Anda di halaman 1dari 111

MORFOLOGI

SISTEMATIKA

AKAR
DAUN
BATANG
BUNGA
BUAH DAN
BIJI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

TUMBUHAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku
Morfologi dan Sistematika Tumbuhan ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada orang
tua, dosen, teman-teman dan terutama kepada para asisten pembimbing atas
kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing kami, serta tidak lupa
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Buku Morfologi dan
Sistematika Tumbuhan ini dapat terselasaikan.
Penulis menyadari, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran. Seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak begitu juga dengan
laporan ini yang masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritikan
dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik guna untuk
penulisan buku yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Kendari,

NOVEMBER 2015

Penyusun

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II

MORFOLOGI AKAR...1

BAB III

MORFOLOGI BATANG11

BAB IV MORFOLOGI DAUN.24


BAB V MORFOLOGI BUNGA..35
BAB VI MORFOLOGI BUAH.52
BAB VII MORFOLOGI BIJI...59
BAB VIII TANAMAN OBAT.
DAFTAR PUSTAKA.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik
dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa
Latinmorphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu.
Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus
mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi
tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan
begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalah taksonomi tumbuhan. Tumbuhan memiliki morfologi antara lain, akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Morfologi tumbuhan yang mempelajari
tentang bentuk dan susunan tubuh tumbuhan, mengenai morfologi luar atau
morfologi saja (morphology in sensu scricto = dalam arti sempit) dan
morflogi dalam atau anatomi tumbuhan.
Akar adalah salah satu organ pokok tumbuhan selain batang dan daun
yang sangat berguna untuk menegakan kehidupan tumbuhan yang berfungsi
untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan dan penimbunan zat-zat
makanan. Akar merupakan bagian tanaman yang biasanya terdapat didalam
tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan


mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Batang mempunyai sifat-sifat
seperti : terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku,
dan pada buku-buku inilah terdapat daun, tumbuhnya biasanya ke atas,
menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop), umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya
rumput dan waktu batang masih muda.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi
dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting
bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun merupakan suatu
bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah daun besar. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan
daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, tumbuhan
berbiji tertutup). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan
putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang
secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga
majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu
karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk
disebut floret. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan


berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pada pembentukan buah, bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bungan selain bakal buah segera
menjadi layu dan gugur.
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada
Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari
sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai
untuk pertumbuhan.
Dalam bidang farmasi morfologi tumbuhan, dapat mendeskripsikan
tumbuhan berdasarkan cirri-ciri yang dimiliki. Manfaat mempelajari
morfologi dan sistematika tumbuhan dalam bidang farmasi yaitu dapat
mengetahui tumbuhan-tumbuhan yang dapat berkhasiat untuk dijadikan obatobat tradisional atau obat herbal. Misalnya tanaman mahkota dewa (Phaleria
Macrocarpa), buah tanaman mahkota dewa dapat digunakan untuk mencegah
darah tinggi (hipertensi). Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni), biji
tanaman mahoni juga dapat digunakan untuk mencegah darah tinggi
(hipertensi).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB II
MORFOLOGI AKAR
1. Definisi Akar (Radix)
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan
yang tumbuh menuju inti bumi kormus. Akar adalah salah satu organ pokok
tumbuhan selain batang dan daun yang sangat berguna untuk menegakan
kehidupan tumbuhan yang berfungsi

untuk penyerapan,

pengolahan,

pengangkutan dan penimbunan zat-zat makanan.

2. Sifat-Sifat Akar
a. Bagian tubuh tumbuhan yg biasanya terdapat dalam tanah,
b. Arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop), menuju ke air (hidrotrop),
meninggalkan udara dan cahaya
c. Tidak berbuku-buku
d. Warna tdk hijau, biasanya keputih-putihan or kekuning-kuningan
e. Tumbuh terus pada ujungnya
f. Bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah untuk menembus
tanah

3. Fungsi Akar
Fungsi akar bagi tumbuhan:
a. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

b. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam
tanah
c. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat
pada tubuh tumbuhan yang memerlukan santo
d. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi,
misalnya tumbuhan bakau
e. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel
yang memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat
menyimpan makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh
tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.

4. Bagian-Bagian Akar

Gambar

2.1

Struktur

morfologi akar
Secara morfologis

(dipotong membujur) Struktur dan Jaringan akar

terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang akar, cabang akar, serabut akar,
rambut akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra).
Pada umumnya akar dapat dibedakan menjadi bagian-bagian berikut :

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

a. Leher Akar atau Pangkal Akar (Collum), yaitu bagian akar yang bersambungan
b.

dengan pangkal batang,


Akar (Apex radicis), bagian akar yang paling mudah, terdiri atas jaringanjaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan.
c. Batang Akar (Corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya.
d. Cabang-cabang Akar (Radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak
langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok,
dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi,
e. Serabut Akar (Fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan
berbentuk serabut.
f. Rambut-rambut Akar atau Bulu-bulu Akar (Pilus radicalis), yaitu bagian akar
yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan
sel-sel kulit luar akar yang panjang, Bentuknya seperti
bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut
akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut
akar ini bidang penyerapan akan menjadi amat
diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat
makanan

yang

dapat

dihisap.

Gambar 2.2
g. Tudung Akar (Calypira), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri
atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung
akar yang masih muda dan lemah.
Gambar 2.3

5. Sistem Perakaran
Pada umumnya sistem perakaran dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar. 2.3 Sistem akar tunggang dan sistem akar serabut


1). Sistem Perakaran Tunggang (Radix primaria)
Sistem Perakaran Tunggang (Radix primaria), yaitu sistem perakaran yang
terjadi dari akar lembaga yang tumbuh menjadi akar pokok yang bercabangcabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar lembaga adalah akar yang baru
tumbuh dari biji atau disebut (Radicula). Sistem perakaran tunggang terdapat pada
golongan tumbuhan berbiji (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji belah
(Dicotyledoneae).

Gambar 2.4 Sistem perakaran tunggang dan akar sinker


Berdasarkan percabangan dan bentuknya akar tunggang dapat di bedakan
dalam:
a.

Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada

cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus


berbentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan
dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu
mempunyai bentuk yang istimewa misalnya:
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

1.

Berbentuk Sebagai Tombak (Fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke

ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat


penimbunan makanan, misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.), wortel,
(Daucus carota L.).

Gambar 2.5 Akar Lobak

gambar 2.6 Akar wortel

2. Berbentuk Gasing (Napiformis), pangkal akar besar membulat, akar-akar


serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing, seperti terdapat
pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb) dan bit (Beta vulgaris L).

Gambar 2.7 Akar bengkuang

gambar 2.8 Akar Bit

3. Berbentuk Benang (Filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar
serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, misalnya pada akar sirih (Piper
betle L) dan rumput teki (Cyperus rotundus L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 2.10 Akar sirih

gambar 2.11 Akar rumput teki

c. Akar Tunggang yang Bercabang (Ramosus).


Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah,
bercabang-cabang banyak

dan cabang-cabangnya

bercabang-cabang lagi,

sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, sehingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan
yang lebih banyak. Misalnya terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari bij
seperti Terong (Solanum sp) dan Lombok (Capsicum sp).

Gambar 2.12 Akar Terong

gambar 2.13 Akar Lombok

2). Sistem Perakaran Serabut (Radix adventicia)


Sistem Perakaran Serabut (Radix adventicia), yaitu sistem perakaran yang
terjadi dari selain akar pokok karena akar lembaga dalam perkembangannya
selanjutnya mati atau kemudian disusul dengan sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Sistem perakaran ini
umumnya terdapat pada golongan tumbuhan berbiji satu (Monocotyledoneae).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 2.14 Sistem perakaran serabut


Mengenai akar-akar pada system akar serabut dapat dikemukakan hal-hal
sebagai berikut:
a. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang misalnya pada
padi (Oriza Satifa L.)

Gambar 2.15 Akar Padi


b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang, misalnya pada
pohon kelapa (Cocos nusifera L.)

Gambar 2.16 Akar Kelapa


c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak
memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

gambar 2.17 Akar pandan


3. Sistem Perakaran Adventif
Akar adventif adalah akar yang tumbuh tidak pada tempatnya. Akar
adventif di sebut juga akar modifikasi. Akar adventif akan timbul dari 2 macam
sumber, yaitu dari jaringan kalus dan dari akar morfologi primordial. Akar
adventif dapat muncul dari batang, daun, ataupun keluar dari akar primer. Karena
tidak tumbuh pada tempatnya, akar adventif di sebut juga akar liar atau akar
advetisius.
Akar adventif memungkinkan tumbuhan dapat berkembang biak secara
aseksual atau secara vegetatif. Tumbuhan yang berkembang biak secara vegetatif
merupakan tumbuhan yang mempunyai akar adventif. Akar adventif / akar yang
termodifikasi banyak sekali jenisnya, diantaranya adalah:
a. Akar udara atau akar gantung (Radix aereus)
Akar gantung adalah akar yang sepenuhnya berada di atas tanah. Akar
gantung terdapat pada tumbuhan epifit, dan berfungsi untuk memudahkan
tumbuhan epifit menempel pada inangnya. Misalnya akar anggrek kalajengking
(Arachnis flosaeris) dan beringin (Ficus benjamina L.).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 2.18 Akar anggrek kalajengking

gambar 2.19 Akar anggrek

b. Akar Penggerek atau akar penghisap (Haustorium)


Akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan dapat
berguna untuk menyerap air dan zat makanan dari inangnya misalnya akar pada
benalu (Lorantus).

Gambar 2.20

Benalu

c. Akar Pelekat (Radix adligans)


Akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna
untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum L.),
sirih (Piper betle L.).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 2.21 Lada dan sirih


d. Akar Pembelit (Cirrhus radicalis)
Akar pembelit juga untuk memanjat tetapi dengan memeluk penunjang.
Misalnya pada vanili (Vanillia planifolia Andr.)

Gambar 2.22 Akar vanili


e. Akar Nafas (Pneumatophora)
Cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul
dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini mempunyai
liang-liang atau celah-celah (Pneumathoda) untuk jalan masuknya udara yang
diperlukan dalam pernafasan, misalnya pada genera Mangrove (Avicennia,
Soneratia).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 2.23 Akar mangrove


f. Akar Tunjang
Akar tunjang yaitu akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala
arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah. Akar demikian
kita jumpai pada pohon pandan (Pandanus tectorius Sol.), dan pohon bakau
(Rhizophora conjugata L.).

Gambar 2.24 Akar Bakau

gambar 2.25

2.26 Akar Pandan

g. Akar Lutut
Akar lutut yaitu akar tumbuhan dikatakan bagian akar yang tumbuh ke atas
kemudian membengkok lagi masuk kedalam tanah sehingga membentuk
gambaran seperti lutut kaki dan berguna untuk kepentingan pernapasan, misalnya
pohon tanjang (Bruguiera parvifoia W.et A).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 2.27 Akar Tanjang


h. Akar Banir/Akar papan
Akar banir adalah akar yang tumbuh menonjol diatas tanah. Bentuknya
seperti papan yang di di sanggahkan ke pohon. Akar banir berfungsi sebagai
pengokoh berdirinya suatu pohon yang ukurannya biasanya relatif lebih besar dari
dan ciri khas dari pohon yang tumbuh di hutan. Misalnya pada sukun (Artoca
communis G. Forst), kenari (Canarium commune L.)

Gambar 2.28

Akar Kenari

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB III
MORFOLOGI BATANG
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu besifat aktinomorf, artinya dapat
dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang maing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada
buku-buku inilah terdapat daun.
c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop
atau heliotrop)
d. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan,
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan batang tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya tidak berwarna kecil, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput atau waktu batang masih muda.
Sebagai bagian dari tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk:
a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun,
bunga dan buah.
b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi
kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling
menguntungkan.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan
Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang
jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh
sebab itu kita membedakan:
a. Tumbuhan yang Tidak Berbatang (Planta caulis)
Tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada,
hanya tampaknya saja yang tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat
pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya
dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti
misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). tumbuhan
semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu
berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh
cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan
mendukung bunga-bunganya.

Gambar 3.1 Batang Lobak

gambar 3.2

Batang Sawi

b. Tumbuhan yang Jelas Berbatang


Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut:
1. Batang basah (herbaceus)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Batang basah (herbaceus) yaitu batang yang lunak dan berair,


misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulaca
oleracea L.).

Gambar 3.3 Batang bayam

gambar 3.4 Batang Krokot

2. Batang berkayu (lignosus)


Batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasa keras dan kuat,
karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon
(arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu,
bercabang jauh dari permukaan tanah. Contohnya manga (Mangifera
indica L.). Sedangkan semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar,
batang berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau malahan
dalam tanah. Contohnya sidaguri (Sida rhombifolia L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.5 Batang pohon manga

gambar 3.5 Batang sidag

3. Batang rumput (calmus)


Batang rumput (calmus) yaitu batang yang tidak keras, mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza
sativa L.) dan rumput (Gramineae) pada umumnya.

Gambar 3.6 Batang Padi

gambar 3.7 Batang rumuput

4. Batang mendong (calamus)


Batang mendong (calamus) seperti batang rumput, tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa
teki (Cyperaceae) lainnya.

Gambar 3.8 Batang wlingi gambar 3.9 Batang teki

gambar 3.10

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Batang mendong

A. Bentuk Batang
Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai
batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil,
jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat
memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji
tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari
pangkal sampai ke ujung boleh dikatakan takada perbedaan besarnya. Hanya
pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi
selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma
(Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah
bentuk batang pada penampang melintangnya, dan dilihat dari sudut bentuk
penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk
batang, antara lain:
1. Bulat (teres)
Misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.)

gambar 3.11 Batang bambu

gambar 3.12 Batang kelapa

2. Bersegi (angularis)
Dalam hal ini ada kemungkinan:
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus


rotundus)

Gambar 3.13
-

Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora


quadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth.)

Gambar 3.14 Batang iler

gambar 3.15 Batang markisah

3. Pipih
Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih
tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
-

Filokadia

(Phyllocladium),

jika

amat

pipih

dan

mempunyai

pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia


platyclada Meissn.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.16
-

Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan


percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.)

Gambar 3.17

Gambar 3.18 Batang Kaktus


Dilihat

dari

permukaannya,

batang

tumbuh-tumbuhan

juga

memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Kita dapat membedakan


permukaan batang yaitu:
1. Licin (laevis)
Misalnya batang jagung (Zea mays L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.19
Batang Jagung
2. Berusuk (costatus)
Berusuk (costatus) jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang
membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.)
3. Beralur (sulcatus)
Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas,
misalnya pada Cereus peruvianus (L.) Haw.
4. Bersayap (alatus)
Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudutsudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea
alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.)

Gambar 3.20 Batang Ubi


Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
a. Berambut (pilosus)
Misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.21 Batang tembakau


b. Berduri (spinosus)
Misalnya pada mawar (Rosa sp.)

Gambar 3.22 Batang Mawar


c. Memperlihatkan bekas-bekas daun
Misalnya pada papaya (Carica papaya L.), dan kelapa (Cocos nucifera
L.)

Gambar 3.23 Batang Pepaya


d. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu
Misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr.), keluwih (Artocarpus
communis Forst.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.24 Batang Nangka gambar 3.25 Batang Keluwih


e. Memperlihatkan banyak lentisel
Misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.)

3.26 Batang Sengon


f. Keadaan-keadaan lain
Misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada
jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca
leucadendron L.).

Gambar 3.27 Batang Jambu Biji

gambar 3.28 Batang kayu putih

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

B. Arah Tumbuh Batang


Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah
cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat
memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang
tumbuhnya:
1. Membelit (volubilis)
Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya
(Carica papaya L.)

Gambar 3.29 Batang pepaya


2. Menggantung (dependens, pendulus)
Menggantung (dependens, pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk
tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang,
misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau tumbuh-tumbuhan yang hidup
di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidaceae)
tertentu.
3. Berbaring (humifusus)
Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas, misalnya pada
semangka (Citrullus vulgaris Schrad.)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.30 Batang Semangka


4. Menjalar atau merayap (repens)
Menjalar atau merayap (repens), dimana batang berbaring, tetapi dari
buku-bukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea
batatas Poir.)

Gambar 3.31 Batang ubi jalar


5. Serong ke atas atau condong (ascendens)
Serong ke atas atau condong (ascendens), dimana pangkal batang seperti
hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membengkok ke atas,
misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.32 Batang kacang tanah


6. Mengangguk (nutans)
Mengangguk (nutans), dimana batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi
ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga
matahari (Helianthus annuus L.)

Gambar 3.33 Batang Bunga Matahari


7. Memanjat (scandens)
Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan
menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun
tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat
khusus untuk berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya dengan:
-

Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.34
-

Akar pembelit, contohnya panili (Vanilla planifolia Andr.)

Gambar 3.35
-

Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitisvinifera L.)

Gambar 3.36
-

Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang


(Gloriosa superba L.)

Gambar 3.37
-

Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.38

Duri, misalnya mawar (Rosa sp.), bugenvil (Bougainvillea spectabilis


Willd.)

Gambar 3.39 Batang Mawar


-

gambar 3.40 Batang Bugenvil

Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.)

Gambar 3.41

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.)

Gambar 3.42

Gambar 3.43
8. Membelit (volubilis)
Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan
penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

alat-alat yang khusus, melainkan batangnya sendiri naik dengan melilit


penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang:
-

Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah


belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula
dikatakan demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang
membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang
membelit ke kiri misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.)

Gambar 3.44
-

Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis), jika arah belitan sama


dengan arah gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti arah belitan,
penunjang akan selalu di sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang
membelit ke kanan tidak banyak ditemukan, contoh: gadung
(Dioscorea hispida Dennst.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.45

Gambar 3.46

Gambar 3.47 Batang Gadung

C. Percabangan Pada Batang


Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak. Yang tidak
bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal
(Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays L.). Umumnya batang
memperlihatkan percabangan, entah banyak entah sedikit.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.48
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan menjadi
3 macam cara percabangan yaitu:
1. Percabangan Monopodial
Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu
tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara
(Casuarina equisetifolia L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.49

Gambar 3.49 Batang Cemara

2. Percabangan Simpodial
Cara percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan,
karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya
dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.50 Batang Sawo Manila


3. Percabangan Menggarpu atau Dikotom
Cara

percabangan

menggarpu

atau

dikotom

adalah

cara

percabangan, yang batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama
besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke).

Gambar 3.51
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok
lazimnya disebut dahan (ramus), sedang cabang-cabang yang kecil
dinamakan ranting (ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya,
oleh sebab itu cabag-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:
1. Geragih (flagellum, stolo)
Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang
tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke
bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya
masing-masing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang
yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam:
a. Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella
asiatica Urb.) dan arbe (Fragraria vesca L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.52 Daun kaki kuda

gambar 3.53Batang Arbei

b. Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.), kentang


(Solanum tuberosum L.)

Gambar 3.54 Batang Teki gambar 3.54 Batang kentang


2. Wiwilan atau tunas air (virga singularis)
Wiwilan atau tunas air (virga singularis) yaitu cabang yang
biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali
berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali
terdapat pada kopi (Coffe sp.) dan pohon coklat (Theobroma cacao L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 3.55

`
Gambar 3.56 Batang Kopi gambar 3.57 Batang Coklat

3. Sirung panjang (virga)


Sirung panjang (virga) yaitu cabang-cabang yang biasanya
merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup
panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga,
oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril).

4. Sirung pendek (virgule atau virgule sucrescens)


Sirung pendek (virgule atau virgule sucrescens) yaitu cabangcabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan


alat pekembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur
(fertil).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang
tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini,
maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut:
1. Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil,
sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong
ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya,
misalnya wiwilan pada kopi (Coffe sp.)
2. Condong ke atas (patens), yaitu jika cabang dengan batang pokok
membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya pada pohon cemara
(Casuarina equisetifolia L.)
3. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk
sudut sebesar kurang lebih 900C, misalnya pada pohon randu (Ceiba
pentandra Gaertn.)
4. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi
ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea
robusta Lindl.)
5. Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah,
mislanya cabang-cabang tertentu pada Salix.
Ada bermacam-macam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang di
dalam tanah, yang dapat merupakan suatu alat untuk menahan kala yang
buruk. Tumbuhan yang mempunyai batang yang demikian itu, dalam musim
buruk, misalnya di daerah panas dalam musim kering (di daerah iklim sedang
dalam musim dingin), bagian yang ke atas tanah seringkali mati, tetapi bagian
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

yang di dalam tanah tetap hidup, dan jika musim baik telah tiba, akan
bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalam tanah
yang berguna untuk mengarungi kala yang buruk itu disebut: caudex, terdapat
misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L.), klembak (Rheum officinale
B.).

Gambar 3.58 Batang Valerian

gambar 3.59 Batang Klembak

Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk


mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat
diketahui bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena
kalau batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhan
seringkali dibeda-bedakan menurut panjang atau pendek umurnya, yaitu
dalam:
1. Tumbuhan Annual (Annuus)
Tumbuhan Annual (Annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya
pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak
dapat mencapai umur setahun. Dalam golongan ini termasuk bermacammacam tanaman yang di dunia pertanian terkenal sebagai tanaman
palawija, misalnya jagung (Zea mays L.), kedele (Soja max Piper), kacang
tanah (Arachis hypogaea L.) dll.
2. Tumbuhan Bienial (Dua Tahun) (Biennis)
Tumbuhan Bienial (Dua Tahun) (Biennis), yaitu tumbuhan yang
untuk hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

memerlukan waktu dua tahun. Misalnya biet (Beta vulgaris L.), digitalis
(Digitalis purpurea L.)
3. Tumbuhan Menahun atau Tumbuhan Keras
Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat
mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang
dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohonpohon dan semak-semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet
Saturnus. Sedang untuk tanda terna (herba) yang berumur panjang, sifat
ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter, yaitu tanda X. Terna yang
berumur panjang biasanya mempunyai bagian di bawah tanah yang selalu
hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya:
empon-empon (Zingiberaceae).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB IV
MORFOLOGI DAUN
Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun
mempunyai helaian daun (Lamina) yaitu bagian yang melebar yang tertaut pada
batang oleh sebuah tangkai daun (Petiolus). Buku - buku (Nodus) adalah bagian
batang tempat duduk atau melekatnya daun. Tempat diatas daun yang merupakan
sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (Axilla). Daun merupakan
tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan melebar. Daun
lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika tidak
mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak
lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai
atau duduk langsung pada batang.

A. Pengertian Daun

Gambar 4.1 Macam - macam daun


Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme
autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa
meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya
pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi

organ

penyimpan

air. Warna

hijau

pada

daun

berasal

dari

kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan
dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis.

Sebenarnya

daun

juga

memiliki

pigmen

lain,

misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin


(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua
kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat
dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Morfologi daun dapat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu; dipengaruhi
oleh: Suhu, unsur hara dalam tanah, kelembapan, keadaan tanah. Contohnya:
a. Daun yang berlubang-lubang atau bolong, disebabkan oleh ulat yang
memakan daun tersebut.
b. Daun yang kecil-kecil dan berkerut, disebabkan oleh struktur tanah yang
kering dan kurangnya unsure hara dalam tanah.
c. Daun yang warnanya kuning, disebabkan oleh suhu yang tinggi atau panas
dan tanah yang kering.
d. Daun yang lebar dan hijau, disebabkan oleh keadaan tanah yang lembab dan
tersedianya suplai air yang cukup.
e. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina), ujung daun, tepi daun, tulang rusuk
daun, tulang daun, tangkai daun, penumpu, dan tunas.

B. Fungsi Daun

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai


tempat pembuatan makanan, pernapasan, penguapan dan alat perkembangbiakan
vegetatif.
1. Tempat pembuatan makanan (Fotosintesis).

Gambar 4.2. Proses fotosintesis


Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses
pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan
untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan.Tempat terjadinya
fotosintesis pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim
palisade, sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan
spons.
2. Sebagai organ pernapasan (respirasi).

Gambar 4.3. Proses pernapasan daun


Pada daun terdapat stomata atau mulut daun dimana merupakan saluran
pernafasan tempat daun menghirup CO2 dari udara dan membuang O2 ke udara.
3. Tempat terjadinya penguapan (transpirasi).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 4.4. Proses penguapan daun


Transpirasi adalah proses menguapnya air dari tumbuhan. Proses
transpirasi tumbuhan terjadi melalui stomata atau mulut daun yang terdapat pada
permukaan daun, terutama pada permukaan daun bagian bawah. Transpirasi
biasanya terjadi pada siang hari dengan bantuan sinar matahari.
4. Tempat terjadinya gutasi.

Gambar 4.5. Proses terjadinya gutasi


Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun.
Gutasi terjadi saat kondisi penyerapan air tinggi namun laju transpirasi rendah
ataupun saat kelembaban udara tinggi sehingga penguapan air sulit terjadi. Gutasi
biasanya terjadi pada malam hari dimana tetesan air yang terkumpul di daun
akibat gutasi biasanya di anggap sebagai embun.
5. Alat reproduksi vegetatif.
Daun juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Contoh
yang paling mudah adalah pada perkembang biakan daun cocor bebek dan
tanaman akasia.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

C. Bagian-bagian Daun
1. Daun Lengkap
Daun digolongkan menjadi 2 bagian yaitu daun lengap dan daun tidak
lengkap, daun lengkap yaitu daun yang memiliki bagian bagian daun seperti
lamina (helaian), vagina (upih/pelepah daun) dan petioles (tangkai daun).

a. Upih Daun Atau Pelepah Daun (Vagina)


Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong
dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja. Upih daun atau
pelepah daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang,
juga mempunyai fungsi lain:
1. Pelindung kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada tanaman tebu
(Seccharum Officinnarum L).
2. Memberi kekuatan pada tanaman. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila
upih daun amat besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 4.6. Pelepah Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)


b. Tangkai Daun (Petioulus)
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan
bertugas untuk mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa
hingga

dapat

Bentuk dan

memperoleh

cahaya

matahari

yang

sebanyak-banyaknya.

ukuran tangkai daun sangat berbeda-beda menurut jenis

tumbuhannya. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak
pipih dan menebal pada pangkalnya. Tetapi ada juga yang menebal pada pangkal
dan ujungnya, misalnya pada daun kupu-kupu(Bauhinia purpurea L.). Jika dilihat
dari penampang melintangnya dapat dijumpai kemungkinan-kemungkinan
berikut.
1.
2.
3.
4.

Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun papaya (Carica papaya L.)
Pipih dan tepinya melebar(bersayap), misalnya pada jeruk(Citrus sp.)
Bersegi
Setengah lingkaran dan sering kali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur
dalam seperti pada tangkai daun pisang.
Jika

ditinjau

dari

keadaan

permukaannya,

tangkai

daun

dapat

memperlihatkan adanya kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dll.


Tangkai daun dapat mengalami pergantian bentuk(metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia.
c. Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai
daun yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran maupun
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

warnanya. Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas
menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk
helaian, di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun
nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan
helaiannya.
Berikut adalah contoh daun lengkap.

Gambar . Contoh daun lengkap


Selain bagian-bagian diatas, daun pada tumbuhan seringkali mempunyai
alat-alat tambahan atau pelengkap antara lain berupa:
d. Daun Penumpu (Stipula),
Daun yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil,
yang terdapat pada dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya berguna
untuk melindungi kuncup yang masih muda. Menurut letaknya daun penumpu
dapat dibedakan dalam ;
1. Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun,
disebut; daun penumpu bebas (Stipulaeliberae) misalnya pada kacang tanah
(Arachis hipogaea. L)
2. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri tangakai daun (Stipulae
adnateae) pada mawar (Rosa sp)
3. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat di ketiak
daun (Stipula axillaries /Stipula intrapetiolaris)
4. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu mengambil tempat berhadapan
dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang
(Stipula petiole atau Stipula antidroma).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

5. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua tangkai
daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku
batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan, misalanya pada pohon
mengkudu (Morinda citrifollia L.) daun penumpu yang demikian dinamakan;
daun penumpu antar tangkai (Stipula interpetiolaris).
e. Selaput Bumbung (Ochrea)
alat ini berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal satu ruas batang.
Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisisnya saling
berlekatan dan melingkari batang, terapat antara lain pada (Poligonum sp).
f. Lidah-lidah (Ligula),
Suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan
helaian daun pada rumput (Gramineae). Alat ini berguna untuk mencegah
mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antar batang dan upih daun, sehingga
kemungkinan pembusukan dapat di hindarkan.
2. Daun Tidak Lengkap
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua
bagian dari tiga bagian tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun
tidak lengkap.
Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
1.

Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja (daun bertangkai), mis nangka
(Artocarpus integra Merr.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 4.7. Daun Artocarpus integra Merr.


2.

Daun terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian
langsung melekat atau duduk pada batang. Susunannya dinamakan daun
duduk (Sessilis) misalnya biduri (Callotropis gigantea Rbr). Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnaya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkar batang atau
memeluk batang, oleh sebab itu dinamakan daun memeluk batang
(Aplexicaulis) seperti terdapat pada (Sonchus oleraceus L.)

Gambar 4.8. Daun (Sonchus oleraceus L.)


3.

Hanya terdiri atas upih dan helaina saja (daun berupih), mis jagung (Zea
mays)

Gambar4. 9. Daun (Zea


mays

4.

Hanya tangkai saja, helaian daun semu mis Acacia auriculiformis A.


Cunn.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 4.10. Daun Acacia auriculiformis A. Cunn


D. Bangun Daun (Circumscriptio)
Penggolongan daun berdasarkan letak bagiannya yang terlebar :
1. Bagian Yang Terlebar Kira-Kira Terdapat Di Tengah-Tengah Helaian Daun.
Jika demikian keadannya, maka akan dijumpai kemungkinan bangun daun
seperti berikut ;
a. Bulat atau bundar (Orbicularis), jika panjang: lebar=1 :. Misalnya pada
Victoria regia, teratai besar (Nelumbium nelombo Druce), dll
b. Bangun perisai (Peltatus). Daun yang biasanya bangun bulat, mempunyai
tangkai daun yang tidak tetanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian
tengah helaian daun.
c. Jorong (Ovalis atau Elipticus), yaitu jika perbandingan panjang : lebar = 1,52:1 seperti pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung
(Calophylum inophylum L.),
d. Bulat memanjang (Oblongus), yaitu jika panjang: lebar = (2,5-3):1, misalnya
daun srikaya (Anona squamosa L), dan sirsak (Anona muricata L.),
e. Bangun lanset (Lanceolatus), jika panjang : lebar = (3-5):1, misalnya daun
kamboja (Plumiera acuminate Ait), Oleander (Nerium oleander L.).
2. Bagian Yang Terlebar Terdapat Di Bawah Tengah-Tengah Helaian Daun
Daun-daun ini dibedakan dalam dua golongan yaitu:

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

a. Pangkal daun yang tidak bertoreh. Dalam golongan ini di dapati bentukbentuk berikut ;
1. Bangun bulat telur (Ovatus), misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L), daun lombok rawit (Capsicum frutescens L.)
2. Bangun sagi tiga (Triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama kaki,
misalnya daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.), mata pengantin
(Antigonon leptopus Hook.et Arn.),
3. Bangun delta (Deltoideus) yaitu bangun segitiga yang sama ketiga sisinya,
misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook.et Arn.),
4. Bangun belah ketupat (Rhomboideus) yaitu bangun segiempat yang sisinya
tidak

sama

panjang,misalnya

anak

daun

yang

di

ujung

pada

daun bangkuwang (Pachyrrhzus erosus Urb.).


b. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentukbentuk daun berikut :
1. Bangun jantung (Cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur, tetapi pangkal
daun memperlihatkan suatu lekukan, misalnnya daun waru (Hibiscus
tiliaceus L.),
2. Bangun ginjal atau kerinjal (Reniformis), yaitu daun yang pendek lebar
dengan ujung yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk
dangkal, misalnya daun pegagan atau daun kaki kuda (Centella asiatica Urb),
3. Bangun anak panah (Sagittus).
3. Bagian Yang Terlebar Terdapat Terdapat Di Atas Tengah-Tengah Helaian
Daun.
Dalam hal yang demikian kemungkinan-kemungkinan bangun daun yang
dapat kita jumpai ialah :
a. Bangun bulat telur sungsang (Obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi bagian
yang lebar terdapat dekat ujung daun misalnya daun sawo kecik (Manilkara
kauki Dub.).
b. Bangun jantung sungsang (Obcordatus), misalnya daun sidaguri (Sida letusa
L.),

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

c. Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (Cuneatus), misalnya anak daun
semanggi (Marsilea crenata Presl)
d. Bangun sudip atau angun spatel atau solet (Sphatulatus), seperti bangun bulat
telur terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjang, misalnya daun tapak liman
(Elephantopus scaber L.), daun lobak (Raphanus sativus L.). sama besar
ujung.
4.

Tidak Ada Bagian Yang Terlebar Atau Dari Pangkal Sampai Ujung Hampir
Sama Besar
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit,

atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun :


a. Bangun garis (Linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat
panjang, misalnya daun bermacam-macam rumput (Gramineae).
b. Bangun pita (Ligulatus). Serupa daun bangun garis, tetapi lebih panjang lagi.
Juga di dapati pada jenis-jenis rumput, misalnya daun jagung (Zea mays L.),
c. Bangun pedang (Ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal di bagian
tengah dan tipis kedua tepinya, misalnya daun nenas sebrang (Agave
sissalana Perr, Agave cantala Roxb.),
d. Bangun paku atau dabus (Subulatus) bentuk daun hamper seperti silender,
ujung runcing, seluruh bagian kaku. Misalnya daun (Araucaria cunninghamii
Ait.),
e. Bangun jarum (Acerosus), serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing
panjang, misalnya daun pinus merkusi Jungh, & De Vr.
1.1.

Ujung Daun (Apex folii)


Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa.

Bentuk-bentuk ujung daun yang sering kita jumpai ialah :


a. Runcing (Acutus) jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi
sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
sudut lancip (lebih kecil dari 90 derajat), dapat kita jumpai pada daun-daun
bangun; bulat memanjang, lanset, segi tiga, delta, bela ketupat, dll. misalnya
ujung daun oleander (Nerium oleander L.)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

b. Meruncing (Acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik


pertemuan kedua- daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun
nampak sempit panjang dan runcing. Misalnya ujung daun sirsat (Annona
muricata L.)
c. Tumpul (Obtususus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang,
cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga berbentuk sudut yang tumpul
(lebih besar dari 90 derajat) misalnya daun bangun bulat telur terbalik atau
bangun sudip; ujung daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.),
d. Membulat (Rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu
busur. Terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun bangun
ginjal, misalnya dau (Centella asiatica Urb), ujung daun tertai besar
(Nelumbium nelombo Druce), romping (Truncates), ujung daun tampak
sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea
crenata Press.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.),
e. Terbelah (Retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukuan,
kadang-kadang amat jelas. Misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.),
kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan
pemeriksaan yang teliti,
f. Berduri (Mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian
yang runcing keras, merupkan suatu duri, misalnya ujung daun nenas sebrang
(Agave sp.).
1.2. Pangkal Daun
Apa yang telah diuraikan mengenai ujung daun pada umumnya dapat pila
diberlakukan untuk pangkal daun. Selain itu ada pula kalanya, bahwa kedua tepi
daun di kanan kiri pangkal dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain. Oleh
sebab itu pangkal daun dapat dibedakan dalam;
Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu tetapi terpisah oleh
pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun
dapat ;
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

1. Runcing (Acutus), misalnya pada daun bangun memanjang, lanset bela


ketupat, dll.
2. Meruncing (Acuminatus) biasanya pada daun bangun bulat telur atau daun
3.
4.
5.
6.

bangun sudip.
Tumpul (Obtusus) pada daun-daun bangun bulat telur jorong.
Membulat (Rotundatus) pada daun-daun bangun bulat jorong dan bulat telur,
Rompang atau rata (Truncates), pada daun bangun segi tiga delta dan tombak,
Berlekuk (Emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal dan anak

panah.
7. Yang tepi daunnya bertemu dan berlekatan satu sama lain;
8. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap
batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi. Seperti pada daun-daun
bangun perisai.
9. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti pangkal
daun tertembus oleh batangnya (Perfoliatus).
1.3. Susunan Tulang-Tulang Daun (Nervatio atau Venatio)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk :
1.

Memberi kekuatan pada daun, oleh sebab itu tulang seluruh tulang-tulang

pada daun dinamakan pula rangka daun (Sceleton).


2.
Berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat, yaitu :
a. Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah, ialah air
beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya.
b. Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat pembuatannya, yaitu
dari daun ke bagian-bagian lain yang memerlukan zat-zat itu.
Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam,
yaitu :
a. Ibu Tulang (Costa), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan
tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah membujur dan membelah daun.
Oleh tulang ini helaian daun umumnya dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup atau simetris. Adapula daun tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang
tepat di tengah helaian, sehingga kedua bagian daun di kanan kiri ibu tulang
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

daun menjadi tidak setangkup atau asimetrik, misalnya daun Begonia. Ada
pula tulang daun yang besar yang semuanya berpangkalan

pada ujung

tangkai daun, misalnya pada daun yang mempunyai bagin perisai/bulat : daun
teratai, jarak, ubi kayu, dll.
b. Tulang-tulang Cabang(Nervus lateralis), yakni tulang-tulang yang lebih kecil
dari pada ibu tulang. Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang
dinamakan tulang cabang tingkat 1, pada cabang tulang cabang tingkat satu
dinamakan tulang cabang tingkat 2, demikian seterusnya.
c. Urat-urat Daun (Nervus lateralis), yakni tulang-tulang cabang pula, tetapi
yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih
besar membentuk susunan seperti jala, kisi atau lainnya.
Berdasarkan susunan tulangnya, kita membedakan daun menjadi 4
golongan, yaitu :
a. Daun yang Bertulang menyirip (Penninervis). Daun ini memepunyai satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai
daun. Dari ibu tulang ini, kesamping keluar tulang-tulang cabang. Dengan
susunan yang demikian ini umumnya kita dapati pada tumbuhan biji belah
(Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).
b. Daun yang bertulang menjari(Palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai
daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan seperti jari-jari.
Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang ditengah paling besar dan paling
pajang, sedangkan kesamping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang
demikian pun umumnya hanya terjadi pada tumbuhan berbiji belah
(Dicotyledoneae), misalnaya pada pepaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus
communisL.), kapas (Gossypium sp).
c. Daun yang Bertulang melengkung(Cervinervis). Daun ini mempunyai
beberapa tulang yang besar, satu ditengah yaitu yang paling besar, sedangkan
lainnya tulang-tulangnya melengkung. Daun dengan susunan tulang yang
demikian ini biasanya hanya terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya genjer
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

(Limnocharis flava Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst.), dan lainlain.


d. Daun

yang

Bertulang

sejajaratauBertulang

Lurus(Rectineris),

yang

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan


tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempnyai arah
yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi. Daun dengan susunan yang demikian
lazimnya

pun

terdapat

pada

tumbuhan

yang

berbiji

tunggal

(Monocotyledoneae), misalnya semua jenis rumput (Gramineae), teki-tekian


(Cyperaceae), dan lain-lain.
Perkecualian selalu ada, artinya dari golongan tumbuhan biji bela ada pula
yang mempunyai daun yang bertulang melengkung, antara lain sirih (Piper betle
L.), senggani (Melastoma polyanthum Bl.), dll. Sebaliknya dari golongan
tumbuhan biji tunggal ada pula yang mempunyai daun yang bertulang menyirip,
misalnya pisang (Musa paradisiacal L.), tasbih (Canna hybrida Hort.), dan ada
pula yang mempunyai daun yang bertulang menjari, misalnya siwalan (Borassus
flabellifer L.).
1. Yang rata (Integer), misalnya daun nangka (Artocarpus integra Merr.),
2. Yang bertoreh(Divisus).
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya ada yang
dangkal ada yang dalam, besar dan kecil, dan lain-lain. Biasanya toreh-toreh pada
tepi daun dibedakan dalam dua golongan :
a. Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun,
disebut toreh yang merdeka. Dalam hubungannya dengan jenis toreh-toreh ini
dipergunakan istilah sinusuntuk torehnya sendiri dan angulus untuk
bagian tepi daun yang menonjol keluar.
1. Tepi Daun Toreh Yang Merdeka
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya, yang sering
kita jumpai ialah tepi daun yang dinamakan :

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

a. Bergerigi (Serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya
daun lantana (Lantana camara L.). Bertalian dengan besar sinus dan
angulusnya, dikenal berberigi halus, dan bergerigi kasar.
b. Bergerigi ganda atau rangkap(Bisseratus), yaitu tepi daun seperti di atas,
tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.
c. Bergigi(Dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnnya lancip, misalnya
daun beluntas (Pluchea indica Less.).
d. Beringgit (Crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan
angulusnya yang tumpul, misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata
Pers).
e. Berombak (Repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul, misalnya
daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).
2. Tepi Daun Dengan Toreh-Toreh Yang Mempengaruhi Bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu :
a. Berlekuk (Lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang dari pada setengah
panjangnya tulang-tulang yang terdapat di kanan kirinya.
b. Bercangap (Fissus), jika dalam toreh kurang lebih sampai tengah-tengah
panjang tulang-tulang daun kanan kirinya.
c. Berbagi (Partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulangtulang daun di kanan kirinya.
d. Berlekuk Menyirip (Pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan
tulang daun yang menyirip, misalnya daun terong (Solanum melongena L.),
e. Bercangap Menyirip (Pinnatifidus), tepi bercangap sedangkan daunnya
mempunyai susunan tulang yang menyirip, misalnya daun keluwih
(Artocarpus communis Forst.),
f. Berbagi Menyirip (Pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susunan tulang yang
menyirip, misalnya daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.) dan sukun
(Artocarpus communis Forst).
g. Berlekuk Menjari (Palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari,
misalnya daun jarak pagar (Jatropha curcas L.), dan kapas (Gossypium sp.),
h. Bercangap Menjari (Palmatifidus), jika tepinya bercangap, sedangkan
susunan tulangnya menjari, misalnya daun jarak (Ricinus communis L.),
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

i. Berbagi Menjari(Palmatipartitus), yaitu jika tepi berbagi, sedangkan daunnya


mempunyai susunan tulang yang menjari, misalnya daun ketela pohon
(Manihot utilissima Pohl.).
1.5. Daging Daun (Intervenium)
Yang dimaksud daging daun (Intervenium) ialah : bagian daun yang
terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian inilah yang
merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya.
Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakekatnya juga bergantung pada
tebal tipisnya daging daunnya. Bertalian dengan sifat ini dibedakan jenis-jenis
daun yaitu :
a. Tipis

Seperti

Selaput(Membranaceus), misalnya

daun

paku selaput

(Hymenophyllum australe Willd.),


b. Seperti Kertas(Papyraceus atau Chartaceus), tipis tetapi cukup tegar,
misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.),
c. Tipis Lunak(Herbaceus), misalnya daun slada air (Nasturtium of ficinale R.
Br.),
d. Seperti Perkamen(Perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya daun
kelapa (Cocos nucifera L.)
e. Seperti Kulit/Belulang(Coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal dan kaku,
misalnya dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.),
f. Berdaging(Carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah buaya
(Aloe sp.).
1.6. Warna Daun
Daun biasanya berwarna hijau, tetapi tidak jarang pula kita jumpai daun
yang warnanya tidak hijau, warna tersebut dapat memperlihatkan banyak variasi
atau nuansa contohnya daun yang berwarna :
a. Merah, misalnya daun bunga buntut bajing (Acalypha wilkesiana M.Arg.),
b. Hijau Bercampur atau Tertutup Warna Merah, misalnya bermacam-macam
daun puring (Codiaeum variegatum Bl.),
c. Hijau Tua, misalnya dau nyamplung (Colophyllum inophyllum L.),
d. Hijau Kekuningan, misalnya daun tanaman guni (Corchhorus capsularis L.).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB V
MORFOLOGI BUNGA

A. Pengertian bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang
bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan
tumbuhan. Oleh karena itu,

bunga ini berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat


dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi
tumbuhan maka pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan
penyesuaian untuk melaksanakan fungsinya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan, pada umumnya bunga mempunyai warna menarik,
berbau harum, bentuknya bermacam-macam, dan biasanya mengandung
madu.
Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu
biasanya batangnya lalu terhenti pertumbuhannya, merupakan tangkai dan
dasar bunga sedangkan daun-daunnya sebagian tetap bersifat seperti daun
hanya bentuk dan warnanya berubah dan sebagian lagi mengalami
metamorfosis menjadi bagian-bagian yang memainkan peranan dalam
peristiwa yang akhirnya akan menghasilkan calon individu baru.

B. Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan


Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1. Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 5.1 Bunga Matahari


yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja pada satu
tangkai, biasanya terdapat pada ujung batang.
2. Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora)

Gambar 5.3 Bunga Melati

yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam
satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak
daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.)

Gambar 5.4
2. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 5.5

C. Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)


-

Bagian-bagian pada bunga majemuk


Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang
yang mendukung bunga majemuk.
b. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang
mendukung bunganya.
c. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang
mendukung bagian-bagian bunga lainnya

Gambar 5.6
Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
a. Daun-daun pelindung (bractea)
b. Daun tangkai (bracteola)
c. Seludang bunga (spatha)
d. Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
e. Kelopak tambahan (epicalyx)
f. Daun-daun kelopak (sepalae)
g. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
h. Daun-daun tenda bunga (tepalae)
i. Benang-benang sari (stamina)
j. Daun-daun buah (carpella)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Macam-macam bunga majemuk

1. Bunga

Gambar 5.7
a. Bunga majemuk tak terbatas
b. Bunga mejemuk terbatas
majemuk tak terbatas (inflorescentia

racemosa,

inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala)


Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
a. Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga
(bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
- Tandan (racemus atau botrys),

Gambar 5.8
yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu
tangkainya.

Misalnya

kembang

merak

pulcherrima Swartz.)
-

Bulir (spica)

Gambar 5.9
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

(Caesalpinia

yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk pada


ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung (Zea
mays L.)
-

Untai atau bunga lada (amentum)

Gambar 5.10
yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya
mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya pada sirih
-

(Piper betle L.)


Tongkol (spadix)

Gambar 5. 11
yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal dan
berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays
L.)
- Bunga payung (umbella)

Gambar 5.12
yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang
yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda
(Centella asiatica Urb.)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

- Bunga cawan (corymbus atau anthodium)


yaitu ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga
menyerupai bentuk cawan. Pada umumnya, bunga cawan
dibagi menjadi dua macam bunga, yaitu :Bunga pita, yaitu
bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi cawan. Bunga
tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan (flos
disci), merupakan bagian bunga yang subur karena dapat
menghasilkan buah.Contoh bunga cawan dengan bagianbagian yang lengkap adalah bunga matahari (Heliantus annuus
L.).

Bunga bongkol (capitulum)

Gambar 5. 13
bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi ujung ibu
tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya
nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa
-

pudica L.)
Bunga periuk (hypanthodium)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 5. 14

2. Bunga

majemuk

berbatas

(inflorescentia

cymosa

atau

inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita)


Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
a. Anak payung menggarpu (dichasium)

Gambar 5.15.
a.
b.

Anak payung menggarpu (dichasfum)


Anak payung menggarpu majemuk
(Skematis)

yaitu pada bagian ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahya


terdapat dua cabang yang sama panjang. Misalnya bunga
melati (Jasminum sambac Ait.)
b. Bunga sekerup (bostryx)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 5.15
seperti pada bunga tangga, tetapi cabangnya berturut-turut
membentuk sudut sebesar 90o, sehingga arah percabangan
seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada bunga
kenari (Canarium commune L.)
c. Bunga sabit (drepanium)

Gambar 5.16
seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada
satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk
seperti sabit. Misalya pada tumbuhan suku Juncaceae.
d. Bunga kipas (rhipidium)

Gambar 5.17
seperti bunga tangga, semua percabangan terletak pada satu
bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat pada tumbuhan
suku Iridaceae.
3. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran
antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

4. Lain-lain tipe bunga majemuk


1). Gubahan semu atau karanga semu (verticillaster)
2). Lembing (anthela)
3). Tukal (glomerulus)
4). Berkas (fasciculus)

Bagian-Bagian Bunga

Gambar 5.18
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas
bersifat batang.
b. Dasar bunga (receptaculum),yaitu ujung tangkai yang seringkali
melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga
yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam
satu lingkaran.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

c. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan


modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang
masih terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian
yang tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
1. Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran
luar, sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi
bunga. Kelopak terdiri dari beberapa daun kelopak (sepala).
2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian
hiasan bunga yag terdapat pada lingkaran dalam, biasana
berwarna cerah (tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari
sejumlah daun mahkota (petala).
3. Pada beberapa bunga, seringkali ditemukan tidak memiliki
hiasan bunga, yang disebut bunga telanjang (flos nudus) atau
hiasan bunga tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan
mahkotanya yang disebut dengan tenda bunga (perigonium).
Tenda bunga terdiri dari sejumlah daun tenda bunga (tepala).
d. Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga
yang menghasilkan serbuk sari.
e. Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga
yang disebut juga putik (pistillum)
-

Kelamin Bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing
bunga, dapat dibedakan :
1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a. Bunga jantan (flos masculus)
b. Bunga betina (flos femineus)
3. Bunga mandul atau tidak berkelamin
Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu
tumbuhan, dapat dibedakan tumbuhan yang :
1. Berumah satu (monoecus)
2. Berumah dua (dioecus)
3. Poligam (polygamus)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Susunan Bunga
Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun
(kelopak, mahkota, benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam
susunan yang berbeda-beda, yaitu :
1. Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2. Berkarang, melingkar (cyclis)
3. Campuran (hemicyclis)

Simetri Bunga
1. Asimetris atau tidak simetris
2. Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
4. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau
actinomorphus)
Letak Daun-daun dalam Kuncup
1. Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a. Rata (vernatio plana)
b. Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah
c.
d.
e.
f.
g.

adaxial), (vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)


Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)
Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio

convoluta)
h. Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim
involuta)
i. Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim
revoluta)
j. Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k. Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)
2. Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya
(asetivatio)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

a. Terbuka (aperta)
b. Berkatup (valvata)
c. Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d. Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e. Menyirap (imbricata)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus
mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian
bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang
berbeda-beda.
1. Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2. Pendukung benang sari atau androfor (androphorum)
3. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
4. Pendukung benang sari dan putik atau androginofor
(androgynophorum)
5. Cakram (discus)

Bentuk Dasar Bunga


1. Rata
2. Menyerupai kerucut
3. Seperti cawan
4. Bentuk mangkuk
Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya
bakal buah, bunga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1.
Hipogin (hypogynus)
2.
Perigin (perigynus)
3.
Epigin (epigynus)

Kelopak (Calyx)
Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang
merupakan lingkaran luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan
lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam.
Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daundaun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1. Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan,
dibedakan atas :
a. Berbagi (partitus)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

b. Bercangap (fissus)
c. Berlekuk (lobatus)
2. Lepas atau bebas (polysepalus)
Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
a. Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
b. Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
-

Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)


Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang
terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan
warna yang indah, menarik, bentuk susunan yang bagus, memiliki bau
yang harum (ada pula yang tidak berbau).
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun
mahkota (petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Berlekatan(sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2. Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3. Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali
tidak menarik perhatian.
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :
1. Beraturan (regularis)
a. Bintang (rotatus atau stellatus)
b. Tabung (tubulosus)
c. Terompet (hypocrateriformis)
d. Mangkuk atau buyung (urceolatus)
e. Corong (infundibuliformis)
f. Lonceng (campanulatus)
2. Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
a.
b.
c.
d.
e.

Bertaji (calcaratus)
Berbibir (labiatus)
Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
Bertopeng atau berkedok (personatus)
Berbentuk pita (ligulatus)

Tenda Bunga (perigonium)


Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak
dapat dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun
warnanya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Serupa kelopak (calycinus)
2. Serupa tajuk (corollinus)
Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2,
yaitu :
1. Berlekatan (gamophyllus)
2. Lepas atau bebas (pleiophyllus)
-

Benang Sari (stamen)


Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan.
Benang sari dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Tangkai sari (filamentum)
2. Kepala sari (anthera)
3. Penghubung ruang sari (connectivum)
Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari

1.
2.
3.

1.
2.
3.
-

dibedakan menjadi 3, yaitu:


Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga
Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan
menjadi 3 yaitu :
Benang sari banyak
Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang
Tangkai Sari (filamentum)
Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang
sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2. Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3. Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak

Kepala Sari (anthera)


Kepala sari (anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada
ujung tangkai sari. Berdasarkan duduknya kepala sari pada
tangkainya, kepala sari dapat di bedakan menjadi 3 macam,yaitu :

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

1. Tegak (innatus atau basifixus)


2. Menempel (adnatus)
3. Bergoyang (versatilis)
Berdasarkan cara membukanya serbuk sari, serbuk sari
dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens)
2. Dengan celah melintang (transversaliter dehiscens)
3. Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari
(poris dehiscens)
4. Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens).
-

Putik (pistillum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan
merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daundaun yang telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah
(carpellum).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik,
putik dibedakan menjadi :
1. Putik tunggal (simplex)
2. Putik majemuk (compositus)
Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
1. Bakal buah (ovarium)
2. Tangkai kepala putik (stylus)
3. Kepala putik (stigma)

Bakal Buah (ovarium)


Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terdapat di
tengah-tengah dasar bunga dan merupakan tempat calon biji atau bakal
biji (ovulum).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan
menjadi :
1. Bakal buah menumpang (superus)
2. Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus)
3. Bakal buah tenggelam (inferus)
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal
buah, bakal buah dapat dibedakan menjadi :

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

1.
2.
3.
4.

Bakal buah beruang satu (unilocularis)


Bakal buah beruang dua (bilocularis)
Bakal buah beruang tiga(trilocularis)
Bakal buah beruang banyak (multilocularis)
Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka

bakal buah itu akan mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah,


yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekatsekat tersebut dapat dibedakan menjadi :
1. Sekat yang sempurna (septum completus)
a. Sekat asli (septum)
b. Sekat semu (septum spurius)
2. Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus)
-

Tembuni (placenta)
Tembuni (placenta) adalah bagian bakal buah yang menjadi
pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji.
Menurut letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
1. Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah.
2. Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka
kemungkinan letak tembuninya adalah :
1. Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang
menurut letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi :
a. Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b. Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2. Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros.
Biasanya berbentuk silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap
ke arah dinding dan bakal buah (pada bakal buah beruang satu).
3. Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.

Tangkai Kepala Putik (stylus)


Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya
berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah, mempunyai
saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak. Tangkai putik
pada umumnya berukuran lebih besar daripada tangkai sari.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang tidak.
Jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung
satu kepala putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang,
terdapat lebih banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.
-

Kepala Putik (stigma)


Kepala putik adalah bagian putik yang terdapat pada ujung
tangkai kepala putik. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk
sari, jadi mempunyai peranan penting dalam penyerbukan.
Menurut cara penyerbukannya pada bunga, bentuk kepala putik
dibedakan menjadi :
1. Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
2. Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oriza sativa L.)
3. Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus

tetragonolobus D.C.)
4. Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5. Seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.
Kelenjar Madu (nectarium)
Madu (nectar) yang dihasilkan oleh beberapa jenis bunga,
berfungsi menarik perhatian binatang (serangga atau burung) yang
dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan.
Madu yang terdapat pada bunga, dihasilkan oleh kelenjar madu
(nectarium). Kelenjar madu merupakan metamorfosis dari salah satu
bagian bunga yang dapat berasal dari :
1. Daun mahkota
2. Benang sari
3. Bagian-bagian lain pada bunga

Penyerbukan (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gam bar 5.19


Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik
(tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal
biji (tumbuhan biji terbuka). Sedangkan pembuahan adalah menyatu
dan meleburnya sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di
dalam bakal biji dengan satu inti yang berasal dari serbuk sari.
Peyerbukan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang
jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogamy), yaitu jika serbuk sari yang
jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
3. Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy), yaitu jika serbuk sari
berasal dari bunga pada tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam
jenis yang sama.
4. Penyerbukan bastar (hybridogamy), yaitu jika serbuk sari berasal
dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
Menurut perantara yang menyebabkan terjadi penyerbukan,
penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
1. Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly, anemogamy)
2. Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly, hydrogamy)
3. Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy)
-

Diagram Bunga
Diagram bunga adalah suatu gambr proyeksi pada bidang datar
dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Jadi pada diagram
itu digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika
masih ada. Contoh diagram bunga:

gambar 5.20
Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan hal-hal
berikut :
1. Letak bunga pada tumbuhan, yaitu :
a. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2. Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun
dalam beberapa lingkaran.
Setelah menentukan kedua hal tersebut, mulailah dengan
membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah
lingkaran tempat duduk bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui
titik pusat lingkaran, buat garis tegak lurus. Untuk bunga diketiak
daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui
sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengahtengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi.
Bidang ini disebut bidang median. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri
berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daundaun tajuk, benang sari dan penampang melintang bakal buah, dengan
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

2.

Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun

kelopak yang satu dengan yang lain), bebas satu sama lain,
bersentuhan tepinya, berlekatan, dst.
3. Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain
(daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari dan
daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling bebas
atau berlekatan, dst.
4. Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat
bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
2.
Diagram teoritik, yaitu diagram

bunga

yang

selain

menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga


memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori
seharusnya ada.
- Rumus Bunga
Rumus bunga dapat diartikan sebagai susunan bunga yang
dinyatakan dalam sebuah rumus berupa lambang-lambang dan angkaangka yang dapat memberikan gambaran mengenai sifat bunga serta
bagian-bagiannya. Ada 4 bagian bunga yang biasa tergambar dalam
rumus bunga yaitu :
1. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K yang merupakan singkatan dari
Kalik (calyx )
2. Tajuk atau mahkota yang dinyatakan dengan huruf C singkatan dari
corolla
3. Benang sari, di singkat dengan huruf A yang berasal dari kata androecium
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

4. Putik, yang dinyatakan dengan hurup G yang berasal dari kata gynaecium
Jika kelopak maupun mahkota memiliki kesamaan bentuk dan warna
maka akan dipergunakan istilah lain yang disimbolkan dengan huruf P yang
berasal dari kata perigonium. Angka-angka dibelakang huruf menunjukan
bagian-bagian bunga tersebut. Diantara kedua huruf dan angka tersebut
disisipkan tanda koma. Sebagai contoh misal bunga Merak atau Caesalpinia
pulcherrima Swartz yang memiliki 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10
benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
K5, C5, A10, G1

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB VI
MORFOLOGI BUAH

A. Pengertian Buah
Bagian pokok tubuh tumbuhan terdapat tiga macam, yaitu
akar,

batang,

dan

daun.

Setiap

bagian

lainnya

hanyalah

penjelmaan ketiga bagian pokok tersebut. Jadi buah merupakan


suatu penjelmaan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok
tadi.Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya telah dihasilkan
suatu alat, yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Alat-alat tersebut dinamakan alat perkembangbiakan (organum
reproductivum), yang dibedakan dalam dua golongan yaitu
bersifat

vegetatif

dan

generatif.

Akar,

batang

dan

daun

merupakan alat perkembangbiakan vegetatif karena berfungsi


untuk

mempertahankan

kehidupan

seperti

bernapas

dan

menyerap serta mengolah bahan makanan untuk kelangsungan


hidup.
Alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan yang
berbiji, adalah bunga. Pada bunga inilah terjadi peristiwaperistiwa yang disebut penyerbukan dan pembuahan yang akan
menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah.
Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
modifikasi lanjutan bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji.Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti
oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji
yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Pada pembentukan
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan
suatu bagian buah.
Buah pada umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1.Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini,
sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
2.Buah sungguh atau buah telanjang, yang terjadi dari bakal buah, dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian
buah yang berarti (Tjitrosoepomo, 1985).

B. Buah Semu
Pada buah semu dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
1. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari
satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah
ini selain bakal buah ada bagian lain bunga
yang ikut membentuk buah, misalnya tangkai
bunga pada buah jambu monyet dan kelopak
bunga pada buah ciplukan.
Gambar 6.1. Buah Jambu Monyet

2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah
yangbebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi
buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan
merupakan bagian buah
yang mencolok (seringkali yang berguna), misalnya buah arbe ((Fragraria vesca
L.)
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 6.2. Buah Arbe

3. Buah semu majemuk, ialah buah semu


yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti satu
buah saja, misalnya buah nangka
(Artocarpus integra Merr.), dan keluwih
(Artocarpus communis Forst.), yang
terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal
dan berdaging, beserta daun-dauntenda
bunga yang pada ujungnya berlekatan satu
sama lain, hingga merupakankulit buah
semu ini (Tjitrosoepomo, 1985).

gambar 6.3 buah nangka

C. Buah Sejati
Pada buah sejati dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
1.Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun
dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
-Buah mangga (Mangifera indica L.),
mempunyai satu ruang dengan satu biji.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 6. 4. Buah Mangga

-Buah pepaya (Carica papaya L.), terdiri dari


beberapa daun buah dengan satu ruang dan
banyak biji.
Gambar 6.5. Buah Pepaya
-Buah durian (Durio zibethinus Murr.), terdiri
atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa
ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa
biji.
Gambar 6.6 Buah Durian
2. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya
pada cempaka (Michelia champaka Bail.).

Gambar 6.7. Cempaka

3.Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang
masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi
buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya
pada pandan (Pandanus tectorius Sol.) (Rifai, 1976).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 6.8. Buah Pandan

Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian
luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah
(Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.).

Gambar 6.9. Padi


2.Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya
menjadi tebal berdaging. Dinding buah seringkali dengan jelas dapat dibedakan
dalam tiga lapisan yaitu:
a.Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi kuat atau kaku
seperti kulit dengan permukaan yang licin.
b.Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan
jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging
buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (Mangifera indica).
c.Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung
bijinya, cukup tebal dan keras misalnya pada kenari (Canarium communeL.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

kelapa (Cocos nucifera L.) (Rifai, 1976).


Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak
bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah
sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Menurut sifat
masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan
dalam :
1.Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida Hort.), dalam badan
yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat banyak buahbuah kurung.

Gambar 6.10. Buah Mawar

2.Buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifoliusPoir.), bunga


banyak bakal buah yang kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.

Gambar 6.11. Buah Rubus


3.Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang
masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, terdapat pada pohon cempaka
(Michelia champaka L.).
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 6.12. Buah

Cempaka

4. Buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni,
misalnya srikaya (Annona squamosa L.) (Rifai, 1976).

Gambar 6.13. Buah Srikaya

Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk dapat
dibedakan atas :
1.Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga
majemuk membentuk suatu buah buni, misalnya pada nanas (Ananas comosus
Merr.). Pada buah nanas pembentukan buahnya ikut pula mengambil bagian daundaun pelindung dan daun-daun tenda bunga sehingga keseluruhannya nampak
sebagai satu buah saja.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar6.14. Buah Nanas


2.Buah batu majemuk,

misalnya

pada pandan

(Pandanus

tectorius Sol.). Pada

pandan

rangkaian bunga

betinanya

setelah mengalami

penyerbukan

berubah menjadi buah

batu

majemuk, yang masih

kelihatan

sebelah luarnya.

Gambar 6.15. Buah Pandan


3.

Buah kurung majemuk, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.).

Bunga tumbuhan ini terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yangsubur
di tengah. Dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan pembuahan
berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi
suatu buah kurung majemuk (Rifai, 1976).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 16. Buah Matahari

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB VII
MORFOLOGI TUMBUHAN TENTANG BIJI
BIJI (SEMEN)

Gambar 7.1
Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti pembuahan, bakal buah
tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada tumbuhan biji
(Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji
mengandung lembaga atau calon tumbuhan baru.
Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut disebut tali pusar (funiculus).
Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji
sudah masak maka tali pusarnya akan terputus, sehingga biji terlepas dari
tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya menjadi
salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan selubung biji yang
sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji saja.
Salut biji ada yang :

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Berdaging atau berair dan sering kali dapat di makan, misalnya pada biji durian
(Durio zibethius Murr.), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll.

Gambar 7.2
Biji
Rambutan

gambar 7.3 Biji Durian

Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala
(Myristica fragrans Houtt.). salut biji pala dinamakan macis yang seperti bijinya
sendiri digunakan pula sebagai bumbu untuk masak dan berbagai macam
keperluan lainnya.

Gambar 7.4 Biji


Pada biji umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
a. Kulit biji (spermodermis)
b. Tali pusar (funiculus)
c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Pala

Gambar 7.5

Kulit Biji (Spermodermis)


Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal dari selaput bakal biji
(Intergumnetum) oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu :
a.

Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada
yang tipis ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu.

b.

Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya.
Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga
dinamakan kulit ari.
Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal dari
integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar biji berasal dari
integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum yang dalam, karena
pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji yang lebih dalam
daripada integumentumnya.
Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua lapisan adalah
biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang (gymnopermae) malah

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada buah melinjo (Gnetum
genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya
mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah melinjo itu masingmasing dinamakan :
a.

Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna

hijau, kuning lalu berwarna ketika masak.


b. Kulit tengah (sclerolesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu mempunyai
kuli dalam (endocarpium) pada buah batu.
c. Kuli dalam (endotesta), biasnya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada
biji.

Gambar 7.5 Biji Melinjo

Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji
berbagai jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan
bagian-bagian lain, misalnya :
1

Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa
sayap pada kulit luar biji dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah
dipencarkan

oleh

angin.

Biji

yang

bersayap

contohnya

adalah pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa


oleifera Lamk.)

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Gambar 7.6 Biji Kelor


Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang
halus. Bulu-bulu ini mempunya fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji
untuk terterbangkan oleh tiupan angin. Contoh: kapas (Gossypium), biduri
(Calotropis gigantea Dryand.)

Gambar 7.7 Biji Kapas


Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya
pada biji durian (Durio zibethinus Murr.)

Gambar 7.8 Biji Durian


4. Salut biji semu (arillodium), seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar,
melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji
pala adalah suatu salut biji semu.
5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan
tali pusar, biasanya telihat kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan
bagain lain kulit biji. Misal: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah
(Phaseolus vulgaris L.) dll.
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke
dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen
degan nuselus, masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.)
8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan
pada biji yang bersal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji
biasnya tak begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.).
Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,
jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali
pusar biji. Dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji.
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam
kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
Inti biji terdiri atas :
a. Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru,
b. Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa
permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan
sendiri.
Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh
menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan
a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh terus
menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji
dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar
melalui liang tadi.
b. Daun lembaga (cotyledo), merypak daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi daun
lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Sebagai tempat penimbunan makanan
Sebagai tempat melakukan asimilasi
Sebagai alat penghisab makanan untuk lembaga dari putih lembaga
c. Batang lembaga (cauliculus) yang sering dapat dibedakan dalam dua bagian,
yaitu :
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum),


Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum),
Putih Lembaga (Albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang
menjadi tempat cadangan makanan lembaga, tidak setiap biji mempunyai putih
lembaga. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan

a.

cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam :


Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu
terdiir atas sel-sel yang berasal dari initi kandung lembaga sekunder yang
kemudian setelah di buahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah

menjadi jaringan penimbun makanan ini.


b. Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar
kandung lembaga entah dari nuselus atau dari selaput bakal biji.
Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil belum lama muncul dari biji dan msih hidup
dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji dinamakan kecambah
(plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam:
a

Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika perkecambahan karena


pembentagan ruas batang di bawah daun lembaganya lalu terangkat ke atas,
muncul di atas tanah. Misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)

hepigeal
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di


dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah seperti terdapat pada biji kacan kapri
(Pisum sativum L.)

Telah di kemukakan, bahwa biji hanya akan berkecamabah jika syaratsyarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat itu
tidak terpenuhi biji baru yang ada didalam berada dalam ke adaan tidur (latent).
Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa
kehilnagan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang
seiring berjalanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat
dulu, kemudian tumbuh lagi. Sebelum dicukupi waktu untuk beristirahat yang
diperlukan biji tidak mau tumbuh walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah
terpenuhi. Dalam dunia pertanian itu disebut sebagai dormansi (dormancy).

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

BAB VIII
TANAMAN OBAT

No
.
1.

Nama Tanaman

Klasifiasi

Delima (punica
granatum)

Divisi
Spermatophyta
Sub divisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledonae
Bangsa
Suku

Kandungan
:
:
:
: Myrtales
:

Manfaat
Mencegah dan mengobati berbagai jenis
kanker.
Dapat mengurangi oksidasi LDL
(kolesterol jahat) pada tikus.
Untuk Menurunkan tekanan darah.
Kaya akan antosianidin yang berkhasiat
antioksidan dan anti-inflamasi.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Punicaceae
Marga
Jenis
granatum L.

Mencegah dan memperlambat penyakit


Alzheimer.
Memerangi pengerasan arteri dan
penyakit terkait seperti serangan jantung
dan stroke.

: Punica
: Punica

Kingdom : Plantae

2.

Mengatasi perut kembung dan mual


2. Memberi rasa hangat pada perut
3. Membantu meringankan gejala wasir
4. Sebagai pelindung bagi sistem imunitas
tubuh (kekebalan tubuh)
5. Meringankan batuk rejan
6. Mengatasi asma
7. Mengobati diabetes
8. Meredakan rasa nyeri pada persendian
tulang
9. Mengatasi reumatik
10. Mengobati batuk kering
11. Mengatasi diare

Subkingdom ;
Tracheobionta
Divisio : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Bangsa : Apiales
Suku : Apiaceae /
Umbelliferae
Marga : Cuminum
Jenis : Cuminum
3.

KENCUR
(Kaempferia
galangal L)

Cyminum L.
- Kingdom: Plantae
-

Subkingdom:
Tracheobionta

Super Divisi:
Spermatophyta

Divisi:
Magnoliophyta
(Tumbuhan
berbunga)

Kelas: Liliopsida
(berkeping satu /
monokotil)
Sub Kelas:
Commelinidae
Ordo:

pati,
mineralminya
k-minyak
atsiri, berupa

Tanaman kencur dapat digunakan untuk


mengobati radang tenggorokan, pilek,
batuk, perut nyeri, radang lambung,
masuk angin, memperlancar haid,
melangsingkan tubuh, obat gosok, dan
menurunkan panas dalam.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Zingiberales

4.

Sambiloto
(andrographis
paniculata
ness)

Famili:
Zingiberaceae
(suku jahejahean)

Genus:
Kaempferia

Spesies: Kaempferia
galanga L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis
paniculata (Burm.f.)
Ness

Deoksiandrogr
afolid,
andrografolid,
homoandrograf
olid, 14deoksi-11, 12didehidroandro
grafolid,
homoandrodraf
olid, flavonoid

- Hepatitis, infeksi saluran empedu


- Disentri basiler, tifoid, diare,
influenza,
radang
amandel
(tonsilitis),
Abses
paru,
radang
paru
(pneumonia), radang saluran napas
- (Bronkitis), radang ginjal akut
(pielonefritis akut), radang telinga
- Kencing nanah (gonore),
- kencing manis (diabetes melitus)
- Tumor trofoblas (trofoblas ganas),
serta tumor paru
- Kanker: penyakit trofoblas seperti
kehamilan
anggur
(mola
hidatidosa)
- Batuk rejan (pertusis), sesak napas
(asma)
- Darah tinggi (hipertensi)

5.

Sirih (Piper
betle)

Kingdom : Plantae.
Division
Magnoliophyta.

Karoren, asam
nikotinat,
: riboflavin,
tiamin

1. Untuk membersihkan mata


2.Mmenghilangkan bau ketiak
3. Untuk mengobati gigi dan gusi
bengkak.

Class
:
Magnoliopsida.

4. Untuk mengobati keputihan.

Ordo

5. Untuk sariawan
6. Menghilangkan bau mulut yang tidak
sedap

: Piperales.

Family : Piperaceae.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

6.

Lidah Buaya
(Aloe vera)

Genus

: Piper.

Species

: P. Betle

Kingdom
: Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta
(Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi
:
Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas
:
Liliopsida (berkeping
satu / monokotil)
Ordo
:
Asparagales
Famili
:
Asphodelaceae
Genus
: Aloe
Spesies
: Aloe
vera L.

7. Mampu mengobati luka bakar.


8.obat untuk mimisan
9. Menghilangkan gatal-gatal di kulit.
10. mengusir semut, nyamuk, lalat dan
serangga lain
11. untuk obat semprot hama dan tidak
mematikan tanaman. Penyakit dan kutu
yang menyerang tanaman bisa sirna.
12. mengobati demam berdarah.

Aloe emodin

14. Memperlancar haid yang tidak teratur


15. Mengobati Asma
16. Mengobati radang tenggorokan
- - Melembutkan dan mempertahan
kelembapan kulit.
- Menstabilkan PH kulit, pelembap, tabir
surya dan pemacu regenerasi kulit
- Mengatasi dan menyembuhkan jerawat
dan flek-flek /noda hitam pada kulit.
- Membantu mengatasi ruam dan terbakar
sinar matahari serta bermanfaat untuk
menenangkan sekaligus mendinginkan
kulit yang terbakar matahari dan untuk
menghambat sinar UV yang merusak
kulit.
- Menyembuhkan dan merangsang
pembaharuan selsel kulit yang mati.
- Untuk menyejukkan kulit serta berfungsi
sebagai emollient, untuk menahan
hilangnya cairan dari permukaan kulit
- Sebagai pembersih sekaligus antiseptik,
dan berfungsi sebagai antibiotik.
- Menyembuhkan dan mengeluarkan
racun/kotoran dari dalam kulit.
- Membantu menunda penuaan kulit,
meremajakan kulit serta menunda
timbulnya kerutan pada wajah.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

7.

Mengkudu
(Morinda
citrifolia L.)

8.

Temulawak
(Curcumaxantho
rrhiza

Kingdom
: Plantae
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas
:
Magnoliopsida
Ordo
: Rubiales
Famili
:
Rubiaceae
Genus
: Morinda
Spesies
: Morinda
citrifolia L.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma
xanthorrhiza ROXB.

9.

Tahi ayam
(lamtana
camara)

Kingdom:plantae
Phylum : spermatophyta
Sub phylum :
angiospermae
Kelas: asteridae
Ordo : lamiales
Family : verbenaceae
Genus : lamtana
Spesies : lamtana

Terpenoid,
Scolopetin

Air 19,98% ,
pati 41,45%,
serat 12,62%,
abu 4,62% ,
abu tak larut
asam 0,56%,
sari air 10,96
%, sari alcohol
9,48%,
kurkumin
2,29%
Alkaloid,flavo
noid, fenolik,
triterpenoid,
glikosida
tannin, saponin
dan steroid
Tagetin 0,1%
Terthienyl
Helenian 0,74
%
flavoxanthin

- Untuk menyuburkan rambut.


1.Zat Nutrisi
2.Zat anti bakteri
3.Zat anti kanker
4.Zat asetil,
5.Zat moridon,
6.Zat soranjidiol,
7.Zat terpenes,
8.Zat hipokelemestik

meningkatkan kerja ginjal serta anti


inflamasi,obat jerawat, meningkatkan nafsu
makan, anti kolesterol, anti inflamasi,
anemia, anti oksidan, pencegah kanker,
danantimikroba.

Infeksi saluran nafas bagian atas (ISPA)


Batuk rejan (pertussis)
Radang saluran nafas (bronkhitis)
Radang mata
Radang tenggorokan
Sariawan, sakit gigi
Gondongan (parotitis)
Panas kejang pada anak
Radang kulit bernanah( pioderma), luka

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

camara

Pembengkakan payudara

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

DAFTAR PUSTAKA
Ghufrona, G. 2014. Macam macam Bentuk Daun. http : // ghina ghufrona .
blogspot. com/2011/08/morfologi-daun.html. di akses tanggal 20 Oktober
2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Akar.
http://krens1024.files.wordpress.com/2011/08/bb.jpg
http://pradddblog.files.wordpress.com/2012/12/batang-jagung.jpg?w=706
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTlBL8-KJyfGkEUq7MnDamYYlL2SoMOaAJuoeKXD6cGaMTQPiJ
http://t2.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcQpZHZXtN1vqK4Gal0kYq5qc7J4kowFVcbMez06mTki76nrCXx
PSQ
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-akar.html.
http://planet-biologi.blogspot.com/2011/03/macam-macam-akar.html.
Lau, J. 2014. Morfologi Daun. http://jholau.blogspot.com/2013/05/morfologidaun_23.html
Morton, J., 1987. Mango.p.221-239. In: Fruits Of Warm Climates. Julia F.
Morton, Miami, FL. New York.
Rifai, 1976,Keanekaragaman Tumbuhan, UM Press, Malang.
Rifky,

L.
2014.
Makalah
Morfologi
Daun.
http://rifkyilalang.blogspot.Com/2012/10/makalah-morfologi-daun.html

Rinny Fujiastuti. 2014. Morfologi Daun (Struktur Tumbuhan). http : // ghina


ghufrona . blogspot. com/2010/08/morfologi-daun.html. di akses tanggal
20 Oktober 2014.
Syaiful,A.2012.Morfologi Akar. http://semutuyet.blogspot.com/2012/07/makalahmorfologi-akar.html
Syamsyu, Hidayat, Sugati S., dan Hutapea J R., 1991. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia. Edisi Ke-2, Departeman Kesehatan RI Bagian Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta .
MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University Press.


Yogjakarta.

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN FARMASI UHO 2014

Anda mungkin juga menyukai