Anda di halaman 1dari 18

MORFOLOGI DAN ANATOMI

ECENG GONDOK

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Botani Farmasi
Dosen Pengampu : Sinta Ratna Dewi, S, farm., M.Si, Apt

Oleh :

Ngesti Purna Irawan


(2011102415114)
Kelas : L

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS S1 FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
MORFOLOGI ECENG GONDOK

Eceng gondok atau enceng gondok adalah salah satu jenis


tumbuhan air mengapung. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak
mempunyai batang.

A. Morfologi daun
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya
meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau. Daun eceng gondok termasuk dalam
jenis makrofita yang terletak di atas permukaan air. Dalam daun eceng
gondok terdapat lapisan rongga udara yang fungsinya sebagai alat
pengapung tanaman. Rongga udara ini terdapat di akar. Batang dan
daun yang berguna dalam proses respirasi.
B. Morfologi bunga
Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya
berbentuk tabung. Bunga eceng gondok adalah bunga majemuk yang
berjumlah 6 sampai 35. Bentuk bunganya berupa karangan bulir
dengan putik tunggal. Bunga eceng gondok mempunyai tangkai dan
warna mahkotanya lembayung muda.
C. Morfologi biji
Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.
D. Morfologi buah
Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau.
E. Morfologi tangkai
Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di
dalamnya penuh dengan udara yang berperan untuk mengapungkan
tanaman di permukaan air. Lapisan terluar petiole adalah lapisan
epidermis, kemudian di bagian bawahnya terdapat jaringan
pengangkat (xylem dan floem). Rongga - rongga udara dibatasi oleh
dinding penyekat berupa selaput tipis berwarna putih.
F. Morfologi akar
Akarnya merupakan akar serabut. Akar eceng gondok adalah akar
serabut dan tidak bercabang, serta memiliki tudung akar. Akar eceng
gondok ditumbuhi oleh bulu-bulu akar atau serabut akar yang
berfungsi layaknya jangkar bagi tanaman. Ujung akar eceng gondok
memiliki kantung akar yang berwarna merah jika dibawah sinar
matahari. Akar eceng gondok bisa mengumpulkan lumpur atau partikel
yang terlarut dalam air.

Secara fisiologis eceng gondok dapat berperan secara tidak


langsung dalam mengatasi bahan pencemar perairan karena dapat
bertahan hidup dengan cara membentuk rumpun. Akar tumbuh subur dan
lebat serta berwarna hitam dengan permukaan ungu. Oksigen hasil
fotosintesis di daun dan tangkai daun ditransfer ke akar yang
permukaannya luas serta air di sekitarnya. Ini membuat rizosfer
menyediakan lingkungan mikro dengan kondisi yang kondusif bagi bakteri
nitrit. Oleh karena itu aktivitas dekomposisi oleh bakteri jenis ini yaitu
perubahan amoniak menjadi nitrat lebih meningkat. Tumbuhan eceng
gondok terdiri atas helai daun, pengapung, leher daun, ligula, akar, akar
rambut, ujung akar, dan stolon yang dijadikan sebagai tempat
perkembangbiakan vegetatif (Aniek, 2003).

Eceng gondok merupakan tanaman yang berakar serabut dan tidak


bercabang, mempunyai tudung akar yang mencolok. Akarnya
memproduksi sejumlah besar akar lateral, yaitu 70 buah/cm. Akar
menunjukkan variasi yang kecil dalam ketebalan, tetapi panjangnya
bervariasi mulai dari 10 – 300 cm. Sistem perakaran eceng gondok pada
umumnya lebih dari 50% dari seluruh biomassa tumbuhan, tetapi
perakarannya kecil apabila tumbuh dalam lumpur. Tumbuhan yang
tumbuh pada limbah domestik mencapai tinggi sampai 75 cm, tetapi
sistem perakarannya pendek (Wakefield, 1962).

Sumber lain menjelaskan bahwa eceng gondok yang tumbuh pada


air yang kaya akan unsur hara mempunyai petiole (batang) yang
panjangnya lebih dari 100 cm, tetapi akarnya pendek yaitu kurang dari 20
cm. Eceng gondok memiliki lubang stomata yang besar, yaitu dua kali
lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan tumbuhan lain dan jarak
antar stomata adalah delapan kali besarnya lubang (Penfound dan Earle,
1948 Dalam Rahmaningsih 2006).

Kemampuan eceng gondok dalam penyerapan adalah karena


adanya vakuola dalam struktur sel. Mekanisme penyerapan yang terjadi
yaitu dengan adanya bahan-bahan yang diserap menyebabkan vakuola
menggelembung, maka sitoplasma terdorong ke pinggiran sel sehingga
protoplasma dekat dengan permukaan sel. Hal ini menyebabkan
pertukaran atau penyerapan bahan antara sebuah sel dengan
sekelilingnya menjadi lebih efisien.

Eceng gondok memiliki daya adaptasi yang besar terhadap


berbagai macam hal yang ada di sekelilingnya dan dapat berkembang
biak dengan cepat. Eceng gondok dapat hidup ditanah yang selalu
tertutup oleh air yang banyak mengandung makanan. Selain itu daya
tahan eceng gondok juga dapat hidup di tanah asam dan tanah yang
basah (Anonim, 1996).

ANATOMI ECENG GONDOK

A. Struktur Anatomi Akar Eceng Gondok (Eichhornia crassipes


(Mart) Solm)
Struktur anatomi akar eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)
Solm) secara sentripental tersusun atas jaringan epidermis, jaringan
eksodermis, jaringan korteks, jaringan endodermis, dan stele (perisikel,
xilem, floem, empulur) seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Penampang melintang akar eceng gondok A. Lokasi perairan bersih, B. Lokasi
di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E. Lokasi dekat
tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep: epidermis, ek: eksodermis, al: akar lateral
k: korteks, aer: aerenkim, ed: endodermis, prs: perisikel fl: floem, xl: xilem, mx: metaxilem,
px: protoxilem, emp: empulur).

1. Epidermis
Epidermis pada akar eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)
Solm) pada seluruh pengambilan sampel terdiri dari 1 lapis sel
epidermis. Bentuk sel epidermis akar eceng gondok pada lokasi
perairan bersih, di pinnggir jalan raya, dekat kapal, dekat keramba
dan dekat tumpukan sampah terdiri dari segi 5, sedangkan bentuk
sel epidermis akar eceng gondok pada lokasi dekat sawah terdiri
dari segi 4 (persegi) (Gambar 4).

Gambar 4. Penampang melintang epidermis akar eceng gondok A. Lokasi perairan bersih,
B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E. Lokasi
dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep: epidermis, ek: eksodermis k:
korteks, aer: aerenkim).

2. Eksodermis
Eksodermis pada akar eceng gondok (Eichhornia crassipes
(Mart) Solm) pada seluruh pengambilan sampel terdiri dari 1 lapis
sel eksodermis. Bentuk sel eksodermis akar eceng gondok pada
lokasi perairan bersih, dekat kapal, dekat keramba, dekat tumpukan
sampah dan dekat sawah terdiri dari segi 3, sei 4, segi 5 dan segi
6. Sedangkan bentuk sel eksodermis akar eceng gondok pada
lokasi di pinnggir jalan raya terdiri dari segi 4 dan segi 5 saja
(Gambar 4).

3. Korteks
Korteks akar eceng gondok berada di bawah lapisan
eksodermis dan tersusun atas jaringan parenkim. Jaringan
parenkim pada akar eceng gondok memiliki bentuk, lapisan dan
ukuran yang bervariasi. Bentuk sel parenkim akar eceng gondok
pada lokasi perairan bersih dan lokasi di dekat sawah terdiri dari
bentuk sel segi 6, sedangkan bentuk sel parenkim akar eceng
gondok pada lokasi di pinggir jalan raya dan lokasi dekat tumpukan
sampah mmiliki bentuk sel segi 6 dan segi 7. Berbeda pula bentuk
sel parenkim akar eceng gondok pada lokasi di dekat kapal dan
lokasi keramba miliki bentuk sel segi 5, segi 6, dan segi 7. Jumlah
lapisan sel parenkim pada lokasi perairan bersih, di pinnggir jalan
raya, dekat kapal, dekat keramba dan dekat tumpukan sampah
terdiri dari 3 lapis, sedangkan pada lokasi dekat sawah terdiri dari 4
lapisan sel parenkim (Gambar 5). Secara umum pada bagian
bawah korteks diisi oleh jaringan aerenkim. Jaringan aerenkim
berbentuk memanjang dan mengelilingi silinder pusat pada akar
eceng gondok serta memiliki rongga-rongga antar sel (Gambar 5).

Gambar 5. Penampang melintang korteks akar eceng gondok A. Lokasi perairan


bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat
keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep:
epidermis, ek: eksodermis, k: korteks, aer: aerenkim, ed: endodermis, prs:
perisikel, xl: xilem, fl: floem, emp: empulur).

4. Endodermis
Endodermis akar eceng gondok berada di bawah lapisan
aerenkim pada korteks akar. Jaringan endodermis pada akar eceng
gondok memiliki bentuk, lapisan dan ukuran yang bervariasi. 6
Bentuk sel endodermis akar eceng gondok pada lokasi di pinnggir
jalan raya, dekat kapal, dekat keramba, dekat tumpukan sampah
dan dekat sawah terdiri dari segi 6, sedangkan bentuk sel
endodermis akar eceng gondok pada lokasi perairan bersih terdiri
dari segi 4 (persegi). Jumlah lapisan sel endodermis pada lokasi
perairan bersih terdiri dari 3 lapis, jumlah lapisan sel endodermis
pada lokasi di pinggir jalan raya dan lokasi keramba terdiri dari 5
lapis, jumlah lapisan sel endodermis pada lokasi di dekat kapal dan
dekat tumpukan sampah terdiri dari 6 lapis, sedangkan jumlah
lapisan sel endodermis pada lokasi sawah terdiri dari 4 lapis
(Gambar 6).

Gambar 6. Penampang melintang endodermis akar eceng gondok A. Lokasi perairan


bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E.
Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (k:korteks, aer: aerenkim, ed:
endodermis, prs: perisikel fl: floem, xl: xilem, mx: metaxilem, px: protoxilem, emp:
empulur).

5. Stele
Stele pada akar eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)
Solm) di terdiri dari perisikel, xilem, floem dan empulur. Perisikel
terletak di bawah jaringan endodermis dan terdiri dari 1 lapis untuk
eceng gondok pada semua lokasi pengambilan sampel. Bentuk
perisikel terdiri dari bentuk segi 4 dan segi 5 pada semua lokasi
pengambilan sampel, kecuali pada lokasi kapal terdiri dari segi 3,4
dan 5 (Gambar 7). Tipe ikatan pembuluh, jumlah metaxilem dan
ukuran metaxilem bervariasi pada masing-masing lokasi
pengambilan lokasi. Pada perairan bersih terdapat 4 metaxilem
dengan tipe ikatan pembuluh tetrark, pada lokasi di pinggir jalan
terdapat 9 metaxilem dengan tipe ikatan pembuluh poliark, pada
lokasi di dekat kapal terdapat 6 metaxilem dengan tipe ikatan
pembuluh poliark, pada lokasi di dekat keramba terdapat 8
metaxilem dengan tipe ikatan pembuluh poliark, pada lokasi di
dekat tumpukan sampah terdapat 9 metaxilem dengan tipe ikatan
pembuluh poliark, dan pada lokasi di dekat sawah terdapat 4
metaxilem dengan tipe ikatan pembuluh tetrark (Gambar 7).

Gambar 7. Penampang melintang stele akar eceng gondok A. Lokasi perairan bersih, B.
Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E. Lokasi
dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (al: akar lateral, aer: aerenkim, ed:
endodermis, prs: perisikel fl: floem, mx: metaxilem, px: protoxilem, emp: empulur).

B. Struktur Anatomi Batang Eceng Gondok (Eichhornia crassipes


(Mart) Solm)
Struktur anatomi batang eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)
Solm) secara sentripental tersusun atas jaringan epidermis, korteks,
dan sistem jaringan pembuluh (xilem dan floem) seperti terlihat pada
Gambar 19.

Gambar 19. Penampang melintang batang eceng gondok A. Lokasi perairan bersih, B. Lokasi
di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E. Lokasi dekat
tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep: epidermis, k: korteks, aer: aerenkim, ip: ikatan
pembuluh).

1. Epidermis
Epidermis batang eceng gondok (Eichhornia crassipes
(mart) solm) terdiri dari 1 lapis dengan bentuk dan ukuran yang
bervariasi pada masingmasing lokasi. Bentuk sel epidermis batang
eceng gondok pada lokasi di pinggir jalan raya, di dekat kapal, di
dekat keramba, di dekat tumpukan sampah, di dekat sawah
memiliki bentuk sel segi 4, sedangkan sel epidermis batang eceng
gondok pada lokasi perairan bersih memiliki bentuk sel segi 4 dan 5
(Gambar 21).

Gambar 20. A. trikosklereid pada perairan tercemar, B. Kristal raphid pada seluruhun
lokasi pengambilan sampel (tks: trikoslereid, kr: kristal raphid).

Gambar 21. Penampang melintang epidermis batang eceng gondok A. Lokasi perairan
bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E.
Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep: epidermis, k: korteks).

2. Korteks
Jaringan korteks pada batang eceng gondok (Eichhornia
crassipes (mart) solm) terletak di bawah epidermis dan terdiri
jaringan parenkim dan parenkim udara (aerenkim). Parenkim pada
korteks batang memiliki bentuk yang bervariasi. Bentuk sel 9
epidermis batang eceng gondok pada lokasi perairan bersih, dekat
tumpukan sampah dan dekat sawah terdiri dari bentuk sel segi 5-7,
berbeda bentuk sel epidermis batang eceng gondok pada lokasi di
pinggir jalan raya dan dekat keramba memiliki bentuk sel segi 5-9,
sedangkan pada lokasi dekat kapal terdiri dari bentuk sel segi 4-7
(Gambar 22). Korteks batang pada seluruh lokasi pengambilan
sampel baik tercemar maupun tidak tercemar terdapat kristal
raphid. Kemudian pada lokasi perairan tercemar (pinggir jalan raya,
kapal, keramba, sampah dan sawah) terdapat sklreid sedangkan
pada perairan bersih tidak ada (Gambar 20).

Gambar 22. Penampang melintang korteks batang eceng gondok A. Lokasi perairan
bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E.
Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (k: korteks, aer: aerenkim, ip:
ikatan pembuluh).

3. Sistem jaringan pembuluh


Sistem jaringan pembuluh pada batang eceng gondok
(Eichhornia crassipes (mart) solm) memiliki tipe persebaran berkas
pembuluh tersebar pada parenkim batang dengan tipe ikatan
pembuluhnya yaitu kolateral tertutup (Gambar 23).
Gambar 23. Penampang melintang sistem jaringan pembuluh batang eceng gondok A.
Lokasi perairan bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi
dekat keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (xl: xilem, fl:
floem).

C. Struktur Anatomi Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes


(Mart) Solm)
Struktur umum anatomi daun eceng gondok (Eichhornia crassipes
(Mart) Solm) di perairan bersih terdiri dari jaringan epidermis atas,
jaringan epidermis bawah, mesofil dan sistem jaringan pembuluh
(xilem dan floem) seperti terlihat pada Gambar 27.
1. Epidermis
Epidermis pada daun eceng gondok (Eichhornia crassipes
(Mart) Solm) terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah. Sel
epidermis daun eceng gondok pada permukaan atas dan
permukaan bawah terdiri dari 1 lapis sel dengan bentuk persegi
(segi 4) baik pada perairan bersih maupun perairan tercemar
(Gambar 28 dan 29). Epidermis pada daun eceng gondok memiliki
bentuk ukuran yang bervariasi pada masing-masing lokasi. Pada
epidermis daun eceng gondok terdapat derivat epidermis berupa
stomata dengan tipe parasitik baik di permukaan atas daun
maupun dipermukaan bawah (Gambar 30 dan 31).
Gambar 27. Penampang melintang daun eceng gondok A. Lokasi perairan bersih, B.
Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E. Lokasi
dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ea: epidermis atas, jp: jaringan
palisade, js: jaringan spons, ip: ikatan pembuluh, aer: aerenkim, eb: epidermis bawah, st:
stomata).

2. Mesofil
Mesofil pada daun eceng gondok (Eichhornia crassipes
(Mart) Solm) terdiri dari jaringan palisade yang banyak diisi
kloroplas, jaringan spons, 11 aerenkim dan ikatan pembuluh (xilem
dan floem) (Gambar 27). Pada mesofil daun eceng gondok terdapat
zat-zat ergastik berupa kristal raphid pada lokasi di pinggir jalan
raya dan lokasi dekat sawah (Gambar 32). Kemudian terdapat
trikosklereid berupa sklereid berbentuk rambut yang terletak pada
arenkim pada mesofil daun eceng gondok di lokasi dekat kapal
(Gambar 33).
Gambar 28. Penampang melintang epidermis atas daun eceng gondok A. Lokasi perairan
bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E.
Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ea: epidermis atas, jp: jaringan
palisade, js: jaringan spons, ip: ikatan pembuluh, aer: aerenkim, eb: epidermis bawah, st:
stomata).

Gambar 29. Penampang melintang epidermis bawah daun eceng gondok A. Lokasi
perairan bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat
keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ea: epidermis atas,
jp: jaringan palisade, js: jaringan spons, ip: ikatan pembuluh, aer: aerenkim, eb: epidermis
bawah, st: stomata).

Gambar 30. Penampang melintang stomata permukaan atas daun eceng gondok A.
Lokasi perairan bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi

dekat keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah.

Gambar 31. Penampang melintang stomata permukaan bawah daun eceng gondok A.
Lokasi perairan bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi
dekat keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah.
Gambar 32. Kristal raphid pada mesofil daun eceng gondok, A. Pada lokasi pinggir jalan
raya, B. pada lokasi dekat sawah, (kr: kristal raphid).

Gambar 34. Penampang melintang sklereid pada mesofil daun eceng gondok pada lokasi
dekat sawah, (eb: epidermis bawah, js: jaringan spons, ip:ikatan pembuluh, aer: aerenkim,
skl: sklerenkim)

D. Struktur Anatomi Tangkai Daun Eceng Gondok (Eichhornia


crassipes (Mart) Solm)
Struktur umum anatomi tangkai daun eceng gondok (Eichhornia
crassipes (Mart) Solm) secara sentripental tersusun atas jaringan
epidermis, korteks, dan sistem jaringan pembuluh (xilem dan floem)
seperti terlihat pada gambar 45.

Gambar 45. Penampang melintang tangkai daun eceng gondok A. Lokasi perairan bersih, B.
Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E. Lokasi dekat
tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep: epidermis, ip: ikatan pembuluh, aer: aerenkim,
tks: trikosklereid).
1. Epidermis
Epidermis tangkai daun eceng gondok (Eichhornia crassipes
(mart) solm) terdiri bentuk, jumlah lapisan dan ukuran yang
bervariasi pada masing-masing lokasi. Bentuk sel epidermis
tangkai daun eceng gondok pada lokasi perairan bersih terdiri dari
bentuk segi 6, bentuk sel epidermis tangkai daun eceng gondok
pada lokasi di pinggir jalan raya dan di dekat kapal terdiri dari
bentuk segi 5, sedangkan bentuk sel epidermis tangkai daun eceng
gondok pada lokasi dekat keramba, dekat tumpukan sampah dan
dekat sawah memiliki bentuk sel segi 4. Jumlah lapisan sel
epidermis tangkai daun eceng gondok pada lokasi perairan bersih,
dekat keramba, dekat tumpukan sampah dan dekat sawah memiliki
bentuk 1 lapis sel epidermis, sedangkan pada lokasi di pinggir jalan
raya dan dekat kapal terdiri dari 2 lapis sel epidermis (Gambar 46).

Gambar 46. Penampang melintang epidermis tangkai daun eceng gondok A. Lokasi
perairan bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat
keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (ep: epidermis, ip:
ikatan pembuluh, skl: sklerenkim).

2. Korteks
Jaringan korteks pada tangkai daun eceng gondok
(Eichhornia crassipes (mart) solm) terdiri dari jaringan parenkim.
Korteks tangkai biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi
kloroplas (Gambar 46). Pada tangkai daun eceng gondok terdapat
pula jaringan parenkim udara atau disebut dengan aerenkim
(Gambar 47). Kemudian terdapat sklerenkim sebagai penguat
(Gambar 49) dan trikosklereid (Gambar 47). Pada lokasi perairan
bersih terdapat kristal raphid yang tersebar dari korteks sampai
epidermis tangkai daun eceng gondok (Gambar 48).

Gambar 47. Penampang melintang korteks tangkai daun eceng gondok A. Lokasi perairan
bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi dekat keramba, E.
Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (k: korteks, aer: aerenkim, ip:
ikatan pembuluh, skl: sklerenkim, tks: trikosklereid).

Gambar 48. Penampang melintang kristal raphid pada tangkai daun eceng gondok di
Lokasi perairan bersih (k: korteks, aer: aerenkim, ip: ikatan pembuluh, krs: kristal raphid).

3. Sistem Jaringan Pembuluh


Sistem jaringan pembuluh pada tangkai daun eceng gondok
(Eichhornia crassipes (mart) solm) terdiri dari berkas pembuluh
yang tersebar pada korteks. Floem terletak di sebalah luar xilem
(Gambar 49)

Gambar 49. Penampang melintang sistem jaringan pembuluh tangkai daun eceng gondok
A. Lokasi perairan bersih, B. Lokasi di pinggir jalan raya, C. Lokasi dekat kapal, D. Lokasi
dekat keramba, E. Lokasi dekat tumpukan sampah, F. Lokasi dekat sawah. (aer:
aerenkim, xl: xilem, fl: floem, skl: sklerenkim).

DAFTAR PUSTAKA

Arlina, L. M. (2017). STRUKTUR ANATOMI ORGAN VEGETATIF ECENG


GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart) Solm) DI DANAU
MANINJAU, 4-14.

nasihin, d. (2018, april 24). Diambil kembali dari MORFOLOGI


,KLASIFIKASI DAN HABITAT TANAMAN ENCENG GONDOK:
http://anaslanon45.blogspot.com/2018/04/morfologi-klasifikasi-dan-
habitat.html

setiawan, s. (2020, September 02). GURUPENDIDIKAN.COM. Diambil


kembali dari Eceng Gondok – Definisi, Ciri, Bentuk, Manfaat,
Habitat, Dampak, Penanggulangan, Pembersih:
https://www.gurupendidikan.co.id/eceng-gondok/

Anda mungkin juga menyukai