. Terjadi metagenesis.
d. Generasi sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan a.
keturunan generatif.
e. Ujung daun paku yang muda umumnya menggulung.
f. Akar paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra, tipe pembuluh angkut
g. konsentrik.
h. Batang umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan sejenisnya.
i. Daun paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga
dibedakan menjadi sporofil dan tropofil
2. Reproduksi Tumbuhan Paku ( Ptridophyta )
Tumbuhan paku dapat melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan
seksual (generatif).
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora di dalam
sporangium dan menggunakan rizom. Rizom akan membentuk tunas-tunas
tumbuhan paku yang berkoloni.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan spermatozoid di dalam
anteridium dan ovum di dalam arkegonium. Fertilisasi antara spermatozoid dan
ovum akan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit atau
tumbuhan paku.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu:
a. Paku Homospora (Isospora) Merupakan kelompok tumbuhan paku yang
hanya menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat (Lycopodium
clavatum).
b. Paku Heterospora Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan
dua jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya
paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata).
c. Paku Peralihan Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan
spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi memiliki fungsi
berbeda yaitu sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya
paku ekor kuda (Equisetum debile).
3. Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasarkan ciri tubuhnya menjadi empat
subdivisi, yaitu:
a. Paku Purba (Psilopsida) contohnya Psilotum nudum (paku purba)
b. Paku kawat (Lycopsida) contohnya Lycopodium clavatum ( Paku Kawat )
c. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida) contohnya Equisetum sp.
d. Paku Sejati (Filicinae) contohnya Asplenium nidus (paku sarang burung,)
Adiantum cuneatum (suplir)
3. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
Spermatophyta berasal dari bahasa yunani, yaitu sperma yang berarti biji, dan phyton
yang berarti tumbuhan. Meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi
secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji terdapat calon individu baru
(embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan yang terbungkus oleh
lapisan pelindung. Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan
menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji ) sedang alat
perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai
Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji.
Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan
manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji.
1. Ciri –ciri Tumbuhan Biji
a. Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas pengangkut sehingga
termasuk ke dalam kelompok Tracheophyta.
b. Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat berupa semak,
perdu, pohon, atau liana.
c. Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang berupa bunga atau
strobilus, dan dalam reproduksinya akan menghasilkan biji yang di dalamnya
terdapat embrio
d. Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya berupa bunga,
2. Reproduksi dan Siklus Hidup Tumbuhan Biji
Perkembangbiakan tumbuhan biji terjadi secara generatif (seksual) dengan
membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis),
penyerbukan (polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang
menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio. Perkembangan secara vegetatif
(aseksual) dengan organ-organ vegetatif seperti tunas, tunas adventif, rhizoma, dan
stolon.

Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat


reproduksinya berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa.
Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal. Angiospermae memiliki alat
perkembangbiakan yaitu berupa bunga.

Reproduksi pada Angiospermae diawali dengan adanya proses penyerbukan


(menempelnya serbuk sari pada kepala putik) dan proses pembuahan (penyerbukan
sel telur dan kantong lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk
sari). Selanjutnya zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi buah.
Pembuahan yang terjadi pada Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena dua
inti generatif (sperma) masing-masing membuahi sel telur yang akan menjadi
lembaga dan inti kandung lembaga menjadi endosperm

3. Klasifikasi Spermatophyta

a. Gymnospermae (Berbiji Terbuka)


Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji terbuka karena bijinya tidak ditutupi
oleh daging buah. Gymnospremae umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak
cabang, tudung daun membentuk kerucut, dan belum memiliki bunga sesungguhnya.
Reproduksi generatif terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang
menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif
lama.
Gymnospermae mempunyai 4 divisi, yaitu:
a. Kelas Cyadophyta contohnya pakis haji (Cycas rumphii)
b. Kelas Ginkophyta contohnya Ginkgo (Gingko biloba)
c. Kelas Peniphyta contohnya Pohon damar (Agathis alba)
d. Kelas Gnetophyta contohnya melinjo (Gnetum gnemon)
b. Agiospermae (Berbiji Tertutup)
Angiospermae atau disebut juga tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya terbungkus
oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benang sari,
putik, bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif
mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot
(pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti
generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder). Pada umumnya tumbuhan ini
berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba
Klasifikasi Angiospermae:
Angiospeermae dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
a) Kelas Monocotyledoneae (berbiji berkeping tunggal) contohnya padi (Oryza
sativa)
b) Kelas Dicotyledonae (berkeping dua) contohnya mangga (Magnifera indica)
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik, Teaching at The Right Level
Model : Project Based Learning
Metode : Ceramah, Diskusi, Studi Literatur, Projek
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : PPT (Power Point), Gambar, Video
Alat : White Board, Laptop, Proyektor
Sumber Belajar :
1. Buku Teks : - Nurhayati,N dan Wijayanti,R. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas
X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung :
Yrama Widya.
- Safitri, R. 2016. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta : CV. Mediatama.
- Karmana, O. 2013. Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta :
Grafindo Media Pratama.
G. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks pembelajaran dan alokasi waktu:

PENDAHULUAN (15 MENIT)


1. Mempersiapkan peserta didik
 Guru mengucap salam pembuka dan menanyakan kabar.
 Mempersiapkan lingkungan kelas yang bersih, aman dan nyaman
 Memeriksa kehadiran seluruh peserta didik sambil mempersiapkan media
pembelajaran.
 Guru meminta ketua kelas untuk berdoa sebelum belajar.
 Guru menyampaikan kesepakatan kelas
 Guru menanyakan kabar dan perasaan peserta didik pada hari tersebut.
 Guru memberi apersepsi berupa pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan
materi pembelajaran di pertemuan sebelumnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
 Guru memberikan pre test sebagai asesmen diganostik kognitif di awal.
KEGIATAN INTI ( 90 MENIT)
Sintaks 5: Menguji Hasil
 Setiap kelompok peserta didik mengumpulkan produk herbarium kering yang
telah dibuat.
 Guru memeriksa keberhasilan produk herbarium kering yang dibuat oleh
masing-masing kelompok.
 Setiap peserta didik mengumpulkan laporan hasil proyek dari pembuatan
herbarium kering.
Sintaks 6: Evaluasi Pengalaman Belajar
 Peserta didik dalam kelompok secara bergantian memberikan saran, pertanyaan
dan apresiasi kepada kelompok yang melakukan demonstrasi pembuatan produk
herbariumnya
 Guru mengukur ketercapaian standar dan megevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik.
 Guru memberikan umpan balik terhadap tingkat pemahaman yang sudah dicapai
oleh peserta didik melalui pengerjaan proyek tersebut
KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran
 Guru memberikan asesmen sumatif
 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan terkait pembelajaran.
 Guru memberikan penghargaan pada individu/kelompok peserta didik.
 Guru menyampaikan materi pelajaran di pertemuan (Animalia)
 Guru menutup pembelajaran dengan doa dan mengucapkan salam

Medan, 17 Februari 2023

Guru Pamong Mahasiswa PPG Prajabatan

Eni Susanti, M.Pd Kolosenthya Doloksaribu, S.Pd


NIP. 19880422 201101 2 001 NIM. 9223610063
H. Asesmen dan Instrumen Penilaian
Diagnostik: Asesmen diagnostik terdiri dari diganosa kognitif yang dilakukan di awal
pembelajaran.
Formatif: Asesmen ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
penilaian diri dan teman sejawat, catatan anekdot, kreatifitas peserta didik, nilai pos
test.
Asesmen Sumatif: Dilaksanakan di akhir materi Plantae setelah pertemuan ke-3.
Soal Asesmen Sumatif:
1. Tumbuhan lumut dapat dianggap sebagai tumbuhan yang kosmopolit sebab......
a. Hidup secara saprofit
b. Hidup secara parasit
c. Hidup secara epifit
d. Dapat hidup dimana saja
e. Hidup di air saja.
2. Sporofit Anthocerotophyta adalah......
a. Sporongium
b. Protonema
c. Kapsul spora
d. Anteridium
e. Arkegonium
3. Tumbuhan paku yang termasuk jenis paku homospora adalah.....
a. Selaginella
b. Lycopodium
c. Marchantia
d. Sphagnum
e. Equisetum
4. Karakteristik yang dimiliki oleh tumbuhan paku adalah.......
a. Tumbuhan berpembuluh dan tidak menghasilkan biji
b. Tumbuhan berpembuluh dan menghasilkan biji
c. Tumbuhan tidak berpembuluh dan tidak menghasilkan biji
d. Tumbuhan tidak berpembuluh dan menghasilkan biji
e. Tumbuhan tidak berpembuluh yang memiliki generasi gametofit dominan
5. Perhatikan data berikut.
(1) Klorofil a
(2) Klorofil b
(3) Xantofil
(4) Karoten
Komponen yang dimiliki oleh semua tumbuhan ditunjukkan oleh nomor......
a. (1) dan (2)
b. (3) dan (4)
c. (1), (2), dan (3)
d. (2), (3) dan (4)
e. (1), (2), (3), dan (4)

II. Essay
1. Jelaskan yang menjadi ciri-ciri lumut secara umum? (5)
2. Tuliskan contoh lumut daun dan lumut hati serta peranannya. (5)
3. Jelaskan apa yang menyebabkan tumbuhan paku tiang dipisahkan dengan
tumbuhan biji? (20)
4. Apakah perbedaan pokok antara Gymnospermae dan Angiospermae? (5)
5. Apa saja peranan tanaman dikotil dan monokotil bagi kehidupan manusia masing-
masing 5. (15 poin)

I. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Nilai = × 100%

Koversi tingkat Penugasan:


90-100% = Baik Sekali
80-90% = Baik
70-79% = Cukup
<70% = Kurang

a. Penilaian Sikap (Afektif)


No Nama Tanggung Jawab Bekerjasama Percaya Diri Total Predikat
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
dst
Keterangan:
1: Kurang 2: Cukup 3: Baik 4: Sangat Baik
b. Penilaian Sikap (Afektif)
No Nama Aspek Penilaian Total Predikat
Siswa Berpartisipasi Bekerjasama Memberikan
mempersiapk di dalam komentar
an alat dan pengerjaan terhadap
bahan projek presentasi
pembuatan dan projek
proyek kelompok lain
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
dst.

Keterangan:
1: Kurang 2: Cukup 3: Baik 4: Sangat Baik

c. Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)

4.
No Rubrik Poin

1 Display/ wujud produk 25

2 Presisi/ produk yang dikembangkan dapat berfungsi 25

3 Kreativitas 25

4 Ketepatan produk dengan konsep yang dipilih 25


5. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
a. Pengayaan
Peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM diberikan tugas HOTS
(pengembangan dari soal-soal sumatif) materi Plantae.
b. Remedial
Bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM, maka diterapkan hal-hal
seperti berikut:
1. Remedial dilaksanakan dengan memberikan bimbingan secara individu
mengenai ciri-ciri plantae, ciri-ciri tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan biji serta cara reproduksinya serta peranan plantae bagi kehidupan.
2. Strategi pembelajaran remedial dilaksanakan dengan penugasan, memberrikan
soal-soal remdial dan tutor sebaya berdasarkan indikator pembelajaran uang
belum dicapai oleh setiap peserta didik.
3. Remedial untuk satu rombongan belajar dilakukan apabila 75% peserta didik
memperoleh nilai di bawah KKM setelah diadakan penilaian kognitif.

REFLEKSI
Setelah memperlajari bab ini dan mengerjakan soal evaluasi, apakah anda telah menguasai
materi pada bab ini?
Untuk membantu anda menilai diri, isilah kolom tabel berikut dengan tanda centang (√)
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No. Kemampuan yang diharapkan Sudah Belum


Mampu Mampu
1. Dapat membandingkan tumbuhan lumut dan tumbuhan
paku
2. Dapat menyebutkan ciri-ciri tumbuhan lumut
3. Dapat menyebutkan contoh tumbuhan lumut dan
peranannya bagi lingkungan
4. Dapat menyebutkan ciri-ciri dan contoh tumbuhan
paku
5. Dapat menyebutkan contoh tumbuhan paku dan
peranannya bagi lingkungan
6. Dapat menjelaskan daur hidup tumbuhan lumut
7. Dapat menjelaskan daur hidup tumbuhan paku
8. Dapat membedakan Gymnospermae dan Agiospermae
9. Dapat menyebutkan contoh Gymnospermae dan
manfaatnya bagi manusia
10. Dapat menyebutkan contoh angiospermae dan
manfaatnya bagi manusia
11. Dapat menjelaskan perbedaan tumbuhan monokotil
dan dikotil
12. Dapat menyebutkan tumbuhan sebagai sumber pangan
manusia.
PEMBUATAN HERBARIUM KERING

Kompetensi Dasar

4.8 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan analisis fenetik dan filogenetik tumbuhan
serta peranannya dalam kehidupan.

Indikator Pencapaian Pembelajaran

4.8.1Menyajikan hasil kegiatan projek pembuatan herbarium dilengkapi dengan klasifikasi


untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisi berdasarkan pengamatan dalam
bentuk laporan.

Petunjuk Pembelajaran

1. Bacalah informasi mengenai plantae pada informasi pendukung yang terdapat di


LKPD atau berbagai literatur lainnya.
2. Diskusikan LKPD bersama teman kelompokmu untuk memecahkan masalah yang
terdapat di dalam LKPD.
3. Kerjakan LKPD bersama kelompokmu dengan sungguh-sungguh untuk memudahkan
dalam kegiatan investigasi dan perancangan serta pembuatan proyek.
4. Semua peserta didik harus bekerja sama dan aktif dalam diskusi kelompok.
5. Jawablah latihan soal di akhir LKPD dengan sungguh-sungguh.
6. Kumpulkan tugas sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.
Proyek: Pembuatan Herbarium Kering
Tahap 1: Pertanyaan Mendasar

Tujuan:

1. Melalui kegiatan pengerjaan proyek peserta didik mampu merancang langkah-langkah


pembuatan herbarium kering
2. Siswa mampu membuat produk herbarium kering melalui kegiatan proyek bersama
kelompok.
3. Melalui kegiatan pengerjaan proyek, peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil
proyek dengan membuat laporan secara tertulis.

Wacana:

Herbarium adalah spesimen tumbuhan yang telah diawetkan dan dapat dijadikan sebagi
media pembelajaran. Pembuatan herbarium adalah salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik dan generasi muda dalam pemanfaatan
tumbuhan. Herbarium merupakan material pokok yang bermanfaat alam mempelajari
sistematis tumbuhan dan membantu untuk mengidentifikasi tumbuhan dengan keunggulan
mudah dibawa dan praktis digunakan. Herbarium memiliki dua jenis, yaitu herbarium kering
(daun, akar, bunga, batang), dan herbarium basah (buah-buahan). Herbarium yang dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran adalah herbarium kering. Herbarium kering
merupakan koleksi tumbuhan yang telah dikeringkan dan disusun pada sebuah kertas serta
diberi keterangan terkait dengan spesimen tersebut. Herbarium kering akan mendorong siswa
untuk semakin berkreasi terhadap jenis-jenis tumbuhan. Herbarium kering lebih mudah
dibuat daripada herbarium basah, karena tumbuhan atau spesimen yang digunakan hanya
dikeringkan saja, dan aman dilakukan oleh anak-anak. Kegiatan pelatihan membuat
herbarium kering di sekolah sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan tumbuhan dari
lingkungan sekitar kepada siswa untuk memperdalam pelajaran etnobotani (biologi
tumbuhan) sesuai dengan kurikulum sekolah. Pembelajaran yang mengintegrasikan
lingkungan seperti herbarium kering sangat bermanfaat untuk membantu siswa dalam
mengidentifikasi tumbuhan dan mampu mendorong pembelajaran aktif dan menyenangkan.

Tahap 2: Menyusun Rencana Proyek


Memahami cara pembuatan herbarium kering:
Kegiatan ini dimulai dengan mencari tahu sumber berikut mengenai cara membuat herbarium
kering. Jawablah pertanyaan berikut untuk menuntun anda memecahkan masalah
menggunakan berbagai sumber. Selanjutnya untuk mengenali lebih lagi tentang herbarium
silahkan jawab beberapa pertanyaan berikut:
1. Tuliskan judul proyek yang telah Anda tentukan.

2. Tuliskan rancangan proyek yang telah Anda diskusikan bersama kelompok Anda

3. Tuliskan alat dan bahan yang akan Anda gunakan dalam pembuatan proyek

Alat:

1)................................ 5)................................

2)................................ 6)................................

3)................................ 7)................................

4)................................ 8)................................

Bahan:

1)................................ 5)................................

2)................................ 6)................................

3)................................ 7)................................

4)................................ 8)................................

4. Tuliskan langkah-langkah kerja yang telah kalian rancang


1)...........................................................................................................................................
2) ...........................................................................................................................................
3) ...........................................................................................................................................
4) ...........................................................................................................................................
5) ...........................................................................................................................................
6) ...........................................................................................................................................
7) ...........................................................................................................................................
8) ...........................................................................................................................................
9) ...........................................................................................................................................
10) .........................................................................................................................................
11) .........................................................................................................................................
12) ..........................................................................................................................................

Tahap 3: Menyusun Jadwal Kegiatan

1. Jadwal Implementasi Proyek


No Waktu Kegiatan
1 Minggu ke-1 Guru menyampaikan pengenalan, masalah dan proyek yang
dikerjakan, siswa mendesain proyek dan mendiskusikan draft
desain dengan guru.
2 Minggu ke-2 Melaksanakan proyek berdasarkan desain yang telah diperbaiki
3 Minggu ke-3 Presentasi hasil proyek dan evaluasi

2. Timeline (Waktu Penyelesaian Proyek):

Tanggal pertama membuat proyek :

Tempat pertama membuat proyek :

Waktu pertama membuat proyek :

Anggota kelompok yang hadir :

1. ........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
4. .........................................................
5. .........................................................
6. .........................................................

Tahap 4: Pelaksanaan Proyek

No Tahap pelaksanaan proyek Tanggal Hasil


1 Persiapan
2
3
4
5
Tahap 5: Mengevaluasi Hasil Proyek

A. Menyusun Laporan Proyek Per Kelompok


Susunlah Laporan Praktikum dengan diketik mengikuti aturan format laporan diketik pada
kertas HVS A4 dengan Times New Rowman, ukuran font 12pt. spasi 1.15, Margin above,
left 2.5 cm dan right, below 2 cm. Adapun format laporannya :
1. Judul proyek
2. Tujuan proyek
3. Waktu dan Tanggal pengerjaan proyek
4. Teori dasar
5. Prosedur pengerjaan proyek
6. Pembahasan hasil proyek
7. Kesimpulan
8. Referensi
9. Lampiran (Lampiran berisi foto pengerjaan proyek dan foto produk)

Kesimpulan

Tuliskan kesimpulan berdasarkan proyek yang telah kalian lakukan!

Daftar Pustaka

Afifah, N., Sudarmin, & Widianti, T. (2014). Efektivitas Penggunaan Herbarium dan
Insektarium pada Tema Klasifikasi Makhluk Hidup sebagai Suplemen Media
Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VII MTs. USEJ - Unnes Science Education
Journal, 3(2), 494–501. https://doi.org/10.15294/usej.v3i2.3346

Hafidah, Siti Hadiyati Nur., et.al. 2020. Pengenalan Etnobotani melalui Pembuatan
Herbarium Kering di Lingkungan Sekolah MI Muhammadiyah Plumbon, Wonogiri.
Buletin KKN Pendidikan 2(3), (78-83).
https://journals.ums.ac.id/index.php/buletinkkndik/article/download/10776/5989
LABEL HERBARIUM

HERBARIUM KERING
X IPA 3 SMA NEGERI 4 MEDAN
No :
Tanggal :
Kolektor :
Klasifikasi
Kingdom :
Divisi :
Kelas : Foto Tumbuhan
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Lokasi pengambilan:
Deskripsi:

HERBARIUM KERING
X IPA 3 SMA NEGERI 4 MEDAN
No :
Tanggal :
Kolektor :
Klasifikasi
Kingdom :
Divisi :
Kelas : Foto Tumbuhan
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Lokasi pengambilan:
Deskripsi:

Anda mungkin juga menyukai