Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDEKATAN AGAMA

DALAM ILMU KEBIDANAN

DISUSUN OLEH

SRI NURWAKHYUNINGSIH

NIM: P1337424421040

KELAS KERJASAMA

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang

disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang telah

membimbing penulis dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama, penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan rekan kerja yang telah memberi

dukungan berupa moril dan materil.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman

yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat baik bagi pembaca maupun orang-orang yang mendapatkan manfaat

secara tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

secara substantif dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka

terhadap kritik dansaran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Mohon maaf apabila ada

kekurangan dan kesalahan kata.

Magelang, Desember 2021

Penyusun

2
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………................……………………….... 1

KATA PENGANTAR ………………………................……………………….. 2

DAFTAR ISI …………………………………................………………………. 3

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………......……………………………… 4

1.2 Tujuan Pembahasan………….....……………………………………. 4

1.3 Metode Penulisan ………………………................………………… 5

1.4 Manfaat Penulisan ………………………................………………... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan melalui

Pendekatan Agama ………….....…….................……………………6

2.2 Pandangan Agama yang berhubungan dengan praktik kebidanan........7

2.3 Pandangan Agama yang berhubungan dengan praktik kebidanan ......11

2.4 Landasan Interaksi Sosial Antar Umat Beragama …….....……….... 14

2.5 Model Interaksi Sosial AntarUmat Beragama .....……..……….....…14

BAB III PENUTUP

 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 16

 3.2 Saran …………………………………………………………….... 16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejauh ini masalah kesehatan reproduksi lebih banyak didekati dari


aspek klinis sehingga berkembang anggapan bahwa masalah kesehatan
reproduksi hanya dapat dipelajari dan dipecahkan oleh ahli-ahli
kedokteran.Sementara itu , banyak bukti yang mengatakan bahwa inti
persoalan kesehatan reproduksi sesungguhnya terletak pada konteks sosial,
ekonomi dan kebudayaan. Kesehatan reproduksi dipengaruhi dan
mempengaruhi sistem politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan gander.

Pengaruh kehamilan pada ibu sangat bergantung pada dukungan sosial,


lingkungan keluarga, fisik maupun psikologis nya. Saat ini dalam
melakukan praktek kebidanan di perkotaan maupun dipedesaan sangat lah
berpengaruh terhadap sosial dan budaya. Seorang bidan yang dalam
memberikan asuhan pelayanan kesehatan harus mengetahui dan melakukan
pendekatan sosial seperti melaui agama agar dapat diterima oleh
masyarakat.

Pada makalah ini, akan dibahas mengenai cara-cara pendekatan sosial


budaya dalam praktek kebidanan melalui agama. Pendekatan sosial ini
sangatlah penting karena akan berpengaruh dalam memberikan pelayanan
asuhan kebidanan. Dan juga berpengaruh terhadap lingkungan sosial dan
budaya.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan mengenai cara – cara
pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan melalui
pendekatan agama

4
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pendekatan sosial budaya dalam praktek
kebidanan melalui pendekatan agama.
b. Untuk mengetahui pandangan agama yang berhubungan dengan
praktik kebidanan.
c. Untuk mengetahui Pendekatan sosial budaya dalam praktek
kebidanan melalui agama dari beberapa suku.
d. Untuk mengetahui landasan interaksi sosial antar umat
beragama.
e. Untuk mengetahui model interaksi sosial antarumat beragama
1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini,metode yang kami gunakan yaitu
metode kepustakaandengan mencari dan mengumpulkan data-data yang
berhubungan baik melalui media internet maupun refrensi dari sumber
buku.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang pendekatan sosial
budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan agama.
2. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang Pandangan Agama
yang berhubungan dengan praktik kebidanan.
3. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang Pendekatan sosial
budaya dalam praktek kebidanan melalui agama dari beberapa suku.
4. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang Landasan Interaksi
Sosial Antar Umat Beragama.
5. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang Model Interaksi
Sosial AntarUmat Beragama.
6. Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam membuat makalah

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan melalui


Pendekatan Agama
Agama dapat memberikan petunjuk atau pedoman pada umat manusia
dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu, agama
juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah
hidup yang sedang dihadapi.
Adapun aspek – aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
a. Agama memberikan petunjuk kepada umatnya untuk selalu menjaga
kesehatannya.
b. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan
melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan
yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
c. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
d. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya

Upaya – upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama :

a. Upaya pemeliharaan kesehatan


Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak
ibu hamil yaitu sejak janin dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar
bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya.
Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat
manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara
lain:
1) Makan makanan yang bergizi

6
2) Menjaga kesehatan
3) Berolah raga
4) Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik daripada


pengobatan di rumah sakit. Diantaranya adalah :

1) Pemberian imunisasi
2) Pemberian ASI pada anak sampai usia 2 tahun
3) Memberikan penyuluhan kesehatan
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi Muhammad SAW bersabda : “bagi setiap penyakit yang diturunkan
oleh Allah, ada obat yang diturunkan-Nya”. Dalam hadist ini, manusia
dianjurkan untuk berobat.

2.2 Pandangan Agama yang berhubungan dengan praktik kebidanan


A. Keluarga Berencana

Program KB adalah suatu program yang dimaksudkan untuk


membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan
reproduksi, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi
insiden kehamilan berisiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat
pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi
semua orang yang membutuhkan, meningkatkan mutu nasehat,
komunikasi, edukasi, konseling dan pelayanan, meningkatkan partisipasi
dan tanggung jawab pria dalam praktek KB, dan meningkatkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk penjarangan kehamilan (BKKBN,
2006).

Metode kontap sebagai salah satu alat KB juga diperdebatkan


oleh para ulama Islam, karena sifatnya yang permanen dan menganggap
cara ini sama dengan pengebirian yang dilarang dalam hukum Islam.

7
Namun belakangan metode ini akhirnya diperbolehkan dengan
pertimbangan bila metode KB lain memang tidak sesuai dan alasan
kesehatan dari PUS itu sendiri.

1. Menurut Pandangan Agama Islam


Pandangan agama islam terhadap pelayanan keluarga berencana.
Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan
melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada beberapa yang
mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah berlawanan
dengan takdir Allah SWT.
Pandangan agama yang memperbolehkan menggunakan alat
kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan merencanakan jarak kehamilan
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat
merencanakan jarak kehamilan sehingga ibu tersebut dapat
menjaga kesehatan ibu, anak, dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak,
tentunya sangat merepotkan dan membebani perekonomian
keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu.
Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat
mengancam keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat
waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak
dan keluarga.
Sedangkan pandangan agama yang melarang menggunakan alat
kontrasepsi IUD :
1) Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
2) Mekanisme IUD belum jelas, Karena IUD dalam Rahim tidak
mengahalangi pembuahan sel telur, bahkan sel sperma masih
bisa tetap masuk (berpotensi kegagalan)

8
3) Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak diperbolehkan selama
masih ada obat – obatan dan alat lainnya. Selain itu, pada waktu
pemasangan atau pengontrolan IUD harus melihat aurat wanita
2. Menurut Pandangan Agama Kristen
Pandangan agama Kristen, pada dasarnya menyetujui program
KB dengan batasan-batasan yang telah ditentukan di antaranya adalah
a. Masalah KB misalnya : jenis kontrasepsi yang dipakai, jumlah anak
yang diinginkan, dan lain-lain ditentukan oleh suami istri sendiri,
tanpa ada paksaan dari pihak lain termasuk pemerintah.
b. Penentuan tentang keikutsertaan ber-KB harus disepakati bersama
antara suami istri.
c. Dalam konsili disebutkan bahwa cara-cara KB yang dilarang
adalah pengguguran (aborsi) dan pembunuhan bayi. Selain itu cara
coitus interuptus dan sterilisasi baik yang permanen maupun tidak
juga dilarang.
d. Cara ber-KB yang dianjurkan oleh gereja adalah pantang berkala.
Mengenai cara ini ensiklik hummanae menolak semua cara ber-KB
selain pantang berkala.
e. Bila cara pantang berkala telah dicoba dan mengalami kesulitan
atau membahayakan kesehatan, maka suami istri dapat meminta
nasehat kepada imam sebagai Bapak rohani untuk menentukan
jalan keluar yang tepat (BKKBN, 1980)
3. Menurut Agama Hindu
Pandangan agam Hindu terhadap program KB sangat positif
bahkan cenderung mendukung karena program ini dianggap sejalan
dengan ajaran agama Hindu. Alat kontrasepsi tercipta dari ilmu
pengetahuan, dan ilmu yang dipergunakan untuk kesejahteraan
manusia, akan disetujui oleh Hindu Dharma dan tidak akan ditentang.
Bahkan penggunaan alat kontrasepsi diatur agar sesuai dengan
desa/tempat, kala/waktu,dan patra/keadaan (BKKBN, 1980).

9
Namun demikian metode pengguguran (abortus criminalis)
dianggap sebagai dosa besar karena bertentangan dengan ajaran
Ahimsa Karma. Pengguguran janin dianggap sama dengan
pembunuhan orang suci. Oleh karena itu, metode ini sangat ditentang
oleh umat Hindu.
4. Menurut Agama Budha
Agama Budha memperbolehkan pemakaian kontrasepsi karena
pencegahan kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi dianggap
sama dengan pencegahan pertemuan sel telur dengan sel sperma yang
berarti pula mencegah terjadinya makhluk. Hal ini berarti tidak terjadi
pembunuhan, karenaa sel telur dan sel sperma sendiri menurut agama
Budha bukanlah makhluk.

B. Khitan Pada Perempuan

Khitan secara bahasa diambil dari kata “ khotana “ yang berarti


memotong. Khitan bagi laki-laki adalah memotong kulit yang menutupi
ujung zakar, sehingga menjadi terbuka. Sedangkan khitan bagi
perempuan adalah memotong sedikit kulit (selaput) yang menutupi
ujung klitoris (preputium clitoris) atau membuang sedikit dari bagian
klitoris (kelentit) atau gumpalan jaringan kecil yang terdapat pada ujung
lubang vulva bagian atas kemaluan perempuan. Khitan bagi laki-laki
dinamakan juga I’zar dan bagi perempuan disebut khafd. Sedangkan
istilah secara internasional sunat perempuan adalah Female Genital
Mutilation (FGM) atau Female Genital Cutting (FGC).

Tindakan ini tidak dikenal sama sekali dalam dunia medis.


Pemotongan atau pengirisan kulit sekitar klitoris apalagi klitorisnya
sangat merugikan. Tidak ada indikasi medis untuk mendasarinya.
Seorang bidan di Jawa Barat pernah mengulas tentang hal ini karena
menemukan bekas-bekasnya pada pasiennya. Kenyataannya memang
ada kelompok yang meyakini bahwa anak perempuan pun diwajibkan

10
menjalani khitan. Dan praktek tersebut dilakukan juga, bahkan di pusat-
pusat pelayanan kesehatan.

Sedangkan dalam pembahasannya mengenai khitan untuk


perempuan para ulama berbeda pendapat dalam menghukuminya seperti
halnya Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat Khitan juga wajib
bagi anak perempuan, adapun sebagian besar ulama seperti mahzab
Hanafi, Al-Maliky, Hambali berpendapat Khitan disyariatkan dan
disunnahkan bagi perempuan. Serta sebagaimana yang telah disabdakan
NabiyuAllah Muhammad SAW, dalam sebuah Hadist dalam riwayat al-
Zuhri:“Barang siapa yang masuk Islam, maka wajib baginya berkhitan
walaupun ia sudah dewasa.”

2.3 Pandangan Agama yang berhubungan dengan praktik kebidanan


1. Tradisi orang Mentawai di pulau Siberut pada masa lalu, kelahiran
merupakan peristiwa pribadi yang hanya dihadapai oleh suami dan ibu
sang wanita yang melahirkan, dengan suami sebagai penolong utama dari
kelahiran anaknya.Pada kebudayaan lainya, kelahiran masih tetap
merupakan masalah pribadi, namun lebih bersifat terbuka bagi kerabat
terdekat yang dianggap mempunyai fungsi tertentu dalam menghadapi
peristiwa itu.Biasanya mereka adalah kerabat wanita yang sudah berumur
dan sudah biasa menghadapi peristiwa pesalinan.
2. Masyarakat Bali Aga di desa Trunyan, Bali memandang kelahiran
sebagai hal yang wajar dan bersifat”publik”.Kelahiran dianggap sebagai
urusan laki-laki, karena dukun bayi npria dan suami merupakan pemeran
utama dari penolong persalinan.Berbeda dengan masyarakat Krikati di
brazilia tengah,handai tolan termasuk anak-anak bisa berkerumun di
depanpintu yang dibiarkan terbuka, untuk menyaksikan proses kelahiran
tersebut di luar ruangan.Meski demikian hanya dukun pria, suami, ibu
kandung sang wanita melahirkan, dan ank-anaknya yang lahir terdahulu
saja yang berada di ruangan, ditambah satu orang wanita lainnya atau

11
lebih, yang ,mempunyai fungsi sebagai pembantu persalinan apabila
tenaganya diperlukan.
3. Dalam proses persalinan di lingkungan di masyarakat Bali Aga, wanita
akan melahirkan duduk dengan posisi bersandar pada dada balian
tekuk(dukun beranak) di atas bangku.Sang suami duduk tepat di hadapan
isterinya, karena berfungsi sebagai penerima bayi pada saat
lahirnya.Diantara suami isteri terdapat lubang dangkal yang diberi alas
untuk menampung plasenta, air tembuni, dan darah yang keluar dari
tubuh wanita yang melahirkan.Disisi wanita itu, berdiri seorang gadis
yang berfungsi untuk menarik rambutnya, agar sang wanita yang
melahirkan dapat tetap dalam posisi duduk tegak.Tujuannya adalah untuk
menjaga agar jiwanya dapat tetap diam dalam tubuhnya dan tidak akan
meninggalkannya.Sang balian tekun akan mengurutnya untuk
membetulkan posisi bayi bila terasa sungsang dalam perut ibunya.Namun
bila proses kelahirran tampak berjalan normal, ia tak kan berbuat apa-apa
kecuali berfungsi sebagai tempat bersandar sang wanita melahirkan dan
memberikan ketenangan psikologis.Seorang pelaku lain, balian usada
hanya berperan apabila terjadi proses persalinan yang sulit.Ia akan
membacakan mantera-mantera dan doa, serta memberikan minuman air
suci kepada si ibu, lalu menyemburnya dengan ludah yang dicampur
kunyahan daun sirih.
4. Di Bangladesh pandangan serupa juga ditemukan, pengantin baru
diharapkan untuk segera mempunyai anak untuk membuktikan kesuburan
mereka dan untuk mengesahkan mereka dalam keluarga, karena status
sebagai ibu lebih tinggi dari status sebagai istri. Di samping itu status
sebagai ibu memberikan lebih banyak kebebasan untuk keluar rumah dan
mempraktekkan hak-hak mereka. Keinginan untuk segera memiliki anak
mendorong terwujudnya cara-cara budaya dalam mengupayakan
kelahiran anak.
5. Dalam masyarakat Dani di Kecamatan Kurulu Lembah Baliem Papua
misalnya tugas budaya yang utama bagi wanita dan yang dianggap amat

12
penting adalah melakukan kegiatan mata pencaharian yakni
menghasilkan ubi jalar dan babi. Sehingga tambhan anak cenderung tidak
disukai karena dianggap mengganggu tugas mereka di ladang. Keadaan
ini sering mendorong untuk melakukan aborsi tradisionalyang
menyebabkan resiko yang buruk.
6. Menurut adat tradisional orang Mentawai di pulau Siberut, yang terutama
dianut secara ketat di masa lalu, melahirkan dianggap sebagai kategori
non sakral sehingga kelahiran dilangsungkan di tempat yang sesuai untuk
itu.ialah ladang yang bersifat duniawi, yang merupakan salah satu dari
pusat kehidupan selain desa dimana rumah-rumah penduduk
berada.Oleha karena itu sekitar seminggu sebelum sang wanita
melahirkan, ia akan dibawa oleh suami dan ibunya untuk tinggal di
ladanga hingga saatnya melahirkan.Meskipun pad masa kini kebudayaan
orang Mentawai telah mengalami perubahan, masih ada di pedalaman
penduduk pulau siberut yang menjalankan adat melahirkan berdasarkan
konsep itu.
7. Di Bali, misalnya, balian manak menganjurkan pasienya yang hamil tua
untuk minm jamu daun waru atau minum air kelapa muda agar kelak
persalinannya lancar, juga dianjurkan minum air kelapa dari kelapa yang
masih sangat muda yang dicampur dengan madu dan kunyit dengan
tujuan menambah tenaga.
8. Pada masyarakat Kerinci,walaupun jantung pisan dipantangkan selama
sebagaian besar dari masa hamil, saat memasuki usia kandungan 9 bulan,
jantung pisang merupakan bagian dari pelusuh(sarana untuk
memperlancar lahirnya bayi)yang diberikan, setelah sebelumnya diberi
penawar berupa doa-doa oleh dukun dan dmakan sebagai lauk
nasi.Kemudian pada saat bayi hampir lahi, pelusuh terdii dari telur aam
mentah yang dikocok dengan campuran kopi atau sirih dengan
perangkatnya(pinang, gambir,dan kapur), yang diberi doa.Setelah
ketuban pecah, ibun diberi minyak kelapa untuk diminumkan.Tujuannya
untuk memberi semangat

13
2.4 Landasan Interaksi Sosial Antar Umat Beragama
Interaksi sosial antarumat beragama dilandaskan pada hukum adat,
meskipun ada hukum negara dan hukum agama. Hukum adat diberlakukan
untuk semua orang yang menetap di pulau Enggano. Hukum adat telah
ditetapkan oleh nenek moyang dahulu dan selalu digunakan sebagai
pedoman untuk menyelesaikan setiap sengketa antarwarga suku bangsa.
Paabuki bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hukum adat yang dibantu
oleh ekap’u dan orai. Dengan demikian, hukum adat adalah hukum asli
Enggano yang tidak tertulis dan mengatur semua lapangan kehidupan
antarwarga suku-suku bangsa Enggano.

2.5 Model Interaksi Sosial AntarUmat Beragama


Masyarakat pulau Enggano tergolong masyarakat petani dan nelayan
yang masih tradisional. Masyarakat hidup membaur dalam pluralitas etnis
suku bangsa, sosial dan agama. Secara historis kehidupan masyarakat ini
belum pernah mengalami konflik antarumat beragama, kecuali masalah
kriminal biasa. Karena, para penganut agama yang berbeda tidak pernah
mempersoalkan masalah perbedaan baik masalah sosial, ekonomi maupun
agama.
Oleh karena itu, fenomena suasana kebersamaan dalam umat
beragama tersebut tampak dalam beberapa aktivitas, antara lain:
1. Kerjasama sosial yang melibatkan antarumat beragama, seperti dalam
upacara perkawinan, upacara kematian, pembukaan lahan/sawah,
pembangunan sarana dan prasana umum.
2. Saling kunjung para tokoh agama baik ke gereja ataupun ke masjid,
seperti dalam acara pertemuan antartokoh dan acara biasa.
Berdasarkan fenomena itu, sebenarnya terwujudnya interaksi sosial
antarumat beragama tersebut didorong oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor tradisi, yang ada sejak nenek moyang mereka dengan sifat gotong-
royong dan tolong-menolog.

14
2. Faktor kekerabatan antarsuku bangsa, yang digunakan untuk
menyelesaikan sengketa.
3. Faktor misi dakwah, yang menekankan aspek kemanusiaan dan
pemberdayaan umat.
4. Faktor kerjasama antartokoh agama, pemimpin adat dan aparat
pemerintah.
5. Ada persepsi antarumat agama, bahwa perbedaan agama merupakan
masalah yang lazim dan harus diterima.
6. Tidak adanya provokasi yang menimbulkan perpecahan, baik oleh
masyarakat, tokoh dan pemimpin maupun pihak ketiga.

15
BAB III
PENUTUP

3
3.1 Kesimpulan
Gangguan hubungan budaya sosial terjadi akibat oleh adanya perbedaan
yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang berbeda.
Yang akhirnya berdampak dalam kehidupan.
Pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan melalui agama sangat
berperan penting dan berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Karena , agama
adalah suatu kepercayaan yang diyakini oleh setiap umat manusia. Agama
dapat memberikan pedoman/petunjuk pada umat manusia dan juga membantu
menyelesaikan berbagai masalah-masalah yang terjadi dalam menjalani hidup.
Selain itu, agama juga sangat bermanfaat dalam pelayanan asuhan kebidanan
dan kesehatan. Di indonesia masih banyak yang bertentangan mengenai
praktik kebidanan yang berhubungan dengan agama , diantara nya yaitu
pemakaian alat kontrasepsi dan khitan pada wanita. Banyak pandangan agama
yang memperbolehkan atau melarang tindakan tersebut

3.2 Saran
a. Sebagai seorang yang belajar ilmu perbandingan agama saya menyarankan
kepada semua pihak untunk memandang agama lain dari perspektif agama
itu sendiri. Kita tidak dapat menjustifikasi sesuatu, dalam agama lain
sebelum kita memahami apa dasar iman mereka
b. Sebagai umat beragama (bertuhan) hendaknya ada sikap tunduk dan patuh,
kepada ajaran agama, dengan cara mengikuti apa yang ditetapkan

16
DAFTAR PUSTAKA

http://intelek.wordpress.com/pendekatan-sosial-budaya-dalam-kespro/
www.wikipedia.com//pendekatansosialbudayadalampraktekkebidanan.com
http://google.com/ agama+dalam+praktek+kebidanan
http://www.almanhaj.or.id, www.ahmadzain.com, www.mui.or.id
http://toko-q.blogspot.com/2010/04/manfaat-khitan-bagi-laki-laki-dan.html
Mahmud A, Islam dan realitas sosial di mata intelektual muslim Indonesia, Edi
Indonesia
Sinergi, Jakarta, 2005.
Swasono MF, Kehamilan, keahiran, perawatan ibu dan bayi dalam konteks
budaya, UI-Press,
Jakarta 1998.
Abdul Ganni, Fathuddin, dkk , Agama-agama di Dunia
Al-Kitab, Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia 2005
Djam’annuri, Agama kita, Perspektif Sejarah Agama-agam. Yogyakarta: Kurnia
Alam Semesta Alam, 2000

17

Anda mungkin juga menyukai