KEPALA SEKOLAH
LENIGUSNITA, S. Pd
NIP.19680806 199005 2 001
A. Latar Belakang
Sekolah yang maju adalah keinginan dari setiap orang, baik yang terlibat
langsung atau tidak langsung dalam dunia pendidikan. Keinginan ini cukup
berasalan karena pendidikan adalah suatu proses yang menjamin maju tidaknya
suatu bangsa. Kata “maju” menurut hemat penulis bersinonim dengan “mutu”
atau “kualitas”, sehingga bila diartikan sekolah yang maju adalah sekolah yang
memiliki mutu atau kualitas yang baik. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa;
baik yang tangible maupun yang intangible. Pada proses pendidikan formal
seperti sekolah, sekolah yang bermutu berarti sekolah yang dapat menghasilkan
output yang unggul/berkualitas. Namun demikian, hasil yang bermutu tidak dapat
dicapai, bilamana tanpa didukung oleh proses yang baik pula. Sehingga sekolah
yang bermutu adalah sekolah yang baik dalam proses dan output.
yang dapat digunakan sebagai indikator dalam menghasilkan output yang bermutu
manusia dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya untuk mencapi tujuan yang telah
Selanjutnya, manajemen yang bermutu juga harus dijalankan oleh personil yang
bermutu pula. Untuk itu, bila mengharapkan sekolah yang memiliki manajemen
utamanya adalah belajar dan pengajaran, outputnya adalah hasil dari proses
belajar dan pengajaran ini. Proses belajar dan mengajar tidak akan terjadi tanpa
memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk mencipta. Inovasi diartikan hasil
daya cipta. Karenanya dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah jantung inovasi.
Tanpa kreativitas tidak akan ada inovasi. Jadi, makin tinggi kreativitas, jalan ke
arah inovasi semakin lebar pula. Dalam konteks proses belajar dan pengajaran,
program inovatif dapat berarti program yang dibuat sebagai upaya mencari
dilakukan atau program sejenis sedang dijalankan akan tetapi perlu perbaikan.
bahasa Inggris siswa kurang memuaskan. Untuk itu, sekolah menentukan sebuah
program yang disebut “English Club”. Dalam program ini siswa berpeluang besar
kreativitas, selanjutnya “English Club” merupakan inovasi dari yang belum ada
menjadi ada. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa “English Club” (inovasi)
tidak akan ada tanpa adanya proses pencarian program alternatif guna
memperbaiki kemampuan komunikasi bahasa Inggris siswa (kreativitas). Dengan
mengidentifikasi proses di sekolah yang memiliki mutu yang baik dan selanjutnya
Kreativitas tidak timbul atau ada dengan sendirinya. Kreativitas akan ada
Stimulus/dorongan itu bisa berasal dari dalam diri seseorang (internal) atau dari
inovasi. Namun sebaliknya, tanpa motivasi orang cenderung tidak terdorong dan
tidak tergerak untuk meraih sesuatu yang diinginkannya. Demikian juga, bila
motivasi seseorang rendah orang cenderung kurang menyukai kerja keras, kurang
tantangan/masalah.
output yang bermutu pula. Melalui makalah pendek ini, penulis tertarik untuk
mengkaji kreativitas dan inovasi apa pada proses pendidikan di sekolah, sehingga
rumusan masalah utama dalam makalah ini, yakni “Kreativitas dan inovasi apa
penulisan laporan ini adalah “Untuk menemukan kreativitas dan inovasi yang
2) Sekolah
untuk berkreativitas guna melahirkan inovasi sehingga sekolah yang ada di Kota
Sesuai dengan topik utama makalah ini, yakni kreativitas dan inovasi
sebagi alternatif guna memajukan sekolah, berikut akan dipapar kajian teori dan
1. Kajian Teori
Secara harafiah, kata kreatif berasal dari bahasa Inggris “create” yang
terjadi atau ada). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah
memperkenalkan perubahan dan ide baru untuk melakukan sesuatu). Dengan kata
lain, program inovatif dapat diartikan sebagai program yang sifatnya baru, tidak
akan memperoleh suatu pengertian dimana inovasi akan lahir dari suatu
kreativitas.
Lebih jauh, suatu hal yang patut diketengahkan sini bahwa kreativitas
tidak dimonopoli oleh orang yang genius saja. Gardner (1980) yang menemukan
terlebih oleh EQ, kecerdasan emosional dengan kompetisi inter- dan intrapersonal.
kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu. Kata lain IQ
bekerja dengan baik bila EQ bekerja dengan baik pula. Sebagai tambahan, Kao
mengagumkan.
juga tidak boleh direndahkan menjadi kemampuan merekam dengan ingatan dan
tidak terbatas hanya kepada kemampuan berfikir logis perseptif, dan logis
inovatif.
b. Cara-Cara Berfikir Kreatif
Chandra (1994) menyatakan 10 sikap mental orang kratif, yakni (1) hasrat, untuk
terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu, (3) minat, untuk menggali lebih
dalam dari yang tampak dipermukaan, (4) rasa ingin tahu, semangat yang tak
pernah mandeg untuk mempertanyakan, (5) mendalam dalam berfikir, sikap yang
mampu bekerja sama, sanggup berfikir secara produktif bersama orang lain.
Lebih lanjut, beberapa hal yang harus dilakukan agar seseorang lebih
1) Membiasakan diri belajar menjadi seorang innovator bukan plagiator. Hal ini
mengimplementasikan ide-ide, baik yang baru ataupun yang sudah lama. Cara
merubah dari seseorang yang pasif “nrimo” menjadi orang yang aktif
tulisan.
c. Hambatan Kreativitas
demikian, proses kreativitas tidak dengan sendirinya berjalan pada diri seseorang.
kreativitas seseorang meliputi, dua hal utama, yakni yang berasal dari diri
seseorang (internal block creativity) dan yang berasal dari luar diri seseorang.
Hambatan yang berasal dari diri seseorang dapat berupa hal-hal sebagai berikut.
1) Hambatan pola pikir. Hambatan pola pikir dalam konteks kreativitas dikenal
seseorang akan cenderung merespon dengan cara yang sama, mengulang pola
pikir atau cara pemecahan lama yang sudah terbukti berhasil. Oleh sebab itu,
pola pikir reproduktif menjadi salah satu penyebab utama kekakuan berfikir,
dan dengan demikian menjadi penghambat kreativitas. Sering kali, pola pikir
oleh pola pendidikan model skolastik atau lingkungan yang menuntut cara-
fact to) dari pada persepsi sebagai peluang perbaikan. Padahal kreativitas
menjadi terhambat.
mudah dikenali dalah rasa takut. Hambatan ini bisa berupa takut diabaikan,
takut dicemooh, takut dievaluasi, takut dihakimi, takut dianggap bodoh, takut
ketidaksempurnaan, takut mencoba, takut ambil resiko, takut ide tidak berjalan
seperti yang diharapkan, takut gagal, dan lain-lain. Salah satu sebab mengapa
banyak rapat kurang maksimal atau kurang kreatif adalah karena masih
kuatnya aral ketakutan yang membelenggu peserta rapat. Pendek kata,
usaha, dan kerja keras. Bila motivasi rendah, orang cenderung kurang
tanggung jawab, menghakimi ide-ide baru, berpuas diri, dan mengindari hal-
hal imaginative.
seseorang, hambatan kreativitas juga dapat berasal dari luar diri seseorang
individu, tetapi langsung atau tidak dipengaruhi oleh aspek social. Situasi
social tertentu kadang cukup apresiatif dan menghargai kreativitas dengan
layak sehingga bisa lebih memotivasi individu untuk produktif dan kreatif.
motor sekaligus bahan baker inovasi. Sekalipun peran kreativitas besar, namun
inovasi apa saja yang dapat digunakan untuk memajukan sekolah?”, pembahasan
Seperti yang telah disinggung pada latar belakang makalah ini bahwa
administrator, siswa, komite, and fasilitas lain seperti gedung sekolah, fasilitas
kantor, gedung sekolah, lab, dan lain-lain untuk mencapai tujuan yang telah
diupayakan pada setiap fungsi manajemen sekolah itu sendiri. Berikut akan
1) Perencanaan (Planning)
nampak dari hal-hal yang mesti rumuskan pada tahap perencanaan. Pertama,
sudah dirumuskan.
Sekolah (RAPBS), mereka dapat memberikan dukungan baik moril atau materil
juga bahwa RAPBS harus disusun menyesuaikan dengan kemampuan dan skala
prioritas. Artinya tujuan jangka pendek mana yang harus cepat direalisasikan.
Hal yang lain yang perlu dirumuskan pada tahap perencanaan adalah
penentuan personil adalah melalui rapat yang melibatkan kepala sekolah, guru,
kesanggupannya. Bagi personil yang bertugas pada jabatan tertentu akan memilki
rasa tanggung jawab yang lebih, karena itu merupakan keputusan bersama.
2) Pengorganisasian (Organizing)
adanya acuan yang jelas, sehingga tumpang tindih tugas dan tanggung jawab akan
dapat dihindari.
3) Pengarahan (Directing)
personil di sekolah. Mereka dengan sendirinya memiliki arah yang jelas mana
yang menjadi tugas pokok mereka dan akan bertangung jawab kepada siapa.
Disamping itu, dengan adanya visi, misi, dan tujuan yang jelas juga akan
mengarahkan tujuan kerja mereka dimana mereka pada intinya adalah akan
4) Pengkoordinasian (Coordinating)
Personil yang satu tidak mungkin akan mengerjakan tugas yang bukan tanggung
beasiswa dengan kriteria berprestasi dan tidak mampu. Personil yang memiliki
tanggung jawab ini di sekolah adalah Waka. Kesiswaan. Namun Waka. Kesiswaa
tidak akan mencari sendiri ke kelas-kelas mana siswa yang memiliki criteria
tersebut, siswa hanya berkoordinasi dengan Waka. Kurikulum karena personil ini
memiliki data prestasi siswa. Untuk memperoleh data siswa yang memiliki
criteria tidak mampu, Waka. Kesiswaan dapat berkoordinasi dengan personil BP.
Inti dari contoh kecil ini adalah bagaimana tupoksi akan mempermudah
Dengan adanya visi, misi, tujuan, RAPBS, dan tupoksi yang jelas dan
yang sudah, mana yang terkendala, dan mana yang tidak dapat direalisasikan.
setiap awal bulan/akhir bulan. Dengan pola pengawasan yang dilakukan sendiri
dilembaga-lembaga lain. Dengan adanya RAPBS yang jelas dan transparan akan
defisit.
sebagai seorang manajer artinya dia adalah orang yang berinisiatif menggerakan
adalah orang yang harus mampu menyadari posisinya dan peranannya sebagai
baik dengan disiplin diri, rasa tanggung jawab, serta memilki integritas sebagai
pimpinan. Kepala sekolah juga harus memiliki kreativitas dalam inisiatif yang
pengendalian diri serta mampu membina hubungan baik antar personil sekolah
Pendidikan (KTSP), tidak ada hambatan regulasi bagi guru untuk berkreativitas
sehingga dapat menghasilkan output yang bermutu. Guru dapat berkreasi dari
pengajaran; tehnik, media, dan evaluasi yang akan digunakan dalam pengajaran.
Kreativitas guru dalam pengajaran dapat disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan
sekolah, guru itu sendiri, siswa, dan konteks lingkungan. Berkaitan dengan
ini perlu guna meningkatkan profesionalisme guru itu sendiri, yang pada
sekolah yang bermutu yang dapat menghasilkan output yang bermutu pula.
personil yang harus melayani, masyarakat, kepala sekolah, guru, dan siswa. Untuk
Saat ini, masyarakat yang umunya diwakili oleh personil komite sekolah
memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung perbaikan mutu proses dan
output sekolah. Peranan itu terlihat pada saat proses perencanaan program-
Siswa juga personil sekolah yang berperan dalam peningkatan mutu proses
dan output sekolah. Bahkan, siswa merupakan subyek utama dalam pencapaian
mutu proses dan output. Dalam peningkatan proses manajemen sekolah, siswa
dapat berperan dalam organisasi intra sekolah, seperti UKS dan pramuka. Dalam
proses belajar, siswa tidak dapat dipungkiri harus aktif dan kreastif dalam
meningkatkan dirinya. Alasan yang mendasar adalah peran guru yang bukan satu-
satunya sumber belajar dikelas lagi, guru hanya berperan sebagai manajer, adviser,
bergantung pada diri mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui kreativitas siswa
kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa visi, misi, dan tujuan
sekolah harus dirumuskan dalam proses perencanaan manajemen sekolah. Hal ini
juga secara langsung akan memberikan implikasi pada model kurikulum yang
kurikulum yang mengacu pada visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
ini dapat dilakukan pada struktur kurikulum, misalnya dengan menetapkan mata
pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri yang sesuai dengan konteks
pengajarannya. Beban belajar juga dapat disesuaikan dengan yang menjadi fokus
realisasi tujuan sekolah, misalkan sekolah yang memiliki fokus pada mata
pelajaran eksak, tentu sekolah tersebut dapat memodifikasi beban belajar dengan
yang akan digunakan dalam proses belajar dan pengajaran. Banyak kreativitas
yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan mutu proses
sehingga dapat dengan tepat memilih pendekatan yang akan dipakai dalam proses
B. Dialog
C. Aktivitas sukarela
D. Belajar di rumah
2. Sekolah Aman
pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan
4. Sekolah Daring
diantara yaitu:
F. Penutup
Penutup dalam makalah ini mencakup dua hal, yakni kesimpulan dan
saran.
1. Kesimpulan
dan inovasi apa saja yang dapat digunakan untuk memajukan sekolah?”,
kreativitas dan inovasi dapat terjadi pada tiga aspek pokok di sekolah, yakni
merumuskan visi, misi, tujuan, RAPBS, staf pembantu kepala sekolah, dan
lain.
Pada aspek personil sekolah, kreativitas sangat terbuka sekali. Hal ini
tugasnya.
Kurikulum sekolah juga ada peluang untuk berkreativitas, baik dari isi
Dari tiga peluang kreativitas pada tiga aspek tersebut diatas, kembali lagi
pada mental kreativitas setiap personil sekolah, sehingga sekolah dapat bermutu
2. Saran
Dengan peluang berkreativitas yang cukup besar dari tiga aspek di lingkup
beberapa saran yang dapat dikemukakan tertuju pada beberapa pihak sebagai
berikut.
inti dari keduanya adalah mendorong kreativitas guna menemukan inovasi baru,
2) Sekolah
untuk berkreativitas pada tiga aspek utama, yakni manajmen sekolah dan
kurkulum sekolah, sehingga pencapain mutu pada proses dan output dapat
tercapai.