SISTEMATIKA
AKAR
DAUN
BATANG
BUNGA
BUAH DAN
BIJI
TUMBUHAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku
Morfologi dan Sistematika Tumbuhan ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada orang
tua, dosen, teman-teman dan terutama kepada para asisten pembimbing atas
kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing kami, serta tidak lupa
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Buku Morfologi dan
Sistematika Tumbuhan ini dapat terselasaikan.
Penulis menyadari, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran. Seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak begitu juga dengan
laporan ini yang masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritikan
dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik guna untuk
penulisan buku yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Kendari,
NOVEMBER 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
MORFOLOGI AKAR...1
BAB III
MORFOLOGI BATANG11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik
dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa
Latinmorphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu.
Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus
mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi
tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan
begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalah taksonomi tumbuhan. Tumbuhan memiliki morfologi antara lain, akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Morfologi tumbuhan yang mempelajari
tentang bentuk dan susunan tubuh tumbuhan, mengenai morfologi luar atau
morfologi saja (morphology in sensu scricto = dalam arti sempit) dan
morflogi dalam atau anatomi tumbuhan.
Akar adalah salah satu organ pokok tumbuhan selain batang dan daun
yang sangat berguna untuk menegakan kehidupan tumbuhan yang berfungsi
untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan dan penimbunan zat-zat
makanan. Akar merupakan bagian tanaman yang biasanya terdapat didalam
tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
BAB II
MORFOLOGI AKAR
1. Definisi Akar (Radix)
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan
yang tumbuh menuju inti bumi kormus. Akar adalah salah satu organ pokok
tumbuhan selain batang dan daun yang sangat berguna untuk menegakan
kehidupan tumbuhan yang berfungsi
untuk penyerapan,
pengolahan,
2. Sifat-Sifat Akar
a. Bagian tubuh tumbuhan yg biasanya terdapat dalam tanah,
b. Arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop), menuju ke air (hidrotrop),
meninggalkan udara dan cahaya
c. Tidak berbuku-buku
d. Warna tdk hijau, biasanya keputih-putihan or kekuning-kuningan
e. Tumbuh terus pada ujungnya
f. Bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah untuk menembus
tanah
3. Fungsi Akar
Fungsi akar bagi tumbuhan:
a. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
b. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam
tanah
c. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat
pada tubuh tumbuhan yang memerlukan santo
d. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi,
misalnya tumbuhan bakau
e. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel
yang memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat
menyimpan makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh
tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.
4. Bagian-Bagian Akar
Gambar
2.1
Struktur
morfologi akar
Secara morfologis
terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang akar, cabang akar, serabut akar,
rambut akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra).
Pada umumnya akar dapat dibedakan menjadi bagian-bagian berikut :
a. Leher Akar atau Pangkal Akar (Collum), yaitu bagian akar yang bersambungan
b.
yang
dapat
dihisap.
Gambar 2.2
g. Tudung Akar (Calypira), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri
atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung
akar yang masih muda dan lemah.
Gambar 2.3
5. Sistem Perakaran
Pada umumnya sistem perakaran dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada
1.
3. Berbentuk Benang (Filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar
serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, misalnya pada akar sirih (Piper
betle L) dan rumput teki (Cyperus rotundus L.)
dan cabang-cabangnya
bercabang-cabang lagi,
sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, sehingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan
yang lebih banyak. Misalnya terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari bij
seperti Terong (Solanum sp) dan Lombok (Capsicum sp).
Gambar 2.20
Benalu
gambar 2.25
g. Akar Lutut
Akar lutut yaitu akar tumbuhan dikatakan bagian akar yang tumbuh ke atas
kemudian membengkok lagi masuk kedalam tanah sehingga membentuk
gambaran seperti lutut kaki dan berguna untuk kepentingan pernapasan, misalnya
pohon tanjang (Bruguiera parvifoia W.et A).
Gambar 2.28
Akar Kenari
BAB III
MORFOLOGI BATANG
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu besifat aktinomorf, artinya dapat
dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang maing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada
buku-buku inilah terdapat daun.
c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop
atau heliotrop)
d. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan,
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan batang tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya tidak berwarna kecil, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput atau waktu batang masih muda.
Sebagai bagian dari tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk:
a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun,
bunga dan buah.
b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi
kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling
menguntungkan.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan
Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang
jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh
sebab itu kita membedakan:
a. Tumbuhan yang Tidak Berbatang (Planta caulis)
Tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada,
hanya tampaknya saja yang tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat
pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya
dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti
misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). tumbuhan
semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu
berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh
cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan
mendukung bunga-bunganya.
gambar 3.2
Batang Sawi
gambar 3.10
Batang mendong
A. Bentuk Batang
Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai
batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil,
jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat
memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji
tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari
pangkal sampai ke ujung boleh dikatakan takada perbedaan besarnya. Hanya
pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi
selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma
(Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah
bentuk batang pada penampang melintangnya, dan dilihat dari sudut bentuk
penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk
batang, antara lain:
1. Bulat (teres)
Misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.)
2. Bersegi (angularis)
Dalam hal ini ada kemungkinan:
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Gambar 3.13
-
3. Pipih
Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih
tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
-
Filokadia
(Phyllocladium),
jika
amat
pipih
dan
mempunyai
Gambar 3.16
-
Gambar 3.17
dari
permukaannya,
batang
tumbuh-tumbuhan
juga
Gambar 3.19
Batang Jagung
2. Berusuk (costatus)
Berusuk (costatus) jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang
membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.)
3. Beralur (sulcatus)
Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas,
misalnya pada Cereus peruvianus (L.) Haw.
4. Bersayap (alatus)
Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudutsudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea
alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.)
Gambar 3.34
-
Gambar 3.35
-
Gambar 3.36
-
Gambar 3.37
-
Gambar 3.38
Gambar 3.41
Gambar 3.42
Gambar 3.43
8. Membelit (volubilis)
Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan
penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Gambar 3.44
-
Gambar 3.45
Gambar 3.46
Gambar 3.48
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan menjadi
3 macam cara percabangan yaitu:
1. Percabangan Monopodial
Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu
tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara
(Casuarina equisetifolia L.)
Gambar 3.49
2. Percabangan Simpodial
Cara percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan,
karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya
dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota L.)
percabangan
menggarpu
atau
dikotom
adalah
cara
percabangan, yang batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama
besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke).
Gambar 3.51
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok
lazimnya disebut dahan (ramus), sedang cabang-cabang yang kecil
dinamakan ranting (ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya,
oleh sebab itu cabag-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:
1. Geragih (flagellum, stolo)
Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang
tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke
bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya
masing-masing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang
yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam:
a. Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella
asiatica Urb.) dan arbe (Fragraria vesca L.)
Gambar 3.55
`
Gambar 3.56 Batang Kopi gambar 3.57 Batang Coklat
yang di dalam tanah tetap hidup, dan jika musim baik telah tiba, akan
bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalam tanah
yang berguna untuk mengarungi kala yang buruk itu disebut: caudex, terdapat
misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L.), klembak (Rheum officinale
B.).
memerlukan waktu dua tahun. Misalnya biet (Beta vulgaris L.), digitalis
(Digitalis purpurea L.)
3. Tumbuhan Menahun atau Tumbuhan Keras
Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat
mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang
dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohonpohon dan semak-semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet
Saturnus. Sedang untuk tanda terna (herba) yang berumur panjang, sifat
ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter, yaitu tanda X. Terna yang
berumur panjang biasanya mempunyai bagian di bawah tanah yang selalu
hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya:
empon-empon (Zingiberaceae).
BAB IV
MORFOLOGI DAUN
Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun
mempunyai helaian daun (Lamina) yaitu bagian yang melebar yang tertaut pada
batang oleh sebuah tangkai daun (Petiolus). Buku - buku (Nodus) adalah bagian
batang tempat duduk atau melekatnya daun. Tempat diatas daun yang merupakan
sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (Axilla). Daun merupakan
tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan melebar. Daun
lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika tidak
mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak
lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai
atau duduk langsung pada batang.
A. Pengertian Daun
energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa
meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya
pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi
organ
penyimpan
air. Warna
hijau
pada
daun
berasal
dari
kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan
dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis.
Sebenarnya
daun
juga
memiliki
pigmen
lain,
B. Fungsi Daun
C. Bagian-bagian Daun
1. Daun Lengkap
Daun digolongkan menjadi 2 bagian yaitu daun lengap dan daun tidak
lengkap, daun lengkap yaitu daun yang memiliki bagian bagian daun seperti
lamina (helaian), vagina (upih/pelepah daun) dan petioles (tangkai daun).
dapat
Bentuk dan
memperoleh
cahaya
matahari
yang
sebanyak-banyaknya.
tumbuhannya. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak
pipih dan menebal pada pangkalnya. Tetapi ada juga yang menebal pada pangkal
dan ujungnya, misalnya pada daun kupu-kupu(Bauhinia purpurea L.). Jika dilihat
dari penampang melintangnya dapat dijumpai kemungkinan-kemungkinan
berikut.
1.
2.
3.
4.
Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun papaya (Carica papaya L.)
Pipih dan tepinya melebar(bersayap), misalnya pada jeruk(Citrus sp.)
Bersegi
Setengah lingkaran dan sering kali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur
dalam seperti pada tangkai daun pisang.
Jika
ditinjau
dari
keadaan
permukaannya,
tangkai
daun
dapat
warnanya. Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas
menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk
helaian, di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun
nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan
helaiannya.
Berikut adalah contoh daun lengkap.
5. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai
daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku
batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan, misalanya pada pohon
mengkudu (Morinda citrifollia L.) daun penumpu yang demikian dinamakan;
daun penumpu antar tangkai (Stipula interpetiolaris).
e. Selaput Bumbung (Ochrea)
alat ini berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal satu ruas batang.
Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisisnya saling
berlekatan dan melingkari batang, terapat antara lain pada (Poligonum sp).
f. Lidah-lidah (Ligula),
Suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan
helaian daun pada rumput (Gramineae). Alat ini berguna untuk mencegah
mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antar batang dan upih daun, sehingga
kemungkinan pembusukan dapat di hindarkan.
2. Daun Tidak Lengkap
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua
bagian dari tiga bagian tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun
tidak lengkap.
Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
1.
Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja (daun bertangkai), mis nangka
(Artocarpus integra Merr.)
Daun terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian
langsung melekat atau duduk pada batang. Susunannya dinamakan daun
duduk (Sessilis) misalnya biduri (Callotropis gigantea Rbr). Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnaya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkar batang atau
memeluk batang, oleh sebab itu dinamakan daun memeluk batang
(Aplexicaulis) seperti terdapat pada (Sonchus oleraceus L.)
Hanya terdiri atas upih dan helaina saja (daun berupih), mis jagung (Zea
mays)
4.
a. Pangkal daun yang tidak bertoreh. Dalam golongan ini di dapati bentukbentuk berikut ;
1. Bangun bulat telur (Ovatus), misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L), daun lombok rawit (Capsicum frutescens L.)
2. Bangun sagi tiga (Triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama kaki,
misalnya daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.), mata pengantin
(Antigonon leptopus Hook.et Arn.),
3. Bangun delta (Deltoideus) yaitu bangun segitiga yang sama ketiga sisinya,
misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook.et Arn.),
4. Bangun belah ketupat (Rhomboideus) yaitu bangun segiempat yang sisinya
tidak
sama
panjang,misalnya
anak
daun
yang
di
ujung
pada
c. Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (Cuneatus), misalnya anak daun
semanggi (Marsilea crenata Presl)
d. Bangun sudip atau angun spatel atau solet (Sphatulatus), seperti bangun bulat
telur terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjang, misalnya daun tapak liman
(Elephantopus scaber L.), daun lobak (Raphanus sativus L.). sama besar
ujung.
4.
Tidak Ada Bagian Yang Terlebar Atau Dari Pangkal Sampai Ujung Hampir
Sama Besar
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit,
bangun sudip.
Tumpul (Obtusus) pada daun-daun bangun bulat telur jorong.
Membulat (Rotundatus) pada daun-daun bangun bulat jorong dan bulat telur,
Rompang atau rata (Truncates), pada daun bangun segi tiga delta dan tombak,
Berlekuk (Emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal dan anak
panah.
7. Yang tepi daunnya bertemu dan berlekatan satu sama lain;
8. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap
batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi. Seperti pada daun-daun
bangun perisai.
9. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti pangkal
daun tertembus oleh batangnya (Perfoliatus).
1.3. Susunan Tulang-Tulang Daun (Nervatio atau Venatio)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk :
1.
Memberi kekuatan pada daun, oleh sebab itu tulang seluruh tulang-tulang
daun menjadi tidak setangkup atau asimetrik, misalnya daun Begonia. Ada
pula tulang daun yang besar yang semuanya berpangkalan
pada ujung
tangkai daun, misalnya pada daun yang mempunyai bagin perisai/bulat : daun
teratai, jarak, ubi kayu, dll.
b. Tulang-tulang Cabang(Nervus lateralis), yakni tulang-tulang yang lebih kecil
dari pada ibu tulang. Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang
dinamakan tulang cabang tingkat 1, pada cabang tulang cabang tingkat satu
dinamakan tulang cabang tingkat 2, demikian seterusnya.
c. Urat-urat Daun (Nervus lateralis), yakni tulang-tulang cabang pula, tetapi
yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih
besar membentuk susunan seperti jala, kisi atau lainnya.
Berdasarkan susunan tulangnya, kita membedakan daun menjadi 4
golongan, yaitu :
a. Daun yang Bertulang menyirip (Penninervis). Daun ini memepunyai satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai
daun. Dari ibu tulang ini, kesamping keluar tulang-tulang cabang. Dengan
susunan yang demikian ini umumnya kita dapati pada tumbuhan biji belah
(Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).
b. Daun yang bertulang menjari(Palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai
daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan seperti jari-jari.
Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang ditengah paling besar dan paling
pajang, sedangkan kesamping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang
demikian pun umumnya hanya terjadi pada tumbuhan berbiji belah
(Dicotyledoneae), misalnaya pada pepaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus
communisL.), kapas (Gossypium sp).
c. Daun yang Bertulang melengkung(Cervinervis). Daun ini mempunyai
beberapa tulang yang besar, satu ditengah yaitu yang paling besar, sedangkan
lainnya tulang-tulangnya melengkung. Daun dengan susunan tulang yang
demikian ini biasanya hanya terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya genjer
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
yang
Bertulang
sejajaratauBertulang
Lurus(Rectineris),
yang
pun
terdapat
pada
tumbuhan
yang
berbiji
tunggal
a. Bergerigi (Serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya
daun lantana (Lantana camara L.). Bertalian dengan besar sinus dan
angulusnya, dikenal berberigi halus, dan bergerigi kasar.
b. Bergerigi ganda atau rangkap(Bisseratus), yaitu tepi daun seperti di atas,
tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.
c. Bergigi(Dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnnya lancip, misalnya
daun beluntas (Pluchea indica Less.).
d. Beringgit (Crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan
angulusnya yang tumpul, misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata
Pers).
e. Berombak (Repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul, misalnya
daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).
2. Tepi Daun Dengan Toreh-Toreh Yang Mempengaruhi Bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu :
a. Berlekuk (Lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang dari pada setengah
panjangnya tulang-tulang yang terdapat di kanan kirinya.
b. Bercangap (Fissus), jika dalam toreh kurang lebih sampai tengah-tengah
panjang tulang-tulang daun kanan kirinya.
c. Berbagi (Partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulangtulang daun di kanan kirinya.
d. Berlekuk Menyirip (Pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan
tulang daun yang menyirip, misalnya daun terong (Solanum melongena L.),
e. Bercangap Menyirip (Pinnatifidus), tepi bercangap sedangkan daunnya
mempunyai susunan tulang yang menyirip, misalnya daun keluwih
(Artocarpus communis Forst.),
f. Berbagi Menyirip (Pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susunan tulang yang
menyirip, misalnya daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.) dan sukun
(Artocarpus communis Forst).
g. Berlekuk Menjari (Palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari,
misalnya daun jarak pagar (Jatropha curcas L.), dan kapas (Gossypium sp.),
h. Bercangap Menjari (Palmatifidus), jika tepinya bercangap, sedangkan
susunan tulangnya menjari, misalnya daun jarak (Ricinus communis L.),
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Seperti
Selaput(Membranaceus), misalnya
daun
paku selaput
BAB V
MORFOLOGI BUNGA
A. Pengertian bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang
bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan
tumbuhan. Oleh karena itu,
yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam
satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak
daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
Gambar 5.4
2. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Gambar 5.5
Gambar 5.6
Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
a. Daun-daun pelindung (bractea)
b. Daun tangkai (bracteola)
c. Seludang bunga (spatha)
d. Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
e. Kelopak tambahan (epicalyx)
f. Daun-daun kelopak (sepalae)
g. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
h. Daun-daun tenda bunga (tepalae)
i. Benang-benang sari (stamina)
j. Daun-daun buah (carpella)
1. Bunga
Gambar 5.7
a. Bunga majemuk tak terbatas
b. Bunga mejemuk terbatas
majemuk tak terbatas (inflorescentia
racemosa,
Gambar 5.8
yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu
tangkainya.
Misalnya
kembang
merak
pulcherrima Swartz.)
-
Bulir (spica)
Gambar 5.9
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
(Caesalpinia
Gambar 5.10
yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya
mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya pada sirih
-
Gambar 5. 11
yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal dan
berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays
L.)
- Bunga payung (umbella)
Gambar 5.12
yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang
yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda
(Centella asiatica Urb.)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Gambar 5. 13
bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi ujung ibu
tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya
nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa
-
pudica L.)
Bunga periuk (hypanthodium)
Gambar 5. 14
2. Bunga
majemuk
berbatas
(inflorescentia
cymosa
atau
Gambar 5.15.
a.
b.
Gambar 5.15
seperti pada bunga tangga, tetapi cabangnya berturut-turut
membentuk sudut sebesar 90o, sehingga arah percabangan
seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada bunga
kenari (Canarium commune L.)
c. Bunga sabit (drepanium)
Gambar 5.16
seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada
satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk
seperti sabit. Misalya pada tumbuhan suku Juncaceae.
d. Bunga kipas (rhipidium)
Gambar 5.17
seperti bunga tangga, semua percabangan terletak pada satu
bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat pada tumbuhan
suku Iridaceae.
3. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran
antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Bagian-Bagian Bunga
Gambar 5.18
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas
bersifat batang.
b. Dasar bunga (receptaculum),yaitu ujung tangkai yang seringkali
melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga
yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam
satu lingkaran.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Kelamin Bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing
bunga, dapat dibedakan :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a. Bunga jantan (flos masculus)
b. Bunga betina (flos femineus)
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin
Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu
tumbuhan, dapat dibedakan tumbuhan yang :
1. Berumah satu (monoecus)
2. Berumah dua (dioecus)
3. Poligam (polygamus)
Susunan Bunga
Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun
(kelopak, mahkota, benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam
susunan yang berbeda-beda, yaitu :
1. Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2. Berkarang, melingkar (cyclis)
3. Campuran (hemicyclis)
Simetri Bunga
1. Asimetris atau tidak simetris
2. Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
4. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau
actinomorphus)
Letak Daun-daun dalam Kuncup
1. Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a. Rata (vernatio plana)
b. Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah
c.
d.
e.
f.
g.
convoluta)
h. Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim
involuta)
i. Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim
revoluta)
j. Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k. Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)
2. Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya
(asetivatio)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
a. Terbuka (aperta)
b. Berkatup (valvata)
c. Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d. Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e. Menyirap (imbricata)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus
mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian
bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang
berbeda-beda.
1. Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2. Pendukung benang sari atau androfor (androphorum)
3. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
4. Pendukung benang sari dan putik atau androginofor
(androgynophorum)
5. Cakram (discus)
Kelopak (Calyx)
Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang
merupakan lingkaran luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan
lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam.
Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daundaun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1. Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan,
dibedakan atas :
a. Berbagi (partitus)
b. Bercangap (fissus)
c. Berlekuk (lobatus)
2. Lepas atau bebas (polysepalus)
Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
a. Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
b. Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
-
Bertaji (calcaratus)
Berbibir (labiatus)
Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
Bertopeng atau berkedok (personatus)
Berbentuk pita (ligulatus)
daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Serupa kelopak (calycinus)
2. Serupa tajuk (corollinus)
Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2,
yaitu :
1. Berlekatan (gamophyllus)
2. Lepas atau bebas (pleiophyllus)
-
1.
2.
3.
1.
2.
3.
-
Putik (pistillum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan
merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daundaun yang telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah
(carpellum).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik,
putik dibedakan menjadi :
1. Putik tunggal (simplex)
2. Putik majemuk (compositus)
Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
1. Bakal buah (ovarium)
2. Tangkai kepala putik (stylus)
3. Kepala putik (stigma)
1.
2.
3.
4.
Tembuni (placenta)
Tembuni (placenta) adalah bagian bakal buah yang menjadi
pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji.
Menurut letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
1. Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah.
2. Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka
kemungkinan letak tembuninya adalah :
1. Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang
menurut letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi :
a. Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b. Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2. Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros.
Biasanya berbentuk silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap
ke arah dinding dan bakal buah (pada bakal buah beruang satu).
3. Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.
Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang tidak.
Jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung
satu kepala putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang,
terdapat lebih banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.
-
tetragonolobus D.C.)
4. Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5. Seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.
Kelenjar Madu (nectarium)
Madu (nectar) yang dihasilkan oleh beberapa jenis bunga,
berfungsi menarik perhatian binatang (serangga atau burung) yang
dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan.
Madu yang terdapat pada bunga, dihasilkan oleh kelenjar madu
(nectarium). Kelenjar madu merupakan metamorfosis dari salah satu
bagian bunga yang dapat berasal dari :
1. Daun mahkota
2. Benang sari
3. Bagian-bagian lain pada bunga
Diagram Bunga
Diagram bunga adalah suatu gambr proyeksi pada bidang datar
dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Jadi pada diagram
itu digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk
bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika
masih ada. Contoh diagram bunga:
gambar 5.20
Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan hal-hal
berikut :
1. Letak bunga pada tumbuhan, yaitu :
a. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2. Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun
dalam beberapa lingkaran.
Setelah menentukan kedua hal tersebut, mulailah dengan
membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah
lingkaran tempat duduk bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui
titik pusat lingkaran, buat garis tegak lurus. Untuk bunga diketiak
daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui
sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengahtengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi.
Bidang ini disebut bidang median. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri
berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daundaun tajuk, benang sari dan penampang melintang bakal buah, dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
2.
kelopak yang satu dengan yang lain), bebas satu sama lain,
bersentuhan tepinya, berlekatan, dst.
3. Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain
(daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari dan
daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling bebas
atau berlekatan, dst.
4. Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat
bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
2.
Diagram teoritik, yaitu diagram
bunga
yang
selain
4. Putik, yang dinyatakan dengan hurup G yang berasal dari kata gynaecium
Jika kelopak maupun mahkota memiliki kesamaan bentuk dan warna
maka akan dipergunakan istilah lain yang disimbolkan dengan huruf P yang
berasal dari kata perigonium. Angka-angka dibelakang huruf menunjukan
bagian-bagian bunga tersebut. Diantara kedua huruf dan angka tersebut
disisipkan tanda koma. Sebagai contoh misal bunga Merak atau Caesalpinia
pulcherrima Swartz yang memiliki 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10
benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
K5, C5, A10, G1
BAB VI
MORFOLOGI BUAH
A. Pengertian Buah
Bagian pokok tubuh tumbuhan terdapat tiga macam, yaitu
akar,
batang,
dan
daun.
Setiap
bagian
lainnya
hanyalah
vegetatif
dan
generatif.
Akar,
batang
dan
daun
mempertahankan
kehidupan
seperti
bernapas
dan
buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan
suatu bagian buah.
Buah pada umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1.Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini,
sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
2.Buah sungguh atau buah telanjang, yang terjadi dari bakal buah, dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian
buah yang berarti (Tjitrosoepomo, 1985).
B. Buah Semu
Pada buah semu dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
1. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari
satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah
ini selain bakal buah ada bagian lain bunga
yang ikut membentuk buah, misalnya tangkai
bunga pada buah jambu monyet dan kelopak
bunga pada buah ciplukan.
Gambar 6.1. Buah Jambu Monyet
2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah
yangbebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi
buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan
merupakan bagian buah
yang mencolok (seringkali yang berguna), misalnya buah arbe ((Fragraria vesca
L.)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
C. Buah Sejati
Pada buah sejati dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
1.Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun
dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
-Buah mangga (Mangifera indica L.),
mempunyai satu ruang dengan satu biji.
3.Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang
masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi
buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya
pada pandan (Pandanus tectorius Sol.) (Rifai, 1976).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian
luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah
(Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.).
Cempaka
4. Buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni,
misalnya srikaya (Annona squamosa L.) (Rifai, 1976).
Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk dapat
dibedakan atas :
1.Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga
majemuk membentuk suatu buah buni, misalnya pada nanas (Ananas comosus
Merr.). Pada buah nanas pembentukan buahnya ikut pula mengambil bagian daundaun pelindung dan daun-daun tenda bunga sehingga keseluruhannya nampak
sebagai satu buah saja.
misalnya
pada pandan
(Pandanus
pandan
rangkaian bunga
betinanya
setelah mengalami
penyerbukan
batu
kelihatan
sebelah luarnya.
Buah kurung majemuk, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.).
Bunga tumbuhan ini terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yangsubur
di tengah. Dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan pembuahan
berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi
suatu buah kurung majemuk (Rifai, 1976).
BAB VII
MORFOLOGI TUMBUHAN TENTANG BIJI
BIJI (SEMEN)
Gambar 7.1
Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti pembuahan, bakal buah
tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada tumbuhan biji
(Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji
mengandung lembaga atau calon tumbuhan baru.
Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut disebut tali pusar (funiculus).
Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji
sudah masak maka tali pusarnya akan terputus, sehingga biji terlepas dari
tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya menjadi
salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan selubung biji yang
sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji saja.
Salut biji ada yang :
Berdaging atau berair dan sering kali dapat di makan, misalnya pada biji durian
(Durio zibethius Murr.), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll.
Gambar 7.2
Biji
Rambutan
Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala
(Myristica fragrans Houtt.). salut biji pala dinamakan macis yang seperti bijinya
sendiri digunakan pula sebagai bumbu untuk masak dan berbagai macam
keperluan lainnya.
Pala
Gambar 7.5
Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada
yang tipis ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu.
b.
Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya.
Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga
dinamakan kulit ari.
Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal dari
integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar biji berasal dari
integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum yang dalam, karena
pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji yang lebih dalam
daripada integumentumnya.
Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua lapisan adalah
biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang (gymnopermae) malah
terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada buah melinjo (Gnetum
genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya
mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah melinjo itu masingmasing dinamakan :
a.
Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna
Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji
berbagai jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan
bagian-bagian lain, misalnya :
1
Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa
sayap pada kulit luar biji dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah
dipencarkan
oleh
angin.
Biji
yang
bersayap
contohnya
6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke
dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen
degan nuselus, masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.)
8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan
pada biji yang bersal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji
biasnya tak begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.).
Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,
jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali
pusar biji. Dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji.
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam
kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
Inti biji terdiri atas :
a. Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru,
b. Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa
permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan
sendiri.
Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh
menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan
a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh terus
menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji
dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar
melalui liang tadi.
b. Daun lembaga (cotyledo), merypak daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi daun
lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Sebagai tempat penimbunan makanan
Sebagai tempat melakukan asimilasi
Sebagai alat penghisab makanan untuk lembaga dari putih lembaga
c. Batang lembaga (cauliculus) yang sering dapat dibedakan dalam dua bagian,
yaitu :
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
a.
hepigeal
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014
Telah di kemukakan, bahwa biji hanya akan berkecamabah jika syaratsyarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat itu
tidak terpenuhi biji baru yang ada didalam berada dalam ke adaan tidur (latent).
Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa
kehilnagan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang
seiring berjalanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat
dulu, kemudian tumbuh lagi. Sebelum dicukupi waktu untuk beristirahat yang
diperlukan biji tidak mau tumbuh walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah
terpenuhi. Dalam dunia pertanian itu disebut sebagai dormansi (dormancy).
BAB VIII
TANAMAN OBAT
No
.
1.
Nama Tanaman
Klasifiasi
Delima (punica
granatum)
Divisi
Spermatophyta
Sub divisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledonae
Bangsa
Suku
Kandungan
:
:
:
: Myrtales
:
Manfaat
Mencegah dan mengobati berbagai jenis
kanker.
Dapat mengurangi oksidasi LDL
(kolesterol jahat) pada tikus.
Untuk Menurunkan tekanan darah.
Kaya akan antosianidin yang berkhasiat
antioksidan dan anti-inflamasi.
Punicaceae
Marga
Jenis
granatum L.
: Punica
: Punica
Kingdom : Plantae
2.
Subkingdom ;
Tracheobionta
Divisio : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Bangsa : Apiales
Suku : Apiaceae /
Umbelliferae
Marga : Cuminum
Jenis : Cuminum
3.
KENCUR
(Kaempferia
galangal L)
Cyminum L.
- Kingdom: Plantae
-
Subkingdom:
Tracheobionta
Super Divisi:
Spermatophyta
Divisi:
Magnoliophyta
(Tumbuhan
berbunga)
Kelas: Liliopsida
(berkeping satu /
monokotil)
Sub Kelas:
Commelinidae
Ordo:
pati,
mineralminya
k-minyak
atsiri, berupa
Zingiberales
4.
Sambiloto
(andrographis
paniculata
ness)
Famili:
Zingiberaceae
(suku jahejahean)
Genus:
Kaempferia
Spesies: Kaempferia
galanga L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis
paniculata (Burm.f.)
Ness
Deoksiandrogr
afolid,
andrografolid,
homoandrograf
olid, 14deoksi-11, 12didehidroandro
grafolid,
homoandrodraf
olid, flavonoid
5.
Sirih (Piper
betle)
Kingdom : Plantae.
Division
Magnoliophyta.
Karoren, asam
nikotinat,
: riboflavin,
tiamin
Class
:
Magnoliopsida.
Ordo
5. Untuk sariawan
6. Menghilangkan bau mulut yang tidak
sedap
: Piperales.
Family : Piperaceae.
6.
Lidah Buaya
(Aloe vera)
Genus
: Piper.
Species
: P. Betle
Kingdom
: Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta
(Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi
:
Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas
:
Liliopsida (berkeping
satu / monokotil)
Ordo
:
Asparagales
Famili
:
Asphodelaceae
Genus
: Aloe
Spesies
: Aloe
vera L.
Aloe emodin
7.
Mengkudu
(Morinda
citrifolia L.)
8.
Temulawak
(Curcumaxantho
rrhiza
Kingdom
: Plantae
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas
:
Magnoliopsida
Ordo
: Rubiales
Famili
:
Rubiaceae
Genus
: Morinda
Spesies
: Morinda
citrifolia L.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma
xanthorrhiza ROXB.
9.
Tahi ayam
(lamtana
camara)
Kingdom:plantae
Phylum : spermatophyta
Sub phylum :
angiospermae
Kelas: asteridae
Ordo : lamiales
Family : verbenaceae
Genus : lamtana
Spesies : lamtana
Terpenoid,
Scolopetin
Air 19,98% ,
pati 41,45%,
serat 12,62%,
abu 4,62% ,
abu tak larut
asam 0,56%,
sari air 10,96
%, sari alcohol
9,48%,
kurkumin
2,29%
Alkaloid,flavo
noid, fenolik,
triterpenoid,
glikosida
tannin, saponin
dan steroid
Tagetin 0,1%
Terthienyl
Helenian 0,74
%
flavoxanthin
camara
Pembengkakan payudara
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Ghufrona, G. 2014. Macam macam Bentuk Daun. http : // ghina ghufrona .
blogspot. com/2011/08/morfologi-daun.html. di akses tanggal 20 Oktober
2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Akar.
http://krens1024.files.wordpress.com/2011/08/bb.jpg
http://pradddblog.files.wordpress.com/2012/12/batang-jagung.jpg?w=706
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTlBL8-KJyfGkEUq7MnDamYYlL2SoMOaAJuoeKXD6cGaMTQPiJ
http://t2.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcQpZHZXtN1vqK4Gal0kYq5qc7J4kowFVcbMez06mTki76nrCXx
PSQ
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-akar.html.
http://planet-biologi.blogspot.com/2011/03/macam-macam-akar.html.
Lau, J. 2014. Morfologi Daun. http://jholau.blogspot.com/2013/05/morfologidaun_23.html
Morton, J., 1987. Mango.p.221-239. In: Fruits Of Warm Climates. Julia F.
Morton, Miami, FL. New York.
Rifai, 1976,Keanekaragaman Tumbuhan, UM Press, Malang.
Rifky,
L.
2014.
Makalah
Morfologi
Daun.
http://rifkyilalang.blogspot.Com/2012/10/makalah-morfologi-daun.html