Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG MONOKOTIL DAN


DIKOTIL

DISUSUNOLEH

NAMA : MUHAMMAD REZA


NIM : F1071171019
KELOMPOK : 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG MONOKOTIL

ABSTRAK
Untuk mempelajari system, tipe berkas pembuluh, tipe stele pada tumbuhan
angiospermae dengan lebih lanjut dengan berdasarkan cara pembelajaran yang
menggunakan pengalaman. Praktikum ini bermaksud untuk mempelajari system
jaringan pada akar dan batang, tipe berkas pengangkut pada batang dan akar, serta
tipe stele pada batang dan akar monokotil dan dikotil. Angiospermae terbagi
menjadi 2 yaitu dikotil dan monokotil. Dikotil merupakan biji berkotiledon 2,
sedangkan monokotil berkotiledon 1. Tentunya perbedaan keduanya tak hanya
dapat dilihat dari jumlah kotiledon. Kita bisa membedakannya lewat struktur
jaringan batang dan akarnya. Pengamatan ini akan membuktikan serta membahas
perbedaan sistem jaringan pada tanaman dikotil dan monokotil. Pengamatan
dilakukan terhadap objek preparat awetan dan preparat segar sebagai perbandingan.
Dalam struktur jaringan batang dan akar keduanya jelas berbeda. Walaupun
keduanya sama-sama memiliki jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan
pembuluh, dikotil memilki kambium sedangkan monokotil tidak. Kambium ini
yang menentukan bahwa dikotil termasuk kolateral terbuka sedangkan monokotil
merupakan kolateral tertutup.

Kata Kunci : Dikotil, Monokotil, Jaringan Epidermis, Jaringan Dasar, Jaringan


Pembuluh, Kolateral terbuka, Kolateral Tertutup.

ABSTRACT

To learn the system, file type vessel, stele types of plants angiosperms with further
by learning how to use the experience. This lab intends to study the system root and
stem tissue, the type of carrier file on the trunk and roots, as well as the type of stele
in stems and roots of monocots and dicots. Angiosperms are divided into 2 dicots
and monocot. Dicot is 2 seed, while monocot dicot 1. Of course, neither of these
differences can only be seen from the number of cotyledons. We can distinguish the
structure of the network through the stem and roots. This observation will prove
and discuss the differences in network systems in dicotyledonous and monocot
plants. Observations were made on preparations objects preserved and fresh
preparations for comparison. In the structure of both stem and root tissue is clearly
different. Although both have the same epidermal tissue, basic networking and
network vessels, while monocots dicots do not have the cambium. The cambium is
determined that the dicots including open collateral is collateral while monocot
closed.

Keywords: dicots, Monocots, Network epidermis, Basic Networking, Network


Vessels, open Collateral, Collateral Closed.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anatomi (berasal dari bahasa Yunani Anatomia dari anatemnein, yang berarti
memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi dari makhluk hidup. Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman
hayati yang ada di bumi. Sehingga anatomi tumbuhan adalah cabang dari biologi
yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari tumbuhan itu sendiri yaitu
struktur yang pembangun tumbuhan tersebut.
Kingdom plantae atau dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan
tidak dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah kelompok
lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku- pakuan dan
tumbuhan berbiji.Tumbuhan Berbiji (spermatophyte) merupakan kelompok
tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji
merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya mengandung calon
individu baru, yaitu lembaga. Spermatophyta diklasifikasikan lagi menjadi 2
subdivisi , yakni tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae). Berdasarkan jumlah keping bijinya, Tumbuhan biji
tertutup dibedakan menjadi 2 , yaitu tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) dan
tumbuhan biji berkeping dua (dikotil).
Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel yang memiliki struktur
dan fungsi yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan
membentuk suatu organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu
sistem organ. Akhirnya, beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan
bekerja sama untuk membentuk suatu individu makhluk hidup. Namun, pada
tumbuhan tidak terdapat sistem organ. Pertumbuhan hanya sampai pada organ
kemudian membentuk satu individu tumbuhan. Kita ketahui setiap makhluk
memiliki struktur yang menyusunnya, seperti halnya pada tumbuhan dikotil dan
monokotil disusun atas berbagai organ seperti akar, batang, daun, bunga dan biji.
Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan
meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut.
Meskipun sama-sama diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji (spermatophyte),
pada kenyataannya tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai perbedaan yang
cukup jelas baik secara anatomi maupun secara morfologinya.
Jika secara morfologi kita bisa melihat secara langsung bentuk daun, batang,
dan akarnya tetapi struktur penyusun dari bagian-bagian tersebut kita tidak dapat
melihatnya dengan kasat mata karena sel-sel yang berukuran sangat kecil. Untuk
itu dilakukan praktikum untuk mengamati dengan lebih jelas mengetahui dan
mengidentifikasi serta membuktikan apakah benar seperti yang dipaparkan di buku
bentuk susunan dan letak sel-sel penyusun bagian-bagian tumbuhan monokotil dan
dikotil serta dapat membedakan antara struktur monokotil dan dikotil secara
anatominya.
B. DASAR TEORI
Dalam mengenal system jaringan, tipe berkas, tipe stele pada tumbuhan
angiospermae dapat dilakukan dengan melihat langsung jaringan pada batang dan
akar dengan dibantu alat mikroskop di laboratorium. Tumbuhan biji
(Spermatophyta) dibagi menjadi 2 bagian yaitu tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Gymnospermae
adalah tumbuhan berbiji terbuka di mana bijinya tidak tertutup oleh daun buah.
Gymnospermae tidak mempunyai aksesoris bunga. Sedangkan, Angiospermae
adalah tumbuhan dengan ciri biji tertutup oleh daun buah. Beda lainnya dengan
Gymnospermae adalah bahwa Angiospermae memiliki bunga yang sangat indah.
Dengan sekitar 275.000 spesies yang telah diketahui, sejauh ini angiospermae
merupakan kelompok tumbuhan yang paling beraneka ragam dan paling luas. Para
ahli membagi angiospermae menjadi dua kelas : monokotil, dinamai demikian
karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu dan dikotil, yang
memiliki dua kotiledon (Campbell,2003).
Tumbuhan Dikotil
Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo rotales) dan dari famili
papilionaceae. Arachis hypogeae atau kacang tanah merupakan tumbuhan
berkeping dua yang memiliki lembaga dengan dua daun lembaga serta pucuk
lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus (Mukhtar, 1992). Tumbuhan
dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang
dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang,
berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan
pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil merupakn
tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daaun lembaga dan akar serta
pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian bawah
tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan
dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil mempunyai
cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan
pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989).
Tumbuhan Monokotil
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak
berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan
pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang,
ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji
berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
Beberapa hal yang dapat membedakan keduanya selain belahan bijinya
adalah pada dikotil, akar dan batang memiliki kambium sehingga masih bisa
bertumbuh besar. Sedangkan monokotil, akar dan batangnya tidak berkambium
sehingga tak dapat bertumbuh besar. Selain itu, berkas pembuluh pada dikotil
tersusun rapi dalam lingkaran, sedangkan monokotil berkas pembuluhnya tersebar
tidak beraturan (Ahira, 2012).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang
mempunyai tugas untuk mendukung bagian-bagian tumbuhan yang lain,
memperluas bidang asimilasi, menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan
cadangan dan sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke
atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
(Tjitrosoepomo, 1985).
Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-
sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan
sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Kolenkim
terdiri atas sel-sel berdinding tebal sebagai jaringan penyokong, sangat
berhubungan erat dengan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim masih
mempunyai protoplas, mampu mengadakan aktivitas meristematis. Dinding selnya
merupakan dinding primer, tidak berlignin. Kolenkim berbeda dengan jaringan
penyokong lainnya yaitu dengan sklerenkim dalam hal struktur dinding dan kondisi
protoplas. Kolenkim mempunyai dinding yang lunak, plastis, dinding primer yang
tidak berlignin, mempunyai protoplas yang aktif, mampu menghilangkan penebalan
dinding jika sel diinduksi untuk aktivitas meristematis, seperti pembentukan
kambium gabus atau kalau ada rangsangan luka. Sklerenkim mempunyai dinding
yang keras, kaku, dinding sekunder yang biasanya berlignin. Dinding sekunder
terdapat pada sel-sel untuk mengalirkan air dari xilem, dan sering terdapat pula pada
sel-sel parenkim xilem. Selain itu sel-sel parenkim dalam daerah jaringan lainnya
dapat pula bersifat sklereid (sclereid) yang berfungsi untuk mengalirkan air
batasannya tidak begitu jelas. (Suradinata, 1998).
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil,
berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak
berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup,
sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan
Lingkaran Tahun (Zhao, 2005).
Pada jaringan batang monokotil yang tampak yaitu epidermis, korteks,
floem, xylem, dan empulur. Sedangkan batang dikotil yang tampak yaitu epidermis,
korteks, dan endodermis, floem dan xylem tidak terlihat jelas pada objek.
Perbedaan susunan keduanya terletak pada letak jaringan pembuluh yaitu xylem
dan floem.
Pada batang Zea mays, jaringan pembuluh terletak di seluruh jaringan dasar
(tersebar), sehingga tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium. Hal ini
sesuai dengan teori yakni dikemukakan (Budi. 2008) yaitu Pada stele monokotil
terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya
di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil
tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan
menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp)
dan pohon Nenas seberang (Agave sp). Pada batang Arachis hypogea, jaringan
dewasa primer berasal dari sistem apikal (protoderm, ground meristem, dan
prokambium) dan terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan
pembuluh (floem, xylem, dan kambium).
Menurut (Salisbury, 1995) yaitu irisan melintang batang monokotil yang
khas. bila diperhatikan gambar yang di kajian pustaka mengenai irisan melintang
tersebut, dimana berkas pembuluh yang tersebar pada jaringan dasar empulur.
Masing-masingnya dikelilingi sebuah seludang sel. Sedangkan pada irisan
melintang batang dikotil herba yang khas. Pada gambar yang di kajian pustaka
mengenai irisan melintang dikotil ini, berkas pembuluh membentuk sebuah cincin
dengan empulur dibagian dalam dan korteks (khususnya dengan sel kolenkima
yang bersudut tebal pada irisan melintang) dibagian luar di bawah epidermis.
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga
bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan penyusun
batang (dari luar ke dalam) beserta ciri-cirinya dijelaskan dalam uraian berikut.
Yang pertama adalah Epidermis batang Tumbuhan, tersusun oleh selapis sel,
tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi
untuk melindungi batang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan
kayu yang telah tua terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan
primer. Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui celah
yang disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika dan sel gabus,
misalnya pada batang tanaman tebu. Lalu bagian kedua adalah Korteks batang
Tumbuhan, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan
berdinding tipis, banyak ruang antarsel. Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang
berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh. Sel-sel korteks sebelah dalam
yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung). Dan yang terakhir
adalah Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan lapisan terluar disebut perisikel. Di
dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Seperti halnya akar, batang juga tersusun atas berbagai jaringan, yaitu
jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Jaringan dasar tersusun
oleh korteks, sedangkan jaringan pembuluh terdapat berkas vaskuler yaitu xilem
dan floem Akar adalah bagian pokok yang tubuhnya telah merupakan kormus dan
memiliki tugas antara lain, memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air
dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari dalam tanah, mengangkut air
dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan,
dan terkadang sebagai tempat penimbunan makanan (Tjitrosoepomo, 1985).

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Perbedaan dari batang dikotil dan monokotil serta akar dikotil
dan monokotil?
2. Bagaimana tipe berkas pengangkut dan tipe stele pada masing-masing
preparat?
3. Bagaimana perbandingan setiap preparat dengan literatur?

D. TUJUAN
1. Mempelajari sistem jaringan pada batang dikotil
2. Mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dikotil
3. Mempelajari tipe stele pada batang dikotil

BAB II
METODELOGI
Praktikum ini berlangsung pada hari kamis, 26 September 2019 pukul 09.30
– 12.00 di Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Tanjungpura. Pada
praktikum kali ini, terdapat 8 jenis pengamatan. 4 diantaranya memakai preparat
awetan dan 4lainnya mengguakan preparat segar, yakni pengamatan struktur
anatomi batang dan akar dikotil yang menggunakan preparat awetan batang dan
akar Arachis hypogaea, struktur anatomi batang dan akar monokotil yang
menggunakan preparat awetan batang dan akar Zea mays. Sedangkan 4 lainnya
menggunakan preparat segar batang Carica papaya untuk mengamati struktur
anatomi batang dan akar dikotil dan preparat segar Allium cepa untuk mengamati
struktur anatomi batang dan akar monokotil. Karena di praktikum ini juga
menggunakan preparat segar, maka disediakan silet untuk menyayat tanaman,
object glass dan cover glass, lalu air di dalam cawan petri, serta pipet tetes yang
digunakan untuk menetesi preparat tersebut dengan air. Semuanya diamati
menggunakan mikroskop dan hasilnya digambar di buku gambar sesuai dengan
hasil pengamatan pada mikroskop.

Untuk mangamati struktur anatomi batang dan akar menggunakan preparat


awetan , preparat dijepit terlebih dahulu pada mikroskop. Setelah itu perbesaran
lemah mikroskop digunakan untuk memeriksa preparat. Lalu perbesaran kuat diatur
untuk mendapatkan gambar yang jelas. Setelah itu hasil pengamatan digambar
dibuku gambar yang telah disiapkan, diwarnai dan diberi keterangan. Lalu setelah
menggambar diberi keterangan di bawahnya terkait tipe berkas pengangkut dan tipe
stele tanaman.

Sedangkan cara mengamati struktur anatomi batang dan akar preparat segar
dimulakan dengan menyayat tanaman dengan sangat tipis secara melintang. Lalu
sayatan diletakkan di atas object glass. Lalu ditetesi air dan ditutup dengan cover
glass. Preparat dijepit terlebih dahulu pada mikroskop. Setelah itu perbesaran lemah
mikroskop digunakan untuk memeriksa preparat. Lalu perbesaran kuat diatur untuk
mendapatkan gambar yang jelas. Setelah itu hasil pengamatan digambar dibuku
gambar yang telah disiapkan, diwarnai dan diberi keterangan. Lalu setelah
menggambar diberi keterangan di bawahnya terkait tipe berkas pengangkut dan tipe
stele.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASILPENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan preparat segar batang dan akar tanaman dikotil dan
monokotil

Nama Preparat : Batang Pepaya Literatur Pembanding


(Carica Papaya
Perbesaran : 4X10
Dikotil

Keterangan : 4
1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Kambium Sumber : 1
5. Xylem
6. Parenkim
Tipe : Kolateral terbuka
Nama Preparat : Akar Pepaya Literatur Pembanding
(Carica Papaya)
Perbesaran : 4X10
Dikotil

4
5

1
2

Keterangan : Sumber :
1. Epidermis https://delaarnytha.wordpress.com/2012/0
2. Korteks 4/22/the-difference-between-
3. Endodermis monochotyle-and-dicotyle/
4. Floem
5. Xilem
Tipe : Kolateral tertutup
Nama Preparat : Batang Bawang Literatur Pembanding
(Allium cepa)
Perbesaran : 4X10
Monokotil

5
2

Keterangan : Sumber :
1. Epidermis https://www.askiitians.com/biology/anato
2. Korteks my-of-flowering-plants/internal-structure-
3. Xilem of-stems-roots-and-leaves.html
4. Floem
5. Empulur
Tipe : Kolateral tertutup
Nama Preparat : Akar Bawang Literatur Pembanding
(Allium cepa)
Perbesaran : 4X10
Monokotil

Keterangan : Sumber :
1. Epidermis https://delaarnytha.wordpress.com/2012/0
2. Floem 4/22/the-difference-between-
3. Xilem monochotyle-and-dicotyle/
Tipe : Kolateral terbuka

2. Tabel hasil pengamatan preparat awetan batang dan akar tanaman dikotil dan
monokotil

Nama Preparat : Awetan Batang Literatur Pembanding


Kacang Tanah
Perbesaran : 4X10
Dikotil

4
Sumber :
https://www.askiitians.com/biology/anatomy-
5
of-flowering-plants/internal-structure-of-
stems-roots-and-leaves.html
3
Keterangan :
1. Epidermis
2. Endodermis
3. Korteks
4. Xylem ‘
5. Floem
Tipe : Kolateral terbuka

Nama Preparat : Awetan Akar Literatur Pembanding


Kacang Tanah
Perbesaran : 4X10
Dikotil

Sumber :
https://delaarnytha.wordpress.com/2012/04/2
4
2/the-difference-between-monochotyle-and-
dicotyle/
5

Keterangan :
1. Epidermis
2. Endodermis
3. Korteks
4. Floem
5. Xilem
Tipe : Kolateral tertutup
Nama Preparat : Awetan Batang Literatur Pembanding
Jagung (Zea mays)
Perbesaran : 4X10
Monokotil
1

Keterangan : Sumber 5 :
1. Epidermis https://www.askiitians.com/biology/anatomy-
2. Endodermis of-flowering-plants/internal-structure-of-
3. Korteks stems-roots-and-leaves.html
4. Floem
5. Xilem
Tipe : Kolateral tertutup
Nama Preparat : Awetan Akar Literatur Pembanding
Jagung (Zea mays)
Perbesaran : 4X10
Monokotil :

Keterangan : 4
1. Epidermis 5
2. Endodermis Sumber :
3. Korteks https://delaarnytha.wordpress.com/2012/04/2
4. Floem 2/the-difference-between-monochotyle-and-
5. Xilem dicotyle/
Tipe : Kolateral terbuka

B. PEMBAHASAN
Perbedaan struktur jaringan antara tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil
dapat terdefinisi ketika kita mengamati jaringannya menggunakan mikroskop. Pada
batang dikotil, jaringan dewasa terbentuk oleh meristem apikal. Selain itu juga
disusun oleh jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengangkut.

Jaringan epidermis pada batang dikotil memiliki ciri yang sama seperti jaringan
epidermis pada akar. Misalnya, sel yang tipis dan tersusun rapat serta berkutikula
pada akar dan batang. Selain itu, batang memiliki kemampuan tumbuh, baik secara
sekunder maupun primer. Pertumbuhan sekunder batang terjadi pada jaringan
epidermis. Sedangkan pertumbuhan primer terjadi pada tunas terminal (ujung
batang) tepatnya pada meristem apikal. Fungsi jaringan epidermis pada batang juga
sama dengan jaringan epidermis pada akar yaitu melindungi jaringan yang ada di
dalamnya.
Lapisan penyusun batang selanjutnya adalah jaringan dasar. Di dalam jaringan
ini terdapat korteks. Korteks pada batang meliputi dua macam jaringan, yakni
jaringan korteks luar dan korteks dalam. Sel kolenkim dan sel parenkim adalah
penyusun korteks luar. Korteks dalam hanya disusun dari sel-sel parenkim saja.
Korteks dalam (endodermis) dimiliki oleh semua tumbuhan. Namun sebaliknya,
tidak semua tumbuhan memiliki korteks luar.
Setelah korteks, tubuh tumbuhan tersusun oleh jaringan pembuluh. Di dalam
jaringan pembuluh terdapat stele atau silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, stele
terletak di sebelah dalam korteks atau sebelah dalam endodermis. Sementara,
lapisan terluarnya disebut perisikel atau perikambium. Di sebelah dalam korteks
terdapat empulur dan berkas pengangkut. Pada berkas pengangkutan ini terdapat
xilem dan floem. Sementara, di tengah stele terdapat empulur. Empulur juga ada di
antara xilem dan floem. Bentuknya seperti jari-jari, disebut jari empulur. Selain itu,
di antara xilem dan floem juga terdapat kambium. Oleh karena itu, berkas
pengangkutannya disebut berkas kolateral terbuka. Kambium memiliki dua bagian,
yakni kambium vaskuler dan kambium intravaskuler. Bagian kambium yang berada
di antara xilem dan floem berasal dari prokambium disebut kambium vaskuler.
Sedangkan kambium di luar xilem dan floem yang berasal dari sel-sel parenkim
disebut kambium intravaskuler.
Seperti halnya tumbuhan dikotil, struktur batang tumbuhan monokotil
tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut atau
berkas pembuluh. Bedanya, tumbuhan dikotil memiliki bentuk meristem apikal
yang kecil. Meristem inilah yang akan membentuk tunas ketiak daun, bakal daun,
dan epidermis. Pada tumbuhan monokotil juga terdapat meristem perifer. Meristem
perifer merupakan bagian meristem yang berkembang menjadi batang berisi xilem
dan floem. Lapisan epidermis batang tumbuhan dikotil memiliki dinding sel yang
lebih tebal dibandingkan tumbuhan dikotil. Di bawah epidermis terdapat korteks.
Korteks tersusun dari sel-sel sklerenkim. Korteks tumbuhan monokotil, korteks
merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi mengeraskan bagian luar batang.
Setelah korteks, lapisan berikutnya ialah stele. Tumbuhan monokotil
memiliki batas korteks dan stele yang tidak jelas. Di dalam stelenya terdapat berkas
pengangkutan. Berkas pengangkutan tersebut tersebar pada empulur dan letaknya
berdekatan dengan kulit batang. Sarung sklerenkim mengelilingi seluruh berkas
pengangkut. Tipe berkas pengangkutannya dinamakan kolateral tertutup, sebab di
antara xilem dan floemnya tidak ditemui kambium. Akibatnya, tumbuhan
monokotil tidak bisa tumbuh secara sekunder. Alias tubuhnya tidak membesar dan
hanya memanjang.
Pada tumbuhan terdapat jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut
merupakan jaringan yang berguna untuk transportasi hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tumbuhan serta mengangkut air dan zat hara dari akar ke daun. Jaringan
pengangkut terdiri dari :

a) Xylem ( pembuluh kayu ) Bagian-bagan terpenting pada jaringan xylem


tumbuhan bunga ialah pembuluhxylem. Yangterdiri atas tabung-tabung
berdinding tebal yang secara verticalmeluas sampai beberapa meter. Xylem
merupakan pembuluh angkut yang bertugas mengangkut air dari akar
menuju daun untuk fotosintesis dan bagian-bagian lain tumbuhan yang
membutuhkan air.

b) Floem ( pembuluh tapis )

Pembuluh angkut yang utama pada floem adalah tabung tapisan, yang terdiri
atas sel-sel silindris yang mengarah dari ujung dinding keujung sel-sel
tabung lapisan yang dewasa dan berlubang-lubang, sehingga
memungkinkan sitoplasma meluas diantara sel-sel berdekatan. Xylem dan
floem bersatu membentuk pembuluh angkut yaitu pembuluh kolateral.
Ikatan kolateral adalah ikatan pembuluh yang tersusun dari xylem dan floem
yang letaknya bersebelahan di dalam satu jari-jari. Xylem sebelah dalam
dan floem sebelah luar. Sedangkan perbedaan antara preparat awetan
dengan preparat segar ialah terletak dari warna dimana preparat segar lebih
berwarna hijau segarsehingga bentuk dari jaringan kurang terlihat, hal ini
terjadi karena klorofilnyayang masih banyak.Pada akar Zea mays terlihat
bagian luarnya tebal yang merupakan epidermisnya. Jaringan pembuluh
pengakut tepat di bagian tengah sel dalamsitoplasma. Preparat ini tidak
memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan floemnya.

Tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil memiliki


perbedaan, yaitu pada batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan
tertutup. Berhubungan satu sama lainnya dengan ikatan kambium, dengan demikian
sering disebut kolateral tertutup. Sedangkan pada batang monokotil terdapat
sebaran yang tidak beraturan yang saling berhubungan di dalam sitoplasma dan
dinamakan tipe kolateral terbuka.
Pada batang dikotil memiliki tipe stele, yaitu eustele, sifonostelektofloik,
dan sifonostele amfifloik. Stele merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis
terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele
disebut tipe kolateral yang artinya xylem dan floem. Letak saling bersisian, xylem
di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xylem dan floem terdapat kambium
intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di
antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut
kambium intervasikuler. Pada tumbuhan dikotil, kayunya keras dan hidupnya
menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi
hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan jadi pertumbuhannya menebal.
Jika dibandingkan dengan hasil literatur yang didapat, secara keseluruhan
memang hasil pengamatan masih agak urang mirip dengan apa yang di literatur.
Namun jika diperhatikan, hasil pengamatan yang didapatkan juga menunjukkan
bagian bagian jaringan yang cukup jelas. Dapat dibedakan antara bagian protoderm
dan vaskularnya.

KESIMPULAN
Pada batang dan akar dikotil, disusun oleh jaringan epidermis, jaringan
dasar dan jaringan pengangkut. Struktur batang dan akar tumbuhan monokotil
tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut atau berkas
pembuluh. Yang membedakannya adalah letak susunan pembuluh angkut dan
keberadaan kambium, di mana dikotil bersifat kolateral terbuka yakni xylem dan
floem tersusun rapi dalam suatu lingkaran dan diantaranya ada pembatas berupa
kambium. Monokotil bersifat kolateral tertutup karena letak xylem dan floem tidak
beraturan dan tidak memiliki kambium.
Tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil memiliki
perbedaan, yaitu pada batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan
tertutup. Berhubungan satu sama lainnya dengan ikatan kambium, dengan demikian
sering disebut kolateral tertutup. Sedangkan pada batang monokotil terdapat sebaran
yang tidak beraturan yang saling berhubungan di dalam sitoplasma dan dinamakan
tipe kolateral terbuka.
Pengamatan yang dilakukan sudah menunjukkan jaringan danberkas-berkas
yaang ada pada objek. Dapat dibedakan antara yang mana bagian protoderm dan yang
mana bagian vaskularnya
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. 2012. Tumbuhan Dikotil. Online


(http://www.anneahira.com/tumbuhan-dikotil.htm) diakses tanggal 1
Oktober 2019.

Budi. 2008 . Batang Dikotil Dan Monokotil


(http://setracrew.multipl.com/journal/item/12 . diakses tanggal 1 Oktober
2019
Campbell, Neil A. 2003. Biologi. Jakarta : Erlangga
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga
Saktiyono. 1989. Biologi 2.Jakarta : Bumi Aksara.
Salisbury. 1995. Fisiologi tumbuhan jilid 1. Bandung: ITB.

Suprapto, Yayan .2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Jakarta: Rineka


Cipta.
Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.

Zhao. 2005. The Xylem and Phloem Transcriptomes from Secondary Tissues of the
Arabidopsis Root-Hypocotyl1 . http://jxb.oxfordjournals.org /content/51
/351/1721 . full . diakses tanggal 1 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai