Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Rifal Amin

Nim : 2018080013

Makul :Ilmu Mantiq

QADHIYYA (PROPOSISI)

 PEMBAHASAN

A. Pengertian Qadhiyah (proposisi)


Qadhiyah atau khabar menurut pakar mantiq adalah sebuah lafadz yang
dengan sendirinya (dzatiyah) memiliki kandungan makna yang berpotensi dinilai
benar dan bohong. Perkataan yang condong ke arah benar dan tidak benar ini
menurut ahli manthiq dinamakan “qodhiyah” atau “khobar”. Jadi tiap-tiap qadhiyah
membutuhkan tiga fakta yaitu : Adanya lafadz yang diberi hukum ya atau tidak.
Adanya lafadz yang memberi hukum kepada yang lain. Adanya lafadz yang menjadi
alat penghubung antara dua lafadz tersebut. jumlah khobariyah yang mengandung
kebenaran dan kesalahan dan bisa diketahui benar tidaknya dengan penelitian atau
eksperimen. Misalnya, Tahun depan saya akan dapat menamatkan sekolah
saya/pelajaran saya atau besok syawal saya akan pindah ke Surabaya. Perkataan ini
disebut qadhiyah karena penamatan atau kepindahan itu mungkin bisa terjadi dan
mungkin tidak terjadi. Sebuah contoh, Allah itu maujud/ada, Nabi Muhammad itu
utusan Allah. Untuk memastikan kebenarannya bahwa telah ada yang mengatakan
dan membuktikan kebenarannya kepada kita, atau kita sudah mengi’tiqadkannya
terlebih dahulu bahwa Allah itu ada dan Muhammad itu utusan Allah.
B. Macam-Macam Qadhiyyah
Setiap qadhiyyah terdiri dari tiga unsur : 1. Maudhu’, 2. Mahmul, 3. Rabithah
(hubungan antara Maudhu’ dan Mahmul).
1. Maudhu’ (subjek), dalam ilmu nahwu disebut dengan Mubtada, fail, dan Na’ibul
fail atau mahkum alaih jika diihat dari segi proses pengambilan keputusan.
2. Mahmul (perdikat) dalam ilmu nahwu disebut khabar atau fi’il, disebut pula al-
mahkumbih jika dilihat dari segi pengambilan keputusan.
3. Rabith (penghubung), berupa kata ganti (dhomir al- fashl) banyak meng
hubungkan antara subjek dan prediket.

Contoh : zaid itu berdiri, maka yang pertama yaitu Zaid disebut Maudhu’, berdiri
dinamakan Mahmul yaitu hukum yang diletakkan pada Zaid dan itu disebut
Rabithah.
Berdasarkan rabithah-Nya, qadhiyyah dibagi menjadi dua : qadhiyah Syarthiyyah
(proposisi hipotesis) dan qadhiyyah Hamliyah (proposisi kategories). Yaitu :
1. Qadhiyah Syarthiyyah
Yaitu suatu qadhiyyah yang didalamnya memuat hukum yang berbentuk
pengkaitan (pergantungan) satu sisi yang lain, atau berbentuk saling meniadakan
(menafikan) antara kedua sisi, baik yang berbentuk kalimat positif (ijab) atau
negatif (salb).
Contoh :
 Kalau aku punya uang, aku pergi haji.
 Bilamana matahari terbit, maka siang muncul.
 Manusia ada kalanya bodoh dan adakalanya pintar.
Qadhiyyah Syarthiyyah dibagi menjadi dua macam :
a. Qadhiyyah Syarthiyyah Muttasilah, yaitu qadhiyyah yang didalamya
menetapkan saling beriringan (tashahub) antara muqaddam dan ta’ly.
Maksud dari beriringan tersebut adakalanya bersifat kelaziman (luzum),
karena faktor sababiyah (menjadi sebab).
Contoh :
 Kalau aku punya uang, aku jadi pergi
 Jika mentari terbit, maka siang ada
Dilihat dari sisi penggunaan “adat Sur” (kata yang menunjukkan kuantitas),
Qadhiyah Syarthiyah Muttasilah terbagi menjadi empat macam :
 Al-Sur al- Kulli fi al-Ijab yaitu kata depan yang menunjukan adanya
penetapan atas hubungan antara muqaddam dan Taliy dalam semua
situasi dan kondisi,.
Contoh : jika tamu datang ke rumahku, aku akan menemuinya.
 Al- Sur al-Kulli al- Salabi yaitu kata depan yang menunjukkan
penetapaan dengan meniadakan tetapnya hubungan sebab-akibat
antara muqaddam dan taliy dalam semua situasi dan kondisi.
Contoh :Tidaklah sama sekali, jika pandangan masyarakat itu
bersatu, mereka gagal dalam perjuangannya.
 Al- Sur al-Juz fi al-Ijab yaitu kata depan yang menunjukkan
penetapan adanya sebagian hubungan sebab-akibat antara
muqaddam dan Taliy tanpa menentukan situasi dan kondisi.
Contoh : Terkadang terjadi, jika mahasiswa itu rajin, ia akan
memperoleh penghargaan.
 Al-Sur al-Juz’I fi al-Salab artinya kata depan yang menunjukkan
tetapnya sebagian dengan memindahkan tetapnya hubungan sebab-
akibat antara muqaddam dan taliy tanpa menentukan situasi dan
kondisi.
Contoh : terkadang tidak terjadi, manusia berilmu, mengamalkan
ilmunya.
b. Qadhiyyah Syarthiyyah Munfasilah, yaitu Qadhiyah yang didalamnya
menetapkan saling menafikan (mentiadakan) antara muqaddam dan Taliy.
Contoh :
 Bilangan itu ada kalanya genap atau ganjil.
 Zaid adakalanya pergi dan ada kalanya tidur.
Qadhiyyah Syathiyyah Munfasilah terbagi menjadi tiga macam :
 Mani’ al-jami’ yaitu Qadhiyah dimana hukum yang berlaku
didalamnya berupa saling mentiadakan atau tidaknya dua unsur
penyusun qadhiyyah tersebut. Dan kedua unsur tersebut tidak bisa
terealisasi (tahaqquq) secara bersamaan.
Contoh : Materi adakalanya putih dan adakalanya hitam. Sebuah
materi mungkin saja putih atau hitam atau mungkin tidak kedua-
duanya. Namun, tidak mungkin materi itu dihukumi hitam dan putih
secara bersamaan. Inilah yang dimaksud mani’ al- jami’.
 Mani’ al-Khulwi yaitu qadhiyyah dimana hukum yang berlaku
didalamnya berupa saling mentiadakan atau tidaknya dua unsur
penyusun qadhiyyah tersebut. Dan kedua unsur tersebut tidak bisa
hilang atau ternafikan (intifa’) bersama, secara sekilas pandang.
Contoh : Adakalanya Zaid itu dilaut atau tidak tenggelam.
Ternafikan kedua sisi qadhiyyah tersebut merupakan sesuatu yang
dicegah, karena akan menghasilkan kesimpulan, “Zaid tidak di laut
dan tenggelam”. Secara sekilas pandang ini merupakan hal yang
tidak mungkin.
 Mani’ al-jam’i wa al- Khulwi yaitu dinamakan qadhiyyah
Syarthiyyah Munfasilah Haqiqiyah atau Qadhiyah yang paling
khusus, yaitu qadhiyah dimana hukum yang berlaku didalamnya
berupa saling mentiadakan atau tidaknya dua unsur penyusun
qadhiyyah tersebut. Dan kedua unsur tersebut tidak bisa terealisasi
(tahaqquq) secara bersamaan, sekaligus kedua unsur tersebut tidak
bisa dihilang atau ternafikan bersama, secara sekilas pandang.
Contoh : Bilangan ada kalanya genap atau ganjil. Bilangan hanya
ada dua kemungkinan, genap atau ganjil. Tidak mungkin suatu
bilangan dihukumi genap atau ganjil secara bersamaan, begitu juga
tidak mungkin mentiadakan keduanya secara bersamaan dengan
pernyataan, ada sebuah bilangan yang tidak genap atau tidak ganjil.
2. Qadhiyah Hamliyyah
Yaitu Qadhiyyah yang didalamnya terdapat penyandaran (hamlu) satu
sisi pada sisi yang lain, baik berbentuk kalimat positif (ijab) atau negatif (salb).
Sisi atau bagian yang dihukumi (Mahkum alaih) dan terletak di awal qadhiyyah
disebut mawdhu’ dan sisi yang berisi hukum (mahkum bih) dan terletak di akhir
qadhiyyah disebut mahmul.
Contoh :
 Petaka dari ilmu adalah Lupa
 Tidak ada seseorang yang lebih menambah hafalan daripada membaca
al-Qur’an dengan melihat langsung.
Qadhiyyah Hamliyyah di klasifikasikan terbagi menjadi 2 macam :
a. Qadhiyyah Hamliyyah Syakhshiyah yaitu qadhiyah yang maudhu’nya
berbentuk juz’i dan tertentu sosok subyeknya atau dalam arti lain qadhiyyah
yang mahkum ‘alaihnya berbentuk mu’ayan (tertentu), baik dalam kenyataan
atau dalam hati. Contoh : Zaid adalah seorang penyair.
b. Qadhiyyah hamliyyah Kulliyah yaitu qadhiyyah hamliyah yang mawdhu’nya
berbentuk kulliy (Universial). Contoh : manusia adalah hewan yang berakal.
Qadhiyyah hamliyyah Kulliyah terbagi menjadi dua :
1) Qadhiyyah musawwar adalah qadhiyyah hamliyah yang didahului
oleh sur (lafadz penunjuk kuantitas individu). Contoh : semua
manusia adalah hewan, kata “semua” itu dinamakan “sur” yang
bahasa arabnya “kullu” . semua, seluruh dan setiap itu adalah sur.
2) Qadhiyyah muhmal adalah qadhiyyah hamliyah yang tidak didahului
oleh sur. Contoh : Manusia adalah hewan.
Sur yang berupa kully dan juz’i itu dapat dilihat dari empat bagian sur,
adakalanya dengan lafadz kullin atau dengan lafadz ba’dlin atau dengan lafadz laa
sya’in dan lafada laisa ba’dlu atau sesamanya yang telah jelas. Sur itu ada kalanya
kulli (universal/keseluruhan) dan ada kalanya juz’i (sebagian), kulli dibagi
menjadi dua yakni mujibah yang mengharuskan, kepastian,keharusan. Contoh :
manusia itu hewan. Dan salibah yang mentiadakan dan menolak. Contoh :
tidaklah semua dari manusia itu batu. Juz’i juga dibagi menjadi dua yaitu :
mujibah, contoh : sebagian dari hewan itu adalah manusia. Sedangkan salibahnya
contoh tidaklah sebagian dari hewan itu adalah manusia.
Adat sur qadhiyyah adalah kaya yang menunjukkan kuantitas sesuatu
padanya ditetapkan keputusan dati individu-individu maudhu’. Adat sur atau sur
qadhiyah adalah kata yang menunjukkan penjumlahan (kuantitas). Qadhiyyah
yang menggunakan adat sur ini disebut masrurat atau mahshurat.
Adat sur ada empat macam, diantaranya :
1. Al-sur al-Kulli fi al-ijabi, yaitu kata yang menunjukkan tetapnya mahmul
pada seluruh individu maudhu’. Contoh kata ‫كل جميع‬
2. Al- Sur al-Kulli fi al-ijabi, yaitu kata yang menunjukan tidak tetapnya
mahmul dari individu maudhu’. Contoh kata ‫شيئال‬
3. Al- sur al-juz’i fi al-Ijabi, yaitu kata yang menunjukkan tetapnya mahmul
bagi sebagian individu maudhu’. Seperti ‫قليل‬
4. Al –sur al –juz’i fi salab yaitu kata yag menunjukkan tidak tetapnya
mahmul dari sebagian individu-individu maudhu’. Contoh :‫ليس كل‬
Dengan memperhatikan uraian qadhiyah Hamiliyyah dari segi kualitatif
(mujabah, salibah, maudhu’-Nya) dan kuantitatif (kuliyah, juz’iyah) serta kletika
tidak menggunakan kata kuantitatif, maka jumlah keseluruhannya adalah delapan
macam, diantaranya :
1. Qadhiyyah Hamliyyah Kulliyah Masrurah bi al- sur al –Kulli Wajibah
Contoh : setiap manusia adalah hewan yang berfikir.
2. Qadhiyyah Hamliyah Kulliyah Masruroh bi al- sur al-Kulli salibah.
Contoh : tidak satupun dari manusia itu batu.
3. Qadhiyyah Hamliyah Kulliyah Masruroh bi al- sur al-juz’I mujabah.
Contoh : sebagian manusia adalah penulis.
4. Qadhiyyah Hamliyyah Kulliyah Masruroh bi al-sur al-juz’i salibah.
Contoh : sebagian hewan adalah manusia.
5. Qadhiyyah Hamliyyah Kulliyah Mahmulah Mujabah.
Contoh :Manusia adalah termasuk hewan.
6. Qadhiyah Hamliyah Kulliyah Mahmulah salibah.
Contoh : manusia itu bukan batu.
7. Qadhiyah Hamliyah Syahshiyah Mujabah
Contoh : amar adalah mahasiswa
8. Qadhiyyah Hamliyah Syahshiyah salibah
Contoh : Syahroni Bukan mahasiswa.
9. Hukum-hukum Qadhiyyah.
C. Tanaqudh (kontradiksi)
Secara bahasa adalah menetapkan sesuatu dan menghilangkannya. Sedangkan
menurut Istilah adalah perbedaan antara dua qadhiyah dalam segi kaif (positif dan
negatif) yang akan menetapkan salah satu yang benar dan yang lain salah.
Contoh :
 Semua manusia adalah hewan
 Sebagian manusia bukan hewan
Pernyataan 1 dan 2 adalah dua qadhiyah yang saling berlawanan. Dan hal ini
menetapkan salah satu qadhiyah benar, yaitu pernyataan I, dan yang lain salah yaitu
pernyataan II.
Ada beberapa model pertentaangan yang tidak termasuk Tanaqudz, antara lain :
1. Pertentangan kata tunggal (mufrod) dengan tunggal lainnya
Contoh : ‫( زيد‬Zaid) dan ‫( زيد ال‬bukan Zaid).
2. Pertentangan antara kata tunggal dengan qadhiyah
Contoh : ‫ زيد‬dan ‫ ( عمرو قائم‬umar adalah orang yang berdiri)
3. Dan beberapa model pertentangan lain, seperti pertentangan antara dua
qadhiyyah dalam segi waktu, tempat, kekuatan, juz, kulliyah, alat, ilat,
tamyiz dan lain-lain dan disertai dengan kaif yang sama
Beberapa contoh tanaqudh antara lain :
1. Qadhiyyah syakhsiyah
‫زيد ليس كاتب ≥≤ زيد كاتب‬
Zaid adalah seorang penulis>< zaid adalah bukan seorang penulis
2. Qadhiyyah muhmalah
‫اإلنسان حيوان >< ليس بحيوان اإلنسان‬
Manusia adalah hewan >< manusia adalah bukan hewan.
3. Qadhiyyah kulliyah
‫كّل انسان حيوان>< اإلنسان ليس بحيوان بعض‬
Semua manusia adalah hewan>< sebagian manusia bukanlah hewan.
4. Qadhiyyah juz’iyyah
‫بعض اإلنسان حجر>< شيئ من اإلنسان بحجر ال‬
Sebagian manusia adalah batu>< tidak satupun manusia itu batu.
D. Ask Mustawi / Pembalikan setara
Ask menurut bahasa adalah mengganti dan membalik. Sedangkan menurut
istilah ‘ask adalah qadhiyah yang mengalami perubahan ( pembalikan).
Aks terbagi menjadi tiga macam :
1. ‘Aks naqidl muwafiq, adalah membalik dua juz qadhiyah dengan
kebalikan dari juz masing-masing disertai tetapnya kaifiyah (ijab-salb),
sehingga terkadang didalamnya tidak terkandung kebenaran.
Contoh :
 ‫( كل انسان حيوان‬semua manusia adalah hewan), menjadi:
 ‫ان‬tt‫وان ال نس‬tt‫ل ال حي‬tt‫( ك‬setiap yang bukan hewan adalah bukan
manusia).
2. ‘Aks naqidl mukhtalif, adalah mengganti bagian pertama qadhiyyah
dengan kebalikan dari bagian akhir, dan mengganti bagian akhir
dengan pertama, disertai mengganti kaifiyah (ijab- salb).
Contoh :
 ‫( كل انسان حيوان‬semua manusia adalah hewan), menjadi:
 ‫انال‬tt‫وان بإنس‬tt‫يئ من ال حي‬tt‫(ش‬Tidak ada satupun dari yang bukan
hewan adalah manusia)
3. ‘Aks Mustawi adalah membalik dua juz qadhiyyah disertai tetapnya
kebenaran, kaifiyah (ijab-salb) dan kamm (Kulliyah- Juz’iyyah).
Didalam hal ini Mustwai ‘aks Mustawi mempunyai beberapa
ketentuan :
 Tetapnya kebenaran.
 Tetapnya kaifiyah (ijab-salb)
 Tetapnya Kamm (kulliyah – Juz’iyah)
 Setiap qadhiyah memiliki kelaziman Mustawi.
 ‘Aks Mustawi hanya terdapat dalam qadhiyah yang diurutkan
secara thabi’iy, yaitu sesui urutan didalamnya menentukan
makna.

 KESIMPULAN
Qadhiyah adalah jumlah khobariyah yang mengandung kebenaran dan
kesalahan dan bisa diketahui benar dan tidaknya dengan penelitian atau eksperimen.
Setiap qadhiyah terdiri dari tiga unsur : mawdhu’, mahmul, dan rabithah (hubungan
antara mawdhu’ dan mahmul). Contoh zaid berdiri, maka yang pertama yaitu zaid
disebut mawdhu’ dan berdiri dinamakan mahmul yaitu hukum yang diletakkan pada
zaid dan itu disebut Rabithah.
Berdasarkan Rabithah qadhiyyah dibagi menjadi dua : qadhiyyah
hamliyyah (proposisi kategories) dan qadhiyah starthiyyah (proposisi hipotesis).
Qadhiyyah syarthiyyah dibagi menjadi 2 macam yaitu Syarthiyah muttasilah dan
munfasilah. Sedangkan qadhiyyah hamliyyah juga dibagi menjadi dua yakitu
qadhiyyah Staksiyah dan qadhiyyah kulliyah, kulliyah dibagi menjadi dua lagi yaitu
musyawarah dan muhmalah.

Anda mungkin juga menyukai