Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PNFI

PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP KINERJA GURU


Dosen Pembimbing Dr. Puji Yanti Fauziah, M.Pd

Disusun Oleh:
Arif Putra Wicaksana 15102241048

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Kinerja Guru.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Dengan ini saya berharap semoga makalah tentang Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013
Terhadap Kinerja Guru ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, Juni 2017

Arif Putra Wicaksana


ABSTRAK

Pada setiap proses kependidikan diperlukan adanya sebuah acuan yang harus ditempuh
dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Acuan tersebut yang dinamakan kurikulum.
Kurikulum sudah ada sejak lama, dan seiring perkembangan jaman, kurikulum juga ikut serta
berkembang dan terus diperbaharui mengikuti kebutuhan yang ada. Apabila tidak adanya
kurikulum akan berdampak pada rancunya proses pembelajaran. Yang mengakibatkan
kesulitan dialami baik oleh peserta didik maupun pendidiknya. Begitu pula bila kurikulum yang
dipakai tidak diperbaharui, kebutuhan yang berkembang semakin komplek bias saja tidak
terpenuhi oleh kegiatan pembelajaran dalam sebuah proses pendidikan.
Makalah ini akan membahas mengenai pembaharuan kurikulum, dimana kurikulum
yang dimaksud ialah kurikulum 2013 yang telah mulai diterapkan di kegiatan pendidikan
Indonesia. Perubahan perubahan yang diterapkan jelas akan adanya dampak dan pengaruh yang
ditimbulkan. Maka dari itu isi makalah ini tentang perubahan yang ada pada kurikulum 2013.
Serta bagaimana dampaknya terhadap salah satu komponen Pendidikan yaitu guru. Yang tidak
lupa adanya teori teori yang menjelaskan mengenai kurikulum, beserta kinerja guru.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dikutip dari kompas.com, Pemerintah berkukuh melaksanakan Kurikulum 2013 pada


Juli mendatang seolah ada keharusan yang mendesak. Padahal, ”barangnya” masih
kontroversial, perangkat pelaksanaannya pun belumlah siap.
”Tidak bisa ditunda dan harus dimulai tahun ajaran ini. Jika kita menunda, taruhannya
besar terhadap masa depan generasi bangsa,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh.

Implementasi Kurikulum 2013, menurut Mendikbud, penting dan genting terkait bonus
demografi pada 2010-2035. Generasi muda Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Sementara pendekatan tematik dan integratif bukanlah perkara
baru, tetapi sekadar penegasan yang malah terkesan sebagai dalih ketiadaan IPA dan IPS dalam
lis mata pelajaran SD. Gagasan tematik dan integratif tidak dirancang untuk pembaruan model
pembelajaran siswa aktif (active learning) yang menyeluruh bagi semua mata pelajaran di
setiap jenjang persekolahan seperti dikehendaki UU.

Penerapan Kurikulum 2013 pada Juli atau kapan pun dalam format yang ada tampaknya
tidak menimbulkan efek kualitatif yang signifikan bagi kemajuan bangsa. Tak ada faktor yang
mendukung perubahan ke arah itu, apalagi jika berbagai kerancuan kompetensi inti dan dasar
dengan materi dibiarkan kabur, dan kurikulum dilaksanakan sebelum matang. Selain itu, posisi
kurikulum dalam suatu sistem pendidikan berada pada level operasional yang jalannya
ditentukan oleh fondasi, visi, dan substansi pendidikan, yang di negeri ini justru bermasalah.

Dari situlah muncul sebuah pertanyaan, bagaimana dengan guru yang mengajarkan
kurikulum baru pada peserta didiknya. Baik dari sekolah formal maupun non formal. Maka
dibuatlah makalah ini guna memenuhi kegelisahan yang muncul terhadap adanya kurikulum
2013.

Diharapkan makalah ini dapat memberi sedikit gambaran mengenai kurikulum 2013
dan bagaimana dampat atau efek dari implementasinya terhadap kinerja guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?
2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 ?
4. Apa dampak implementasi kurikulum 2013 terhadap kinerja guru ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kurikulum khususnya kurikulu 2013.
2. Untuk mengetahui dampak penerapan kurikulum 2013 pada kinerja guru.
KAJIAN TEORI

A. Pengertian kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curir yang artinya "pelari" dan curere yang berarti "tempat berpacu". Istilah kurikulum berasal
dari dunia olah raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.
Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).
Kurikulurn berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai
dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh
tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di
dalamnya. Curriculum is the entire school program and all the people involved in it. Program
tersebut berisi mata pelajaran- mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik
selama kurun waktu tertentu, seperti SDMI (enam tahun), SMP MTs (tiga tahun),
SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian, secara terminologis istilah
kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan peserta didik di sekoIah untuk memperoleh ijazah. The curriculum has menn the
subject taught in school or the course of study (Ragan, 1966). Sekalipun pengertian ini
tergolong tradisional, tetapi paling tidak orang bisa mengenal dan mengetahui pengertian
kurikulum yang pertama. Realitas menunjukkan istilah mata pelajaran tersebut sampai saat ini
masih digunakan di Indonesia.

Implikasi dari pengertian tradisional tersebut adalah: (a) kurikulum terdiri atas sejumlah
mata pelajaran. Mata pelajaran adalah kumpulan warisan budaya dan pengalaman-pengalaman
masa lampau yang mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda.
Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan semua domain hasil
belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (b)
peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran. (c) mata pelajaran
tersebut hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah, dan (d) tujuan akhir kurikuIum
adalah untuk memperoleh ijazah.

Akhir-akhir ini ada pergeseran pemikiran tentang tugas mendidik anak. Banyak orang
tua yang mempercayakan atau menyerahkan tugas mendidik kepada pihak sekolah, meskipun
kenyataannya peserta didik lebih banyak waktunya berada di lingkungan keluarga (di rumah)
dan lingkungan masyarakat umum. Ditambah lagi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, perubahan tuntutan masyarakat, Perkembangan seni-budaya, peledakan
informasi dan penduduk, mengakibatkan beban tugas dan tanggung jawab sekolah semakin
berat dan kompleks. Hal ini berdampak pula terhadap perubahan pengertian kurikulum secara
luas pula.

Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial
(isimateri) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman
sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.. Implikasi pengertian ini, antara lain: Pertama, kurikulum tidak hanya terdiri atas
sejumlah mata pelajaran, tetapi juga meliputi semua kegiatan dan pengalaman potensial yang
telah disusun secara ilmiah. Kedua, kegiatan dan pengalaman belajar tidak hanya terjadi di
sekolah, tetapi juga di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah. Kegiatan belajar di sekolah,
meliputi: menyimak, bertanya, diskusi, melakukan demonstrasi, belajar di perpustakaan,
melakukan eksperimen di laboratorium, workshop, olahraga, kesenian. organisasi siswa
(OSIS), dan lain-lain. Sedangkan kegiatan belajar di luar sekolah (out of school), seperti
mengerjakan tugas di rumah (PR), obsenrasi, wawancara, studi banding, pengabdian pada
masyarakat, program pengalaman lapangan, dan lain-lain. Begitu juga dengan pengalaman
belajar, ada pengalaman langsung dan ada pengalaman tidak langsung. Dengan demikian,
intra-curricular, extra-curricular dan co-curricular termasuk kurikulum. Ketiga, guru sebagai
pengembang kurikulum perlu menggunakan multistrategi dan pendekatan, serta berbagai
sumber belajar secara bervariasi. Keempat, tujuan akhir kurikulum bukan untuk memperoleh
ijazah, tetapi untuk mencapai tujuan pendidikan.

Ada juga pengertian kurikulum yang Iebih luas lagi yaitu semua kegiatan dan
pengalaman belajar serta "segala sesuatu" yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi
peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan. Segala sesuatu yang dimaksud di sini merupakan hidden
curriculum, misalnya, fasilitas kampus, lingkungan yang aman, bersih, indah dan berbunga,
suasana keakraban, kerja sama yang harmonis dan saling mendorong dalam proses
pembelajaran, serta media dan sumber belajar yang memadai. Kesemuanya itu dapat
menggairahkan bahkan membanggakan peserta didik belajar di sekolah meskipun kuncinya
terletak pada kerja sama yang harmonis antara kepala sekolah, guru, peserta didik, staf, orang
tua, dan para stake holders.

B. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam
masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah
rintisan.

Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum
2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk
tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan
pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk
SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah
perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS)
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan
pendidikan di luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor


60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan
sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya
selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus.
Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.

C. Kinerja Guru
Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian
performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai
makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan
berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan.

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai, prestasi
yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja. Usman (2009: 489) mendefinisikan bahwa “kinerja
merupakan produk yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuan waktu yang telah
ditentukan dengan kriteria tertentu pula”. Yamin dan Maisah (2010: 87) mendefinisikan
“kinerja adalah perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang
mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu tugas”. Kinerja tenaga pengajar menyangkut
seluruh aktivitas yang ditunjukkan oleh tenaga pengajar dalam tanggung jawab untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan memandu peserta didik dalam rangka
menggiring perkembangan peserta didik ke arah kedewasaan mental-spiritual maupun fisik
biologis.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran peserta
didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan
selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Kinerja guru tidak terwujud begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu
baik faktor internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru
menurut Tutik Rachmawati dan Daryanto (2013) adalah : 1) kepribadian dan dedikasi, 2)
pengembangan profesi, 3) kemampuan mengajar, 4) hubungan dan komunikasi, 5) hubungan
dengan masyarakat, 6) kedisiplinan, 7) kesejahteraan dan 8) iklim kerja.Sedangkan menurut
Sedarmayanti dalam Supardi (2013: 19), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:
(1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3) keterampilan;
(4) manajemen kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan kesehatan; (7) jaminan
sosial; (8) iklim kerja; (9) sarana prasarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi.
BAB II
PEMBAHASAN

Kurikulum 2013.
Tema Kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif,
inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk secara
profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan),
mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan
prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria
keberhasilan.

Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran


dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan
guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang
telah diprogramkan. Saylor (1981) dalam Mulyasa (2002) mengatakan bahwa "Instruction is
thus the implementation of curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in
the sense of student, teacher interaction in an educational setting". Dalam hal ini, guru, harus
dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat
membentuk kompetensi dasar, apakah kegjatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya,
atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan
menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran. Kompetensi- kompetensi tersebut
merupalan bagian integral bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat
dikuasai dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.

Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks
karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek
pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu
lingkungan Pendidikan. Karena itu, guru harus mendampingi peserta didik menuju
kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi terlentu. Aspek psikologis menunjuk
pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang
berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada
kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri mengandung variasi, seperti belajar keterampilan
motorik, beIajar konsep, belajar sikap, dan seterusnya (Gagne, 1984). Perbedaan tersebut
menuntut pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung.
Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru. Dalam haI ini, guru
harus menentukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling berperan dalam proses
pembelajaran tertentu, dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai. Kondisi
eksternal yang harus diciptakan oleh guru menunjuk variasi juga dan tidak sama antara jenis
belajar yang satu dengan yang lain, meskipun ada pula kondisi yang paling dominan dalam
segala jenis belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru harus memiliki pengetahuan yang luas
mengenai jenis-jenis belajar, kondisi internal dan eksternal peserta didik, serta cara melakukan
pembelajaran yang efektif dan bermakna.
Pembelajaran menyenangkan. efektif dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru,
dengan prosedur sebagai berikut.
1. Pemanasan dan Apersepsi

Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peserta didik,
memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka
untuk mengetahui berbagai haI baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut.

a. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik.
b. Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi
kehidupan mereka.
c. Peserta didik digerakkan agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang
baru.
2. Eksplorasi

Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan


mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat
ditempuh dengan prosedur sebagai berikut.

a. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserLa
didik;
b. Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan
kompetensi yang sudah dimilila oleh peserta didik;
c. Pilihlah metode yang paling tepat dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan
penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.
3. Konsolidasi Pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan urnuk mengaktiflcan peserta didik dalam


pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkannya dengan kehidupan peserta
didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

a. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi dan
kompetensi baru;
b. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (problem
solving), terutama dalam masalah-masalah aktual;
c. Letakkan penekanan pada kaitan structural, yaitu kaitan antara materi standar dan
kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan
masyarakat
d. Pilihlah metode yang paling tepatsehingga materi standar dapat diproses menjadi
kompetensi dan karakter peserta didik.
4. Pembentukkan Sikap, Kompetensi, dan Karakter

Pembentukan sika, kompetensi, dan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut.
a. Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi, dan
karakter yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari;
b. Praktekkan pcmbelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun
sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
pengertian yang pelajari;
c. Gunakan metode yang palilig tepat agar terjadi perubahan sikap, kompetensi, dan
karakter peserta didik secara nyata.
5. Penilaian Formatif

Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan, yang pelaksanaannya dapat


dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

a. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik;


b. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan
peserta didik dan masalah_masalah yang dihadapi guru dalam membentuk karakter dan
kompetensi peserta didik;
c. Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Prosedur pembelajaran efektif dan bermakna sebagaimana diuraikan di atas, dapat


dilukiskan sebagai berikut.

Proses Alokasi waktu

PEMANASAN - APERSEPSI 5 - 10 %

EKSPLORASI 25 - 30 %

KONSOLIDASI PEMBELAJARAN 35 - 40 %

PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU 10%

PENILAIAN FORMATIF 10 %

Pengaruh kurikulum 2013 terhadap kinerja guru.


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Indri Julianti pada SLTA Negeri se-bandar,
menemukan berbagai pandangan yang berbeda mengenaikurikulum 2013 khususnya bagi guru
pendidikan jasmani. Ada guru yang setuju dengan penerapan kurikulum 2013 dan ada juga
guru yang tidak setuju dengan kurikulum 2013. Sebagian besar guru yang mengajar di Sekolah
Menengah Atas (SMA) sudah paham mengenai kurikkulum 2013 walaupun belum 100%
memahami. Namun ada pula guru yang tidak bagitu paham mengenai kurikulum 2013,
sehingga hal itu berdampak terhadap kinerja guru baik dalam persiapan perangkat
pembelajaran maupun dalam proses pembelajaran.
Kurikulum 2013 memberikan dampak yang baik terhadap kinerja guru. Hal ini terlihat
dari peningkatan kompetensi guru menjadi lebih baik seperti yang telah diuraikan oleh siswa
dan kepala sekolah, seperti kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kopetensi
profesional. Namun ada beberapa guru yang kurang mengerti dengan kurikulum 2013,
sehingga membuat guru kurang siap dalam menerapkan kurikulum 2013.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Laeli Mafudah pada guru smk bidang
keahlian bisnis dan manajemen di Kabupaten Semarang menghasilkan adanya pengaruh positif
dan signifikan pemahaman kurikulum, motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Semarang
sebesar 82,7%. Serta adanya pengaruh positif dan signifikan pemahaman kurikulum terhadap
kinerja guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Semarang sebesar
18,84%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulakan bahwa kurikulum merupakan suatu bagian


penting dalam penyelenggaraan Pendidikan dimana diperlukannya acuan yang harus dipenuhi
selama menempuh rentang waktu pembelajaran. Kurikulum tidak hanya terdiri atas sejumlah
mata pelajaran, tetapi juga meliputi semua kegiatan dan pengalaman potensial yang telah
disusun secara ilmiah. Kegiatan dan pengalaman belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi
juga di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah.

Dalam penelitian yang menjadi acuan makalah ini berkesimpulan bahwa adanya
dampak atau pengaruh yang disebabkan oleh penerapannya kurikulum 2013 terhadap kinerja
guru. Pengaruh yang ditimbulkan ialah dampak positif dimana guru sebagai pendidik dituntut
untuk dapat merancang pembelajaran yang lebih multistrategi, dengan prosedur : (1)
pemanasan dan apersepsi; (2) Eksplorasi; (3) Konsolidasi pembelajaran; (4) Pembentukan
sikap, kompetensi dan karakter; (5) Penilaian formatif.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Arifin, Zainal, M.Pd. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wibowo. 2008. Manajemen Kerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Julianti, Indri. 2015. Dampak Kurikulum 2013 Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes Slta Negeri
(Sma, Ma, Smk) Se–Bandar. Diunduh dari e-journal pada tanggal 16 Desember 2017
pukul 15.28 WIB.
Mafudah, Laeli. 2015. Pengaruh Pemahaman Kurikulum, Motivasi Kerja, Dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Smk Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen
Di Kabupaten Semarang. Diunduh dari e-journal pada tanggal 16 Desember 2017 pukul
15.44 WIB.
Abduhzen, Mohammad. 2013. Urgensi Kurikulum 2013. Dikutip dari edukasi.kompas.com
pada tanggal 16 Desember 2017 pukul 15.09 WIB.

Wikipedia.org. 2017. Kurikulum 2013. Diunduh dari id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013


pada tanggal 11 Desember 2017 pukul 12.22 WIB

Anda mungkin juga menyukai