BOTANI FARMAS1 2 Anatomi Daun
BOTANI FARMAS1 2 Anatomi Daun
“ANATOMI DAUN”
DI SUSUN OLEH
PROGRAM S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
DAUN
Fungsi daun tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi
untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Daun tersusun atas
jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut.
1) Sistem dermal
Sistem ini dikenal pula dengan jaringan dermal atau jaringan epidermis.
Jaringan ini meliputi epiderm dan periderm
Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan
dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata
(mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di
permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun
teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua
permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang
tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis
daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas. Bentuk epidermis dan stomata
dapat Anda amati pada Gambar 2. dan 3.
1. Parenkim
Terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk
membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses
regenerasi.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur.
Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel
parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral
yang besar.
Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang
antarsel karena bentuk selnya membulat. Parenkim yang mempunyai ruang
antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi
metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya
sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi
menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya
menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
1. Kolenkim
2. Sklerenkim
Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang dikenal juga dengan istilah jaringan
palisade, merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
proses fotosintesis.
Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan
jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1. Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel
yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran
pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus
berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta
sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme
sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada
batang. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun
pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder
dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan
pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-
lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan
satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian
ujung-ujung selnya. Transport air dan mineral pada trakea berlangsung melalui
perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel
selnya.
2. Floem
Gambar 4.
Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil
Adapun macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam
Tabel berikut
Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No Jaringan Letak Fungsi Ciri-ciri
a) Epidermis Menyusun lapisan – Melindungi lapisan sel di Terdiri dari satu lapis sel
permukaan bagian dalam dari kecuali
atas dan bawah kekeringan. tanaman Ficus (tanaman
daun. – Menjaga bentuk daun agar karet).
tetap.
b) Kutikula Melapisi Zat kutin pada kutikula Penebalan dari zat kutin
permukaan mencegah penguapan air
atas dan bawah melalui permukaan daun.
daun.
c) Stomata Melapisi – Sebagai jalan masuk dan Mulut daun pada
permukaan keluarnya udara. epidermis
atas dan bawah – Sel penjaga sebagai dengan dua sel penutup
daun pengatur
membuka dan
menutupnya stomata.
d) Rambut dan Permukaan atas Alat pengeluaran. Alat tambahan pada
kelenjar dan epidermis
bawah daun.
e) Mesofil Di antara lapisan Tempat berlangsungnya – Terdiri dari sel
epidermis fotosintesis. parenkim,
atas dan banyak ruang antarsel.
bawah. – Kebanyakan
berdiferensiasi
menjadi palisade
(jaringan
tiang) dan spons
(jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang
berbentuk
silinder, tersusun rapat,
f) Urat daun Pada helai daun Transportasi zat. Menyirip atau menjari
Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun Monokotil,
dijelaskan dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-
Cirinya
No Jaringan Letak Fungsi ciri-ciri
a) Epidermis Lapisan permukaan – Melindungi lapisan Terdiri dari satu sel
dan atas sel di dengan penebalan
kutikula dan bawah daun. bagian dalam dari dari zat kutin.
kekeringan.
– Mencegah penguapan
air
melalui permukaan
daun.
b) Stomata Berderet di antara Sebagai jalan masuk Mulut daun dengan
urat dan dua sel penutup.
daun. keluarnya udara.
c) Mesofil Pada cekungan di Membuat zat makanan Tidak mengalami
antara urat daun. melalui diferensiasi,
fotosintesis. bentuknya
seragam kecuali
mesofil berkas
d) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat. sejajar
Murraya adalah salah satu marga dalam suku Rutaceae yang daerah
penyebarannya cukup luas. Marga ini tersebar dari Srilangka dan India ke Indo
Cina, Cina bagian Selatan, Taiwan, Thailand hingga kawasan Malesia sampai
Australia dan Kaledonia Baru (Tue, 1998). Di Indonesia jumlah jenis Murraya
belum diketahui dengan pasti (Astuti,2006). Dalam Flora of Java anggota marga
Murraya tercatat ada dua jenis, yaitu M. paniculata (L.) Jack sebagai sinonim
M.exotica L. dan M. koenigii (L.) Spreng (Backer dan Brink, 1965). Uji (1994)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa M. paniculata dan M. exotica merupakan
jenis berbeda, sedangkan Astuti (2006) mencatat 4 jenis Murraya, yaitu M.
paniculata (L.) Jack, M. exotica L., M. koenigii (L.) Spreng dan M.
crenulata(Turz.) Oliv. terdapat di Jawa.
Di bawah lapisan
epidermis terdapat jaringan mesofil (Gambar 12b) yang ditunjukkan dengan
adanya beberapa lapisan sel parenkim (klorenkim), selnya berbentuk polyhedral
yang berukuran besar. Di bagian tengah jaringan mesofil juga terdapat berkas
pembuluh kecil yang menyebar, sebanyak delapan (Gambar 12a).
Di antara mesofil dan berkas pembuluh daun terdapat jaringan yang terdiri
atas banyak aerenkim dan ruang antar sel sehingga membentuk suatu jaring-jaring
yang terdiri atas 6 ruang antarsel (Gambar 13a) yang ditunjukkan dengan adanya
beberapa susunan sel aerenkim membentuk bangunan padat dengan6 ruang antar
sel. Di dalam ruang antarsel tersebut berisi kloroplas (Gambar 13b).
Di bawah lapisan mesofil terdapat berkas pembuluh daun yang terdiri atas
berkas xylem dan berkas floem (Gambar 14). Berkas floem berupa kumpulan sel-
sel hidup yang tidak berlignin dan berkas xylem berupa sel-sel kosong berbentuk
bulat dengan dinding tebal berlignin, yang memiliki diameter berukuran 165,6
μm. Berkas xylem dan floem tersebut terletak secara konsentris. Berkas
pengangkut ini disebut konsentris amfikribal karena floem dikelilingi oleh xylem.
DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell Neil, et al. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid III. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
2. Fictor, F dan Moekti A. 2013. Praktis Belajar Biologi 2. Bandung: Sinar
Kreatif
3. Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali Press.
4. Fictor, F dan Moekti A. 2013. Praktis Belajar Biologi 2. Bandung: Sinar
Kreatif
5. Fatmawati Eka. 2012. ANATOMI HELAIAN DAUN MURRAYA SPP.
(RUTACEAE) DI JAWA [The Anatomical of Murraya spp. (Rutaceae) Leaflet
in Java]. Jurnal Berita Biologi 11(3).
6. Frasiandini Intan. 2012. Struktur Morfologi dan Anatomi Syringodium