Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN KELUARGA
dengan
HIPERTENSI

Disusun Oleh:

Dimas Fiqri Harianda


20176513021

DIV KEPERAWATAN PONTIANAK


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Sebagai Syarat Pemenuhan


Tugas Keperawatan Keluarga :
Nama : Dimas Fiqri Harianda
NIM : 20176513021
Prodi : DIV Keperawatan Pontianak

Telah disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

Mahasisw
a

( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan
Logan (2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (2008).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI (2005)
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental
k.. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2006:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b.Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

1. Definisi Hipertensi          
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.        
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah
140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.
Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang
lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya
tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari
penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan
lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara:

a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang
pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap
denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya
menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran
didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang
olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

3. Manifestasi Klinis Hipertensi


Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka
merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan
lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal,
pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan.

4. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan


(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
5. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam
olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan
lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan
berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya
3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
g. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-
tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan
atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot
dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.  Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL
COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD
PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1)  Dosis obat pertama dinaikkan
2)  Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3)  Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1)  Obat ke-2 diganti
2)  Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1)  Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2)  Re-evaluasi dan konsultasi
3)  Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah
sebagai berikut :
a.  Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b.  Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c.  Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
e.  Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
f.  Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x
sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-
masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk
mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
i.  Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j.  Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k.  Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
l.  Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.

6. Komplikasi
Efek pada organ :
a.  Otak
 Pemekaran pembuluh darah
 Perdarahan
 Kematian sel otak : stroke
b.      Ginjal
 Malam banyak kencing
 Kerusakan sel ginjal
 Gagal ginjal
c. Jantung
 Membesar
 Sesak nafas (dyspnoe)
 Cepat lelah
 Gagal jantung
7. Cara Pencegahan
1.   Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada
anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b.   Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c.    Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d.    Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.  
2.   Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi
berupa:
a.  Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-
tindakan seperti pada pencegahan primer.
b.   Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
c.  Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d.  Batasi aktivitas.
C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : 1) Frekuensi jantung meningkat
2) Perubahan irama jantung
3) Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit serebrovaskuler.
Tanda: 1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk diagnosis.
2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.
3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi
perifer), pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi)
4) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),
kemerahan.
c. Integritas ego
Gejala: 1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral)

2) Faktor-faktor stress multiple (hubungan keuangan yang berkaitan


dengan pekerjaan)
Tanda: 1) Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian tangisan
yang meledak

2) Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sektor mata),


gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
Gejala: 1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju,
telur), gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
2) Mual, muntah
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun)
4) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: 1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala: 1) Keluhan pening/pusing

1) Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan


menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
2) Episode kebas, dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh
3) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)
4) Episode epistaksis
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: 1) Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
2) Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis
pada arteri ekstremitas bawah)
3) Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
4) Nyeri abdomen atau massa (feokromositoma)
h. Pernafasan
Gejala: 1) dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja
2) takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
3) batuk dengan atau tanpa sputum
4) riwayat merokok
Tanda: 1) distress respirasi/penggunaan obat aksesori pernafasan
2) bunyi nafas tambahan (krekles/mengi)
3) Sianosis
i. Keamanan
Gejala: 1) gangguan koordinasi atau cara berjalan
2) episode parestesia unilateral transion
3) hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan

Gejala: 1) faktor-faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit


jantung, diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal.
2) Pengguaan pil KB atau hormone lain; penggunaan obat atau alkohol

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
pembuluh darah.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

3. Intervensi dan Rasional Tindakan

1). Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi


pembuluh darah.
Intervensi:
a. Observasi tekanan darah
Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional: Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin
teramati/palpasi. Dunyut pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vasokontriksi.
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya
hipertropi atrium, perkembangan S3 menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi dapat
mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau
gagal jantung kronik).
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler
lambat mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.
e. Catat adanya demam umum/tertentu.
Rasional: dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau
vaskuler.
f. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi
aktivitas/keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya
tinggal.
Rasional: membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan
relaksasi.
g. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.
Rasional: Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat
efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti
hipertensi, diuretik.
Rasional: Menurunkan tekanan darah.

2). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2.
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan parameter:
frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan TD,
dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing
atau pingsan.
Rasional: Parameter menunjukan respon fisiologis pasien terhadap stress,
aktivitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja/jantung.
b. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh: penurunan
kelemahan/kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada
aktivitas dan perawatan diri.
Rasional: Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat
aktivitas individual.
c. Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. (Konsumsi oksigen
miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang
ada.
Rasional: Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada
kerja jantung.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,
menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya.
Rasional: teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan
sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
e. Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih periode aktivitas.
Rasional: Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas
dan mencegah kelemahan.

3. Nyeri (akut): nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral.
Intervensi:
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional: Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi.
b. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya:
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.
Rasional: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan
menghambat/memblok respon simpatik, efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang, dan membungkuk.
Rasional: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatkan tekanan vakuler serebral.
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional: Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan
yang memperberat kondisi klien.
e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah
makan.
Rasional: menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,
diazepam dll.
Rasional: Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf
simpatis.
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,

Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya

 Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,

Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford

University Press

 Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima

Medika

 Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

 Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

 Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang


ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/tanggal : Sabtu,11 April 2020

Oleh : Dimas Fiqri Harianda

Metode : Wawancara, studi dokumentasi, observasi dan pemeriksaan fisik

Data Keluarga
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK :Tn. S
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Umur : 52th
d. Pendidikan : D3
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri Sipil)
g. Alamat : Jln. Tanjung Harapan gg. Kenanga
h. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 4
j. Susunan anggota keluarga
Hub dg
No Nama umur Sex Pendd Pekerjaan Ket
KK

1. Tn.S 52th L Ayah D3 PNS

2. Ny. S 52th P Ibu SMA IRT

3. An. N 30th P Anak D3 IRT

4. An. D 21th L Anak Kuliah Mahasiswa


2. Tipe keluarga
Tahap V keluarga dengan anak remaja (famillies with teenagers

)
4. Genogram

5. Suku Bangsa dan Agama


Suku Jawa dan Melayu dan beragama Islam
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Penghasilan Keluarga
Penghasilan Keluaga Rp.4.000.000/bulan
b. Pemanfaatan Dana Keluarga
Untuk biaya sehari hari dan uang kuliah
c. Sosial Keluarga
Keluarga aktif di lingkungan sosial masyarakat nya
7. Aktifitas Rekreasi
Keluarga jarang berekreasi dan hanya menonton TV dirumah

Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.S merupakan tahap V keluarga dengan anak

remaja (famillies with teenangers)

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga adalah belum memberikan kebebasan yang
seimbang dengan tanggung jawab

3) Riwayat keluarga saat ini

a)Tn. S sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai


hipertensi sejak 3 th yang lalu, rutin kontrol rumah sakit 1 bulan
sekali untuk cek kesehatan dan mengambil obat rutin, tidak
mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada
saat pengkajian :
TD : 150/90 mmhg S : 37 celcius BB : 55 Kg

N : 84 x/m R : 20 x/m TB : 161 cm

b) Ny. S jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan

yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun

kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan

hipertensi.

c) An. N jarang sakit tidak mempunyai masalh dengan istirahat,

makan, maupun kebuthan dasar yang lainnya.


d) An.D jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan

begitupun dengan makan, minum maupun kebutuhan dasar

lainnya.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. S menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.S dari pihak Bapak/ Ibu tidak

ada yang menderita hipertensi.

Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga

Anggota keluarga menggunakan bahasa melayu dalam berkomunikasi sehari-harinya

dan mendapatkan informasi kesehatan dari internet.

2) Struktur kekuatan keluarga

Tn.S menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat.

3) Struktur peran

Tn.S sebagai Kepala Keluarga, Ny.S sebagai istri, An.N sebagai anak, An.D sebagai

anak.

4) Nilai dan norma keluarga

Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan

sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga

yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat.


Fungsi Keluarga

1. Fungsi Biologis

a. Keadaan Kesehatan

Keadaan kesehatan keluarga saat ini cukup baik

b. Kebersihan perorangan

Kebersihan perseorangan keluarga saat ini baik

c. Penyakit yang sering di derita

Penyakit yang sering di derita keluarga adalah flu biasa

d. Penyakit keturunan

Keluarga tidak memiliki penyakit keturunan

e. Penyakit kronis/menular

Anggota keluarga saat ini tidak memiliki penyakit kronis atau menular

f. Kecacatan anggota keluarga

Anggota keluarga saat ini tidak ada yang mengalami kecacatan

g. Pola makan dan minum

Pola makan dan minum keluarga saat ini baik

h. Pola aktivitas dan istirahat

Pola aktivitas keluarga baik dan pola istirahat Tn S kurang

2. Fungsi Psikologis

a. Keadaan Emosi

Keadaan emosi perseorangan anggota keluarga baik

b. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

Keluarga mengatakan anggota keluarga tidak ada melakukan kebiasaan

yang merugikan kesehatan

c. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan di keluarga di ambil oleh musyawarah keluarga


d. Ketergantungan obat

Anggota keluarga saat ini tidak ada yang mengalami ketergantungan obat

e. Mencari pelayanan kesehatan

Keluarga jika sakit berobat ke kepala keluarga

3. Fungsi Sosial

a. Tingkat Pendidikan

Tn. S berpendidikan D3, Ny. S berpendidikan SMA, An. N

berpendidikan D3 dan An. D berpendidikan kuliah.

b. Hubungan antar anggota keluarga

Hubungan antar anggota keluarga bagus dan saling berkomunikasi satu

sama lain

c. Hubungan dengan orang lain

Hubungan berkomunikasi dengan tetangga lain bagus dan saling

bersosialisasi

d. Kegiatan Organisasi Sosial

Anggota keluarga tidak ada yang mengikuti organisasi sosial

4. Fungsi spiritual

Keluarga selalu berdoa kepada tuhan yang maha esa dan meminta kesembuhan

jika terkena penyakit

5. Fungsi Kultural

a. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan di ambil oleh musyawarah keluarga

b. Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan

Keluarga tidak memiliki adat yang berpengaruh terhadap keseahatan

c. Tabu dalam kelaurga


Keluarga saat ini tidak ada yang tabu

6. Fungsi Reproduksi

Tn.S sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah tua tidak

mampu lagi dan juga memiliki penyakit.

7. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Mengenal Masalah

Keluarga belum mengetahui masalah kesehatan nya

b. Mengambil Keputusan yang tepat

Kelaurga belum bisa mengambil keputusan yang tepat tentang msalah

kesehatan nya

c. Merawat anggota keluarga yang sakit

Kelaurga biasanya merawat anggota keluarga yang sakit dirumah dan

tidak di bawa ke rumah sakit

d. Memelihara Lingkungan Rumah yang mendukung kesehatan

Rumah keluarga saat ini mendukung kesehatan dengan adanya kotak P3K

e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluaurga biasanya berobat ke puskesmas terdekat

Stress dan Koping Keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang :

Stresor jangka pendek : Tn.S sering mengeluh pusing


Stresor jangka panjang : Tn.S khwatir karena tekanan darahnya

tinggi.

2) Kemampuan Berespon Terhadap Stress

Keluarga tidak selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit

ke puskesmas.
3) Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan

masalah yang ada.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Tn. S bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

Faktor Lingkungan dan Masyarakat


1. Karakteristik rumah

a. Denah Rumah

Kamar
Ruang

Tamu Kamar

Kamar

Ruang Keluarga

b. Keadaan Lingkungan Dalam Rumah

Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang

baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.

c. Keadaan Lingkungan Sekitar Rumah

1) Kondisi halaman rumah

Rumah Kelaurga tidak memiliki halaman


2) Pemamfaatan halaman rumah

Rumah keluarga tidak memiliki halaman

3) Sumber air minum

Air minm yang di gunakan kelaurga air hujan

4) Pembuangan air kotor/Limbah Keluarga

Pembuangan air limbah langsung ke tanah

5) Pembuangan sampah

Sampah pertama di tampung di tong sampah selanjutnya di

buanng ke TPU terdekat

6) Jamban

Wc yang di gunakan keluarga adalah kloset jongkok

7) Sumber pencemaran

Keluarga tidak ada yang membuat sumber penceamaran

8) Sanitasi Rumah

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang

membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.

3. Mobilitas Geografi Keluarga

Sebagai penduduk Kota Pontianak, tidak pernah transmigrasi maupun

imigrasi.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Interaksi keluarga dengan masyarakat terihat bagus

5. Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yaitu 4 orang, ke puskesmas datang sendiri

dengan kendaraan sendiri.


Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan fisik secara umum

N NA Pengliha Pendenga Pendenga Pencern Elimin Keluh


O MA KU TTV tan ran ran aan asi an
Bai 150/ Pusin
1 Tn. S k 90 Baik Baik Baik Baik Baik g
Bai 110/ Tidak
2 Ny. S k 80 Baik Baik Baik Baik Baik Ada
An. Bai 120/ Tidak
3 N k 90 Baik Baik Baik Baik Baik Ada
An. Bai 120/ Tidak
4 D k 80 Baik Baik Baik Baik Baik Ada

2. Pemeriksaan secara khusus

Tekanan Darah : 150/90 mmHg

Nadi : 84 x/m

Suhu : 370C

Respirasi : 20 x/m

Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 161 cm

Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih dan hitam muka


tidak pucat
Mata : konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat gambaran
tipis pembuluh darah.

Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler


Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari
telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal
feminus dada kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor
pada semua lapanag paru, suara jantung pekak, suara
nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar
suara tympani, tidak ada nyeri tekan.

Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.


Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari

Harapan Keluarga
1) Persepsi terhadap masalah
Keluarga mengatkan khawatir terhadap kondisi kesehatan Tn.S

2) Harapan terhadap masalah

Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan

mutu pelayanan dan membantu masalah Tn. R.


Data Tipologi Masalah Penyebab

DS: Aktual Manajemen kesehatan Ketidakmampuan


-Keluarga mengatakan keluarga tidak efektif keluarga merawat
kurang memahami dalam mengenal
cara merawat masalah anggota
- Keluarga keluarga dengan
mengatakan makanan hipertensi
Tn.S sama dengan
kelaurga yang lain
- Pola tidur Tn.S tidak
sesuai dan kurang
kebutuhan
- Tn.S mengatakan
khawatir tensinya
semakin tinggi dan
stroke semakin parah
-Keluarga kurang
memahami cara
mengatasi msalah Tn.
S yang khawatir
tensinya semakin
tinggi

DO:
Keluarga tampak
bingung
dengan penyakit
yang diderita
Tn.R
TD : 150/90 mmHg
N: 84x/menit
RR: 20x/menit

DS:
- Tn. S mengatakan Aktual Ketidakmampuan Kurangnya
keluarga mengenal pengetahuan tentang
sudah menderita
masalah kesehatan hipertensi pada
hipertensi ± 10 anggota keluarga keluarga Tn. N
khususnya Tn. N
tahun
- Selama ini, Tn. S
jarangmemeriksakan
diri ke petugas
kesehatan.
- Tn. N mengatakan
tidak mengetahui
tentang pengertian
hipertensi,penyebab,
tanda dan gejala,
diet, pengobatan
serta pencegahan
kekambuhan.
- -Tn. N mengeluh
pusing dan kaku
pada leher saat
tekanan darahnya
naik.
- -- Tn. N biasanya
hanya istirahat dan
kerikan apabila
penyakitnya kambuh
dan dibawa ke
petugas kesehatan
apabila penyakitnya
sudah parah.

DO:
        TD : 160/100
mmHg
        Nadi : 85x/menit
        Respirasi 24x/menit
        Suhu 360 C
-Tn. N tampak
bingung dan
menjawab sebisanya
saat ditanya tentang
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala, diet,
pengobatan serta
pencegahan
kekambuhan.
III. Perencanaan
A. Penentuan Prioritas Masalah
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : 3/3x1 1 Rasa takut menyebabkan peningkatan TD


Kurang sehat yang dapat memperburuk keadaan

2. Kemungkinan 1/2 x2 1 Pemberian penjelasan yang tepat dapat


masalah dapat membantu menurunkan rasa takut
diubah :
Sebagian

3. Potensial untuk 0.6 Penjelsan dapat membantu mengurangi rasa


dicegah : Cukup 2/3x1 takut

4. Menonjolnya 0.5 Keluarga menyadari dengan mematuhi diet


masalah : Tidak yang dianjurkan dapat mengurangi rasa
segera di atasi 1/2x1 khawatir Tn.S

Jumlah 3.1

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Tn.S kurang mengetahui tentang


Kurang sehat
penyakitnya secara significant

2. Kemungkinan 1/2x2 1 Kemungkinan masalah dapat diubah Tn. S


masalah dapat karena sudah ada upaya untuk pengobatan
diubah : sebagian namun belum optimal
3. Potensial untuk 2/3x1 0.6 Masalah penyakit hipertensi sudah terjadi
dicegah : Cukup
10 tahun. Tn. S mengatakan suka
mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi garam.

4. Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga Tn. N sangat merasakan masalah


masalah : Segera penyakit hipertensi pada Tn. S dan harus
di atasi segera ditangani
Jumlah 3.6

Dari hasil skorig di atas maka di urutkan prioritas pemecahan masalah adalah:

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga


2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
B. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan

1 Kurangnya Setelah dilakukan tindakan a. Diskusikan dengan keluarga tentang


pengetahuan
keperawatan selama 3 kali kunjungan pengertian hipertensi
tentang
hipertensi pada di harapkan masalah kesehatan dapat b. Diskusikan dengan keluarga tentang
keluarga Tn. N
teratasi dengan KH: penyebab hipertensi
khususnya Tn. N
b.d - Mengenal masalah hipertensi : c. Diskusikan dengan keluarga tentang
ketidakmampua
- Merawat keluarga dengan tanda dan gejala hipertensi
n keluarga
mengenal hipertensi d.   Diskusikan dengan keluarga tentang
masalah
- Merawat keluarga dengan cara perawatan hipertensi
kesehatan
anggota keluarga hipertensi e. Diskusiskan dengan keluarga tentang
memodiikasi lingkungan untuk mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi.

Manajemen
2
kesehatan a. Berikan penjelasan pada keluarga
keluarga tidak tentang diet yang sesuai untuk
efektif penderita hipertensi yaitu diet rendah
berhubungan Setelah dilakukan tindakan selama 3
lemak dan kolesterol
dengan kali pertemuan di harapkan masalah b. Anjurkan pada keluarga untuk
ketidakmampua kesehatan klien dapat teratasi dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan
n keluarga KH: diet hipertensi
merawat dalam c. Anjurkan pada keluarga untuk jadwal
mengenal 1. Adanya usaha untuk tidur sesuai tidur Tn. S
masalah anggota kebutuhan d. Anjurkan kepada kelaurga
keluarga dengan memeriksakan Tn.S secara teratur
2. Periksa secara teratur ke pelayanan
hipertensi e. Melatih dan mengajarkan senam
kesehatan
hipertensi
3. Klien merasa tidak takut
4. Wajah klien tampak rileks
IV. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan Evaluasi

1 a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang S : - Klien mengatakan masih belum paham tentang
penyakit nya
pengertian hipertensi
b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Keluarga mengtakan masih belum paham
tentang penyakit klien
penyebab hipertensi
- Keluarga juga masih belum paham tentang
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan penyakit klien
tanda dan gejala hipertensi
O : - Klien tampak belum paham dengan penjelasan
d.   Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawat
cara perawatan hipertensi
- Keluarga tampak masih belum paham tentang
e. Mendiskusiskan dengan keluarga penyakit klien
tentang memodiikasi lingkungan untuk
- Keluarga tampak masih belum paham
mencegah kekambuhan penyakit tentang perawatan penyakit klien
hipertensi.
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

a. Diskusikan dengan keluarga tentang


pengertian hipertensi
b. Diskusikan dengan keluarga tentang
penyebab hipertensi
c. Diskusikan dengan keluarga tentang
tanda dan gejala hipertensi
d.   Diskusikan dengan keluarga tentang
cara perawatan hipertensi

e. Diskusikan dengan keluarga tentang


memodiikasi lingkungan untuk
mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi

2 S: - Klien mengatakan masih belum paham


penjelasan tentang diet untuk penderita
a. Memberikan penjelasan pada hipertensi
keluarga tentang diet yang sesuai
untuk penderita hipertensi yaitu - Klien mengatakan belum mengkonsumsi
diet rendah lemak dan kolesterol makanan sesuai diet hipertensi
b. Menganjurkan pada keluarga
untuk mengonsumsi makanan - Klien mengatakan belum tidur awal
sesuai dengan diet hipertensi
- Klien mengatakan belum memeriksakan
c. Menganjurkan pada keluarga
untuk jadwal tidur Tn. S diri secara teratur
d. Menganjurkan kepada kelaurga
memeriksakan Tn.S secara teratur - Klien mengatakan masih belum paham
e. Melatih dan mengajarkan senam tentang senam hipertensi
hipertensi
O: - Klien tampak masih belum paham tentang
penjelasan diet untuk penderita hipertensi

- Klien tampak masih kurang tidur


- Klien tampak masih belum paham tentang
senam hipertensi

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

a. Berikan penjelasan pada keluarga


tentang diet yang sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah lemak dan
kolesterol
b. Anjurkan pada keluarga untuk
mengonsumsi makanan sesuai dengan
diet hipertensi
c. Anjurkan pada keluarga untuk jadwal
tidur Tn. S
d. Anjurkan kepada kelaurga
memeriksakan Tn.S secara teratur
e. Melatih dan mengajarkan senam
hipertensi

Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan Evaluasi

1 a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang S : - Klien mengatakan sudah sedikit lebih


pengertian hipertensi paham tentang penyakit nya

b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Keluarga mengtakan sudah sedikit


penyebab hipertensi lebih paham tentang penyakit klien
- Keluarga mengatakan sudah paham
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
tentang penyebab hipertensi
tanda dan gejala hipertensi - Keluarga mulai sudah sedikit paham
d.   Mendiskusikan dengan keluarga tentang tentang perawatan penyakit klien
- Keluarga sudah mulai sedikit lebih
cara perawatan hipertensi
paham tentang modifikasi lingkungan
e. Mendiskusiskan dengan keluarga untuk mencegah kekambuhan penyakit
tentang memodiikasi lingkungan untuk hipertensi
mencegah kekambuhan penyakit O : - Klien tampak sedikit paham dengan
hipertensi. penjelasan perawat
- Keluarga tampak sedikit lebih paham
tentang penyakit klien

- Keluarga tampak sedikit sudah paham


tentang perawatan penyakit klien

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

a. Diskusikan dengan keluarga tentang


penyebab hipertensi
b.  Diskusikan dengan keluarga tentang
cara perawatan hipertensi

c. Diskusikan dengan keluarga tentang


memodiikasi lingkungan untuk
mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi

S: - Klien mengatakan sudah sedikit lebih


a. Memberikan penjelasan pada paham penjelasan tentang diet untuk
keluarga tentang diet yang sesuai
untuk penderita hipertensi yaitu diet penderita hipertensi
rendah lemak dan kolesterol
- Klien mengatakan sudah mulai
b. Menganjurkan pada keluarga untuk
mengonsumsi makanan sesuai dengan mengkonsumsi makanan sesuai diet
diet hipertensi hipertensi
c. Menganjurkan pada keluarga untuk
jadwal tidur Tn. S - Klien mengatakan sudah tidur awal
d. Menganjurkan kepada kelaurga
- Klien mengatakan belum memeriksakan
memeriksakan Tn.S secara teratur
e. Melatih dan mengajarkan senam diri secara teratur
hipertensi
- Klien mengatakan sudah mulai paham
tentang senam hipertensi

O: - Klien tampak masih belum paham tentang


penjelasan diet untuk penderita hipertensi

- Klien tampak sudah tidur awal


- Klien tampak sudah sedikit lebih paham
tentang senam hipertensi

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

a. Berikan penjelasan pada keluarga


tentang diet yang sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah lemak dan
kolesterol
b. Anjurkan pada keluarga untuk
mengonsumsi makanan sesuai dengan
diet hipertensi
c. Anjurkan kepada kelaurga
memeriksakan Tn.S secara teratur
d. Melatih dan mengajarkan senam
hipertensi

Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan Evaluasi

1 a. Diskusikan dengan keluarga tentang S : - Klien dan keluarga mengatakan sudah paham
tentang penyebab hipertensi
penyebab hipertensi
b. Diskusikan dengan keluarga tentang - Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
perawatan pasien dengan hipertensi
cara perawatan hipertensi
- Keluarga sudah paham tentang memodifikasi
c.  Diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan untuk penderita hipertensi
memodiikasi lingkungan untuk O : - Klien tampak sudah paham dengan penjelasan
mencegah kekambuhan penyakit perawat tentang penyebab hipertensi
hipertensi
- Keluarga tampak sudah paham tentang
perawatan pasien dengan hipertensi

- Keluarga tampak sudah paham tentang cara


memodifikasi lingkungan untuk penerita
hipertensi

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

2 S: - Klien mengatakan sudah paham penjelasan


tentang diet untuk penderita hipertensi

a. Berikan penjelasan pada keluarga - Klien mengatakan mengkonsumsi


tentang diet yang sesuai untuk makanan sesuai diet hipertensi
penderita hipertensi yaitu diet rendah
lemak dan kolesterol - Klien mengatakan sudah memeriksakan
b. Anjurkan pada keluarga untuk diri secara teratur
mengonsumsi makanan sesuai dengan
diet hipertensi - Klien mengatakan sudah paham tentang
c. Anjurkan kepada kelaurga senam hipertensi
memeriksakan Tn.S secara teratur
d. Melatih dan mengajarkan senam O: - Klien tampak sudah paham tentang
hipertensi penjelasan diet untuk penderita hipertensi

- Klien tampak sudah paham tentang


senam hipertensi
- Klien tampak sudah memeriksakan diri
secara teratur

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai