Anda di halaman 1dari 7

I.

TINJAUAN PUSTAKA
a. Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis terdiri dari pemeriksaan warna, kekeruhan, bau, buih,
dan berat jenis. Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih dan bewarna kuning
oleh pigmen urokrom dan urobilin. Urin yang sangat encer hampir tidak berwarna. Urin
yang sangat pekat tampak kuning tua atau hampir seperti sawo. Kekeruhan bisanya
terjadi akibat kristalisasi atau pengendapan urat pada urin asam sedangkan dalam urin
basa dapat terdapat fosfat (Yeoh et al., 2013).
Yeoh, M., Lai, N.K., Anderson, D., Appadurai, V., 2013. Macroscopic haematuria
a urological approach. Aust. Fam. Physician 42, 123–126.
Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh, warna
kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya. Bau khas air kemih
bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. Berat jenis 1.015 – 1.020 (Yeoh
et al., 2013).
Warna urin yang dikeluarkan tergantung dari konsentrasi dan sifat bahan yang
larut dalam urin. Warna urin dapat berubah oleh karena obatobatan, makanan, serta
penyakit yang diderita. Warna urin normal putih jernih, kuning muda atau kuning.
Warna urin berhubungan dengan derasnya diuresis (banyak kencing), lebih besar
diueresis lebih condong putih jernih. Warna urin kuning normal disebabkan antara lain
oleh urocrom dan urobilin. Pada keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih kuning
dan pekat dari biasa ginjal normal(Gandasoebrata, 2013).
Urin yang baru dikemihkan biasanya jernih. Kekeruhan yang timbul bila urin
didiamkan beberapa jam disebabkan oleh berkembangnya kuman. Kekeruhan ringan bisa
disebabkan oleh nubecula. Pada infeksi saluran 13 kemih, urin akan keruh sejak
dikemihkan yang disebabkan lender, sel-sel epitel dan lekosit lama-lama mengendap
(Gandasoebrata, 2013)
Gandasoebrata. 2013. Pemeriksaan Urin, Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian
rakyat.
Normalnya bau tidak keras. Bau khusus pada urin dapat disebabkan oleh makanan
misalnya : jengkol, pete, durian dan yang disebabkan obat-obatan, misalnya : mentol,
terpentin.Pada karsinoma saluran kemih, urin akan berbau amoniak karena adanya
kuman yang menguraikan ureum dalam urin.(Gandasoebrata, 2013)
Berat jenis urin yaitu mengukur jumlah larutan yang larut dalam urin. Pengukuran
BJ ini untuk mengetahuai daya konsentrasi dan data dilusi ginjal. Normal berat jenis
berbanding terbalik dengan jumlah urin. Berat jenis urine rat hubungannya dengan
dieresis makin tinggi berat jenisnya dan sebaliknya. Normal berat jenis urin adalah 1003-
1030. Tingginya berat jenis urin memberikan kesan tentang pekatnya urin, jadi bertalian
dengan faal pemekat ginjal. (Gandasoebrata, 2013)
B. Pemeriksaan Mikroskopis
Pada pemeriksaan ini menggunakan urin yang baru dikemihkan untuk
menghindari perubahan morfologi unsur sedimen.
Syarat-syarat pemeriksaan sedimen adalah : a. Sebaiknya dipakai urin baru, bila
tidak bisa maka sebaiknya disimpan dalam kulkas maksimal 1 jam disimpan dengan
diberi pengawet. b. Sebaiknya digunakan urin pagi karena urin pagi lebih kental dan
bahanbahan yang terbentuk belum rusak atau lisis. c. Botol penampung harus bersih
dan dihindari dari kontaminasi. (Gandasoebrata, 2013)
Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis adalah dari unsur-unsur
organik sediment urin tersebut antara lain :
1. Sel darah putih/leikosit.
Normal jumlah lekosit adalah 4-5/LPB. Lekosit dapat berasal dseluruh
saluran urogenialis. Lekosit dalam urin umumnya berupa segmen, dalam urin
asam lekosit atau pis biasanya mengerut, pada urin lindi lekosit akan
mengembang dan cenderung mengelompok. Lekosit umumnya lebih besar
dari eritrosit dan lebih kecil dari sel epitel. (Gandasoebrata, 2013)
2. Sel darah merah/erirosit.
Normal jumlah eritrosit adalah 0-1/LPB. Pada keadaan normal eritrosit
bisa berasal dari seluruh saluran urogenitalis. Kadang-kadang perdarahan
saluran kemih bagian bawah menimbulkan bekuan darah dalam urin. Bentuk
eritrosit normal adalah cakram bikonkaf, diameter ± 7µ, warna hijau pucat dan
jernih. (Gandasoebrata, 2013)
3. Silinder.
Terbentuk didalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein dan
kadang-kadang dipermukaannya terdapat lekosit, eritrosit, dan epitel. Pembentukan
silinder dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain osmositas, volume, Ph, adanya
glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal. Bermacammacam bentuk silinder yang
berhubungan dengan berat ringannya penyakit ginjal (Sajadi et al., 2016).

Sajadi, S., Yu, C., Sylvestre, J.-D., Looper, K.J., Segal, M., Rej, S., 2016. Does lower urine-
specific gravity predict decline in renal function and hypernatremia in older adults exposed
to psychotropic medications? An exploratory analysis 9, 268–272. doi:10.1093/ckj/sfv132

4. Epitel.
Merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal di dapatkan dalam
sedimen urin. Keadaan patologik jumlah epitel dapat meningkat, seperti pada
peradangan, dan infeksi dalam saluran kemih(Sajadi et al., 2016).
5. Bakteri
Bakteri yang dapat disamping kelainan sediment lain, khusu bersama dengan
banyak lekosit menunjukkan kepada sesuatu infeksi dan dapat diperiksa lebih lanjut
dengan memulas sel gram atau dengan biakan urine untuk identifikasi. (Sajadi et al.,
2016).

C. Pemeriksaan Kimiawi
Pemeriksaan kimiawi, terdiri dari pemeriksaan derajat keasaman urin (pH),
reduksi (gula dalam urin), dan protein. Derajat keasaman urin harus diukur pada urin
baru, pH urin dewasa normalnya adalah 4,6-7,5 pH urin 24 jam biasanya asam, hal ini
disebabkan karena zat-zat sisa metabolise badan yang biasanya bersifat asam. Penelitian
pH urin berguna pada gangguan cairan badan elektrolit serta pada infeksi saluran kemih
yang disebabkan oleh kuman yang menguraikan ureum. Adanya bakteriurea urin akan
bersifat alkalis (Anita et al., 2016).

Anita, S., Majid, S., Saeed, S., Hamid, R.H., Reza, S., 2016. The Accuracy of Urinalysis in
Predicting Intra-Abdominal Injury Following Blunt Traumas 4, 11–15.
Protein merupakan molekul yang lebih kecil dari pada globulin. Protein positif
bisa disebabkan: Infeksi Ginjal, Nephrotic syndrome, hipertensi, infeksi saluran kencing.
Protein false positif disebabkan; waktu pencelupan yang terlalu lama (menyebabkan
larutnya buffer), pH urin 3, pHIE (pH Iso Electric disebabkan oleh konsumsi vitamin
C), Protein false negatif disebabkan pH urine yang sangat alkalis (pH 9). Glukosa : hasil
positif bisa disebabkan oleh diabetes mellitus. Cara kimiawi (Fehling): bisa (+) bila ada
glukosuria atau false (+) bila ada bahan reduksi vitamin C atau obat – obatan yang
mengandung salisilat Urobilin / bilirubin : untuk fungsi liver (Yeoh et al., 2013).

D. Pemeriksaan Bilirubin (Metode Fouchet)


Pemeriksaan bilirubin yang dilakukan oleh praktikan adalah metode Fouchet.
Praktikan menemukan bahwa dalam urin pasien yang diperiksa tidak terdapat
kandungan bilirubin di dalamnya karena tidak terjadi perubahan warna menjadi hijau
pada kertas saring yang dipakai (Murray, 2009).
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Ed.27. Jakarta : EGC.
Bilirubin adalah produk penguraian hem: sebagian besar (85-90%) terjadi dari
penguraian hemoglobin dan sebagian kecil (10-15%) dari senyawa lain seperti
mioglobin. Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan hemoglobin
yang telah dibebaskan dari sel darah merah .Sel-sel ini kemudian mengeluarkan besi
dari hem sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin hem
untuk menghasilkan tetrapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk tidak larut
air (bilirubin tidak terkonjugasi, indirek) sehingga bilirubin dalam plasma terikat ke
albumin untuk diangkut ke medium air. Pada saat bilirubin terikat pada plasma
beredar dalam tubuh dan melewati lobulus hati, hepatosit melepas bilirubin dari
albumin dan meyebabkan larut air dengan mengikat bilirubin ke asam glukuronat
(bilirubin terkonjugasi, direk) (Jayne et all, 2013).

Jayne, David., Yiu, Vivian. 2013. National Kidney Fondation’s Primer on Kidney Diseases.
China: Elsevier.

Setelah bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon merubah bilirubin menjadi
urobilinogen (suatu istilah kolektif untuk beberapa senyawa tidak berwarna yang
kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin). Urobilin disekresikna
ke dalam feses, tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui usus dan melalui
sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam empedu. Karena larut air,
urobilinogen juga dapat keluar melalui urine apabila mencapai ginjal. (Jayne et all,
2013).

E. Pemeriksaan Urobilinogen
Pemeriksaan urobilinogen yang dilakukan oleh praktikan dilakukan menggunakan
metode Ehlrich dengan reagen Ehlrich. Pada pemeriksaan ini, didapatkan hasil
negatif, artinya tidak terdapat urobilinogen di dalam urin. Urobilinogen dalam
jumlah kecil di urin adalah normal. Jumlah yang berlebihan dapat menunjukkan
gangguan saluran kemih atau mungkin disfungsi hati, gagal jantung kongestif, sirosis
hati atau mononukleosis infeksiosa (Mehta et al., 2011).

Mehta, P., Lukacs, M., & Abraham, S.M. 2011. Normal in the blood, abnormal in the urine. Q J
Med. doi:10.1093/qjmed/hcr164

Pemeriksaan Urobilin dilakukan untuk mendeteksi urin yang berubah warna, dan
biasanya berwarna coklat karena Urobilinogen telah berubah menjadi urobilin
menjadi Urobilin melalaui oksidasi. Untuk dasar melaksanakan pemeriksaan urobilin
sebenarnya sama yaitu membantu mendeteksi adanya kerusakan hepar, ban dari
penurunan fungsinya atau obnormalitas untuk hingga menyebabkan kelainan klinis.
Pemeriksaan urobilin untuk menilai kada eksresi urobilinogen yang sudah teroksider
kalau hasilnya positif berarti menunjukkan eksresi urobilinogen terkosidasi
meningkat dan mempunyai maka yang sama. Seperti peningkatan pada urobilinogen
sebelum teraksidasi (Mehta et al., 2011).
Pemeriksaan Urobilinogen dalam urin berdasarkan reaksi antara urobilinogen
dengan reagen Ehrlich (Paradimethylomino benzaldahyde serta buffer asam).
Intensitas warna yang terjadi dari jingga hingga merah tua, dibaca dalam waktu 60
detik warna yang timbul sesuai dengan peningkatan kadar Urobilinogen dalam urin.
Urin yang terlalu alkalis menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih tinggi
sedangkan urin yang terlalu asam menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih
rendah dari seharusnya (Mehta et al., 2011).
Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil Urobilinogen. Peningkatan
eksresi Urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu
atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh. Urobilinogen urin menurun
dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pancreas, penyakit hati yang parah (jumlah
empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yang parah, koletiasis,
diare yang berat. Kadar nitrit yang tinggi juga menyebabkan hasil negative palsu
(Manruw, 2013).
Monruw, 2013. Pengantar biokimia. UI Press. Jakarta.
F. Pemeriksaan Kalsium
Urin normal jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai
dengan jumlah cairan yang dimasukkan. Kekurangan minum dapat menyebabkan
kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urin meningkat),
sehingga mempermudah pembentukan batu. Sehingga air minum jenuh mineral,
terutama kalsium yang terdapat di dalam urin sebesar 80% dengan bentuk terbesar
yaitu kalsium oksalat dan terkecil kalsium fosfat (Jayne et al., 2013).
Jayne, David., Yiu, Vivian. 2013. National Kidney Fondation’s Primer on Kidney Diseases.
China: Elsevier.

Kehilangan sebagian kalsium harian melalui ekresi (urine dan feses), keringat,
dan paru-paru saat kita bernapas adalah hal yang normal. Oleh karena itu, kita harus
mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang hilang.
Pada kebanyakan orang yang sehat, pola makan yang mengikuti rekomendasi asupan
kalsium yang tepat dapat mengembalikan kalsium yang hilang setiap harinya
(kilburn et al.,2009).

Kilburn, D.J., Shekar, K., Fraser, J.F., 2016. The Complex Relationship of Extracorporeal
Membrane Oxygenation and Acute Kidney Injury: Causation or Association? Biomed Res.
Int. 2016, 1–14. doi:10.1155/2016/1094296
Jika kebutuhan kalsium tidak bisa dipenuhi, tubuh akan mengambil kalsium dari
tulang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan utama kalsium untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah. Mempertahankan kadar kalsium
sangat penting agar jantung, pembuluh darah, persarafan, dan otot dapat berfungsi
dengan normal. Jika diperlukan tubuh akan mengorbankan tulang (sehingga
membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah) demi mempertahankan fungsi
tubuh yang lebih vital bagi kelangsungan hidup (kilburn et al.,2009).
Makanan yang rendah kalsium akan mengarah kepada tulang yang tidak sehat.
Jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit menyerap
kalsium maka situasinya akan semakin serius. Cara terbaik untuk membangun tulang
yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi makanan kaya akan
kalsium dan mendapatkan setidaknya 1000 mg suplemen kalsium per hari. Wanita
menopause harus mendapatkan 1500 mg kalsium per hari. Suplemen vitamin D juga
penting karena vitamin ini meningkatkan penyerapan kalsium (Yeoh et al., 2013).

Yeoh, M., Lai, N.K., Anderson, D., Appadurai, V., 2013. Macroscopic haematuria a urological
approach. Aust. Fam. Physician 42, 123–126.

Anda mungkin juga menyukai