Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 5, Juli 2016, hlm. 361 - 369
time, number of flowers per plant, number of empat populasi F2 tanaman tomat, untuk
fruits per cluster, plant heigh and weight per mendapatkan karakter-karakter yang dapat
fruit, early harvest and end of harvest. digunakan sebagai dasar seleksi, untuk
mendapatkan individu yang berdaya hasil
Keywords: Tomato, F2 Population, tinggi dan respon terhadap budidaya
Heritability, Genentic Gains organik. Hipotesis yang diajukan adalah
terdapat keragaman genetik yang luas pada
PENDAHULUAN empat populasi F2 tomat dan terdapat
karakter kuantitatif pada tanaman tomat
Tomat adalah salah satu komoditas yang memiliki nilai heritabilitas serta
hortikultura yang mendapat prioritas untuk kemajuan genetik harapan yang tinggi,
dikembangkan. Keberadaannya saat ini terdapat karakter-karakter yang dapat
tidak hanya dijadikan sebagai sayuran, digunakan sebagai dasar seleksi, terdapat
namun juga banyak dimanfaatkan sebagai individu pada populasi F 2 tomat yang
bahan baku industri, kosmetik serta obat- berdaya hasil tinggi dan respon terhadap
obatan. Banyaknya kegunaan dan manfaat budidaya organik.
yang dimiliki buah tomat menyebabkan
permintaan tomat cenderung meningkat BAHAN DAN METODE
untuk setiap tahunnya. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Penelitian dilaksanakan pada bulan
produktivitas tanaman tomat ialah dengan Mei 2014 sampai dengan September 2014,
menggunakan benih unggul. Daya hasil di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi
merupakan sifat kuantitatif yang Penyuluhan Pertanian (STPP) Tanjung,
dikendalikan oleh banyak gen sehingga Malang dan berada di ketinggian 429 mdpl.
diperlukan seleksi pada karakter yang Percobaan ini menggunakan metode
mendukung dalam perbaikan produktivitas pengamatan single plant yaitu dengan
tomat. Menurut Purwati (2009), pemuliaan menanam semua tanaman di lingkungan
tanaman merupakan suatu aktifitas yang pertanaman yang sama tanpa ulangan. Alat
bertujuan memperbaiki atau meningkatkan yang digunakan adalah kertas label, polibag
potensi genetik tanaman, sehingga untuk semai, alat (pertanian) bercocok
diperoleh varietas baru yang sifatnya lebih tanam, tali rafia, ajir, gembor, meteran,
baik daripada kedua tetuanya. Kegiatan timbangan, kamera dan peralatan lainnya
pemuliaan tanaman pada tanaman tomat yang menunjang penelitian. Bahan yang
diawali dengan cara meningkatkan digunakan adalah empat populasi F 2 (yaitu
keragaman genetiknya. Selain keragaman varietas Betavila, Kalus, Saviro dan
genetik perlu juga diketahui parameter Lentana) dan empat populasi F 1 dari empat
genetik seperti heritabilitas dan kemajuan varietas tersebut, pestisida nabati (ekstrak
genetik yang akan dicapai. Keragaman daun nimba dan empon-empon) dan pupuk
terluas akan dicapai pada generasi F 2 organik cair. Jumlah individu yang ditanam
karena merupakan turunan dari populasi pada masing-masing populasi F2 sebanyak
hibrida yang masih bersegregasi. Adanya 200 tanaman, sedangkan jumlah individu
populasi yang segregasi menandakan yang ditanam pada masing-masing populasi
adanya keragaman genetik yang perlu F1 sebanyak 20 tanaman. Pengamatan
diseleksi dan dievaluasi sesuai dengan yang dilakukan pada karakter kuantitatif
tujuan pemuliaan tanaman (Sofiari et al., yaitu umur berbunga (HST), jumlah bunga
2009). Dalam populasi F2 diduga terdapat per tanaman (bunga), tinggi tanaman (cm),
keragaman genetik yang luas sehingga fruit set (%), jumlah buah per tandan (buah),
dapat dilakukan seleksi untuk mendapatkan bobot buah total per tanaman (gram), bobot
individu terpilih. per buah (gram), bobot buah baik per
Tujuan dari penelitian ini adalah tanaman (gram), bobot buah jelek per
untuk mengetahui keragaman genetik dan tanaman (gram), umur awal panen (HST)
menduga nilai heritabilitas serta kemajuan dan akhir panen (HST). Karakter kualitatif
genetik harapan karakter kuantitatif pada yang diamati yaitu tipe pertumbuhan, tipe
363
daun, tipe tandan buah, bentuk buah, warna dalam setiap populasinya. Menurut Pinaria
buah muda dan warna buah matang. (1995), keragaman genetik suatu populasi
Prosedur pengamatan mengacu pada tergantung pada populasi itu sendiri apakah
Descriptor for Tomato (IPGRI, 1981). Data merupakan generasi bersegregasi dari
hasil pengamatan kuantitatif dianalisis suatu persilangan, pada generasi ke berapa
dengan melakukan pendugaan keragaman atau bagaimana latar belakang genetiknya.
genetik, nilai heritabilitas arti luas dan Seleksi akan efektif jika populasi tersebut
kemajuan genetik harapan. Heritabilitas mempunyai keragaman genentik yang luas
dalam arti luas dapat dihitung dengan dan heritabilitas yang tinggi, sehingga hal
menggunakan rumus: tersebut sangat bermanfaat dalam proses
σ 2 F 2 - σ2 F 1 seleksi. Karakter kuantitatif dalam tiap
hbs 2 = x 100% populasi menunjukan keragaman genetik
σ2 F 2
yang sebagian besar adalah luas (Tabel 1 -
Keterangan: 4), akan tetapi terdapat beberapa karakter
hbs2 = nilai heritabilitas kuantitatif yang memiliki keragaman genetik
σ2F2 = nilai keragaman pada populasi F 2 sempit seperti umur berbunga, jumlah
σ2F1 = nilai keragaman pada populasi F 1 bunga, jumlah buah per tandan, tinggi
tanaman dan bobot per buah. Menurut
Menurut Mangoendidjojo (2003), kriteria Paramita (2014) keragaman genetik sempit
nilai heritabilitas diklasifikasikan menjadi
menandakan bahwa karakter yang diamati
tiga yaitu: tersebut memiliki penampilan yang
Tinggi = nilai hbs2 > 0.5 seragam. Karakter kuantitatif pada tanaman
Sedang = nilai hbs2 0.2 < hbs2 ≤ 0.5 dikendalikan oleh banyak gen yang masing-
Rendah = nilai hbs2 < 0.2 masing berpengaruh kecil pada karakter itu.
Moedjiono et al. (1994) menyatakan
Nilai kemajuan genetik dihitung dengan bahwa keefektifan seleksi akan semakin
rumus :
KGH
efisien jika nilai duga heritabilitas suatu
KGH = i. hbs2. σp atau %KGH= µ ×100% karakter tinggi. Hal ini disebabkan karena
Keterangan: jika suatu karakter memiliki nilai heritabilitas
KGH = kemajuan genetik harapan tinggi, maka dapat diartikan bahwa faktor
i = intensitas seleksi (10% = 1.76) genetiknya lebih berpengaruh daripada
hbs2 = heritabilitas faktor lingkungannya, sehingga karakter
σp = standar deviasi fenotip tersebut dapat dikatakan sebagai karakter
µ = nilai rata-rata yang mudah diwariskan. Nilai heritabilitas
dalam arti luas diduga dari proporsi ragam
Kriteria kemajuan genetik dibagi menjadi genetik terhadap ragam fenotipiknya.
tiga: Seperti yang diketahui bahwa pada populasi
0 < KGH≤ 3.3% = rendah F2 terjadi segregasi yang menyebabkan
3.3% < KGH ≤ 6.6% = agak rendah perbedaan dalam susunan genetiknya,
6.6 % < KGH ≤ 10% = cukup tinggi sehingga fenotip yang muncul lebih
KGH > 10% = tinggi beragam jika dibandingkan dengan populasi
F1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 nilai duga
heritabilitas pada populasi F2 Betavila
Karakter kuantitatif bervariasi untuk setiap karakter kuantitatif
Kegiatan pemuliaan diawali dengan yang diamati. Hasil pengamatan dapat
mendapatkan keragaman genetik dari diketahui bahwa karakter kuantitatif yang
proses seleksi terhadap sumber genetik diamati memiliki nilai duga heritabilitas
yang digunakan baik dari hasil persilangan bervariasi mulai dari rendah sampai tinggi,
maupun seleksi lanjutan (Batara et al, namun sebagian besar karakter tergolong
2005). Berdasarkan nilai ragam genetik dan dalam kriteria sedang dan nilai heritabilitas
simpangan baku menunjukan bahwa tinggi hanya dimiliki oleh beberapa karakter
terdapat perbedaan keragaman genetik seperti tinggi tanaman, fruit set dan bobot
364
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 5, Juli 2016, hlm. 361 - 369
buah total per tanaman. Karakter yang kriteria seleksi yang meliputi tinggi tanaman,
memiliki nilai heritabilitas tinggi meng- fruit set dan bobot buah total per tanaman.
gambarkan bahwa karakter tersebut mudah Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
diwariskan. Sejalan dengan pernyataan bahwa sebagian besar karakter kuantitatif
Lestari (2006) yang mengatakan bahwa jika yang diamati pada populasi F2 Kalus
nilai duga heritabilitas tinggi maka seleksi memiliki kriteria keragaman genetik yang
dilakukan pada generasi awal karena luas kecuali umur berbunga, jumlah bunga
karakter dari suatu genotip akan mudah dan jumlah buah per tandanyang memiliki
diwariskan kepada keturunannya, keragaman genetik yang sempit. Dengan
sebaliknya jika nilai duga heritabilitas kata lain ketiga karakter kuantitatif tersebut
rendah maka seleksi dilakukan pada relatif seragam, sehingga seleksi untuk
generasi lanjut karena sulit diwariskan pada perbaikan sifat pada karakter tersebut
generasi selanjutnya. Nilai heritabilitas yang menjadi kurang efektif. Variabilitas genetik
tinggi dari karakter-karakter yang diamati suatu populasi tergantung pada apakah
mengindikasikan bahwa seleksi dapat populasi tersebut merupakan generasi
diterapkan secara efisien pada karakter bersegregasi dari suatu persilangan, pada
tersebut. generasi ke berapa dan bagaimana latar
Nilai duga kemajuan genetik harapan belakang genetiknya (Pinaria, 1995).
pada populasi F2 Betavila adalah tinggi Pada hasil perhitungan nilai duga
pada semua karakter, kecuali karakter umur heritabilitasnya diketahui hanya terdapat 3
berbunga, jumlah bunga, jumlah buah per karakter kuantitatif pada populasi F2 Kalus
tandan, umur awal panen dan umur akhir yang memiliki nilai heritabilitas tinggi yaitu
panen. Menurut Chindy et al. (2010), seleksi tinggi tanaman, bobot buah total per
akan efektif apabila heritabilitasnya tinggi tanaman dan umur akhir panen. Nilai duga
dan kemajuan genetik atau respon heritabilitas dapat digunakan untuk
seleksinya tinggi. Nilai duga kemajuan membangun sistem seleksi dan evaluasi
genetik harapan pada empat populasi F2 yang optimum (Weaver et al., 1982).
yang diamati berkisar 1.47% hingga Sehingga seleksi dapat berlangsung lebih
95.70%. Berdasarkan hasil perhitungan nilai efektif pada karakter yang memiliki nilai
duga heritabilitas dan kemajuan genetik duga heritabilitas yang tinggi karena
harapannya didapatkan karakter pada pengaruh lingkungan kecil.
populasi F2 Betavila yang dapat dijadikan Semua karakter kuantitatif yang
diamati pada populasi F 2 Kalus memiliki
Tabel 1 Keragaman Genetik, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan Populasi F 2 Betavila
Kriteria %
No Karakter σ²g 2σg KG hbs2 2 Kriteria KGH
hbs KGH
1 UB 0.76 1.74 Sempit 0.15 Sedang 2.15 Rendah
2 JB 4.37 4.18 Luas 0.03 Rendah 1.47 Rendah
3 JBPT 0.43 1.32 Sempit 0.20 Sedang 8.35 Cukup tinggi
4 TT 115.98 21.54 Luas 0.78 Tinggi 23.35 Tinggi
5 FS 191.09 27.65 Luas 0.60 Tinggi 32.92 Tinggi
6 BBT 115543.36 679.83 Luas 0.57 Tinggi 59.58 Tinggi
7 BPB 55.33 14.88 Luas 0.44 Sedang 27.07 Tinggi
8 BBB 93136.07 610.36 Luas 0.54 Sedang 58.77 Tinggi
9 BBJ 4354.11 131.97 Luas 0.50 Sedang 95.70 Tinggi
10 UAP 18.46 8.59 Luas 0.42 Sedang 8.00 Cukup tinggi
11 URP 12.65 7.11 Luas 0.09 Rendah 1.97 Rendah
Keterangan : UB:Umur Berbunga, JB:Jumlah Bunga, JBPT:Jumlah Buah per Tandan, TT:Tinggi Tanaman,
FS:Fruit set, BBT:Bobot Buah Total per Tanaman, BPB:Bobot per Buah, BBB:Bobot Buah
Baik, BBJ:Bobot Buah Jelek, UAP:Umur Awal Panen, URP:Umur Akhir Panen.
365
Tabel 2 Keragaman Genetik, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan Populasi F2 Kalus
2 Kriteria % Kriteria
No Karakter σ²g 2σg KG hbs
hbs2 KGH KGH
1 UB 0.90 1.89 Sempit 0.23 Sedang 2.71 Rendah
2 JB 2.29 3.03 Sempit 0.02 Rendah 0.98 Rendah
3 JBPT 0.02 0.28 Sempit 0.01 Rendah 0.43 Rendah
4 TT 131.49 22.93 Luas 0.55 Tinggi 22.87 Tinggi
5 FS 39.83 12.62 Luas 0.11 Rendah 9.17 Cukup tinggi
6 BBT 55551.55 471.39 Luas 0.56 Tinggi 86.49 Tinggi
7 BPB 27.77 10.54 Luas 0.14 Rendah 13.50 Tinggi
8 BBB 40343.59 401.71 Luas 0.54 Sedang 83.81 Tinggi
9 BBJ 272.83 33.04 Luas 0.06 Rendah 15.73 Tinggi
10 UAP 4.05 4.02 Luas 0.15 Rendah 2.20 Rendah
11 URP 96.70 19.67 Luas 0.82 Tinggi 17.50 Tinggi
Keterangan : UB:Umur Berbunga, JB:Jumlah Bunga, JBPT:Jumlah Buah per Tandan, TT:Tinggi Tanaman,
FS:Fruit set, BBT:Bobot Buah Total per Tanaman, BPB:Bobot per Buah, BBB:Bobot Buah
Baik, BBJ:Bobot Buah Jelek, UAP:Umur Awal Panen, URP:Umur Akhir Panen.
Tabel 3 Keragaman Genetik, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan Populasi F2 Saviro
Kriteria % Kriteria
No Karakter σ²g 2σg KG hbs2
hbs2 KGH KGH
1 UB 4.63 4.30 Luas 0.63 Tinggi 11.04 Tinggi
2 JB 57.56 15.17 Luas 0.20 Sedang 15.94 Tinggi
3 JBPT 0.71 1.68 Sempit 0.68 Tinggi 21.96 Tinggi
4 TT 64.96 16.12 Luas 0.23 Sedang 8.73 Cukup tinggi
5 FS 301.49 34.73 Luas 0.78 Tinggi 69.49 Tinggi
6 BBT 78555.05 560.55 Luas 0.55 Tinggi 71.82 Tinggi
7 BPB 83.33 18.26 Luas 0.32 Sedang 25.49 Tinggi
8 BBB 51829.41 455.32 Luas 0.48 Sedang 63.73 Tinggi
9 BBJ 2747.34 104.83 Luas 0.29 Sedang 69.51 Tinggi
10 UAP 11.99 6.92 Luas 0.30 Sedang 5.40 Agak rendah
11 URP 75.40 17.37 Luas 0.36 Sedang 9.97 Cukup tinggi
Keterangan : UB:Umur Berbunga, JB:Jumlah Bunga, JBPT:Jumlah Buah per Tandan, TT:Tinggi Tanaman,
FS:Fruit set, BBT:Bobot Buah Total per Tanaman, BPB:Bobot per Buah, BBB:Bobot Buah
Baik, BBJ:Bobot Buah Jelek, UAP:Umur Awal Panen, URP:Umur Akhir Panen
nilai duga kemajuan genetik harapan yang Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai
tinggi kecuali karakter umur berbunga, duga heritabilitas pada populasi F 2 Saviro
jumlah bunga, jumlah buah per tandan, fruit bervariasi untuk setiap karakter kuantitatif
set dan umur awal panen. Jika nilai yang diamati dalam tiap populasi. Dari hasil
heritabilitas tinggi, sebagian besar variasi pengamatan diketahui bahwa karakter
fenotip disebabkan oleh variasi genetik, kuantitatif yang diamati memiliki nilai duga
maka seleksi akan memperoleh kemajuan heritabilitas bervariasi mulai dari rendah
genetik (Suprapto, 2007). Nilai duga sampai tinggi, namun sebagian besar
kemajuan genetik harapan pada populasi F 2 karakter tergolong dalam kriteria sedang.
Kalus berkisar antara 0.43% sampai Nilai heritabilitas yang tinggi hanya dimiliki
86.49%. Berdasarkan nilai heritabilitas dan oleh beberapa karakter seperti umur
kemajuan genetik harapan yang didapatkan berbunga, jumlah buah per tandan, fruit set
karakter pada populasi F2 Kalus yang dapat dan bobot buah total per tanaman. Menurut
dijadikan kriteria seleksi antara lain bobot Kasno et al. (1989), heritabilitas akan lebih
buah total per tanaman dan umur akhir bermanfaat bila dipandu dengan simpangan
panen.
366
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 5, Juli 2016, hlm. 361 - 369
Tabel 4 Keragaman Genetik, Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan Populasi F2 Lentana
2 Kriteria % Kriteria
No Karakter σ²g 2σg KG hbs
hbs2 KGH KGH
1 UB 0.10 0.63 Sempit 0.02 Rendah 0.30 Rendah
2 JB 274.86 33.16 Luas 0.58 Tinggi 43.95 Tinggi
3 JBPT 0.05 0.46 Sempit 0.05 Rendah 1.42 Rendah
4 TT 3.89 3.95 Sempit 0.03 Rendah 1.04 Rendah
5 FS 198.54 28.18 Luas 0.67 Tinggi 50.91 Tinggi
6 BBT 46629.43 431.88 Luas 0.27 Sedang 33.85 Tinggi
7 BPB 1.16 2.15 Sempit 0.01 Rendah 0.64 Rendah
8 BBB 37277.64 386.15 Luas 0.26 Sedang 34.78 Tinggi
9 BBJ 3593.03 119.88 Luas 0.53 Sedang 96.48 Tinggi
10 UAP 12.51 7.08 Luas 0.20 Sedang 4.24 Agak rendah
11 URP 19.31 8.79 Luas 0.18 Sedang 3.41 Agak rendah
Keterangan : UB:Umur Berbunga, JB:Jumlah Bunga, JBPT:Jumlah Buah per Tandan, TT:Tinggi Tanaman,
FS:Fruit set, BBT:Bobot Buah Total per Tanaman, BPB:Bobot per Buah, BBB:Bobot Buah
Baik, BBJ:Bobot Buah Jelek, UAP:Umur Awal Panen, URP:Umur Akhir Panen.
baku fenotipik dan intensitas seleksi untuk heritabilitas tinggi hanya dua karakter saja
mengetahui kemajuan genetik atau respon yaitu jumlah bunga dan fruit set. Sedangkan
seleksi suatu karakter. Nilai kemajuan pada karakter lainnya memiliki nilai duga
genetik harapan pada populasi F2 Saviro ini heritabilitas dengan katagori rendah sampai
berkisar antara 5.40% - 71.82%. Kemajuan sedang. Menurut Whirter (1979), karakter
genetik nantinya dapat dijadikan petunjuk yang termasuk dalam katagori heritabilitas
dalam kegiatan seleksi. Persentase sedang sampai tinggi, berarti lingkungan
kemajuan genetik harapan yang tinggi tidak begitu berperan besar dalam
berpeluang untuk dilakukannya perbaikan penampilan suatu karakter. Hal ini juga
sifat pada karakter tersebut melalui seleksi. sejalan dengan pernyataan Syukur, et al.
Karakter kuantitatif yang dapat dijadikan (2009) yang mengatakan bahwa suatu
dasar seleksi pada populasi F2 Saviro karakter yang mempunyai nilai duga
adalah umur berbunga, jumlah buah per heritabilitas tinggi menunjukan adanya
tandan dan fruit set. pengaruh faktor genetik lebih besar
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat dibandingkan faktor lingkungan.
bahwa beberapa karakter kuantitatif yang Nilai kemajuan genetik harapan pada
diamati pada populasi F2 Lentana memiliki populasi F2 Lentana ini berkisar antara
kriteria keragaman genetik luas yang 0.30% - 96.48%. Nilai kemajuan genetik
meliputi karakter jumlah bunga, fruit set, pada populasi ini sangat bervariasi, hanya
tinggi tanaman, bobot buah bagus, bobot ada 5 karakter yang meiliki presentase
buah jelek, umur awal dan umur akhir kemajuan genetik tinggi yang meliputi
panen. Perbaikan suatu karakter dengan karakter jumlah bunga, fruit set, bobot buah
seleksi dapat berhasil dengan baik apabila total per tanaman, bobot buah baik dan
terdapat keragaman genetik yang besar bobot buah jelek. Persentase kemajuan
dalam suatu populasi, semakin tinggi genetik harapan tinggi menunjukkan bahwa
keragaman genetik yang dimiliki akan adanya peluang untuk dilakukannya
semakin besar peluang keberhasilan bagi perbaikan sifat pada karakter tersebut
program pemuliaan. melalui seleksi. Dahlan et al. (1992)
Nilai duga heritabilitas menunjukkan menambahkan bahwa heritabilitas dapat
proporsi pengaruh suatu genetik terhadap menentukan kemajuan seleksi, makin besar
keragaman yang terlihat pada populasi nilai heritabilitas makin besar kemajuan
dibandingkan dengan pengaruh dari seleksi yang diraihnya dan makin cepat
lingkungan. Pada populasi F2 Lentana varietas unggul dilepas. Karakter kuantitatif
karakter kuantitatif yang memiliki nilai duga yang dapat dijadikan dasar seleksi pada
367
populasi F2 Lentana ini meliputi adalah sangat beragam bentuknya pada tiap
jumlah dan fruit set. populasinya. Beradasarkan tabel 5 dapat
dilihat pada tiga populasi tomat memiliki
Karakter Kualitatif persentase bentuk buah terbanyak ialah
Karakter kualitatif ialah karakter yang karakter bentuk buah bulat yang
dikendalikan oleh gen sederhana dan persentasenya mencapai 64% pada
sedikit dipengaruhi oleh lingkungan. populasi B, 60% pada populasi K dan 73%
Bedasarkan tabel 5 dapat dilihat karakter pada populasi S. Berbeda dengan ketiga
kualitatif pada empat populasi F2 tanaman populasi tersebut, populasi L memiliki
tomat terdapat keragaman pada setiap persentase bentuk buah hati yang lebih
karakter yang diamati kecuali pada karakter besar dari pada bentuk buah bulat dengan
tipe daun dan tipe tandan pada setiap persentasenya yang mencapai 47%.
populasinya. Pada tabel 5 menunjukkan Pada pengamatan karakter bentuk
bahwa dari empat populasi yang telah ujung buah pada tanaman tomat juga
diamati sebagian besar memiliki karakter cenderung beragam pada tiap populasinya.
tipe pertumbuhan determinate dan tipe Bentuk ujung buah yang diamati meliputi
daun lukullus. bentuk ujung yang melekuk, melekuk agak
Berbeda dengan kedua karakter datar, datar, datar meruncing dan
tersebut, karakter bentuk buah cenderung meruncing.
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 5, Juli 2016, hlm. 361 - 369
Pada tiga populasi yang diamati sebagian buah total per tanaman (populasi B, K dan
besar bentuk ujung buah yang dimiliki oleh S) dan umur akhir panen (populasi K).
populasi B, S dan L ialah bentuk ujung buah Sedangkan nilai persentase kemajuan
datar yaitu dengan persentase sebesar 71% genetik harapan beberapa karakter
pada populasi B, 53% pada populasi S dan kuantitatif pada empat populasi F2 tanaman
62% pada populasi L. Sedangkan pada tomat tersebut adalah tinggi, kecuali umur
populasi K persentase bentuk ujung buah berbunga (populasi B, K dan L), jumlah
datar hanya mencapai 40%. Bentuk ujung bunga (populasi B dan K), jumlah buah per
buah datar meruncing pada populasi K tandan (populasi B, K dan L), tinggi
memiliki persentase lebih besar daripada tanaman (populasi S dan L), bobot per buah
presentase bentuk ujung buah datar yaitu (populasi L), umur awal panen dan umur
sebesar 50%. akhir panen (populasi B, S dan L).
Keragaman juga terdapat pada Pada karakter kualitatif, keragaman
karakter warna buah tomat muda dan warna terdapat pada semua karakter yang diamati
buah tomat masak. Pada populasi B dan kecuali tipe daun dan tipe tandan. Karakter
populasi L warna buah tomat muda hijau kuantitatif yang dapat dijadikan sebagai
keputihan lebih dominan daripada warna karakter seleksi antara lain pada populasi B
Buah muda hijau yaitu sebanyak 89 % meliputi tinggi tanaman, fruit set dan bobot
individu dan 11 % individu lainnya memiliki buah total per tanaman; pada populasi K
warna buah tomat hijau. Berbeda dengan meliputi bobot buah total per tanaman dan
kedua populasi ini, populasi K dan S umur akhir panen; pada populasi S meliputi
memiliki tiga kategori warna buah muda umur berbunga, jumlah buah per tandan
yaitu hijau keputihan, hijau dan hijau tua. dan fruit set; pada populasi L meliputi
Sebanyak 83 % (populasi K) dan 89 % jumlah bunga dan fruit set.
(populasi S) yang memiliki karakter warna
buah hijau yang lebih dominan daripada DAFTAR PUSTAKA
warna buah muda hijau keputihan dan hijau
tua. Batara, E. Dan E. H. Khardinata. 2005.
Pada pengamatan karakter warna Rekayasa Genetika Cabai (Capsicum
buah matang, persentase keberadaan annuum L.) Tahan Virus Mosaik
warna buah tomat matang terbesar ialah Ketimun (CMV). J. Komunikasi
berwarna merah dengan persentasenya Penelitian. 17 (2) : 30 – 36.
yang mencapai 82% pada populasi B, 88% Dahlan, M dan S. Slamet. 1992. Pemuliaan
pada populasi K, 81% pada populasi S dan Tanaman Jagung. Balai Penelitian
L. Populasi yang memiliki warna buah Tanaman Pangan. Malang.
masak kekuningan hanya populasi K (6%) Chindy U. Z., Murdaningsih dan A.
dan L (2%). Kurniawan. 2010. Penampilan
Fenotipik dan Respon Seleksi
KESIMPULAN Karakter Komponen Hasil Generasi
F4 Beberapa Kombinasi Persilangan
Keragaman genetik pada beberapa Kacang Panjang di Jatinangor. Zuriat.
karakter kuantitatif pada empat populasi F2 21 (1) : 61 – 75.
tomat adalah luas, kecuali untuk karakter IPGRI. 1995. Descriptors for Tomato
umur berbunga (populasi B, K dan L), (Lycopersicon spp.). International
jumlah bunga (populasi K), jumlah buah per Plant Genetic Resources Institut
tandan (semua populasi), tinggi tanaman (IPGRI). p. 47.
dan bobot per buah (populasi L). Nilai Kasno, A., Basri, A. A. Matjik, S.
heritabilitas karakter kuantitatif pada empat Salahudin, S. Somaatmadja dan
populasi F2 tomat yang memiliki nilai tinggi Subandi. 1989. Telaah interaksi
meliputi umur berbunga (populasi S), jumlah genotype x lingkungan pada kacang
bunga (populasi L), jumlah buah per tandan tanah. Pendugaan parameter genetik
(populasi S), tinggi tanaman (populasi B hasil dan komponen hasil kacang
dan K), fruit set (populasi B, S dan L), bobot
369