MIKROBIOLOGI 1
Disusun Oleh :
Dewinta Putri Purba
F1D017047
Diketahui,
Asisten Praktikum Praktikan
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dan penataan sel pada bakteri.
b. Untuk membedakan karakter bakteri gram positive dan bakteri negatif.
c. Untuk mengaplikasikan teknik-teknik pewarnaan bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(A) (B)
Gambar 1. Hasil pewarnaan Gram pada bakteri (A) Sp 1 berbentuk basil dan (B)
Sp 2 berbentuk kokus yang diamati dibawah mikroskop binokuler
dengan perbesaran10 X 100.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum mikrobiologi kali ini dilakukan percobaan yaitu teknik
pewarnaan dan pengamatan morfologi pada bakteri. Praktikum dilakukan dengan
2 jenis pewarnaan yaitu pewarnaan gram dan pewarnaan spora. Pewarnaan
merupakan salah satu cara paling sering digunakan untuk membedakan
mikroorganisme, khususnya bakteri yaitu bakteri gram positif dan gram negatif.
Kedua jenis bakteri dibedakan berdasarkan komponen penyusun dinding sel.
Pewarnaan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang dikerjakan di
laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme
tersebut. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya
yang khas terhadap pewarnaan tertentu (pewarnaan gram) dapat digunakan untuk
identifikasi awal. Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan
gram negative, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau
kristal violet. Selain itu, pewarnaan spora dapat membedakan ada/tidaknya spora
dan letak dari spora tersebut didalam sel.
Kristal violet dipakai sebagai zat warna primer dikarenakan kristal violet
mampu melekatkan bakteri pada kaca mencegah autolisis pada sel, membuat sel-
sel lebih kuat atau keras, mencegah mengkerutnya globula-globula protein sel,
mempertinggi sifat reaktif gugusan-gugusan, membunuh bakteri secara cepat
dengan tidak mengubah bentuk dan strukturnya, dan mengubah afinitas cat.
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan
perbesaran 10x100 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa
pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel
bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna
dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan
sekelilingnya ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa.
Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut
kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian
yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa
lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada
permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue,
Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green, dan lain-lain. Sedangkan zat warna
basa antara lain Eosin dan Congo Red.
Menurut Sutedjo (1991), Tujuan dari pewarnaan tersebut adalah
pewarnaan untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad baik bakteri, ragi ataupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik
dan kimia yang ada akan dapat diketahui.
Pewarna yang digunakan pada umumnya berbentuk senyawa kimia khusus yang
akan memberikan reaksi kalu mengenai bagian tubuh jasad. Karena pewarnaan
tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif ataupun negatif. Sel bakteri
bermuatan mendekati negatif kalau dalam keadaan pH mendekati netral. Sehingga
kalau kita memberikan pewarnaan yang bermuatan positif ataupun negatif.
Pada pewarnaan gram yang telah dilakukan, didapatkan 2 bentuk bakteri
yang berbeda yaitu berbentuk basil dengan penataan streptobasil dan berbentuk
kokus dengan penataan stapilokokus yang berwarna biru keunguan, dimana
bakteri ini tergolong bakteri gram postif. Pewarnaan gram ini merupakan
pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram positif dan gram
negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan
akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram
negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol,
dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna
merah.
Hal ini sejalan dengan Lay (1994), Pengecatan Gram merupakan salah satu
teknik pewarnaan yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
(mikroorganisme). Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam
struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram
antara lain : kristal violet, alkohol, safranin, dan iodium.
Percobaan terakhir adalah pewarnaan spora. Pada percobaan ini digunakan
larutan malachite green dan safranin serta bahan yang digunakan yaitu bakteri
yang didapat dari pewarnaan gram yang berbentuk basil dengan penataan
streptobasil. Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan
malachite green dan safranin, yang dalam hasil pewarnaannya akan muncul warna
hijau pada sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya dimana bakteri hasil
pewarnaan yang didapatkan yaitu Bacillus sp karena bakteri yang digunakan
berbentuk basil dengan penataan streptobasil. Tujuan dari pewarnaan spora yaitu
mengenal dasar-dasar kimiawi pada pewarnaan spora dan kinerja dari prosedur
untuk membedakan spora bakteri dan bentuk vegetatif.
Larutan malachite green yang berwarna hijau dan larutan safranin yang
berwarna kemerahan akan diserap oleh bakteri sehingga pengamatan menjadi
lebih mudah. Dalam pengamatan, terdapat warna kehijauan yang terletak di ujung
bakteri dan warna kemerahan yang terletak diantaranya. Warna kehijauan ini lah
yang dinamakan spora, sedangkan warna kemerahannya adalah sel vegetatif dari
bakteri. Hasil pengamatan dari percobaan terakhir ini menunjukkan bahwa letak
spora pada bakteri bacillus adalah terminal (di ujung).
Prinsip pada pewarnaan ini pemanasan akan mengembangkan lapisan luar
spora sehingga berwarna hijau. Melalui pendinginan utama akan terperangkap di
dalam spora dengan pencucian zat warna utama yang ada pada sel vegetatif akan
terlepas, sehingga pada pewarnaan yang kedua (safranin) sel vegetatif akan
berwarna merah. Fungsi zat warna malachite green merupakan pewarna yang kuat
yang dapat berpenetrasi kedalam endospora (Dwidjoseputro, 2005).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum teknik pewarnaan bakteri ini adalah
sebagai berikut :
1. Pada bakteri dikenal berbagai bentuk seperti kokus (bulat), basil (batang)
dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan
bakteri. Pada kokus dapat terlihat penataan seperti rantai (streptokokus),
pasangan (diplokokus), pada basil penataannya streptobasil, pada spiral
penataannya stafilokokus.
2. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel
selapis serta berwarna biru keunguan, sedangkan bakteri gram negatif
mempunyai dinding sel tipis yang berada diantara dua lapis membran sel
berwarna merah.
3. Pewarnaan Gram pada praktikum pewarnaan gram dilakukan pada bakteri
Bacillus. Bacillus adalah bakteri gram positif, karena bakteri tersebut tetap
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram,
sehingga koloni bakteri tampak berwarna ungu atau biru.
5.2 Penutup
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya digunakan berbagai teknik
pewarnaan seperti pewarnaan flagel, pewarnaan kapsul dan lain sebagainya agar
bakteri yang diwarnai lebih bervariasi jenis, bentuk, dan penataannya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A., Reece J., dan Mitchell L. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Christita, M., Iwanuddin, K., Tabba, Y., dan Hendra, S. 2018. Identifikasi Bakteri
Pada Air Dari Lahan Bekas Tambang Nikel di Halmahera Timur.
Jurnal Lingkungan. Vol (4): No. 3.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
James, J., Baker, C., dan Swain, H. 2006. Prinsip-prinsip Sains untuk
Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di laboratorium. Jakarta. PT Raja Grafindo.
Pelczar, M. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta : UI Press.
Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.
LAMPIRAN