Morfologi tumbuhan ialah suatu bidang ilmu yang mengkaji tentang berbagai organ-organ
benih baik bentuk, fungsi, serta bagian-bagian dalam tumbuhan. Morfologi dari kata morphus
yang berarti bentuk atau wujud. Morfologi tidak hanya menjelaskan tentang bentuk dan susunan
saja, melainkan juga tentang fungsi bagian-bagian itu dan berasal dari mana bentuk tersebut
untuk kemudian dapat menjelaskan mengapa setiap tumbuhan memiliki ciri khas susunan yang
beraneka ragam itu.
Morfologi sangat berperan dalam menentukan identitas suatu tanaman, memudahkan para
peneliti untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan serta memberi nama spesies, famili
hingga kingdom. Identifikasi pertama menggunakan morfologi karena mudah diamati secara
visual dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi. Morfologi mengkaji tentang semua bagian-
bagian tanaman, tanpa terkecuali bunga.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari
tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk
memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi salah
satu indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual,
sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat identifikasi dan
diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom
(Gembong dalam Sarjani : 2017).
Sterilitas serbuk sari adalah ketidakmampuan tanaman untuk menghasilkan serbuk sari yang
hidup (viable). (Dewi, dkk : 2015)
Menurut Suharsono dalam Dewi (2015), tanaman jantan yang steril mempunyai beberapa
karakter morfologi pada bunganya, yaitu: (i) tidak mempunyai benang sari (stamen), (ii)
mempunyai benang sari, tetapi kepala sari tidak normal, (iii) mempunyai kepala sari normal,
tetapi tidak menghasilkan serbuk sari hidup.
BAB 3 METODOLOGI
Praktikum "Morfologi Bunga" dilakukan tanggal 25 September 2019 pada pukul 07.00-
09.00 WIB di Laboratorium Benih Politeknik Negeri Jember.
- Alat
1. Penggaris
2. Pensil
- Bahan
1. Kertas HVS
2. Bunga Anggrek
3. Bunga Padi
4. Bunga Belimbing
5. Bunga Terong
7. Bunga Merak
8. Bunga Mawar
3. Mencatat rumus bunga berdasar jenis kelamin, letak alat kelamin, jumlah kelopak bunga,
mahkota bunga, putik, dan benang sari.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Jumlah kelopak,
No Gambar. Majemuk/ Jenis Berdasar
mahkota, benangsari, Rumus Bunga
. Nama tunggal Kelamin letak kelamin
putik bunga
Monoecus
Betina Tunggal Kelopak= 5; ♀ ↑K5,C5,A0,G1
mahkota= 5;putik=1
Flos feminus
Jantan
Flos
masculus
Tunggal Monoecus
Betina Kelopak=5;mahkota ♀ *K5,C5,A0,G2
=5;benangsari=0;put
ik=2
Flos Feminus
Flos feminus
4.2 Pembahasan
Bunga merupakan alat perkembangbiakan tanaman secara generatif. Untuk tanaman berbiji,
apabila telah memasuki waktu untuk berbunga, maka akan muncullah bunga serta terjadi
bermacam-macam peristiwa yang dinamakan penyerbukan, untuk kemudian terjadi pembuahan
dan menghasilkan buah yang nantinya di dalamnya akan terdapat biji dan menjadi tumbuhan
baru.
Morfologi setiap bunga tanaman pasti akan berbeda-beda. Mulai dari majemuk atau tunggal,
berdasarkan jenis kelaminnya, berdasarkan letak alat kelaminnya, serta jumlah kelopak,
makhota, putik dan benangsarinya yang akan ditarik garis menjadi sebuah rumus bunga.
Pada pengamatan yang dilakukan menggunakan 17 jenis bunga, diantaranya bunga anggrek,
bunga sepatu, bunga terong, bunga pare, bunga merak, bunga belimbing, bunga tembakau, bunga
mawar, bunga melati, bunga padi, bunga kelapa sawit, bunga kacang panjang, bunga timun,
bunga cabai, bunga jagung, bunga turi,dan bunga pepaya, dapat digolongkan melalui jenis
bunga, jenis kelamin, dan letak alat kelaminnya.
Bunga majemuk atau Anthotaxis, Inflorescentia ialah bunga yang berkumpul membentuk suatu
rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. Pada suatu cabang, terlihat jelas di ketiaknya
bahwa diantara bunga-bunganga sendiri yang terdapat pada cabang terdiri dari daun-daun yang
biasa berasimilasi. Bunga majemuk dimiliki oleh anggrek, bunga terong, bunga merak, bunga
belimbing, bunga tembakau, dan bunga padi.
Bunga tunggal apabila suatu tanaman hanya mempunyai satu bunga saja dan biasa terdapat pada
ujung batang. Bunga sepatu, bunga pare, bunga mawar, bunga kelapa sawit, bunha kacang
panjang, bunga timun bunga cabai, bunga jagung, bunga pepaya, dan bunga turi termasuk ke
dalam jenis bunga ini.
Adapun jenis kelamin bunga, terbagi atas dua macam, hermaprodit (berkelamin dua) yang
maksudnya dalam satu bunga terdapat dua alat kelamin, putik dan benangsari. Bunga
hermaprodit disebut juga bunga banci. Yang kedua ialah unisexual yang terdiri dari flos masculus
(bunga jantan), dan flos feminus (bunga betina), maksudnya dalam satu bunga terdapat alat
kelamin jantan saja atau betina saja.
Yang termasuk ke dalam bunga banci ialah seluruh bunga yang diteliti kecuali bunga pare, bunga
kelapa sawit, bunga timun, dan bunga pepaya. Karena dalam bunga pare terdapat bunga jantan
saja, dan bunga betina saja. Sementara pada bunga pepaya terdapat bunga jantan, bunga betina,
dan bunga banci.
Berdasarkan letak alat kelamin dalam pohon, dibagi menjadi tiga yaitu monoecus artinya dalam
satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina, diecus yaitu jika bunga jantan dan bunga
betina tidak dalam satu pohon, dan poligamus yaitu dalam satu pohon terdapat bunga jantan,
bunga betina, dan bunga banci.
Bunga kemudian dihitung menurut kelopak, mahkota, benangsari, dan putik untuk menentukan
rumus bunga. Kelopak ditandai dengan huruf K yang berarti Kalix, mahkota ditandai huruf C
yang artinya Corrola, benangsari ditandai huruf A artinya Androecium, dan putik ditandai dengan
huruf G yaitu Gynoecium.
Pada pengamatan juga telah diketahui bahwa apabila putik lebih tinggi daripada benangsari,
maka tanaman tersebut tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Serta bunga yang lengkap
atau flos complectus ialah bunga yang memiliki semua unsur yang ada pada bunga, mulai dari
putik, benangsari, makhota, dan kelopak bunga.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
2. Karakter bunga setiap tanaman memiliki ciri khas dan perbedaan masing-masing sehingga
bunga juga merupakan alat pengenal suatu tanaman.
3. Rumus bunga dapat diketahui dengan pengamatan jenis kelamin bunga, simetri bunga, junlah
kelopak, mahkota, benangsari dan putik.
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, disarankan untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam
mengamati morfologi bunga dan benar-benar memahami struktur bagian-bagian bunga karena
bunga merupakan bagian tanaman yang paling penting untuk proses perbanyakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Permata Septari, dkk. 2015. Morfologi Bunga dan Viabilitas Serbuk Sari Berbagai Aksesi
Pamelo {Citrus maxima (Burm.) Merr.}. Bogor : Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda.
(Jurnal Agronida ISSN: 2407-9111 Volume 1 Nomor 1)
Purnobasuki, Hery, dkk. 2014. Variasi Morfologi Bunga pada Beberapa Varietas
Chrysanthemum morifolium Ramat. Surabaya : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Airlangga. (NATURAL B, Vol. 2, No. 3)
Sarjani, Tri Mustika, dkk. 2017. IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI TIPE
STOMATA FAMILI Piperaceae DI KOTA LANGSA. Langsa : Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Samudra. (Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(2): 182-191)