Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I

“ANALISIS MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS FOLIUM DAN FLOS“

Dosen Pengampu : 1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt


2. Yulianita, M.Farm.
3. Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt.
4. Marybet Tri R.H, M.Farm., Apt
5. Mindiya Fatmi, M.Farm., Apt
6. Cyntia Wulandari, M.Farm
7. Nadhira Nhestricia, MKM., Apt.

Asisten Dosen : Juju Julianti

Disusun Oleh :

Nena Uswatun Hasanah (066119215)

3G (FARMASI)

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr, wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis
Mikroskopis dan Makroskopis Folium dan Flos. Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Melalui makalah ini, penulis berharap dapat memberikan informasi kepada pembaca
tentang uji identifikasi mikrskopis dan makroskopis pada Folium dan Flos. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas praktikum Farmakognosi.

Proses penulisan karya makalah ini tidak luput dari berbagai hambatan, namun dapat
dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Wassalamualaikum wr, wb.

Bogor, Desember 2020

penulis,

Nena Uswatun Hasanah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….....ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….....1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………..1
1.2 TUJUAN……………………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..2
2.1 PENGERTIAN……………………………………………………………………….2
2.2 DESKRIPSI TANAMAN……………………………………………………………3
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….10
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………...10
3.2 SARAN……………………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang secara turun temurun
telah digunakan sebaia ramuan obat tradisional. Pengobatan tradisional dengan tanaman obat
diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Pengembangan
obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan pengobatan modern. (Febriani, dkk.
2015).
Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1989).

Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

a. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh bagian tanaman,
eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya, datura Follium dan
Piperis nigri Fructus
b. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya
minyak ikan (Oleum iecoris assselli) dan madu (Meldepuratum)
c. Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelican ataumineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga (Depkes RI, 1989).
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mempelajari bermacam – macam rajangan daun secara makroskopis dan mikroskopis
2. Mempelajari bermacam – macam rajangan bunga kering secara makroskopis dan
mikroskopis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Follium

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energy dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan adalah organismeautotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya
sendiri malelui konversi energy cahaya menjadi energy kimia (Sutarmi, 1983).

Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disana
terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti
organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan
sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun
mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air,
adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap
struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).

Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus) dan pelepah
daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun berbiji sangat bervariasi. Seperti halnya batang dan akar,
daun juga tersusun atas beberapa sistem jaringan yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar yang
menyusun mesofil daun, jaringan pengangkut (Savitri, 2008).

Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat
sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau panjangnya. Sumbu bersama itu
disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi lateral dari rakis, daun disebut majemuk bersirip, dan
kalau semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga dapat dikatakan
melekat diujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun majemuk
(Tjitrosoepomo, 1993).

2
2.1.2 Flos

Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan
merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk,
Susunan dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, sedangkan kelopak
dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah.
Sebagian masih tetap bersifat daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorphosis
membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu
bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis
alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu
bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu
bunga (Gembong Tjitrosoepomo, 1988).

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi atau mengalami perubahan (organ
metamorpha). Modidikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang
oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh komposisi fitohormon tertentu. Bunga
dapat digolongkan ke dalam bunga sempurna (bunga lengkap) dan bunga tidak sempurna (bunga
tidak lengkap) (Haryudin, 2008).

Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletus) yaitujenis bunga yang memiliki
bagian steril (receptacle, petala, sepala) dan bagian fertile (androecium, gynoecium). Bunga tidak
lengkap atau bunga tidak sempurna (flosin-completus) yaitu jenis bunga yang tidak memiliki
salah satu organ pada bagian steril atau fertile (Subagio, 1990).

2.2 Deskripsi Tanaman

2.2.1 Follium

 Daun Jambu Mete

Nama Simplisia Anacardii Folium


Nama Tanaman Anarcardicum Occidentalis L.

3
Pemerian Ekstrak kental, bau aromatik,warna
coklat tua dan rasa kelat.
Makroskopis Berupa helaian daun, bentuk bulat telur
memanjang, pangkal runcing,
pertulangan daun menyirip, warna hijau
kekuningan sampai hijau tua kecoklatan.

Mikroskopis Fragmen pengenal kristal kalsium


oksalat bentuk prisma, epidermis bawah
dengan stomata, epidermis atas sistolit,
sklerenkim dan parenkim tulang daun.

Kegunaan Pengobatan luka bakar dan lepuh


Perbesaran 10 x 10

 Daun Alpukat

Nama Simplisia Perseae Americanae Folium


Nama Tanaman Perseae Gratissima Gaertn
Pemerian Ekstrak kental, bau khas aromatik,
warna coklat kehitaman, rasa pahit dan
kelat.
Makroskopis Berupa helaian daun tunggal, bentuk
jorong sampai bulat telur memanjang,
pangkal runcing, ujung meruncing dan
pertulangan menyirip.

4
Mikroskopis Fragmen pengenal, epidermis atas
dengan tulang daun dan palisade,
epidermis bawah dengna stomata.

Kegunaan Menurunkan tekanan darah dan


penderita hipertensi.
Perbesaran 10 x 10

 Daun Asam

Nama Simplisia Tamarindus Indicae Folium


Nama Tanaman Tamarindus Indica Linn
Pemerian Ekstrak kental, bau khas aromatik,
warna hitam, rasa sedikit asam.
Makroskopis Berupa lembaran daun berbentuk
lonjong, pangkal romping, ujung
terbelah.

Mikroskopis Fragmen pengenal, epidermis atas


dengan stomata, mesofil, parenkim
palisade, epidermis bawah dengan

5
stomata.

Kegunaan Analgesik, laksativa.


Perbesaran 10 x 10

 Daun Binahong

Nama Simplisia Anrederae Cordifoliae Folium


Nama Tanaman Anredera Cordifolia Ten. Steenis
Pemerian Ekstrak kental, warna coklat keunguan,
tidak berbau, rasa agak kelat.
Makroskopis Berupa helaian daun berbentuk
segitiga, pertulangan daun menyirip,
pangkal helaian daun berlekuk.

Mikroskopis Fragmen pengenal, epidermis atas


berkas pengangkut dengan penebalan
tipe spiral, epidermis bawah dengan
stomata, mesofil daun dengna Kristal
kalsium oksalar bentuk roset.

Kegunaan Antiinflamasi, antioksidan.


Perbesaran 10 x 10

6
2.2.2 Flos (Bunga)

 Bunga Kesumba

Nama Simplisia Carthami Tinctorii Floss


Nama Tanaman Carthamus Tinctorius L.
Pemerian Bau agak aromatik, rasa pahit.
Makroskopis Berupa seluruh bagian bunga, bentuk
daun pelindung elips meruncing,
mahkota tengah tepi terdapat 5 helai
daun, berlepasan, saling berlekatan,
ruang buah berbentuk elips.

Mikroskopis Fragmen pengenal serbuk sari, tangkai


putik, rambut penutup pada daun
pelindung, epidermis mahkota bunga.

Kegunaan Laksativa
Perbesaran 10 x 10

 Bunga Kecombrang

Nama Simplisia Nicolaiae Speciosae Flos


Nama Tanaman Nicolaia Speciosa (BI) Horan.
Pemerian Ekstrak kental, warna coklat
kehitaman, bau khas, rasa asam.
Makroskopis Berupa helaian daun perhiasan bunga
bentuk memanjang, pangkal berlekuk,

7
tepi bergelombang.

Mikroskopis Fragmen pengenal rambut penutup,


kolenkim, epidermis dengan stomata,
berkas pengangkut dengan penebalan
tipe tangga, dan epidermis perhiasan
bunga.
Kegunaan Antioksidan, antibakteri.
Perbesaran 10 x 10

 Bunga Krisan

Nama Simplisia Chrysanthemi Morifolii Flos


Nama Tanaman Chrysanthemum Morifolium ramatuelle
Pemerian Ekstrak kental, warna kuning
kecoklatan, bau khas, tidak berasa.
Makroskopis Berupa seluruh bagian bunga dengan
helaian mahkota bunga tepi
menggulung atau melipat, bentuk
mahkota bunga tepi jorong atau lanset,
bunga tengah mengumpul.

Mikroskopis Fragmen pengenal serbuk sari, rambut


pelindung (papus), epidermis braktea
dengan trikoma, epidermis bawah

8
braktea dengan stomata.

Kegunaan Antipiretik, antiinflamasi.


Perbesaran 10 x 10

 Bunga Rosela

Nama Simplisia Hibisci Sabdariffae Flos


Nama Tanaman Hibiscus Sabdariffae L.
Pemerian Ekstrak kental, warna merah hati, bau
khas, rasa asam.
Makroskopis Berupa helaian daun kelopak dan
mahkota bunga, bentuk segitiga,
kelopak berlekatan dengan mahkota
dibagian dasar bunga.

Mikroskopis Fragmen pengenal Kristal kalsium


oksalat bentuk roset, sklerenkim,
epidermis kelopak bunga dengan
stomata, serabut, berkas pengangkut
dengan dengan penebalan tipe spiral
dan serbuk sari.
Kegunaan Antioksidan, antihipertensi dan
antibiotik.
Perbesaran 10 x 10

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah “Analisis Makroskopis dan Mikroskopis Folium dan Flos” diatas,
dapat disimpulkan bahwa :

 Folium atau daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energy dari cahaya
matahari melalui fotosintesis.
 Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus) dan pelepah
daun (vagina).
 Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan
merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang
bentuk, susunan dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan.
 Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletus) yaitujenis bunga yang memiliki
bagian steril (receptacle, petala, sepala) dan bagian fertile (androecium, gynoecium).
 Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flosin-completus) yaitu jenis bunga
yang tidak memiliki salah satu organ pada bagian steril atau fertile.

10
3.2 Saran

Kami selaku penulis, sangat mengharapkan tegur sapa dan kritik dari pembaca sebagai
bekal kami memperbaiki makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Nomor 261/MENKES/SK/IV/2009. Menteri Kesehatan


Republic Indonesia.

Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. 2017. Kementrian kesehatan Republik Indonesia.

Farmakope Indonesia Edisi VI. 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Haryudin., Wawan., Rostiana., Otih. 2008. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia
galangal L.) Bul Litro Vol. XIX No. 2 Hal. 109-116.

Savitri, Sandi, Evika, MP. 2008. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan).
Malang: UIN Press.

Subagio, 1990. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Sutarmi. 1983. Botani Umum I. Jakarta: Gramedia.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

11
12

Anda mungkin juga menyukai