Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE DRILL DAN EKSPERIMEN

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu : Drs. H. Muhammad Yusuf, M.Ag.

Disusun Oleh :
Ahmad Raffi Maulana (0101.2101.086)
Akhmad Jubaedi (0101.2101.087)

Kelas : PAI (4D)

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA

2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Drill dan Eksperimen” tepat pada
waktunya. Tidak lupa sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Makalah ini kami susun untuk menambah pengetahuan dan memudahkan


kita dalam proses belajar. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua mengenai Hadits Tarbawi khususnya pada kajian beberapa
hadits tentang pendidikan (Tarbiyah) yang berkaitan dengan metode drill dan
eksperimen. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal hingga akhir.

Purwakarta, 15 Maret 2023

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

2.1 Matan Hadits ................................................................................ 2


2.2 Mufrodat ...................................................................................... 4
2.3 Penjelasan Hadits ......................................................................... 4
2.4 Pengertian Metode Drill dan Eksperimen ..................................... 5
2.5 Hikmah atau Pelajaran .................................................................. 7

BAB III PENUTUP ................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 8


3.2. Saran ............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman yang semakin maju ini kita dapat memanfaatkan teknologi dalam
proses belajar mengajar, itu pun perlu dibarengi dengan metode pembelajaran.
Sehingga tujauan dari pendidikan dapat tercapai, begitu juga dengan Pendidikan
Agama Islam (PAI).
Metode pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan
peserta didik dalam berbagai macam kegiatan, dalam hal ini peserta didik harus
diberi kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-
tugas dan latihan-latihan. Diantara metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah metode drill dan eksperimen.
Metode drill sering disebut orang sebagai latihan siap dan hal ini menunjukkan
bahwa seorang guru PAI harus memperhatikan bagaimana cara melatih peserta
didik hingga mereka memiliki kemampuan yang tinggi. Sedangkan metode
eksperimen adalah suatu cara pengajaran yang melibatkan peserta didik secara
langsung untuk membuktikan sebuah teori dari materi dari pembelajaran yang
didapatkannya. Metode eksperimen dapat membuat siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban dari persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan suatu percobaan.

1.2 Rumusan Masalah


Maka dari itu, yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana bunyi hadits
yang berkaitan dengan metode pembelajaran dan apa maksud dari metode drill
dan eksperimen?. Untuk itu, hal tersebut akan dijelaskan dalam bab pembahasan
makalah ini.

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui salah
satu hadits yang berkaitan dengan metode pembelajaran, mufrodat, penjelasan
hadits serta mengetahui maksud dari metode drill dan eksperimen.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Matan Hadits
‫عن ُمح َّمد ُ ب ِن‬,ٍ‫سعِيد‬ ُّ ِ‫زير ْال َواسِط‬
َ ‫ َحدَّثَنَا يَ ْحيَى ب ُن‬,‫ي‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا ُم ُح َّمد ُ ب ُن َو‬
‫علَ ْي ِه‬
َ ُ‫ص َّل هللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ آ َ َّن ال َّن ِب‬,َ ‫ عن أبي ه َُري َْرة‬,‫الح‬ٍ ‫ص‬َ ‫عن أبي‬,‫ عن سُ َم ِى‬, َ‫الن‬ َ ‫ع ْج‬
َ
ُ ‫ص ْوتَه‬ َّ ‫ َوغ‬,ِ‫طى َو ْج َههُ ِب َي ِد ِه أ َ ْو ِبث َ ْو ِبه‬
َ ‫َض ِب َها‬ َّ ‫غ‬
َ ‫س‬
َ ‫ط‬ َ ‫سلَّ َم َكانَ ِإذا‬
َ ‫ع‬ َ ‫َو‬
Terjemahan :
“Muhammad bin Wazir Al-Wasithi menceritakan kepada kami Yahya bin
Said menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ajlan dari Sumay dari
Shalih, dari Abu Hurairah. Bahwa Nabi SAW jika bersin beliau menutup
wajahnya dengan tangan atau bajunya, dan beliau merendahkan suaranya.”

َ‫سلَّ َم دَخَلَ ْال َم ْس ِجد‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ِ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ أ َ ْن َرسُ ْو َل هللا‬
َ
‫س َّلم‬َ َ‫ص َّلى ف‬
َ َ‫فَدَ َخ َل َر ُجل ف‬
‫صلِي‬ َ ُ‫ص ِل فَ َر َج َع ي‬ َ َ‫س َّل َم فَ َردَّ َوقَالَ ا َ ْر ِج ْع ف‬
َ ُ ‫ص ِل فَإ ِ َّنكَ لَ ْم ت‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬
َ ُ‫ص َّل هللا‬ َ ِ ‫علَ النَّ ِبي‬
َ
َ َ‫سلَّ َم فَقَالَ ا َ ْر ِج ْع ف‬
‫ص ِل فَإِنَّكَ لَ ْم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ع َل النَّبِي‬
َ ُ‫ص َّل هللا‬ َ ‫سلَّ َم‬
َ َ‫صلَّى ث ُ َّم َجا َء ف‬
َ ‫َك َما‬
َ ‫ق َما أ ُ ْح ِس ُن‬
‫غي َْرهُ فَعَ ِل ْمنِي فَقَالَ إِذَا قُ ْمتَ ِا َل‬ ِ ‫ص ِل ثَالَثًا فَ َقا َل َوالَّذِي بَعَثَكَ بِ ْال َح‬
َ ُ‫ت‬
‫اجدًا‬
ِ ‫س‬َ ‫َحتَّى ت َ ْعدِلَ قَائ ًما ث ُ َّم ا َ ْس ُجدْ َحتَّى ت َْط َمئ َِّن‬
‫صالَتِكَ كُلَّ َها متفق عليه‬ ً ‫ارفَ ْع َحتَّى ت َْط َمئِن َجا ِل‬
َ ‫سا َوا ْف َع ْل ذَلِكَ فِي‬ ْ ‫ث ُ َّم‬
Terjemahan :
“Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW masuk ke mesjid, kemudian ada
seorang laki-laki masuk juga untuk melaksanakan sholat. Setelah shalat member
salam kepada Nabi SAW , Nabipun menjawab dan bersabda: “ulangi, maka
shalatlah sesungguhnya engkau belum shalat”. Laki-laki itu mengulangi shalat
sebagai mana yang telah dilaksanakan . kemudian datang member salam kepada
Nabi, beliau bersabda lagi: “ ulangi shalatlah, sesungguhnya engkau belum
shalat” sampai tiga kali. Laki-laki itu berkata: “demi Dzat yang mengutus engkau
dengan membawa kebenaran akutidak dapat memperbaiki shalat selainnya, maka
ajarkanlah aku.” Beliau bersabda : “jikakamu berdiriakan shalat maka
bertakbirlah kemudian bacalah apa yang muda bersama mu daripada Al-Qur’an,
kemudian rukuklah sehingga tenang sebagai orang yang rukuk benaran

2
(thumakninah). Kemudian bangun darirukuk sehingga tegak berdiri (I’tidal).
Kemudian sujudlah sehingga orang yang sujud benaran (thumakninah).
Kemudian bangunlah dari sujud sehingga tenang sebagaimana orang yang duduk
(thumakninah) dan kerjakanlah yang demikian itu di seluruh shalat mu.”1

ُ ‫ َو َهذَا َح ِدي‬. ِ‫ب فِ ْي اللَ ْفظ‬


‫ " َحدَثَنَا‬،‫ْث قُت َ ْيبَة قَا َل‬ َ ‫ار‬ ْ ‫س ِعيْد ا َ ْلثَقَ ِف ْي َو أَبُو كَام ِْل ا َ ْل َجحْ دَ ِر‬
َ َ‫ َوتَق‬-‫ي‬ َ ‫َحدَثَنَا قُتَ ْيبَ ِة بْن‬
،َ‫ط ْل َحة‬
َ ‫سى بْن‬ َ ‫ع ْن ُم ْو‬ َ ،‫اك‬ْ ‫ع ْن ِس َم‬ َ ،‫ع َوان َْة‬َ ‫أَبُوا‬
َ ‫علَى‬
ْ َ‫" َماي‬، َ‫ فَقَال‬.‫الرؤْ ِس ال َّن ْخ ِل‬
‫ص َن ُح َهؤ ََُلءِ ؟‬ َ ‫سلَ َم ِبقَ ْو ٍم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫" َم َر ْرتُ َم َح َرسُو ُل هللا‬،‫ قَا َل‬.ِ‫ع ْن أ َ ِب ْيه‬
َ
،‫ َي ْج َعلُ ْونَ الذَ ك ََرفِ ْي اْأل ُ ْنثَى‬،ُ‫" َي ْل ِق ُح ْونَه‬،‫فَقَالُ ْوا‬
‫ فَأ َ ْخبَ َر‬،ُ‫"فَأ َ ْخبَ ُر ْوا بِذَ لِكَ فَت ََركُ ْوه‬، َ‫ قَال‬."‫ئ‬ َ َ‫" َما أَظُ ُّن يَ ْعنِي ذَلِك‬،‫ "فَ َقا َل َرسُ ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬.‫فَتَلَقَ ْح‬
َ ْ‫شي‬
‫ فَ َال تَؤَاخِ ذُونِي‬،‫ظنَّا‬ َ ُ‫ظنَ ْنت‬ َ ‫ فَإِنَّ َما‬،ُ‫صنَعُوه‬ْ َ‫إِ ْن َكانَ يُ ْنفَعُ ُه ْم ذَلِكَ فَ ْلي‬،‫َرسُو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم بِذَ لِكَ فَقَا َل‬
ِ‫علَى هللا‬ َ ‫ لَ ْن أُكَذ‬،ِ‫ش ْيئًا فَ ُخذ ُ ْوابِه‬
َ ‫ِب‬ َ ‫ َولَك ِْن إِذَا َحدَثْتَكُ ْم‬،‫ظ ِن‬
َ ُ‫ع ِن هللا‬ َ ‫بِال‬
(‫)رواه مسلم‬
Terjemahan :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi dan Abu Kamil al-
Jahdari dan pada satu lafaz, Qutaibah berkata, “Menceritakan kepada kami Abu
Awanat, dari Sima, dari Musa ibn Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku
berjalan bersama-sama Rasulullah SAW, maka di tengah jalan kami bertemu
dengan sekelompok orang yang sedang diatas pohon kurma. Beliau bertanya,
“Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami sedang mencangkok
pohon kurma.” Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku, pekerjaan itu tidak
ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi kemudian
dikabarkan orang kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu berhasil baik. Maka
Rasulullah SAW bersabda, “Jika pekerjaan itu ternyata bermanfaat bagi mereka,
teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka janganlah di ambil peduli duga-
dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama Allah, maka pegang
teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap Allah.”
(H.R Muslim)

1
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Hadits Tarbawi: Hadits-Hadits Pendidikan Cet. 3 (Jakarta:
KENCANA, 2015), hlm. 34-39.

3
2.2 Mufrodat

a. ‫س‬ َ ‫ع‬
َ ‫ط‬ َ : Bersin
َّ ‫غ‬
b. ‫طى‬ َ : Menutup
c. ‫بِث َ ْوبِ ِه‬ : Bajunya
d. ‫َض‬
َّ ‫غ‬ : Merendahkan
e. ُ‫ص ْوتَه‬
َ : Suaranya
f. َّ‫فَ َرد‬ : Maka ia menjawab salam
َ َ‫ ا َ ْر ِج ْع ف‬: Kembalilah maka sholatlah
g. ‫ص ِل‬
h. ‫َما تَيَس ََّر‬ : Apa yang mudah atau apa yang mampu
i. ‫ت َْط َمئ َِّن‬ : I’tidal, berdiri tegak bagun dari ruku’

2.3 Penjelasan Hadits


a. Hadits Pertama
Hadist ini, shahih dengan beberapa penguatnya yang di riwayatkan oleh abu
dawud, dan tarmidzi melalui jalan yahya bin said dari Muhammad bin Ajlan. ada
beberapa ha yang dapat kita petik dari hadist diatas adalah :

 Penjelasan tentang tata karma bersin , yaitu dengan tidak menyakiti orang lain
dan tidak mengganggu orang lain ,sehingga meletakkan kain atau tangan
kemulut merupakan langkah agar tidak menggangguorang lain.
 Mencegah penyakit atau gangguan yang mengancam umat muslim
merupakan salah satu hal yang wajib yang harus di lakukan sebisa mungkin
 Mengagetkan kaum muslimin dengan suara yang keras pada saat bersin
merupakan sesuatu yang tidak diperboleh kan . tetapi hendaknya pada saat
bersin suara di rendahkan semampu mungkin.
b. Hadits Kedua
Hadist ini menjelaskan bahwa Nabi mengajarkan kepada seorang sahabat
yang belum bisa melaksanakannya dengan benar. Ketika beliaududuk di masjid
ada seorang laki-laki masuk mesjid dan melaksanakan shlalat tahyatul masjid.
Setelah shalat dia menemui Rasulullah SAW dengan memberi salam, beliau pun
menjawab salam laki-laki tersebut dan bersabda, “ulangi shalat mu
sesungguhnya engkau belum melaksanakan shalat”. Lelaki tersebut kemudian

4
mengulangi shalatnya kemudian memberisalam kepada Nabi tetapi Nabi masih
memerintahkannya untuk mengulang sampai 3x. hal ini disebabkan karena
kurangnya ilmu dari orang tersebut sehingga melakukan sholat belum
benar. setelah itu ia kembali menemui Rasul untuk minta di ajarkan shalat yang
benar. Lantas Nabi mengajarkannya. “ketika kamu berdiri akan shalat maka
bertakbirlah, kemudian bacalah bersamamu apa yang mudah dari pada Al-
Qur’an.”
Al-Nawawi berpendapat bahwa yang mudah bersamamu adalah surat Al-
Fatihah. Setelah itu Rasul mengajarkan shalat yang benar yaitu rukuk disertai
dengan thumakninah kemudian I’tidal, sujud dan duduk diantara dua
sujud.Metode pengajaran shalat yang dilakukan oleh Nabi tersebut dapat
disebutkan dengan metode drill karena seorang laki-laki tersebut
memperlihatkan secara langsung cara shalat yang benar menurutnya hingga 3x
berturut-turut akan tetapi pellaksanaan shalat tersebut kurang benar dan
kemudian di luruskan oleh Rasul dengan cara di demontarasikan bagai mana
shalat yang benar.
c. Hadits Ketiga
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah memutuskan suatu perkara
hanya dengan menduga-duga seperti mencangkok pohon kurma. Namun setelah
dikabarkan orang kepada Beliau bahwa hal tersebut menghasilkan (berhasil
baik). Maka Rasulullah bersabda “jika pekarjaan itu bermanfaat maka
teruskanlah, dan jangan memperdulikan dugaan-dugaan itu”

2.4 Pengertian Metode Drill dan Eksperimen


Kata metode berasal dari bahasa Yunani “metta” yang berarti “melalui” dan
“hodos” yang berarti jalan )ang dilalui. Jadi metode berarti jalan yang dilalui.2

Dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah Thariqat yang berarti langkah-
langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.

2
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam. Cet. I, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2006), hlm. 138.

5
Dalam hubungannya dengan pendidikan, maka metode harus diwujudkan
dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan
kepribadian agar peserta didik dapat menerimapelajaran dengan mudah, efektif
dan dapat diterima dengan baik.3

Menurut Aqib dan Murtadlo (2016), pembelajaran drill adalah suatu cara
menyajikan bahan pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar menguasai
pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan. 4

Metode drill adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang


guru atau pendidik dengan cara melaksanakan pembelajaran dengan latihan dan
pembiasaan. Hal ini akan sangat mempengaruhi peserta didik. Hal ini agar
peserta didik akan mudah memahami pelajaran yang telahdi berikan oleh
pendidik. Adapun penerapan pembelajaran dengan metode drill adalah dengan
memberikan latihan soal kepada siswa, kemudian siswa mempresentasikannya di
depan kelas, hal ini dilakukan secara berulang- ulang, hingga sebagian besar
bahkan seluruh siswa memahami materi yang telah dibahas. Metode drill
bertujuan untuk melatih kecakapan-kecakapan motorik dan mental untuk
memperkuat asosiasi yang dibuat. Selain itu metode Drill berfungsi untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan serta usaha
untuk memperoleh ketangkasan, ketetapan dan keterampilan latihan tentang
sesuatu yang di pelajari.

Menurut Asmani (2001), metode eksperimen adalah metode pemberian


kesempatan kepada peserta didik, baik perorangan maupun kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini, peserta didik
diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan
fakta, mengumpulkan data dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara
nyata.5

3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 184.
4
KajianPustaka.com(https://www.kajianpustaka.com/2022/03/metodepembelajarandrill.html)
5
KajianPustaka.com (https://www.kajianpustaka.com/2021/09/metode-eksperimen.html)

6
Metode eksperiman ialah cara pembelajaran dengan melakukan percobaan
terhadap materi yang sedang dipelajari, setiap proses dan hasil percobaan itu
diamati dengan seksama. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana
siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati dan mengalami
prosesnya, membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, kemudian hasil
pengamatan dan percobaan tersebut disampaikan ke kelas untuk dievaluasi
bersama. Melalui metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk belajar
sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, menarik pembuktian,
dan mengambil kesimpulan sendiri dari proses yang dilakukan. Tujuan metode
eksperimen adalah agar peserta didik dapat merancang, mempersiapkan, melaksanakan,
melaporkan, membuktikan serta menarik kesimpulan dari berbagai fakta dan informasi
yang didapat ketika mereka melakukan percobaan sendiri

2.5 Hikmah atau Pelajaran

Selain itu ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari hadist ini
diantaranya: Ibadah itu hendaknya dikerjakan berdasarkan ilmu, Pengajaran
ibadah yang menggunakan praktek hendaknya di berikan dengan cara drill, yaitu
dengan cara latihan dan pembiasaan. Hal ini dibiasakan agar pesera didik lebih
mudah memahami dan menerapkan apa yang telah di ajarkan oleh pendidik.
Metode ini baik gunakan pada mata pelajaran yang bersifat praktik.

Melaui metode eksperimen, siswa dapat menghayati sepenuhnya dan


mendalam mengenai pelajaran yang diberikan. Siswa mendapatkan pengalaman
langsung dari apa yang merka uji cobakan. Dapat menimilisir kesalahan, karena
siswa mengamati langsung terhadap suatu proses yang menjadi objek pelajaran
atau mencoba melaksanakan sesuatu.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode drill adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang


guru atau pendidik dengan cara melaksanakan pembelajaran dengan latihan dan
pembiasaan. Hal ini akan sangat mempengaruhi peserta didik. Hal ini agar
peserta didik akan mudah memahami pelajaran yang telah di berikan oleh
pendidik.

Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan


percobaan tentang suatu hal, mengamati dan mengalami prosesnya, membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajarinya, kemudian hasil pengamatan dan percobaan
tersebut disampaikan ke kelas untuk dievaluasi bersama.

Pelajaran/ hikmah yang dapat diambil dari hadits ini yaitu dalam melakukan
ibadah harus dikerjakan berdasarkan ilmu, tanpa ilmu ibadah tidak
sah. Pengajaran ibadah seperti shalat dengan menggunakan metode drill dan
eksperimen ataupun demonstrasi sekalipun lebih baik karena guru langsung
melihat kesalahan dan kebenaran suatu ibadah yang dikerjakan peserta didik.
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri, mengoreksi diri dan
berusaha memperbaiki diri dalam melakukan pembelajaran shalat.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca, penyusun


menyarankan kepada pembaca agar selalu membaca karena membaca merupakan
gudang ilmu dan jendela dari ilmu. Kepada para pembaca kami mengharapkan
saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima
dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Antariksa, M. (2015, Maret 31). A. Awal. Retrieved Maret 15, 2023, from
antariksamuhammad.blogspot.com: https://antariksamuhammad.blogspot.com

Dr. H. Abdul Madjid Khon, M. (2012). Hadits Tarbawi. Jakarta: Kencana.

Murtadho, A. (2016). Metode Pendidikan Islam. Salatiga: -.

Riadi, M. (2021, September 26). Metode Eksperimen. Retrieved Maret 15,


2023, from KAJIANPUSTAKA.COM: https://www.kajianpustaka.com

Riadi, M. (2022, Maret 16). Metode Pembelajaran Drill. Retrieved Maret


15, 2023, from KAJIANPUSTAKA.COM: https://www.kajianpustaka.com

Tambak, S. (2016). Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama


Islam. Jurnal Al-Hikmah Vol. 13, No. 2 , 110 - 126.

Anda mungkin juga menyukai