Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH JUM’AT

TIGA MACAM BENTUK SABAR


Oleh: Nur Rohmad[1]

َ َ ْ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َ َ َ ً َََ ًََ ْ ُ ْ َْ ْ َ
Khutbah I
َّ ُ ْ َ
ُ‫ان‬ُِ ً‫ ُوالصل ُة ُوالسل ُم ُاْلت‬،‫ل ُيَك ٍن‬ ُ ِ‫ل ُوأةدا ُة‬ ُ ‫لل ُالًْجْ ُِد ُأز‬ ُِ ُ ‫اْلً ُد‬
ُْ‫ٌ ُحَت َػ ُّ ُى‬ ُْ ‫حت ُُ ُ َو َي‬ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ّ َ َّ َ ُ َ ّ َ َ َ ََْ َْ
ِ ِ ِ ‫آل ُوص‬ ُِ ِ ُ ‫َع‬
ُ ‫ ُو‬،‫ل ُغدٍان‬ ُِ ‫َع ُس ِي ِدٍا ُُمً ٍُد ُس ِي ُِد ُو‬ ُ ُ ،‫اْلكًل ِن‬
ُُ‫نُ َسيّ َدٍَاُ ُُمَ ًَّ ًداُ َختْ ُد ُه‬ َّ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ
ِ ُ ‫ُوأشّ ُدُأ‬،‫كُل‬ ُ ‫َشي‬ِ ُ‫ل‬ ُ ُ‫حد ُه‬
ُ ‫اللُو‬ ُ ُ‫ل‬ ُ ‫لُ ِإ‬
ُ ‫لُ ِإ‬ُ ُ‫ن‬ ُ ‫ُأشّ ُدُأ‬،‫ان‬ ٍ ‫ةِ ِإحس‬
َُّ ٍَُ‫ل‬
ُ.‫بُ َب ْػ َد ُه‬ َ ُُْ ُ َ َ
ُ ِ ُ ُ،َ ‫ورسْل‬
َ ُْ ْ َْ َْ ‫َْ ي‬ ْ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ّ َ ُ ْ َ َّ
ُ‫ف ُُمك ُِى‬ ُ ِ ُ‫ن‬ُِ ِ‫ل ُاهق ِديْ ُِر ُاهقائ‬ ُِ ‫س ُةِخَق َْى ُا‬
ُ ِ ‫لل ُاهػ‬ ُ ِ ‫ن ُأو ِصيك ُى ُوجف‬ ُ ِ ‫ ُف ِإ‬،‫أيا ُبػد‬
ْ ُ ْ َ َُْ َ َ ُ َْ َ ٌ َ َ
)42ُ:‫ارُ(الرغد‬ ُِ ‫ال‬َّ ُ‫ب‬ُ َ ‫َبت ُْىُف َِػ َُىُخق‬ ‫ُسوـُ ُىُغويكىُ ِةًاُص‬:ُُِ ِ‫ِلخَاة‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada
diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara
melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang
diharamkan.

Kaum Muslimin yang berbahagia,


Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata
yang menghiasi kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-
orang shalih. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang
menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya


disebutkan di lebih dari tujuh puluh tempat dalam al-Qur’an. Di antaranya
adalah firman Allah ta’ala:

َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َّ َّ َ ْ َ َ َ
)69ُ:‫ْنُ(اَلحن‬
ُ ‫ٌُياَُكٍْاُحػًو‬ ُِ ‫صَبواُأجرِ ُىُةِأحس‬
ُ ٌُ‫ي‬
ُ ‫اَّل‬
ِ ٌُُ ‫وَلج ِزي‬
1
Pengasuh Majelis Ta’lim NURUL FALAH, Dawarblandong, Mojokerto. No. wa: 082244517455

1
Maknanya: “... Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang
sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan” (QS an-Nahl: 96)

Juga firman Allah ta’ala:

َّ ُ‫ب‬ ْ ُ ْ َ َُْ َ َ ُ َْ َ ٌ َ َ
ُ )42ُ:‫ارُ(الرغد‬
ُِ ‫ال‬ ُ َ ‫َبت ُْىُف َِػ َُىُخق‬‫س ُوـُ ُىُغويكىُةًِاُص‬

Maknanya: “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka


alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS ar-Ra’d: 24)

Hadirin rahimakumullah,
Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa
dan lemah dalam berucap, bertindak dan mengambil keputusan. Sabar
hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung
sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang
disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga
macam, yaitu:

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan.

Pada pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin, misalkan, kita harus
sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Kita paksa diri kita untuk
menahan dinginnya udara guna mengambil air wudlu. Pada pagi hari
juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan
keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah
shalat Shubuh. Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridla
Allah ta’ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan
ketaatan yang diwajibkan oleh Allah ta’ala.

Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang
Allah haramkan.

Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh


Allah. Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan
niat memenuhi perintah Allah, maka pahalanya sangat agung. Para ulama
mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama
2
daripada melakukan seribu kesunnahan. Karena meninggalkan
kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan melakukan kesunnahan
hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah.
Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga
pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal
baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu raka’at
shalat sunnah. Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara
haram menuntut perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan
melawan syetan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan-akan ia
adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. Dan perjuangan
melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia tenggelam
dalam dosa dan keburukan.

Ketiga, sabar dalamُmenghadapi musibah yang menimpa.

Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau


menghapus dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang
lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita,
kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran,
dan lain sebagainya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ َ ََ ًَ ََ َ َ ََ ّ َ ََ َ َ ْ َ ْ ُْ ُ ْ ُ َ
َّ
ُ‫ّت‬
ُ ‫ح‬ ّ
ُ ُ ‫غ ٍُى‬
ُ ُ‫ل‬
ُ ‫ل ُ ُأ ُذى ُ ُو‬
ُ ‫ن ُ ُو‬
ٍُ ‫ل ُحز‬ ُ ‫ل ُ ُِ ٍُى ُ ُو‬
ُ ‫ب ُ ُو‬ ُ َ ‫ل ُ َُو‬
ٍُ ‫ص‬ ُ ‫ب ُ َُو‬ ُ َ ٍُ ُ ٌ
ٍُ ‫ص‬ ُ ‫س ُِو ُى ُ ُِي‬
ُ ًُ ‫ب ُ ُال‬
ُ ‫ص ُي‬
ُ ِ ‫ُيا ُ ُي‬
َ ُ ْ ُ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ َ َّ َ َّ َ ُ َ ُ َ ْ َّ
)ُ‫اري‬ُِ ‫خ‬ُ ‫ال‬
ُ ُ‫ط ُاي ُاهُ( ُر ُو ُاه‬
ُ‫خ‬ُ ٌُُ ‫اللُ ُةِ ُّاُ ُِي‬
ُ ُ‫ك ُف ُر‬ُ ُ‫ل‬ ُ ‫ُُِإ‬،‫ال ُّا‬ُ ‫ش‬ ُ ‫الش ُْ ُلثُُي‬
ُ

Maknanya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, penyakit,


kekhawatiran, kesedihan, perlakuan buruk orang lain, dan kesusahan,
bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab hal-hal itu Allah
akan menghapus dosa-dosanya.” (HR al-Bukhari).

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ُْ ُ َ َ ُْ ْ ُ ًْ َ
)ُ‫اري‬
ُِ ‫خ‬
ُ ‫ال‬
ُ ُ‫بُ ُِي َُ ُُُ( ُر ُو ُاه‬
ُ ‫ص‬
ُ ِ ‫ياُ ُي‬
ُ ‫خ‬
ُ ُُُِ ِ‫اللُ ُة‬ ُْ ‫َُي‬
ُُ ُ‫ٌُ ُيُ ُِر ُِد‬

3
Maknanya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya,
maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya” (HR al-Bukhari).

Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah, ia akan ditimpa musibah dan
diberi kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan
menghadapi musibah yang menimpanya.

Sabar dalam menghadapi musibahُ artinya musibah yang menimpa tidak


menjadikan seseorang melakukan sesuatu yang dilarang dan diharamkan
oleh Allah. Seseorang yang ditimpa kemiskinan, misalkan, jika kemiskinan
yang menimpanya tidak menyebabkannya mencari harta dengan jalan
mencuri, merampok, korupsi dan perbuatan-perbuatan lain yang
diharamkan oleh Allah, maka artinya ia telah bersikap sabar dalam
menghadapi musibah kemiskinan yang menimpanya.

Musibah yang menimpa, terkadang tidak hanya menyebabkan seseorang


melakukan perbuatan haram. Bahkan lebih dari itu, terkadang
menjadikannya melakukan atau mengucapkan perkataan yang
menjerumuskannya pada kekufuran. Seperti orang yang ketika anggota
keluarganya meninggal dunia, ia mengatakan bahwa Allah zhalim, Allah
tidak adil, Allah bukan tuhan yang berhak disembah, dan perkataan lain
yang membatalkan keislaman dan keimanannya. Na’udzu billah min
dzalik. Hal yang demikian wajib kita hindari.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Seseorang yang memahami ilmu agama dengan baik dan
memegangteguh ajaran Islam sebagaimana mestinya, maka musibah
yang menimpanya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali sikap
sabar dan peningkatan ibadah kepada Allah. Bahkan para wali Allah,
kegembiraan mereka atas bala’ dan musibah yang menimpa mereka lebih
besar daripada kegembiraan mereka atas kelapangan hidup dan keluasan
rezeki yang dianugerahkan kepada mereka. Oleh karena itu, sebagian
kaum shufi mengatakan:

ٌَ ْ ْ ُْ ُ َ ْ َ َ َْ ُْ ُ ُ
ُ ‫ادُ ُال ًُ ُِر ُي ُِد ُح‬
ُ ‫خ ُي‬
ُ ‫اتُ ُأ‬
ُ ِ ‫اق‬
ُ ‫ُو ُر ُو ُدُ ُاه ُف‬

4
“Datangnya berbagai musibah adalah hari raya bagi para pencari
kebahagiaan di akhirat.”

Mereka menganggap bahwa musibah yang menimpa adalah hari raya


bagi mereka. Dengan itu, musibah akan meningkatkan ketaatan dan
ibadah mereka kepada Allah ta’ala.

Hadirin rahimakumullah,
Suatu ketika, datang seorang perempuan ke hadapan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tujuan agar beliau berkenan
memperistri putrinya. Perempuan itu memuji putrinya di hadapan beliau
dengan mengatakan bahwa putrinya sangat cantik jelita dan memiliki
kesehatan yang sempurna. Bahkan sakit kepala pun tidak pernah ia
rasakan. Rasulullah lantas menjawab:

َ‫لُ ُذ ُيْ ُّا‬ َ َ َ َ


ِ ُ ِ ُ‫اج ُث‬
ُ ‫ح‬ُ ُ‫ل‬
ُ

“Saya tidak membutuhkannya, saya tidak mau menikahinya.”

Kenapa Rasulullah menolak tawaran itu?. Karena beliau mengetahui


bahwa seseorang yang berlimpah kesenangan di dunia dan tidak pernah
ditimpa musibah, maka ia adalah orang yang sedikit kebaikannya di
akhirat. Seseorang yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka
Allah akan menimpakan pada dirinya berbagai musibah di dunia.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamُbersabda:

ُُ‫ب ُ ُِد ُيْ َُ ُُ ُ( َُر َُو ُاه‬ َ َ َ َ ُ ُ َّ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َّ ُ ُ َ ْ َ ً َ َ َّ ََ


ِ ِ ُِ ‫س‬ ُ ‫ح‬ُ ُ ‫َع‬
ُ ُ‫ن‬ ُ‫ج‬ُ ‫الر‬
ُ ُ‫ل‬ُ ‫ ُ ُي ُب ُخ‬،‫ن‬
ُ ‫اْل ُي ُث‬
ُ ‫ن ُ ُف‬
ُ ‫اْل ُي ُث‬
ُ ُ ‫اء ُ ُث ُى‬
ُ ‫اْل ٍُ ُِب ُي‬
ُ ُ ‫ل ُء‬ُ ‫اس ُ ُة‬
ُ ِ ‫اَل‬
ُ ُ ُ‫شد‬ ُ ‫ُأ‬
َ ُ ُْ َ َ ُ َْ ََ ّ
)‫ي ُِ ًُا‬ ُ ‫د‬ ُ ‫ح ُدُ ُو‬ ُْ ِ
ُ ‫اهت ُِي ُِذيُُ ُوُأ‬

Maknanya: “Manusia yang paling berat ujian dan musibahnya adalah para
nabi, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka, kemudian
orang-orang yang di bawah derajat mereka. Seseorang diuji berdasarkan
sekuat apa ia pegangteguh agamanya” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan
lainnya)

5
Diceritakan bahwa ada seorang yang shalih, kedua tangannya terpotong,
kedua kakinya terpotong dan kedua matanya buta. Ia juga terjangkit
suatu penyakit yang menggerogoti beberapa angggota tubuhnya.
Anggota-anggota tubuhnya yang terkena penyakit itu menjadi
menghitam lalu berjatuhan dan berguguran.ُ Tidak ada satu pun yang
mau merawatnya. Ia dibuang di jalanan. Banyak serangga yang
mengerubungi kepalanya dan menggigitnya. Namun apa daya. Ia tidak
punya tangan untuk menjauhkan dirinya dari serangga-serangga itu. Ia
juga tidak punya kaki untuk bergerak dan berpindah dari tempat
duduknya. Suatu ketika, beberapa orang melewatinya. Ketika melihat
orang shalih tersebut, mereka mengatakan: Subhanallah, alangkah tabah
dan sabarnya laki-laki ini. Mendengar perkataan mereka, orang shalih itu
kemudian mengatakan:

َ َ ً َ َ َْ ََ َ َ َ ً َ َ ْ َْ ََ َ َّ ْ َ
ُُْْ ‫ه ُُل‬
ُ ِ ‫ ُُِإُل‬،‫ص ُاةِ ُرا‬
ُ ُ ‫ل ُِء‬
ُ ‫ال‬
ُ ُ ‫َع‬
ُ ُ‫ن‬
ُ ِ ‫ان ُ ُذا ُِل ُرا ُ ُو ُب ُد‬
ُِ ‫س‬ َُ ِ ‫اش ًُػا ُ َُوُل‬
ُِ ‫خ‬
ُ ُ‫ب‬ُ ِ ‫ن ُ ُق ُو‬
ُ ‫ج ُػ‬
ُ ُ ‫اَّلي‬ ُِ ُ ‫ْل َ ًُْ ُُد‬
ُِ ُ ‫لل‬ ُ ‫ُا‬
ُ َّ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫حتُا‬ُ ُ‫ل‬ ُ ‫كُُِإ‬
ُ ‫تُ ُِذ ُي‬ ُ ‫از ُد ُد‬
ُ ُ‫ُ ُيا‬،‫صتُا‬ ُ ُ‫ل ُِء‬
ُ ‫ال‬
ُ ُ‫َع‬ ُ ُ‫ج‬ُ ‫ص ُت ُت‬ ُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan hatiku khusyu’, lisanku
berdzikir, dan badanku bersabar atas musibah. Ya Tuhanku, seandainya
Engkau menimpakan kepadaku musibah seberat apa pun, tidaklah aku
bertambah kepada-Mu kecuali rasa cinta.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.
Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

ُ ْ َّ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َّ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ َ
ُ .‫ُ ِإٍ ُُُِ ُُْاهغفْ ُرُالر ِحي ُى‬،‫ُفاسخغ ِفروه‬،‫لُوهكى‬ُ ِ ُ‫الل‬
ُ ُ‫لُُِذاُوأسخغ ِف ُر‬
ُ ِ ْ‫أقْ ُلُق‬

Khutbah II

6
‫َ َ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫آلُ‬‫َع ُ ِ ُِ‬ ‫َع ُس ِي ِدٍا ُُمً ٍُد ُالًصطَف‪ُ ،‬و ُ‬ ‫ل ُوأس ِو ُى ُ ُ‬ ‫لل ُوكَف‪ُ ،‬وأص ِ ُ‬ ‫اْلً ُد ُ ُِ‬
‫َ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َّ َ َّ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ن ُس ِيدٍاُ‬ ‫ك ُل‪ُ ،‬وأشّ ُد ُأ ُ‬ ‫َشي ُ‬ ‫لُ ِ‬ ‫الل ُوحد ُه ُ ُ‬ ‫لُ ُ‬ ‫ل ُ ِإ ُ‬ ‫ل ُ ِإ ُ‬‫نُ ُ‬ ‫ن ُالْفا‪ُ.‬أشّ ُد ُأ ُ‬ ‫وأصحاةِ ُُِ ُأِ ُِ‬
‫ُ‬ ‫ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ‬
‫ل‪ُ .‬‬ ‫ُمًداُخ ُتد ُهُورسْ ُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َ ْ‬‫َ‬
‫ل ُاهػ ِظي ُِىُ‬ ‫لل ُاهػ ِ ُِّ‬ ‫س ُةِخقْى ُا ُِ‬ ‫ُأيا ُبػد‪ُ ،‬ذيا ُأحّا ُالًس ِوًْن‪ُ ،‬أو ِصيك ُى ُوجف ِ ُ‬ ‫ُ‬
‫ْ‬ ‫ََ َ ّ ْ َ‬ ‫َّ َ َ َّ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ‬
‫َع ٍُ ِب ِي ُُِ ُاهم ِري ُِىُ‬ ‫الل ُأمرك ُى ُةِأم ٍُر ُغ ِظي ٍى‪ُ ،‬أمرك ُى ُةِالصل ُِة ُوالسلمُِ ُ ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫واغوًْا ُأ ُ‬
‫ي‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ َ ُ ُ َ َ َ َ َّ َ َ َّ‬ ‫َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ‬
‫آيَُْاُ َصوْاُ َغويْ ُُُِ َو َسو ًُْاُ‬ ‫يٌُ َ‬ ‫اَّل َُ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ّ‬ ‫ح‬ ‫أ‬ ‫ُ‬‫ا‬ ‫ي‬ ‫ُ‬‫‪،‬‬ ‫ب‬ ‫ي‬
‫ِ‬ ‫اَل‬ ‫ُ‬‫ُ‬
‫َع‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ْن‬ ‫و‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ُ‬ ‫خ‬ ‫ك‬ ‫اّللُوم ِ‬
‫ئ‬ ‫ل‬ ‫نُ ُ‬ ‫ذقا ُل‪ِ ُ:‬إ ُ‬
‫َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ْ ً َ ُ َّ َ ّ َ‬
‫َع ُ َس ِّي ِدٍاُ‬ ‫جُ َ ُ‬ ‫آل ُس ِي ِدٍا ُُمً ٍُد ُلًا ُصوي ُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدٍا ُُم ًَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫نُ َ ُ‬ ‫تس ِويًا‪ُ ،‬الوُّ ُى ُص ُِ‬
‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ّ َ َْ َْ ََ ْ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫آل ُ َس ِيّ ِدٍا ُُم ًَّ ٍُد ُل ًَاُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدٍا ُُم ًَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫كُ َ ُ‬ ‫ار ُ‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ى‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ة‬‫إ‬
‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ٍ‬ ‫د‬ ‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫إِةرا ِِ ُي ُى ُو‬
‫َ ّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َ ّ َ َْ َْ َ ََ‬
‫َميْ ُد‪ُ.‬‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫ي‬ ‫ح‬‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ٍ‬ ‫إ‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ُ‬
‫ي‬ ‫ً‬ ‫ال‬ ‫ػ‬ ‫اه‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ف‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬
‫ِ ِِ ِ ِ ِ‬ ‫ى‬ ‫ي‬‫ِ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ة‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ٍ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫َع ُس ِي ِدٍا ُ ِإةرا ِِي ُى ُو‬ ‫جُ ُ‬ ‫ةارك ُ‬
‫ُْ ْ َ َْْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ُْ ْ َْ ْ ْ‬ ‫َ ُ َّ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ ْ‬
‫ات‪ُ،‬‬ ‫َ‬
‫اتُاْلحيا ُِءُ ِيَّ ُىُواْلمْ ِ‬
‫َ‬ ‫يُ َوال ًُؤ ِيََ ِ ُ‬ ‫اتُوالًؤ ِي َِ ُ‬ ‫يُ َوال ًُ ْس ِو ًَ ِ ُ‬ ‫الوُّ ُىُاغ ِف ُرُلِوًس ِو ًِ ُ‬
‫َ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ‬
‫فُ‬ ‫غ ُ َوالسيُ ْْ ُ‬ ‫ال َُ‬ ‫اء ُوالًَم ُر ُو‬ ‫اء ُواهفحش ُ‬ ‫امهلل ُادذ ُع ُخَا ُالل ُء ُواهغل ُء ُوالْب ُ‬
‫ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫ٌُ‬ ‫اص ُث ُ َو ِي ُْ‬ ‫َلٍا ُِذا ُخ‬ ‫ٌ ُة ِ‬ ‫الًخخ ِوف ُث ُوالشدائِ ُد ُوال ًِحٌ‪ُ ،‬يا ُظّ ُر ُ ِيَّا ُويا ُبطٌ‪ِ ُ ،‬ي ُ‬
‫ْ ُ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ‬ ‫ْ‬
‫َش ٍُءُق ِديْ ٌُر ُ‬ ‫كُ‬‫َعُ ُِ‬ ‫كُ ُ‬ ‫يَُعيث‪ِ ُ،‬إٍ ُ‬ ‫انُالًس ِو ًِ ُ‬ ‫ةُ ََل ُِ‬
‫َ‬ ‫ُْ ْ َ َْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َّ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ‬ ‫َ‬
‫ٌُ‬ ‫ه ُغ ُِ‬ ‫ب ُويَ ُ‬ ‫ان ُو ِإحخا ُِء ُ ِذي ُاهقر ُ‬ ‫َ‬
‫الل ُيأم ُر ُةِاهػد ُِل ُواْلحس ُِ‬ ‫إن ُ ُ‬ ‫لل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ِ‬ ‫ِغتَ ُ‬
‫الل ُاهْ َػظيْ ُىَُ‬ ‫اذل ُروا ُ َُ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ ُ‬
‫ن‪ ُ .‬ف‬ ‫غ‪ُ ،‬ي ِػظك ُى ُهػوك ُى ُحذلرو ُ‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ر‬ ‫م‬ ‫َ‬‫ً‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ش‬
‫َ ْ َ‬
‫اهفح‬
‫ِ‬ ‫َ ْ ِ َ ْ ِ‬
‫للُأك َ ُُ‬ ‫َْ ُ ُ ْ‬
‫َب‪.‬‬ ‫َّلل ُُرُا ُِ‬ ‫يذل ْرك ُىُ َو ِ‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa‬‬


‫‪Timur dan Ketua Bidangُ Peribadatanُ & Hukum, Pengurus Daerah Dewan‬‬
‫‪Masjid Indonesia Kab. Mojokerto‬‬

‫‪7‬‬

Anda mungkin juga menyukai