Anda di halaman 1dari 14

BOTANI FARMASI

“ANATOMI DAUN”

DOSEN : M. Arifuddin., M.Si, Apt

DI SUSUN OLEH

NAMA/NIM : 1. ARIEF RISKY / 1513015097


2. CICI SUNDARY / 1513015022
3. RAYMON S / 1513015099

PROGRAM S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2016
DAUN

Fungsi daun tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi
untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Daun tersusun atas
jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut.

Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur


khusus yang dilapisi kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi mengurangi
penguapan. Epidermis juga sebagai adaptasi untuk berlangsungnya proses
fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata.
Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung
kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel –
sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga
merupakan jalan keluarnya uap air. Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga
dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas
parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons
(parenkim bunga karang). Hampir semua daun memiliki tulang daun atau urat
daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas
pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada
daun.

Jaringan dewasa dibedakan menjadi 3 sistem menurut Sachs (1875)


berdasarkan kesinambungan topografi, yaitu:

1) Sistem dermal

Sistem ini dikenal pula dengan jaringan dermal atau jaringan epidermis.
Jaringan ini meliputi epiderm dan periderm

1. Epiderm, merupakan pelindung terhadap pengaruh lingkungan yang dapat


mengganggu pertumbuhan seperti kekurangan air, kerusakan mekanis, suhu
udara dan serangan hama penyakit.
2. Periderm, menggantikan epiderm pada tumbuhan yang mengalami
pertumbuhan sekunder.

Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan
dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata
(mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di
permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun
teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua
permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang
tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis
daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas. Bentuk epidermis dan stomata
dapat Anda amati pada Gambar 2. dan 3.

Gambar 2. Epidermis dengan stomata

Gambar 3. Penampang melintang stomata

Mesofil Daun (Jaringan dasar)


Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak
ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi
parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang).
Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan
tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung
lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.

Sistem jaringan dasar

Mencakup bagian-bagian yang mendasar pada tumbuhan. Jaringan dasar


terdiri dari:

1. Parenkim

Terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk
membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses
regenerasi.

Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila


lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian
kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel
parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim
floem, dan jari-jari empulur.

Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur.
Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel
parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral
yang besar.

Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang
antarsel karena bentuk selnya membulat. Parenkim yang mempunyai ruang
antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi
metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya
sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas.

Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi
menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya
menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.

1. Kolenkim

Beberapa sumber lebih menyatakan bahwa jaringan kolenkim dan


sklerenkim merupakan jaringan penyokong. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup
yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan
bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti
semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-
bagian bunga, buah, dan akar. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami
penebalan dan berupa sel hidup.

Kolenkim pada akar biasanya terdapat di daerah korteks langsung di bawah


epidermis. Pada batang kolenkim tersusun menjadi berkas yang memanjang
sejajar sumbu batang. Sedangkan pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi
tulang daun utama.

2. Sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan yang fungsi utamanya adalah juga


sebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik). Jaringan sklerenkim
hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan
dan perkembangan. Tersusun dari sel mati. Umumnya terdiri atas fiber atau serat-
serat sklerenkim, dan sklereid atau sel-sel batu.
3. Jaringan Pagar

Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang dikenal juga dengan istilah jaringan
palisade, merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
proses fotosintesis.

4. Jaringan bunga karang

Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan
jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.

Berkas Pengangkut Daun


Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat
transpor dan sebagai penguat daun.

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

1. Xilem

Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel
yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran
pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus
berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta
sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme
sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada
batang. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun
pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder
dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan
pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-
lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan
satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian
ujung-ujung selnya. Transport air dan mineral pada trakea berlangsung melalui
perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel
selnya.

2. Floem

Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas


beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim,
serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang
membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas
dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya
memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti
ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis
lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

Jaringan Tambahan Daun


Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada
mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

a. Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil


Bentuk daun Dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan urat daunnya
menyirip atau menjari. Struktur daun Dikotil dapat Anda amati pada Gambar 4.

Gambar 4.
Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil
Adapun macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam
Tabel berikut

Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No Jaringan Letak Fungsi Ciri-ciri
a) Epidermis Menyusun lapisan – Melindungi lapisan sel di Terdiri dari satu lapis sel
permukaan bagian dalam dari kecuali
atas dan bawah kekeringan. tanaman Ficus (tanaman
daun. – Menjaga bentuk daun agar karet).
tetap.
b) Kutikula Melapisi Zat kutin pada kutikula Penebalan dari zat kutin
permukaan mencegah penguapan air
atas dan bawah melalui permukaan daun.
daun.
c) Stomata Melapisi – Sebagai jalan masuk dan Mulut daun pada
permukaan keluarnya udara. epidermis
atas dan bawah – Sel penjaga sebagai dengan dua sel penutup
daun pengatur
membuka dan
menutupnya stomata.
d) Rambut dan Permukaan atas Alat pengeluaran. Alat tambahan pada
kelenjar dan epidermis
bawah daun.
e) Mesofil Di antara lapisan Tempat berlangsungnya – Terdiri dari sel
epidermis fotosintesis. parenkim,
atas dan banyak ruang antarsel.
bawah. – Kebanyakan
berdiferensiasi
menjadi palisade
(jaringan
tiang) dan spons
(jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang
berbentuk
silinder, tersusun rapat,

f) Urat daun Pada helai daun Transportasi zat. Menyirip atau menjari

b. Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil


Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran
yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun Monokotil
dapat Anda amati pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur jaringan daun dan urat daun Monokotil

Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun Monokotil,
dijelaskan dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-
Cirinya
No Jaringan Letak Fungsi ciri-ciri
a) Epidermis Lapisan permukaan – Melindungi lapisan Terdiri dari satu sel
dan atas sel di dengan penebalan
kutikula dan bawah daun. bagian dalam dari dari zat kutin.
kekeringan.
– Mencegah penguapan
air
melalui permukaan
daun.
b) Stomata Berderet di antara Sebagai jalan masuk Mulut daun dengan
urat dan dua sel penutup.
daun. keluarnya udara.
c) Mesofil Pada cekungan di Membuat zat makanan Tidak mengalami
antara urat daun. melalui diferensiasi,
fotosintesis. bentuknya
seragam kecuali
mesofil berkas
d) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat. sejajar

Contoh anatomi daun pada tanaman Dikotil (Kemuning)

Murraya adalah salah satu marga dalam suku Rutaceae yang daerah
penyebarannya cukup luas. Marga ini tersebar dari Srilangka dan India ke Indo
Cina, Cina bagian Selatan, Taiwan, Thailand hingga kawasan Malesia sampai
Australia dan Kaledonia Baru (Tue, 1998). Di Indonesia jumlah jenis Murraya
belum diketahui dengan pasti (Astuti,2006). Dalam Flora of Java anggota marga
Murraya tercatat ada dua jenis, yaitu M. paniculata (L.) Jack sebagai sinonim
M.exotica L. dan M. koenigii (L.) Spreng (Backer dan Brink, 1965). Uji (1994)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa M. paniculata dan M. exotica merupakan
jenis berbeda, sedangkan Astuti (2006) mencatat 4 jenis Murraya, yaitu M.
paniculata (L.) Jack, M. exotica L., M. koenigii (L.) Spreng dan M.
crenulata(Turz.) Oliv. terdapat di Jawa.

Murraya merupakan tumbuhan dengan habitus perdu atau pohon kecil;


berdaun majemuk yang tersusun spiral, dengan anak daun berhadapan, bentuk
daun membundar telur atau menjorong; bunga terminal atau axiler, tunggal atau
dalam karangan bunga (Backer dan Brink, 1965). Jenis-jenis tumbuhan dalam
marga Murraya memiliki nilai guna dan telah banyak dimanfaatkan oleh manusia,
terutama kayunya. M. exotica, sesuai dengan namanya, dijadikan sebagai tanaman
hias; daun M. paniculata dan M. koenigii karena aromanya yang harum dapat
digunakan sebagai pewangi (Chowdhury et al., 2008); daun, buah dan kulit kayu
M. paniculata dan M. koenigii juga dimanfaatkan sebagai obat disentri, diare dan
cacing usus (Tue, 1998; Sharma et al., 2010). Selain itu ekstrak daun M.
paniculata dapat digunakan untuk menstruasi yang tidak teratur (Heyne, 1987)
dan kemungkinan juga dapat menurunkan kualitas sperma secara in vitro.
Contoh anatomi daun pada tanaman Monokotil (Syringodium Isoetifolium)
Daun dari S. isoetifolium menunjukkan anatomi yang hampir sama dengan
anatomi daun tumbuhan air pada umumnya. Pada bagian luar terlihat adanya
lapisan kutikula yang tipis (Gambar 11) Di bawah kutikula terdapat lapisan
epidermis, yang ditunjukkan dengan banyaknya lapisan sel parenkim yang kaya
akan kloroplas dan disebut klorenkim. Susunan selnya rapat satu sama lain
membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel, bentuknya memanjang vertikal,
permukaan dinding atasnya tampak berlekuk dan berdinding tipis. Epidermis
mempunyai diameter berukuran 51,75 μm.

Di bawah lapisan
epidermis terdapat jaringan mesofil (Gambar 12b) yang ditunjukkan dengan
adanya beberapa lapisan sel parenkim (klorenkim), selnya berbentuk polyhedral
yang berukuran besar. Di bagian tengah jaringan mesofil juga terdapat berkas
pembuluh kecil yang menyebar, sebanyak delapan (Gambar 12a).
Di antara mesofil dan berkas pembuluh daun terdapat jaringan yang terdiri
atas banyak aerenkim dan ruang antar sel sehingga membentuk suatu jaring-jaring
yang terdiri atas 6 ruang antarsel (Gambar 13a) yang ditunjukkan dengan adanya
beberapa susunan sel aerenkim membentuk bangunan padat dengan6 ruang antar
sel. Di dalam ruang antarsel tersebut berisi kloroplas (Gambar 13b).

Di bawah lapisan mesofil terdapat berkas pembuluh daun yang terdiri atas
berkas xylem dan berkas floem (Gambar 14). Berkas floem berupa kumpulan sel-
sel hidup yang tidak berlignin dan berkas xylem berupa sel-sel kosong berbentuk
bulat dengan dinding tebal berlignin, yang memiliki diameter berukuran 165,6
μm. Berkas xylem dan floem tersebut terletak secara konsentris. Berkas
pengangkut ini disebut konsentris amfikribal karena floem dikelilingi oleh xylem.
DAFTAR PUSTAKA

1. Campbell Neil, et al. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid III. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
2. Fictor, F dan Moekti A. 2013. Praktis Belajar Biologi 2. Bandung: Sinar
Kreatif
3. Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali Press.
4. Fictor, F dan Moekti A. 2013. Praktis Belajar Biologi 2. Bandung: Sinar
Kreatif
5. Fatmawati Eka. 2012. ANATOMI HELAIAN DAUN MURRAYA SPP.
(RUTACEAE) DI JAWA [The Anatomical of Murraya spp. (Rutaceae) Leaflet
in Java]. Jurnal Berita Biologi 11(3).
6. Frasiandini Intan. 2012. Struktur Morfologi dan Anatomi Syringodium

Isoetifolium di Pantai Kondang Merak Malang. LenteraBio Vol. 1 No.


2: 67–74

Anda mungkin juga menyukai