Anda di halaman 1dari 5

I’jaz Ghaibi al-Qur’an

Muhammad Hafidz (20102083), Izza Afni Nor Alfiqh (21102022), Ardya Khoirun
Nisa’ (21102083), Finurika Shofa (22102007)
Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

A. Definisi I’jaz Ghaibi


Lafadz i’jaz tidak terdapat dalam al-Qur’an, akan tetapi makna dan
pengertian lafadz tersebut bisa diketahui menurut pandangan para ulama. 1 Kembali
kepada pengertian para ulama tentang makna I’jaz terdapat beberapa makna dan
tidak ada perbedaan antar makna I’jaz dan mukjizat masih dalam satu kalimat.
Sedangkan dalam dasarnya dari segi lughawi, I’jaz adalah suatu ketidakmampuan,
sedangkan mukjizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasan di luar adat. Mukjizat
terbatas waktu, sedangkan I’jaz terus menurus dan kekal. 2
Al - ‘Ijāz Al - Ghaibi merupakan salah satu aspek kemukjizatan al-Qur’an,
atau sebagai bukti bahwa al-Qur’an memang merupakan kalam Allah bukan buatan
manusia.3 Syahla’ Shahih Nashif mendefinisikan I’jaz al-Ghaibi yakni
ketidakmampuan seseorang untuk mendatangkan hal-hal dan perkara yang sama
sebagaiana yang terkandung dan diceritakan dalam al-Qur’an mengenai peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi.4
I'jaz al-Ghaibi menceitakan tentang kabar yang tidak terjadi pada zaman nabi
dan kaumnya, menceritakan tentang apa yang tidak mereka saksikan dari peristiwa
yang terjadi, tidak megetahui dan tidak pernah terjadi sebelumnya, sehingga mereka
tidak mengetahui detailnya.5 Hal senada juga diungkapkan oleh Marwah Urwah
dalam karyanya bahwa I’jaz al-Ghaibi ialah pemberitaan dalam al-Qur’an mengenai
hal-hal yang tidak kasat mata atau ghaib, baik yang terjadi pada masa lampau,

1
‘I’jaz Al-Ghaibi Perspektif Al-Baqillani (W. 403 H) Dan Alkhattabi (W. 388 H)’, p. 28.
2
Abdul Fattah al-Khalidy, I’jaz Al Quran Al Bayani Wa Dala’il Masdarihi Al-Rabbany, (Oman: Dar Umar,
2000), p. 18.
3
‘I’jaz Ghaibi’, p. 1.
4
Syahla’ Shabih Nashif, “Al-I’jaz al-Ghaibi Fi al-Quran al-Karim Wa Dirasah Tathbiqiyyah,” p. 314.
5
‘2023 ,‫ ويكيبيديا‬,’‫اإلعجاز الغيبي في القرآن الكريم‬
<https://ar.wikipedia.org/w/index.php?title=%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B9%D8%AC%D8%A7%
D8%B2_%D8%A7%D9%84%D8%BA%D9%8A%D8%A8%D9%8A_%D9%81%D9%8A_%D8%A7%D
9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86_%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%B1%D9%8A%D9%85
&oldid=65117215> [accessed 20 November 2023].
sekarang atau yang akan terjadi di masa depan yang tidak bisa dijelaskan kecuali
dengan wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad.6
Sebagian dari macam-macam I’jaz al-Qur’an yang disebutkan oleh beberapa
ulama ialah berita-berita ghaib. Maksud dari perkataan ulama ini ialah setiap sesuatu
yang ghaib dari Nabi Muhammad SAW dan kejadian tersebut tidak tampak dan juga
tidak diketahui waktunya, maka hal tersebut termasuk pada hal-hal ghaib. I’jaz yang
seperti ini termasuk dari bagian besar macam-macam I’jaz yang datang dari al-
Qur’an karena manusia mustahil untuk bisa tahu apa yang akan terjadi pada masa
depan.7 Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS an-Naml ayat 65:
‫ض الْغي ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
ٰٰ ‫ب ااَّل‬
‫اّللُ َۗوَما يَ ْشعُُرْو َن اَاَّي َن يُْب َعثُ ْو َن‬ َ َْ ‫قُ ْل اَّل يَ ْعلَ ُم َم ْن ِف ال اس ٰم ٰوت َو ْاَّلَْر ى‬
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang
mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan
mereka akan dibangkitkan.”8
Selain penegasan al-Qur’an terhadap kebenaran ilmiah, al-Qur’an juga
meyakinkan kepada pembacanya bahwa di dalam al-Qur’an mengandung prediksi
dan pemberitaan tentang masa depan, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada era
kenabian atau pada zaman umat yang dahulu, dan peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi setelah Rasulullah tiada.9 Hal ini mejadi tanda yang kuat bahwa al-Qur’an
bukan merupakan kalam yang berasal dari Nabi Muhammad, tetapi berasal dari
kalam Allah, dzat yang mengetahui segala peristiwa-peristiwa ghaib dan tidak akan
ada sesuatu yang tersembunyi bagi Allah. Banyak sekali hal ghaib dan kabar-kabar
yang terkandung dalam al-Qur’an, dan untuk memahami hal-hal tersebut tidak
cukup hanya dengan penjelasan dan pengertian bahasa, akan tetapi juga harus
paham dalam bidang ilmunya tentang I’jaz al ghaibi. Yang perlu ditekankan bahwa
I’jaz al-Ghaibi berasal dari Allah dan bukan dari karangan Nabi Muhammad,
karena Nabi Muhammad dan kaumnya tidak mampu untuk menandingi hal
tersebut.
B. Macam-Macam I’jaz Ghaibi

6
Marwah Urwah, Al-I’jaz al-Ghaibi, 13
7
Ahmad bin Umar bin Ahmad Sayyid, “al-I’jaz al-Ghaibi fi al-Quran al-Karim Dirasah Nadzaariyyah wa
Tathbiqiyyah ‘Ala Ba’dh al-Ayat,” p. 112-113
8
Al-Qur’an dan Terjemahan Kemenag 2019.
9
Abu Bakar, “I’jaz Al-Quran dan Doktrin Al-Shirfah,” Jurnal Madania, Vol. 4, No. 1, 2014, 124125.
http://dx.doi.org/10.24014/jiik.v4i1.4767
Dalam pembagiannya, I’jaz al-Ghaibi diklasifikasikan menjadi tiga macam
yaitu10
1. I’jaz al-Ghaib al-Madhi
I’jaz al-Ghaib al-Madhi ialah pemberitaan hal-hal ghaib tentang
kejadian di era lampau sebelum masa Nabi Muhammad sehingga saat kejadian
tersebut Nabi Muhammad tidak menyaksikannya secara langsung. Adapun
yang dimaksud dengan I’jaz al-Ghaibi al-Madhi ini adalah kabar-kabar yang
terjadi pada umat terdahulu, sebagaimana Imam Fakhruddin al-Razi
mengatakan bahwa kisah masa lampau ini menunjukan bahwa kenabian Nabi
Muhammad seseorang yang ummi yang tidak pernah membaca dan belajar,
maka tidak mungkin dengan adanya kisah-kisah tersebut menunjukan
terjadinya perubahan dalam al-Qur’an dan kesalahan dalam al-Qur’an. Akan
tetapi hal itu merupakan wahyu dari Allah yang menunjukan kebenaran
kenabian nabi Muhammad. Hal ini sebagaimana dalam QS Hud ayat 49 sebagai
berikut;
ۚ ۚ ۤ ْۢ ‫ى ى‬
‫صى ْب اى ان الْ َعاقىبَ َة‬ ‫ا‬
ْ َ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ‫ه‬
ٰ ‫ى‬
‫ل‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ى‬
‫م‬ ‫ك‬‫م‬‫و‬ ‫ق‬ ‫َّل‬
َ‫و‬ ‫ت‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬
ٓ ‫ه‬ ‫م‬َ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫ا‬‫ۚم‬ ‫ك‬‫ي‬‫ل‬
َ‫ى‬‫ا‬ ‫ا‬
ٓ ‫ه‬ ‫ي‬‫ح‬‫ى‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ى‬
َْ ْ َ ُ ْ َ َ َ َْ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ْ ُ َْ َ‫ك م ْن اَنْب‬
‫ق‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫غ‬‫ل‬
ْ‫ا‬ ‫ى‬
‫ء‬ ‫ا‬ َ ْ‫تل‬

ࣖ ‫ْي‬ ‫ى ى‬
َ ْ ‫للْ ُمتاق‬
“Itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu
(Nabi Muhammad). Tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula)
kaummu sebelum ini. Maka, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan (yang baik)
adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”11
Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa berita-berita yang terjadi mulai
awal dunia ini sampai ketika ayat al-Qur’an turun dari Nabi Muhammad yang
ummi, tidak pernah Nabi menjelaskan dari dirinya sendiri atau dengan
kemampuannya sendiri baik dari kisah-kisah para nabi dan ummat ummatnya
seperti kisah Ashabul Kahfi, Nabi Musa, Nabi Khidir, Dzulkarnain yang itu
tidak ditemukan dalam kecuali dari kitab-kitab umat terdahulu yang juga berupa
wahyu dari Allah. Meurut al-Zarqani, I’jaz al-Ghaibi al-madhi ini banyak sekali
kisah tentang masa lampau sepeti kisah Nabi Nuh, Musa, Maryam dan yang lain
yang tidak mungkin Nabi Muhammad melihat secara langsung, dan tidak bisa
menceritakan secara jelas.

10
Syahla’ Shabih Nashif, “Al-I’jaz al-Ghaibi Fi al-Quran al-Karim Wa Dirasah Tathbiqiyyah,” p. 319-320.
11
Al-Qur’an dan Terjemahan Kemenag 2019.
2. Ijaz al-Ghaib al-Hadlir
Yang dimaksud ghaib al-hadlir disini adalah pemberitaan hal-hal ghaib
yang sedang terjadi pada zaman Nabi Muhammad mengenai suatu peristiwa
yang belum terjadi. Kemudian turunlah ayat al-Qur’an sebagai pemberi kabar
bahwa hal tersebut benar adanya. Kategori Ijaz Ghaib al-Hadlir dicontohkan
dalam QS. al-Baqarah ayat 142 yang berbunyi

‫ي‬‫د‬‫ااس ما ولٰٰىهم عن قىب لَتى ىهم الاىِت َكانُوا علَي ها ۗ قُل ىّٰللى الْم ْش ىر ُق والْم ْغ ىر ۗب ي ه ى‬ ‫ى‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ن‬ ‫الس َفه ۤاء ى‬
ْ
ْ َُ َ َ َ ٰ ٰ َ
ْ َْ ْ ْ ُ ْ ْ ُْ َ َ َ َ ُ َ ُّ ‫َسيَ ُق ْو ُل‬
‫م‬

‫اط ُّم ْستَ ىقْي ٍم‬


ٍ ‫صر‬ ‫من يا َش ۤاء اى ٰٰل ى‬
َ ُ َْ
“Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, “Apakah
yang memalingkan mereka (kaum muslim) dari kiblat yang dahulu mereka
(berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Milik Allahlah timur
dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan
yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).” 12
3. I’jaz al-Ghaib al-Mustaqbal
I’jaz al-Ghaib al-Mustaqbal yaitu pemberitaan hal-hal ghaib tentang
prediksi dan gambaran peristiwa pristiwa yang akan terjadi di masa yang akan
datang setelah masa Rasulullah. I’jaz al-Ghaibi al-Mustaqbal adalah hal yang
tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu. I’jaz macam ini dicontohkan
sebagaimana dalam QS. Al-Anbiya ayat 96

‫ب ياْن ىسلُْو َن‬


ٍ ‫ت َيْجوج ومأْجوج و ُهم ىم ن ُك ىل ح َد‬ ‫حٰ ى ى‬
َ ٰ ْ ٰ ْ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ ُ َ ْ ‫ّت اذَا فُت َح‬
ٰٓ َ
“hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibuka dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi.”13

Kesimpulan
Al - ‘Ijāz Al - Ghaibi merupakan salah satu aspek kemukjizatan al-Qur’an, atau
sebagai bukti bahwa al-Qur’an memang merupakan kalam Allah bukan buatan manusia.
Sedangkan, Syahla’ Shahih Nashif mendefinisikan I’jaz al-Ghaibi yakni ketidakmampuan
seseorang untuk mendatangkan hal-hal dan perkara yang sama sebagaiana yang terkandung
dan diceritakan dalam al-Qur’an mengenai peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Dalam pemaparannya I’jaz al-Ghaibi dibagi menajdi

12
Al-Qur’an dan Terjemahan Kemenag 2019.
13
Al-Qur’an dan Terjemahan Kemenag 2019.
tiga yaitu I’jaz al-Ghaib al-Madhi, Ijaz al-Ghaib al-Hadlir dan I’jaz al-Ghaib al-
Mustaqbal.

Anda mungkin juga menyukai