KEJANG (EPILEPSI)
OLEH
KELOMPOK 7 GADAR II :
You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Epilepsi adalah Cetusan listrik lokal pada substansia
grisea otak yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak, dan sangat
cepat yang dapat mengakibatkan serangan penurunan kesadaran,
perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional
yang intermiten dan stereotipik. Pelepasan aktifitas listrik
abnormal dari sel-sel neuron di otak terjadi karena fungsi sel
neuron terganggu. Gangguan fungsi ini dapat berupa gangguan
fisiologik, biokimia, anatomi dengan manifestasi baik lokal
maupungeneral.
Trauma Perinatal
Trauma Kepala
Kejang Demam
Cont...
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Sederhana (partial onset seizures)
Cont...
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Kompleks (partial onset seizures)
• Kejang jenis ini disebut juga kejang psikomotor. Kejang ini dapat
didahului oleh kejang parsial sederhana dengan atau tanpa aura.
• Aura terdiri dari rasa tidak enak, samar – samar, sedikit rasa tidak enak
epigastrium, atau ketakutan.
• Kejang parsial kompleks yang disertai gelombang tajam atau paku –
paku setempat EEG antar kejang lobus temporalis anterior, dan paku
multifokus merupakan temuan yang sering.
• Sekitar 20 % bayi dan anak dengan kejang parsial kompleks mempunyai
EEG antar kejang rutin normal. Daerah yang terkena kejang parsial
kompleks lebih luas dibandingkan dengan kejang parsial sederhana dan
biasanya didahului dengan aura.
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Kompleks (partial onset seizures)
Cont...
Tanda Khas Epilepsi Parsial Klasifikasi Serangan parsial
dengan Generalisasi Sekunder (partial onset seizures)
• Bentuk kejang ini disebut juga status epilepsy fokal atau epilepsy parsial
kontinu.
• Bentuk kejang biasanya kejang klonik ( kelojotan ).
• Tiap bagian tubuh dapat terlibat, misalnya tangan, muka, dan kaki.
• Kejang ini dapat terbatas dan dapat pula menjalar ke bagian tubuh
lainnya.
• Bila kejang bermula di ibu jari, ia dapat menjalar ke jari lainnya,
kemudian ke pergelangan tangan, ke lengan bawah, lengan atas, muka,
kemudian ke tungkai dan kaki.
• Sehabis kejang sesekali dijumpai bahwa otot yang terlibat lemah.
Kelemahan ini umumnya pulih setelah beberapa menit atau jam.
Tanda Khas Epilepsi Tonik Klonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)
Cont...
Tanda Khas Epilepsi Tonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)
Kejang ini biasanya terdapat pada BBLR dengan masa kehamilan kurang
dari 34 minggu dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat
misalnya perdarahan intraventrikuler.
Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstremitas,
atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang
menyerupai sikap deseberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan
bawah dengan bentuk dekortikasi.
Juga ditemukaan adanya epileptic cry.
Tanda Khas Epilepsi Klonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)
Jenis epilepsy ini dikenal juga dengan nama Petit mal. Jenis ini jarang
dijumpai. Nama lainnya ialah lena khas, lena sederhana ( simple absence
) atau lena murni ( pure absence ).
Serangan petit mal berlangsung singkat hanya beberapa detik 5-15 detik.
Penderita tiba-tiba berhenti melakukan apa yang sedang ia lakukan.
Ia memandang kosong, melongo ( staring ). Pada saat ini ia tidak
bereaksi bila diajak bicara atau bila dipanggil, karena ia tidak sadar
Setelah beberapa detik ia kemudian sadar dan melanjutkan lagi apa yang
sedang ia lakukan sebelum serangan terjadi.
Waktu serangan terjadi penderita tidak jatuh, biasanya ia agak
terhuyung. Tidak didapatkan aura, dan pasien tidak ngompol sewaktu
serangan.
Tanda Khas Epilepsi Atonik Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)
Epilepsi masa anak ditandai dengan kejang berulang yang terdiri dari kontraksi
otot sebentar, sering kontraksi otot simetris dengan kehilangan tonus tubuh dan
jatuh atau menelungkup ke depan.
PATOFISIOLOGI...
■ Epilepsi ditandai oleh bangkitan berulang yang diakibatkan oleh
aktivitas listrik yang berlebihan pada sebagian atau seluruh
bagian otak. Seorang penderita dikatakan menderita epilepsi bila
setidaknya mengalami dua kali bangkitan tanpa provokasi.
Bangkitan epilepsi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
faktor eksitasi dan inhibisi serebral, bangkitan akan muncul pada
eksitabilitas yang tidak terkontrol. Pada sebagian besar kasus
tidak dijumpai kelainan anatomi otak, namun pada beberapa
kasus epilepsi disertai oleh kerusakan struktural otak yang
mengakibatkan disfungsi fisik dan retardasi mental.
PATHWAY... Kejang Demam
otakmenurun
Hipoksia
Hiperkapnea
Asidosis laktat
Edema Otak
Anamnesis.
Anamnesis harus dilakukan secara cermat,
rinci dan menyeluruh. Penjelasan perihal
segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama
dan sesudah serangan (meliputi gejala dan
lamanya serangan) merupakan informasi
yang sangat berarti dan merupakan kunci
diagnosis
Perlu diperiksa kadar glukosa, kalsium, Kelainan EEG yang sering dijumpai pada
magnesium, natrium, bilirubin, dan ureum penderita epilepsi disebut epileptiform
dalam darah. Keadaan seperti discharge atau epileptiform activity.
Hiponatremia , hipoglikemia, Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada
hipomagnesia, uremia, dan hepatik semua pasien epilepsi dan merupakan
ensefalopati dapat mencetuskan timbulnya pemeriksaan penunjang yang paling sering
serangan kejang. dilakukan untuk menegakkan diagnosis
epilepsi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI (Magnetic Resonance Imaging )
MRI merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat penting pada Pemilihan sekuens MRI Otak dengan klinis epilepsi yang
kasus-kasus epilepsi karena MRI dapat memperlihatkan struktur otak tepat sangat penting untuk menampilkan kelainan dengan jelas sehingga
dengan sensitivitas yang tinggi. Gambaran yang dihasilkan oleh MRI dapat diagnosa dapat ditegakkan. Menurut Karis (2008), pasien epilepsi perlu
digunakan untuk membedakan kelainan pada otak, seperti gangguan dicermati tanda-tanda adanya mesial temporal sclerosis (atropi
perkembangan otak (sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal), tumor hippocampus), struktur internal yang kacau dan hyperintensity pada
otak, kelainan pembuluh darah otak (hemangioma kavernosa) serta pembobotan T2. Akan tetapi diantara tanda-tanda tersebut, atropi
abnormalitas lainnya. Meskipun MRI memiliki banyak keunggulan, hippocampus adalah tanda yang sering ditemui. Keadaan ini jarang
pemeriksaan dengan MRI tidak dilakukan pada semua jenis epilepsi. MRI dijumpai pada anak usia dibawah 10 tahun. Jika asal usul epilepsi
tidak dianjurkan pada sindrom epilepsi dengan kejang umum karena jenis tidak diketahui, kemungkinan terdapat hubungan dengan infeksi dan
epilepsi ini biasanya bukan disebabkan oleh gangguan struktural. kejang karena demam ketika masih anak-anak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Breathing
Pada fase ini, pernapasan klien menurun/cepat, peningkatan sekresi mukus, dan kulit tampak pucat bahkan
sianosis. Pada fase post iktal, klien mengalami apneu.
Circulation
Terjadi peningkatan nadi dan sianosis, klien biasanya dalam keadaan tidak sadar.
Disability
Klien bisa sadar atau tidak tergantung pada jenis serangan atau karakteristik dari epilepsi yang diderita.
Biasanya pasien merasa bingung, dan tidak teringat kejadian saat kejang.
Exposure
Pakaian klien di buka untuk melakukan pemeriksaan thoraks, apakah ada cedera tambahan akibat kejang.
PENGKAJIAN...
1 2
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Resiko injuri berhubungan dengan
kejang/psikomotor, disorientasi/penurunan status
mental
1. Seizure management
Baringkan ditempat yang rata
Bimbing pergerakan untuk mencegah injury
Pertahankan jalan nafas: miringkan kepala
Pasang sudip lidah/ tong spatel yang telah dibungkus dengan kasa diantara gigi untuk mencegah lidah tergigit
Buka pakaian yang ketat
Singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien
Temani klien saat kejang
Hindari penggunaann restrain
Monitor vital sign
2. Seizure precaution
Atur tempat tidur yang rendah
Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur
Sediakan suction disamping tempat tidur
Sediakan ambubag disamping tempat tidur
Beritahu pasien/keluarga tentang faktor pencetus kejang & factor resiko yang meningkatkan injuri dan bagaimana cara
menguranginya.
Instruksikan pada keluarga untuk sedia obat antipiretik & antikonvulsan sesuai resep dokter
DX 02:
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Airway management
Buka jalan nafas: miringkan kepala
Monitor respirasi dan status oksigenasi
Perhatikan tipe dan jumlah sekresi
Auskultasi suara paru
Pasang endotrackeal sesuai kebutuhan
Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif bila kondisi memungkinkan
2. Airway suction
Tentukan kebutuhan untuk suction
Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction
Monitor status oksigenasi klien
Lakukan suction secara hati-hati dan lembut bila perlu
DX 03:
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitnya,
dehidrasi
2. Penanganan demam
Berikan antipiretik jika diperlukan
Buka pakaian sampai hanya tinggal celana dalamnya saja. Pastikan ia memperoleh banyak udara
segar tanpa menjadi kedinginan
Berikan tapid sponge bed dengan air hangat
Berikan intake cairan yang adekuat
Pasang IV Line untuk memenuhi kebutuhan cairan
Berikan sirkulasi udara yang baik
Berikan oksigen jika diperlukan
DX 04:
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang
informasi dan pemahaman tentang proses penyakit dan
perawatan