Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

QADHIYAH

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Mantiq

Disusun Oleh :

kelompok 2

Adi Burrahman NIM: 2020.2637

Abdul Karim Al Baghery NIM: 2020.2634

Hendri Nofria NIM:2020.2678

Dosen pengampu :

Dr. Efendi,M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR’AN

SUMATERA BARAT

2023M. / 1445H.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu mantiq adalah cabang ilmu yang mendalami logika dan
penalaran dalam konteks agama, terutama dalam Islam. Ilmu ini memiliki
peran penting dalam membantu pemahaman dan penafsiran terhadap
argumen-argumen yang muncul dalam ajaran Islam. Salah satu aspek yang
menjadi fokus utama dalam ilmu mantik adalah Qadhiyah, yang mengacu
pada hukum-hukum logika dalam Islam.
Qadhiyah merupakan salah satu topik yang relevan dan esensial
dalam pengembangan pemikiran ilmiah dalam ilmu mantiq. Konsep ini
mencakup berbagai aspek seperti penggunaan dalil-dalil dalam argumen,
analisis ketepatan penggunaan bahasa dalam konteks hukum Islam, dan
penerapan prinsip-prinsip logika dalam penentuan hukum.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian qadhiyah?
2. Apa saja pembagian qadhiyah?
3. Jelaskan bagian-bagian qadhiyah hamiliyah?
4. Apa saja pembagian qadhiyah hamiliyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian qadhiyah
Qadhiyah adalah:
َ ْ‫الصدْقَ َوال ِكذ‬
‫ب لَذَاتِ ِه‬ ِ ‫قَ ْو ٌل ُمف ْيدٌ َي ْحثَمِ ُل‬
“Pernyataan yang sempurna, yang isinya mengandung kemungkinan
benar atau salah.”
jumlah khobariyah yang mengandung kebenaran dan kesalahan dan
bisa diketahui benar tidaknya dengan penelitian atau eksperimen.
Misalnya, Tahun depan saya akan dapat menamatkan sekolah
saya/pelajaran saya atau besok syawal saya akan pindah ke Surabaya.
Perkataan ini disebut qadhiyah karena penamatan atau kepindahan itu
mungkin bisa terjadi dan mungkin tidak terjadi.1
Sebuah contoh, Allah  itu maujud/ada, Nabi Muhammad  itu
utusan Allah. Untuk memastikan kebenarannya bahwa telah ada yang
mengatakan dan membuktikan kebenarannya kepada kita, atau kita
sudah mengi’tiqadkannya terlebih dahulu bahwa Allah  itu ada dan
Muhammad  itu utusan Allah .

B. Pembagian qadhiyah
Qadhiyyah dibagi menjadi dua: qadiyyah hamliyyah (proposisi
kategoris) dan qadiyyah syarthiyyah (proposisi hipotesis).
1. Qadhiyah syarthiyyah
Yaitu qadhiyah yang menerangkan ketergantungannya suatu hukum,
dimana ketetapan suatu hukum tersebut digantungkan oleh adanya
suiatu hukum yang lain.2
contoh:
Kalau aku punya uang, aku pergi haji.
Kalau matahari terbit, terjadilah siang.

1
Cholil Bisyri, Ilmu Manthiq, (Rembang: Al-Ma’arif offset, 1893), h.31
2
Ibid, h.32
Qadhiyah syarthiyah dikelompokkan lagi menjadi dua macam:

• Qadhiyah syarthiyyah muttashilah


• Qadhiyah syarthiyah munfashilah
2. Qadhiyah hamliyyah
Adalah suatu qadhiyah yang di dalamnya terdapat penyandaran
(hamlu) satu sisi pada sisi yang lain, baik berbentuk kalimat positif
(ijab) atau negatif (salb).
Contoh :
Petaka dari ilmu adalah lupa.

C. Bagian-bagian qadhiyah hamliyah


a. unsur
Qadhiyyah terdiri dari tiga unsur: maudhu’, mahmul, dan
rabithah (hubungan antara mawdhu’ dan mahmul).3
1. Maudhu’ (mahkum ‘alaih),
dalam ilmu nahwu disebut mubtada’, fa’il atau na’ibul fa’il atau
mahkum alaih.
2. Mahmul (mahkum bih)
dalam ilmu nahwu disebut khabar atau fi’il, disebut pula al-mahkumbih
jika dilihat dari segi pengambilan keputusan.
3. Rabithah (penghubung)
Rabithah berupa kata ganti (dhamir al-fashl) yang menghubungkan
antara subjek dan predikat.
Contoh : Zaid itu berdiri
maka yang pertama yaitu Zaid disebut maudhu’, berdiri dinamakan
mahmul yaitu hukum yang diletakkan pada zaid dan itu disebut rabithah.

b. Sur
َ ُ ‫اللَّ ْف‬
ِ ‫علَ ْي ِه ال ُح ْك ُم مِ ْن أ ْف َرا ِد ال َم ْوض ُْو‬
‫ع‬ ُ ‫علَي َكمِ يَ ِة َم‬
َ ‫اوقِ َع‬ َ ‫ظ الدَّا ُل‬

3
Sukriadi Sambas, Mantiq Kaidah Berfikir Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h.69-70
“Kata yang menunjukkan kuantitas sesuatu yang padanya
ditetapkan keputusan dari individu-individu maudhu’”

Adat sur atau sur qadhiyah adalah kata yang menunjukkan


penjumlahan (kuantitas). Qadhiyah yang menggunakan adat sur ini
disebut masrurat atau mahshurat.4
Adat sur qadhiyah hamliyah ada empat macam5, diantaranya:
1. Al-sur al-Kulli fi al-ijabi, yaitu kata yang menunjukkan
tetapnya mahmul pada seluruh individu maudhu’,contoh
kata: ‫ ُكل‬,‫ َجمِ ْي ٌع‬,ٌ‫عا َّمة‬
َ ,ٌ‫كَا فَّة‬
2. Al-sur al-Kulli fi al-Ijabi, yaitu kata yang menunjukkan tidak
tetapnya mahmul dari individu maudhu’. Seperti kata ,ٌ‫ََل أ َ َحد‬
َ ‫( ََل‬tidak satupun).
‫ش ْي ٌء‬
3. Al-Sur al-juz’I fi al-Ijabi, yaitu kata yang menunjukkan
tetapnya mahmul bagi sebagian individu maudhu’. Seperti
َ ‫ ُم ْع‬,ٌ‫قَ ِل ْيل‬
ٌ ‫ بَ ْع‬,‫ َكثِي ٌْر‬,‫ظ ٌم‬
kata: ‫ض‬
4. Al-Sur al-Juz’I fi al-Salab, yaitu kata yang menunjukkan
tidak tetapnya mahmul dari sebagian individu-individu
maudhu’. Seperti kata:‫ض‬ َ ‫ لَي‬,‫ْس َجمِ ْي ٌع‬
ٌ ‫ْس بَ ْع‬ َ ‫ لَي‬,‫ْس ُكل‬
َ ‫لَي‬
Sur (kuantor) dalam qadhiyah hamliyah adalah suatu lafadz
yang menunjukkan kuantitas (kammiyah) individu-individu
maudhu’i, baik keseluruhan atau sebagian. Atau dalam bahasa lain,
lafadz yang menunjukkan cakupan (ihathah) atas seluruh atau
sebagian individu-individu maudhu' . Seperti lafadz kullu(seluruh)
atau ba’dhu (sebagian).

Lafadz sur dalam qadhiyah hamliyah ada empat macam :

1. Lafadz ‫( كل‬semua) dan semua lafadz yang memiliki makna cakupan


seluruh individu pada kalimat positif. Seperti ‫جمىع‬, ‫ عامة‬, ‫كافة‬. dan
lain-lain.

4
Ibid, h.74-75
5
Darul Azka ,Nailul Huda, Sulam Al-Munawraq Kajian Dan Penjelasan Ilmu Mantiq,
(Lirboyo: Santri Salaf Press, 2012) h.67-68
2. Lafadz ‫ بعض‬dan lafadz yang memiliki makna cakupan sebahagian
seperti individu pada kalimat positif, seperti bilangan angka.
3. Lafadz ‫( َل شيء‬tiada satupun) dan lafadz yang memiliki makna
cakupan seluruh pada makna negatif. Seperti, ‫( َلواحد‬tidak ada
satupun)‫(َلديار‬tiada seseorang).
4. Lafadz ‫ ليس بعض‬dan dan lafadz yang memiliki makna cakupan
sebahagian pada makna negatif. Seperti ‫(ليس كل‬tidak semuanya) ‫ ليس‬,
‫(جميع‬tidak seluruh),‫ ليس‬,(bukanlah)‫( بعض‬sebahagian).

D. Pembagian qadhiyah hamliyah


Qadhiyah hamliyah ada dua macam:
a. Qadhiyah hamliyah syahshiyyah;
yaitu qadhiyah yang menerangkan terjadinya ketetapan hukum atas
bagian yang tertentu. Seperti: Ahmad kaya, Dani itu juru tulis.6
b. Qadhiyah hamliyah kulliyah
Yaitu qadhiyah yang menerangkan terjadinya ketetapan hukum atas
bagian umum atau banyak.
Qadhiyyah hamliyah kulliyah terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Kulliyah musyawwaroh atau mahshurah
yaitu qadhiyah yang dimulai dengan “Sur”, misalnya semua siswa pada
tidur, kata “semua” itu dinamakan “sur” yang bahasa Arabnya “Kullu”.
Semua, setiap, seluruh adalah “sur”. Seperti contoh, setiap manusia itu
hewan, semua murid berolah raga, seluruh penghuni asrama tidur.
2. Kulliyah Muhmalah
yaitu qadhiyah yang tidak dimulai dengan “sur”.
contoh: manusia itu hewan, murid berolah raga, penghuni asrama tidur.
Sur itu ada kalanya kulli(universal/keseluruhan) dan ada kalanya
juz’i(sebagian), kulli dibagi menjadi dua yakni mujibah yang
mengharuskan, kepastian, keharusan. Contoh: seperti manusia itu
hewan. Dan salibah yang menghapuskan, mentiadakan, dan menolak.
Contoh: tidaklah semua dari manusia itu batu. Juz’i juga dibagi menjadi

6
Opcit, h,33
dua yaitu mujibah, contoh: sebagian dari hewan itu manusia dan
salibah, contoh: tidaklah sebagian dari hewan itu manusia.
Dengan memperhatikan uraian Qadhiyyah Hamiliyah dari segi
kualitatif (mujabah, salibah, maudhu-nya) dan kuantitatif (kuliyah,
juz’iyah) serta ketika tidak menggunakan kata kuantitatif, maka jumlah
keseluruhannya adalah delapan macam7, diantaranya:
1. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Masrurah bi al-Sur al-Kulli Wajibah
contoh setiap manusia adalah hewan yang berpikir.
2. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Masrurah bi al-Sur al-Kulli
Salibah.contoh: tidak satupun dari manusia itu batu.
3. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Masrurah bi al-Sur al-Juz’I Mujabah.
Contoh: sebagian manusia adalah penulis.
4. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Masrurah bi al-Sur al-Juz’I Salibah.
Contoh: sebagian hewan adalah manusia.
5. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Mahmulah Mujabah. Contoh: manusia
adalah termasuk hewan.
6. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Mahmulah Salibah. Contoh: manusia itu
bukan batu.
7. Qadhiyah Hamliyah Syahshiyah Mujabah. Contoh: amar adalah
mahasiswa.
8. Qadhiyah Hamliyah Syahshiyah Salibah. Contoh: Syahroni bukan
mahasiswa.

7
Opcit, h.69-70
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Qadhiyah adalah pernyataan yang sempurna, yang isinya mengandung
kemungkinan benar atau salah. Qadhiyyah terbagi 2 yaitu :
a. Qadhiyah syarthiyah
Terbagi 2:
1. Qadhiyah syarthiyyah muttashilah
2. Qadhiyah syarthiyah munfashilah
b. Qadhiyah hamliah.

Bagian-bagian/ unsur qadhiyah ada 3:

a. Mahkum alaih
b. Mahkum bih
c. Rabithah

Qadhiyah hamliyah terbagi 2 macam:

a. Qadhiyah hamliyah syakhshiah


b. Qadhiyah hamliyah kulliyah.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Darul Azka, Nailul Huda, Sulam al-Munawraq, Kajian dan Penjelasan


IlmuMantiq. Santri Salaf Press,2012.
Bisyri, Cholil,Ilmu Manthiq. Rembang: Al-Ma’arif Offset. 1893.
Sambas, Sukriadi, Mantiq Kaidah Berfikir. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009

Anda mungkin juga menyukai