Anda di halaman 1dari 13

AL-QASHR

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Ratni Bt. H. Bahri, M.Pd.I

MAKALAH

(Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Balaghah 1, Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab, Semester 5)

Disusun :

Sitti Rahmadani Darwis (201032005)

Murniati B Nani (201032015)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya, yaitu nikmat iman dan islam yang dengan nikmat itu kita akan
senantiasa dalam ridha Allah SWT. Shalawat serta salam semoga terlimpah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, tabi’in, tabi
tabi’innya juga kita selaku umatnya.

Makalah yang membahas tentang “Al-Qashr” muda-mudahan dengan


adanya makalah ini bisa bermanfaat, meskipun dalam penyusunan jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi tanpa mengurangi rasa horamat dari penyusun.

Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun


baik dari dosen mata kuliah maupun dari mahasiswa sekalian. Kesempurnaan dan
kebenaran itu hanya semata milik Allah “azza wajala, sedangkan kesalahn dan
kekurangan adalah dari kami pribadi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II ISI PEMBAHASAN............................................................................2

A. Al- Qashr......................................................................................................2
B. Rukun-Rukun Al- Qashr..............................................................................3
C. Cara Pembentukan Al- Qashr.......................................................................3
D. Pembagian Al- Qashr...................................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................9

A. KESIMPULAN............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al- Qashr adalah salah satu cabang dari ilmu balaghah yang masuk pada
bagian Ilmu ma'ani. Qashr menurut etimologi sendiri memiliki arti penjara,
sedangkan secara leksikal dapat diartikan dengan penghanyaan atau
pengkhususan, dan qashr secara istilah ialah mengkhususkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain.

Al-qashr artinya “pemfokusan”, maksudnya adalah upaya penonjolan,


penegasan, atau penekanan pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang
dipentingkan. Selanjutnya ‫( اسلوب القصر‬gaya bahasa pemfokusan) dilakukan

dengan penempatan pada awal kalimat ‫ التقديم‬atau memakai kata pemisah

‫ ضمير الفصل‬atau dengan menggunakan alat fokus ‫ادوات القصر‬

Qashr adalah mengkhususkan/mengistimewakan sesuatu (maqshur’alaih)


dengan sesuatu yang lain (maqshur) melalui cara tertentu (alat
qashr).maksudnya adalah upaya penonjolan, penegasan, ataupenekanan
pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Al- qashr


2. Apa saja rukun-rukun al-qashr
3. bagaimana pembentukan dari al-qashr
4. apa saja pembagian al-qashr

C. Tujuan Masalah

1. untuk mengetahui definisi al-qashr


2. untuk mengetahui apa saja rukun-rukun al-qashr
3. untuk mengetahui bagaimana pembentukan dari al-qashr
4. untuk mengetahui apa saja pembagian al-qashr

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Al-Qashr

Menurut pengertian bahasa al-Qashr adalah ‫ الحبس‬yang artinya penjara,pingit,

mencegah dan 1Qashar yang berarti al-habsu tersebut terdapat di dalam al-
Qur’an:

‫ْل َي‬ ‫ُح و ٌر َم ْق ُص َر ٌت‬


‫و ا ِف ي ا ِخ ا ِم‬

Artinya : Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.2


‫ّتْخ‬
Selain makna tersebut, al-qasr juga bermakna‫ ال ِص ْي ص‬yang berarti

pengkhususan

Maksud dari “pingit” diatas mengandung makna pembatas sesuatu


dalam lingkup tertentu sehingga tidak keluar dari batasan tersebut.

Sedang menurut istilah al-Qashr adalah

‫َتْخ ْيُص َش ْي ٍء َش ْي ِء َط ْي َم ْخ ُص وُص‬


‫ِب ِر ِق‬ ‫ِب‬ ‫ِص‬

Artinya: “mengistimewakan sesuatu yang lain dengan cara tertentu” 3

Qashr adalah mengkhususkan/mengistimewakan sesuatu (maqshur’alaih)


dengan sesuatu yang lain (maqshur) melalui cara tertentu (alat
qashr).maksudnya adalah upaya penonjolan, penegasan, atau penekanan
pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan. Jadi unsur
qashr adalah maqshur, maqshur ilaih, dan alat qashr.4

1
Khamim and H Ahmad Subakir, Ilmu Balaghah (kediri: IAIN Kediri Press, 2018). H. 62.
2
QS. Ar-rahman Ayat 72
3
Fathoniz Zakka, “Ilmu Al-Qashr Dalam Balaghah” (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019).
H. 2.
4
Khamim and Subakir, Ilmu Balaghah.

2
Defenisi lainnya adalah menjadikan sesuatu itu istimewa atas yang lain
dengan menggunakan salah satu teknik tertentu. 5 Al-qashr merupakan
bentuk pembahasan hukum tertentu dalam lingkup yang disebutkan saja.
Sedangkan yang tidak disebutkan secara lafzhiyah tidak termasuk dalam
hukum yang disebutkan tersebut.

Contoh :
‫اَل َي ُف ْو ُز اَّل الَّص ا ُح ْو َن‬
‫ِل‬ ‫ِإ‬

Artinya : “Tidak beruntung kecuali orang-orang shalih”

Pernyataan ini mengandung arti pengkhususan atas keberuntungan yang


hanya bagi orang-orang yang baik saja. Dalam dalam konteks ini kata‫يفوز‬

disebut maqshur dan kata‫ الص الحون‬disebut maqshur 'alaih. Cara yang

digunakan dalam contoh ini adalah dengan menggunakan huruf nafy dan
istitsna.

B. Rukun-rukun Al-Qashr

1.al-Maqshur (yang dibatasi)


2.al-Maqshuru ‘alaih (yang Membatasi)
3.al-Maqshuru ‘anhu (yang dikeluarkan dari batasan).6

C. Cara Pembentukan Al-Qashr

1.Menggunakan lafazh yang mengandung makna pembatasan


Contoh :
‫َل ُمل‬ ‫َّك َة‬ ‫ُخ‬
‫ُد ْو ُل َم َم ْق ُص ْو ٌر َع ى ا ْس ِل ِم ْي ن‬
Hanya umat islam yang boleh masuk kota mekah

5
Haniah, Al-Balagah Al-Arabiyyah; Studi Ilmu Ma’ani Dalam Menyingkap Pesan Ilahi, ed.
Syamsuri (Makasar: Alauddin University Press, 2013), http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/1628/. H. 128.
6
Damhuri Dj Noor and Ratni Bahri, Pengantar Ilmu Ma’ani Seri Ilmu Balagah, ed. Nur
Ainiyah (Gorontalo: Sultan Amai Press, 2013). H.88.

3
‫َخ ٌة‬ ‫ُة‬
‫الَّس َّي اَر الَّس وَد اء اَّص ِل لُم ِد ير‬
Mobil hitam itu khusus untuk rector

2.Berdasarkan argumen di luar teks, meliputi argumen logis, pengalaman, atau


indikataor-indikator lain.
Contoh :
‫ُج ْو‬ ‫ُف اَل ٌن ْي‬
‫َر ِئ ُس ال ْم ُه ِر َّي ِة‬
Si Fulan adalah “presiden”

Lafazh ‫ َر ِئ ْي ُس الُج ْم ُه ْو ِر َّي ِة‬memberikan batasan tentang orang yang dimaksud

dengan “si Fulan” tersebut. Oleh sebab itu, jika ada orang yang mirip
namanya dengan fulan tetapi bukan presiden, maka bukan orang tersebut
yang dimaksudkan dalam pembicaraan.

3.Menggunakan alat (adat) al-qashr


a. Menggunakan hurf an-nafyi dan istisna (pengecualian)
Contoh :
‫اَل َل اَّل ّل‬
‫ِإ َه ِإ ال ه‬

Tiada tuhan selain Allah

Kalimat diatas dimulai dengan nafyi (‫ )ال‬yang berarti menegasikan

keberadaan segala bentuk “tuhan”. Selanjutnya penegasian tersebut diikuti


‫اّل‬
oleh istisna ( ‫ ) ِإ‬yang berfunsi pengecualian “Allah” dari yang ditiadakan

sebelumnya. Dengan demikian, hanya Allah sebagai tuhan, dan selain


Allah tidak ada yang dikategorikan sebagai tuhan dalam arti yang
sesungguhnya.

‫َم اُم َح َّم ٌد اَّل َر ُس ْو ٌل‬


‫ِإ‬

‫ َم ا‬: Huruf nafyi

‫ ُم َح َّم ٌد‬: Maksur

4
‫اَّل‬
‫ إ‬: istisna

‫ َر ُس ْو ٌل‬: Maksur ilaih

‫َأ‬
b. Menggunakan lafazh ‫ ِإ َّن َم ا‬dan ‫َّن َم ا‬

Contoh :
‫َف‬ ‫ُا َغ‬ ‫ْن‬ ‫َل‬ ‫َل ُك َمْل َة‬
‫ِا َّن َم ا َح َّر َم َع ْي ُم ا ْي َت َو الَّد َم َو ْح َم الِخ ِز ْي ِر َو َم آ ِه َّل ِل ْي ِر ِهللا ِب ِه َم ن‬

‫َغ‬ ‫َف‬ ‫اَل‬ ‫ُط َغ‬


(an-nahl :115) ‫اْض َّر ْي ِر َب اٍغ َّز َع اٍد ِا َّن َهللا ُف ْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah,


daging babi,dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain
allah, tetapi barangsiapa terpaksa memakannya bukan karena
menginginkannya dan tidak pula melampaui batas maka sungguh, Allah
maha pengampun, maha penyayang.

Pada ayat tersebut berbicara tentang jenis daging atau binatang yang
haram dikomsumsi. Dalam hal ini, Allah hanya membatasi dengan
menggunakan lafazh ‫ِإَّنَم ا‬yang berarti bahwa selain yang disebutkan, tidak
termaksud jenis binatang yang diharaman. Terlapas dari adanya dalil lain
yang menyebutkan jenis-jenis binatang yang haram dimakan, namun versi
ayat ini, hanya yang disebutkan saja dalam ayat ini yang dikategorikan
haram.

c. Menggunakan huruf athaf meliputi :


1) Athaf ‫ال‬
‫َش ْي ُت َم ًء اَل َع َس اَل‬
‫ا‬ ‫ِر‬
Saya minum air, bukan madu

Contoh di atas menegaskan bahwa hanya air yang ia minum. Sedangkan


madu tidak termaksud kategori yang diminumnya.

5
2) Athaf ‫َب ل‬

Al-qashr menggunakan ‫ َب ل‬mengandung pengertian “menafikan yang

disebutkan pertama dan diganti dengan yang disebutkan pada bagian


kedua”.menunjukkan arti idrab (membatalkan hukum pada kalimat yang
disebut sebelumnya dan menetapkan kepada kata yang disebut setelahnya.
‫َن‬ ‫اَل َت ْأ ُك‬
‫ْل ُد ْه ًن ا َح َيَو اِن ًّي ا َب ْل ُد ْه ًن ا َب اِت ًّي ا‬

jangan makan lemak hewani, tetapi makanlah lemak nabati

contoh tersebut mengandung pengertian bahwa lemak yang boleh dimakan


hanya lemak nabati, sedangkan lemak hewani hendaknya dihindari.7
‫َل‬
3) Athaf ‫ِك َّن‬

Al-qashr yang menggunakan huruf athaf ini mengandung makna


memberitahukan tentang sesuatu setelah sebelumnya dinegasikan.
‫َل‬ ‫َك‬
‫َم ا اَن الَج و َح اًر ا ِك َّن َب اِر ًد ا‬

Cuaca tidaklah panas tetapi dingin

Untuk menggunakan kata sambung tersebut diperlukan tiga syarat yaitu:


pertama, yang disebutkan setelahnya adalah kata bukan kalimat, kedua,
didahului dengan kalimat negatif, ketiga, kata sambung tersebut tidak disertai
dengan huruf “waw”.8

No Sarana-sarana Al-Qashr
1. Pada nafyi dan istisna,maqsur alaihnya terletak setelah huruf

7
Noor and Bahri. H. 71.
8
Haniah, Al-Balagah Al-Arabiyyah; Studi Ilmu Ma’ani Dalam Menyingkap Pesan Ilahi. H.
140.

6
istisna
2. Pada ‫ِإَّنَم ا‬dan ‫َأَّنَم ا‬maqsur alaihnya adalah lafal yang wajib disebutkan
terakhir
3. Athaf ‫ال‬maka maqsur alaihnya adalah lafal yang bertolak belakang
dengan lafal setelah ‫ال‬
4. ‫َبل‬dan ‫َلِكَّن‬maka maqsur alaihnyaadalah lafal yang jatuh setelahnya.9

D. Pembagian Al-Qashr

Dilihat dari aspek hubungan antara pernyataan dengan realitas


qashr terbagi kepada dua jenis yaitu :
a. Qashr haqiqi
Suatu ungkapan qashr dinamakan qashr haqîqî adalah apabila
makna dan esensi dari pernyataan tersebut betul-betul
menggambarkan sesuatu yang sebenarnya. Berdasarkan fakta, mutlak
dan tidak keluar dari konsep dasarnya serta tidak ada pengecualian
lagi setelah ungkapan tersebut.
Contoh :
‫اَل َل اَّل َّل‬
‫ِإ َه ِإ ال ه‬
Kalimat di atas merupakan qashr haqiqi karena dalam realitas
yang sebenarnya tidak ada tuhan kecuali Allah.

b. Qashr idhafi
Qashr idhofi adalah kekhususan atau membatasi sesuatu hal
tertentu, tanpa melihat dari fakta sebenarnya.
Contoh :
‫َو َم ا ُم َح َّم ٌد اَّل َر ُس ْو ٌل‬
‫ِإ‬
"Tidaklah Muhammad itu kecuali seorang rosul"

9
Hafidah, Ilmu Maani (medan: Gerbang Media Aksara, 2019). H. 36.

7
Pengkhususan ini lahir karena ada orang yang menganggap
bahwa Muhammad bukanlah rosul, padahal dalam kenyatannya
Muhammad bukan hanya seorang rosul tetapi juga pemimpin bagi
masyarakatnya, suami bagi isterinya, bapak bagi anaknya. Dan lain-
lain.10

10
Rumadani Sagala, Balaghah (lampung, 2016). H. 119.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qashr secara bahasa sama dengan "takhsis" berarti pengkhususan, secara
terminologi berarti mengkhususkan sesuatu pada sesuatu dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Dalam qashr mengandung dua bagian pokok yaitu maqshur
(sesuatu yang dikhususkan) dan maqshur 'alaih (yang menerima pengkkhususan).

Rukun-rukun Al-Qashr

1.al-Maqshur (yang dibatasi)


2.al-Maqshuru ‘alaih (yang Membatasi)
3.al-Maqshuru ‘anhu (yang dikeluarkan dari batasan)

Cara Pembentukan Al-Qashr

1.Menggunakan lafazh yang mengandung makna pembatasan


2.Berdasarkan argumen di luar teks, meliputi argumen logis, pengalaman, atau
indikataor-indikator lian.
3.Menggunakan alat (adat) al-qashr
a) Menggunakan hurf an-nafyi dan istisna (pengecualian)
‫َأ‬
b) Menggunakan lafazh ‫ ِإ َّن َم ا‬dan ‫َّن َم ا‬

c) Menggunakan huruf athaf meliputi :‫ لكن‬,‫ بل‬,‫ال‬.

Pembagian Al-Qashr

Dilihat dari aspek hubungan antara pernyataan dengan realitas


qashr terbagi kepada dua jenis yaitu :
a) Qashr haqiqi
b) Qashr idhafi

9
DAFTAR PUSTAKA

Hafidah. Ilmu Maani. medan: Gerbang Media Aksara, 2019.

Haniah. Al-Balagah Al-Arabiyyah; Studi Ilmu Ma’ani Dalam Menyingkap Pesan


Ilahi. Edited by Syamsuri. Makasar: Alauddin University Press, 2013.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1628/.

Khamim, and H Ahmad Subakir. Ilmu Balaghah. kediri: IAIN Kediri Press, 2018.

Noor, Damhuri Dj, and Ratni Bahri. Pengantar Ilmu Ma’ani Seri Ilmu Balagah.
Edited by Nur Ainiyah. Gorontalo: Sultan Amai Press, 2013.

Sagala, Rumadani. Balaghah. lampung, 2016.

Talqis Nurdianto. “Ilmu Balaghah,” 2018, 33.

Zakka, Fathoniz. “Ilmu Al-Qashr Dalam Balaghah.” UIN Sunan Ampel Surabaya,
2019.

10

Anda mungkin juga menyukai