Anda di halaman 1dari 42

KEGAWATDARURATAN

KEJANG (EPILEPSI)
OLEH
KELOMPOK 7 GADAR II :

ANANDA RATI PUTRI


ARIF HIDAYAT
FENI ANGGRAINI
NADIA RAMADANI
UMMI KHOLIFAH
WAKA TIFA SABARU
YUDA PERMANA
 
LATAR BELAKANG EPILEPSI...

• Epilepsi adalah salah satu kelainan neurologi kronik yang


banyak terjadi pada anak. Epilepsi merupakan manifestasi
gangguan fungsi otak dengan gejala yang khas yaitu kejang
berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron otak secara
berlebihan dan paroksismal.

• Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan


(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi
otak secara intermitten yang disebabkan oleh lepasnya muatan
listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara
paroksismal dan disebabkan oleh berbagai etiologi.

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Epilepsi adalah Cetusan listrik lokal pada substansia
grisea otak yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak, dan sangat
cepat yang dapat mengakibatkan serangan penurunan kesadaran,
perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional
yang intermiten dan stereotipik. Pelepasan aktifitas listrik
abnormal dari sel-sel neuron di otak terjadi karena fungsi sel
neuron terganggu. Gangguan fungsi ini dapat berupa gangguan
fisiologik, biokimia, anatomi dengan manifestasi baik lokal
maupungeneral.

APA ITU EPILEPSI ?


DEFINISI EPILEPSI...
ETIOLOGI...

Trauma Perinatal
Trauma Kepala
Kejang Demam

Penyakit Metabolik Kelainan Susunan Saraf


Pusat
Keadaan Toksik
KLASIFIKASI

Tahun 1981 International League Against Epilepsy (ILAE) membuat suatu


klasifikasi internasional mengenai kejang dan epilepsi yang membagi kejang
menjadi 2 golongan utama :

Serangan parsial (partial onset Serangan umum (generalized-onset


seizures) : seizures):
 Serangan parsial sederhana  Absens (petit mal)
(dengan gejala motorik, sensorik,  Tonik-klonik (Grand mal)
otonom, atau psikis).  Tonik
 Serangan parsial kompleks  Atonik
 Serangan parsial dengan  Mioklonik
generalisasi sekunder
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Sederhana (partial onset seizures)

• Aktivitas motorik merupakan gejala yang paling lazim pada epilepsi


parsial sederhana.
• Gerakan cenderung melibatkan wajah, leher dan tungkai.
• Pemutaran kepala dan gerakan mata gabungan adalah sangat lazim.
• Rata – rata kejang berlangsung selama 10 – 22 detik.
• Gerenjit (tic) ditandai dengan pengangkatan bahu, mata berkedip – kedip
dan wajah menyeringai serta terutama melibatkan wajah dan bahu.
• Gerenjit dapat tertekan sebentar, tetapi kejang parsial tidak dapat
dikendalikan.
• EEG dapat menunjukkan gelombang paku atau gelombang tajam
unilateral atau bilateral, atau gambaran paku multifokal pada penderita
dengan kejang parsial sederhana, gelombang paku ombak di daerah
temporal tengah ( daerah Rolandik ).
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Sederhana (partial onset seizures)

• Serangannya mudah diobati, dicegah dengan antikonvulsan, dan


umumnya akan sembuh pada umur 15 tahun.
• Ciri dan jenis epilepsy ini adalah : Serangan pertama biasa terjadi antara
usia 5 – 10 tahun., serangan terutama terjadi sewaktu tidur.
• Sumber ( focus ) epilepsinya adalah di daerah temporal tengah, pada satu
sisi atau pada kedua sisi di otak.
• Serangan – serangan kejang akan menghilang atau berhenti bila
mencapai usia remaja, demikian juga halnya dengan gelombang paku di
daerah temporal tengah yang terlihat pada pemeriksaan EEG akan
menghilang.
• Anak dengan jenis epilepsy ini mempunyai inteligensi, tingkah laku, dan
kemampuan bersekolah yang tidak berbeda dengan populasi umum.
• Jenis epilepsy ini cukup sering dijumpai

Cont...
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Sederhana (partial onset seizures)

Cont...
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Kompleks (partial onset seizures)

• Kejang jenis ini disebut juga kejang psikomotor. Kejang ini dapat
didahului oleh kejang parsial sederhana dengan atau tanpa aura.
• Aura terdiri dari rasa tidak enak, samar – samar, sedikit rasa tidak enak
epigastrium, atau ketakutan.
• Kejang parsial kompleks yang disertai gelombang tajam atau paku –
paku setempat EEG antar kejang lobus temporalis anterior, dan paku
multifokus merupakan temuan yang sering.
• Sekitar 20 % bayi dan anak dengan kejang parsial kompleks mempunyai
EEG antar kejang rutin normal. Daerah yang terkena kejang parsial
kompleks lebih luas dibandingkan dengan kejang parsial sederhana dan
biasanya didahului dengan aura.
Klasifikasi Serangan parsial
Tanda Khas Epilepsi Parsial Kompleks (partial onset seizures)

Cont...
Tanda Khas Epilepsi Parsial Klasifikasi Serangan parsial
dengan Generalisasi Sekunder (partial onset seizures)

• Bentuk kejang ini disebut juga status epilepsy fokal atau epilepsy parsial
kontinu.
• Bentuk kejang biasanya kejang klonik ( kelojotan ).
• Tiap bagian tubuh dapat terlibat, misalnya tangan, muka, dan kaki.
• Kejang ini dapat terbatas dan dapat pula menjalar ke bagian tubuh
lainnya.
• Bila kejang bermula di ibu jari, ia dapat menjalar ke jari lainnya,
kemudian ke pergelangan tangan, ke lengan bawah, lengan atas, muka,
kemudian ke tungkai dan kaki.
• Sehabis kejang sesekali dijumpai bahwa otot yang terlibat lemah.
Kelemahan ini umumnya pulih setelah beberapa menit atau jam.
Tanda Khas Epilepsi Tonik Klonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Bangkitan grandmal disebut juga bangkitan tonik klonik umum atau


bangkitan mayor ( serangan besar ).
 Bangkitan grandmal merupakan jenis epilepsi yang sering dijumpai.
 Serangan grandmal yang khas adalah sebagai berikut : Penderita secara
mendadak menghilang kesadarannya, disertai kejang tonik (badan dan
anggota gerak menjadi kaku ), yang kemudian diikuti oleh kejang klonik
(badan dan anggota gerak berkejut - kejut, kelojotan ).
 Bila penderita sedang berdiri sewaktu serangan mulai, ia akan jatuh
seperti benda mati.
 Pada fase tonik badan menjadi kaku. Bila kejang tonik ini kuat, udara
dikeluarkan dengan kuat dari paru-paru melalui pita suara sehingga
terjadi bunyi yang disebut sebagai jeritan epilepsy ( epileptic cry ).
Tanda Khas Epilepsi Tonik Klonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Sewaktu kejang tonik ini berlangsung, penderita menjadi biru


( sianosis ) karena pernafasan terhenti dan terdapat pula kongesti
( terbendungnya ) pembuluh darah balik vena.
 Biasanya fase kejang tonik ini berlangsung selama 20 – 60 detik.
 Kemudian disusul oleh fase klonik. Pada fase ini terjadi kejang
klonik yang bersifat umum, melibatkan semua anggota gerak.
 Semua anggota gerak pada fase klonik ini berkejang klonik
( kelojotan ) juga otot pernafasan dan otot rahang. Pernafasan
menjadi tidak teratur, tersendat - sendat, dan dari mulut keluar
busa.

Cont...
Tanda Khas Epilepsi Tonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Kejang ini biasanya terdapat pada BBLR dengan masa kehamilan kurang
dari 34 minggu dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat
misalnya perdarahan intraventrikuler.
 Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstremitas,
atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang
menyerupai sikap deseberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan
bawah dengan bentuk dekortikasi.
 Juga ditemukaan adanya epileptic cry.
Tanda Khas Epilepsi Klonik Umum Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1-3 detik, terlokalisasi


dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak
diikuti oleh fase tonik.
 Bentuk kejang ini merupakan gerakan klonik pada satu atau lebih
anggota gerak yang berpindah-pindah atau terpisah secara teratur,
misalnya kejang klonik lengan kiri diikuti dengan kejang klonik tungkai
bawah kanan.
Tanda Khas Epilepsi Absence Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Jenis epilepsy ini dikenal juga dengan nama Petit mal. Jenis ini jarang
dijumpai. Nama lainnya ialah lena khas, lena sederhana ( simple absence
) atau lena murni ( pure absence ).
 Serangan petit mal berlangsung singkat hanya beberapa detik 5-15 detik.
 Penderita tiba-tiba berhenti melakukan apa yang sedang ia lakukan.
 Ia memandang kosong, melongo ( staring ). Pada saat ini ia tidak
bereaksi bila diajak bicara atau bila dipanggil, karena ia tidak sadar
 Setelah beberapa detik ia kemudian sadar dan melanjutkan lagi apa yang
sedang ia lakukan sebelum serangan terjadi.
 Waktu serangan terjadi penderita tidak jatuh, biasanya ia agak
terhuyung. Tidak didapatkan aura, dan pasien tidak ngompol sewaktu
serangan.
Tanda Khas Epilepsi Atonik Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Biasanya disebut juga dengan bangkitan akinetik ( serangan jatuh.


 Pada jenis ini sewaktu serangan penderitanya tiba – tiba secara mendadak jatuh.
Hal ini dapat menyebabkan giginya patah dan kepalanya luka.
 Bila misalnya penderita sedang duduk di depan meja sewaktu serangan datang,
maka ia dapat secara mendadak tidak berdaya dan kepala terbentur pada meja.
Pada serangan atonik ini didapatkan menghilangnya secara mendadak tenaga
otot – otot yang mempertahankan sikap.
 Pada serangan ini tenaga otot – otot yang mempertahankan sikap secara
mendadak hilang yang berlangsung singkat. Bila penderita kebetulan sedang
berdiri pada waktu serangan datang, maka ia akan jatuh.
 Serangan ini disebut juga serangan jatuh ( drop – attack ).
Tanda Khas Epilepsi Mioklonik Klasifikasi Serangan umum
(generalized-onset seizures)

 Epilepsi masa anak ditandai dengan kejang berulang yang terdiri dari kontraksi
otot sebentar, sering kontraksi otot simetris dengan kehilangan tonus tubuh dan
jatuh atau menelungkup ke depan.
PATOFISIOLOGI...
■ Epilepsi ditandai oleh bangkitan berulang yang diakibatkan oleh
aktivitas listrik yang berlebihan pada sebagian atau seluruh
bagian otak. Seorang penderita dikatakan menderita epilepsi bila
setidaknya mengalami dua kali bangkitan tanpa provokasi.
Bangkitan epilepsi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
faktor eksitasi dan inhibisi serebral, bangkitan akan muncul pada
eksitabilitas yang tidak terkontrol. Pada sebagian besar kasus
tidak dijumpai kelainan anatomi otak, namun pada beberapa
kasus epilepsi disertai oleh kerusakan struktural otak yang
mengakibatkan disfungsi fisik dan retardasi mental.
PATHWAY... Kejang Demam

Kejang demam Kompleks

Suplai O2dan glukosa ke

otakmenurun

Hipoksia

Reseptor Nafas Meningkat Metabolisme Anaerob

Hiperkapnea

Gangguan Inhibisi - Ekshibisi

Asidosis laktat

Edema Otak

Kerusakan Neuron Otak


DIAGNOSIS...
• Langkah pertama: Memastikan
apakah kejadian yang bersifat
paroksisimal merupakan
Ada 3 langkah untuk menuju diagnosis bangkitanepilepsi.
epilepsi, yaitu:
• Langkah kedua : Apabila benar
terdapat bangkitan epilepsi, maka
tentukanlah bangkitan tersebut
termasuk tipe bangkitan yang mana.

• Langkah ketiga : tentukan sindrom


epilepsi apa yang ditunjukkan oleh
bangkitan tadi, atau penyakit epilepsi
apa yang diderita oleh pasien dan
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya bangkitan tentukanetiologinya.
epilepsi berulang (minimum 2 kali) tanpa provokasi, dengan
atau tanpa adanya gambaran epileptiform pada EEG
DIAGNOSIS...

Anamnesis.
Anamnesis harus dilakukan secara cermat,
rinci dan menyeluruh. Penjelasan perihal
segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama
dan sesudah serangan (meliputi gejala dan
lamanya serangan) merupakan informasi
yang sangat berarti dan merupakan kunci
diagnosis

Di luar dari temuan akurat yang berkaitan dengan serangan,


terdapat banyak informasi lebih lanjut yang perlu ditelusuri
melalui anamnesis dan pemeriksaan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Elektro Ensefalografi(EEG)

Perlu diperiksa kadar glukosa, kalsium, Kelainan EEG yang sering dijumpai pada
magnesium, natrium, bilirubin, dan ureum penderita epilepsi disebut epileptiform
dalam darah. Keadaan seperti discharge atau epileptiform activity.
Hiponatremia , hipoglikemia, Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada
hipomagnesia, uremia, dan hepatik semua pasien epilepsi dan merupakan
ensefalopati dapat mencetuskan timbulnya pemeriksaan penunjang yang paling sering
serangan kejang. dilakukan untuk menegakkan diagnosis
epilepsi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI (Magnetic Resonance Imaging )

MRI merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat penting pada Pemilihan sekuens MRI Otak dengan klinis epilepsi yang
kasus-kasus epilepsi karena MRI dapat memperlihatkan struktur otak tepat sangat penting untuk menampilkan kelainan dengan jelas sehingga
dengan sensitivitas yang tinggi. Gambaran yang dihasilkan oleh MRI dapat diagnosa dapat ditegakkan. Menurut Karis (2008), pasien epilepsi perlu
digunakan untuk membedakan kelainan pada otak, seperti gangguan dicermati tanda-tanda adanya mesial temporal sclerosis (atropi
perkembangan otak (sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal), tumor hippocampus), struktur internal yang kacau dan hyperintensity pada
otak, kelainan pembuluh darah otak (hemangioma kavernosa) serta pembobotan T2. Akan tetapi diantara tanda-tanda tersebut, atropi
abnormalitas lainnya. Meskipun MRI memiliki banyak keunggulan, hippocampus adalah tanda yang sering ditemui. Keadaan ini jarang
pemeriksaan dengan MRI tidak dilakukan pada semua jenis epilepsi. MRI dijumpai pada anak usia dibawah 10 tahun. Jika asal usul epilepsi
tidak dianjurkan pada sindrom epilepsi dengan kejang umum karena jenis tidak diketahui, kemungkinan terdapat hubungan dengan infeksi dan
epilepsi ini biasanya bukan disebabkan oleh gangguan struktural. kejang karena demam ketika masih anak-anak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

MRI (Magnetic Resonance Imaging )

a) Pada hasil MRI otak Pasien 1 tampak jelas gambaran


hiperintense dari hippocampus kiri yang terdesak oleh
ventrikel lateral kiri, Kedua ventrikel tampak penuh
dengan cairan;
b) Pada hasil citra MRI otak Pasien 2 menunjukkan atrofi
hippocampus tampak mengecil, hal tersebut dikarenakan
atrofi pada parenkim otak kiri sehingga hippocampus
mengalami atrofi.
PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN
KEJANG
ALGORITMA PENANGANAN KEJANG
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA EPILEPSI
Keadaan Umum
● Pada kasus epilepsia terjadi pelepasan aliran listrik yang berlebihan disel neuron saraf pusat yang dapat
menimbulkan hilangnya kesadaran, sehingga pada pengkajian gawat darurat kondisi umum klien
tergolong sakit berat.

Penggolongan sesuai Triage


● Epilepsi merupakan manifestasi lepasnya muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat yang
dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan
aktivitas otonom, sehingga dapat menyebabkan kematian apabila terlambat mendapatkan pertolongan.
Oleh karena itu epilepsi termasuk ke dalam P1 (urgent)
Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
Ditujukan untuk mengkaji sumbatan total atau sebagian dan gangguan servikal :
a) Ada/tidaknya sumbatan jalan nafas
b) Distres pernafasan
c) Adanya kemungkinan fraktur cervical
Pada fase ini, biasanya ditemukan klien mengatupkan giginya sehingga menghalangi jalan napas, klien
menggigit lidah, mulut berbusa, dan pada fase posiktal, biasanya
ditemukan perlukaan pada lidah dan gusi akibat gigitan tersebut.

Breathing
Pada fase ini, pernapasan klien menurun/cepat, peningkatan sekresi mukus, dan kulit tampak pucat bahkan
sianosis. Pada fase post iktal, klien mengalami apneu.
Circulation
Terjadi peningkatan nadi dan sianosis, klien biasanya dalam keadaan tidak sadar.

Disability
Klien bisa sadar atau tidak tergantung pada jenis serangan atau karakteristik dari epilepsi yang diderita.
Biasanya pasien merasa bingung, dan tidak teringat kejadian saat kejang.

Exposure
Pakaian klien di buka untuk melakukan pemeriksaan thoraks, apakah ada cedera tambahan akibat kejang.
PENGKAJIAN...

1 2

RIWAYAT KESEHATAN PEMERIKSAAN FISIK


Riwayat demam disebabkan oleh infeksi saluran Fase iktal: gigi mengatup, sianosis, pernafasan cepat/
pernafasan atas, otitis media, menurun, peningkatan sekresi mucus, peningkatan nadi,
pneumonia,gastroenteritis, dan infeksi saluran sedangkan post iktal dapat ditemukan apnea. Akibat kejang
kemih. dapat terjadi fraktur, kerusakan jaringan lunak/gigi cedera
selama kejang. Pada aktivitas dan kekuatan otot
terjadi keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus otot/
kekuatan otot. Mual, muntah yang berhubungan dengan
aktivitas kejang. Di intergumen ditemukan : Akral hangat,
kulit
kemerahan, demam
DX 01:

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Resiko injuri berhubungan dengan
kejang/psikomotor, disorientasi/penurunan status
mental

• NOC (Nursing Outcomes Classification): Safety


status : (Anak terbebas dari injuri)

• Kriteria Evaluasi: Tidak terjadi kejang, lidah tidak


tergigit, tidak terjadi fraktur
DX 01:
NIC (Nursing Interventions Classification):

1. Seizure management
Baringkan ditempat yang rata
Bimbing pergerakan untuk mencegah injury
Pertahankan jalan nafas: miringkan kepala
 Pasang sudip lidah/ tong spatel yang telah dibungkus dengan kasa diantara gigi untuk mencegah lidah tergigit
Buka pakaian yang ketat
Singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien
Temani klien saat kejang
Hindari penggunaann restrain
Monitor vital sign

2. Seizure precaution
 Atur tempat tidur yang rendah
 Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur
 Sediakan suction disamping tempat tidur
 Sediakan ambubag disamping tempat tidur
 Beritahu pasien/keluarga tentang faktor pencetus kejang & factor resiko yang meningkatkan injuri dan bagaimana cara
menguranginya.
 Instruksikan pada keluarga untuk sedia obat antipiretik & antikonvulsan sesuai resep dokter
 
DX 02:

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan spasme jalan nafas, peningkatan


produksi mukus
• NOC (Nursing Outcomes Classification): Respiratory

status (Airway Patency): Klien/anak dapat


mempertahankan jalan nafas efektif
• Kriteria Evaluasi: Sputum/sekret dapat keluar, tidak ada

cyanosis & dypsnoe, RR dalam rentang normal, suara


nafas bersih
DX 02:
NIC (Nursing Interventions Classification):

1. Airway management
 Buka jalan nafas: miringkan kepala
 Monitor respirasi dan status oksigenasi
 Perhatikan tipe dan jumlah sekresi
 Auskultasi suara paru
 Pasang endotrackeal sesuai kebutuhan
 Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif bila kondisi memungkinkan

2. Airway suction
 Tentukan kebutuhan untuk suction
 Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction
 Monitor status oksigenasi klien
 Lakukan suction secara hati-hati dan lembut bila perlu
 
DX 03:

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitnya,
dehidrasi

• NOC (Nursing Outcomes Classification): Hipertermi teratasi,


terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan
panas

• Kriteria Evaluasi: Suhu tubuh dalam rentang: 36,5-37C, kulit


tidak kemerahan
DX 03:
NIC (Nursing Interventions Classification):

1. Monitoring vital sign


 Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan
 Pertahankan secara berkesinambungan monitoring suhu tubuh
 Monitoring warna kulit, suhu dan kelembutan
 Monitoring adanya sianosis perifer
 Identifikasi dari penyebeb perubhan vital sign

2. Penanganan demam
 Berikan antipiretik jika diperlukan
 Buka pakaian sampai hanya tinggal celana dalamnya saja. Pastikan ia memperoleh banyak udara
segar tanpa menjadi kedinginan
 Berikan tapid sponge bed dengan air hangat
 Berikan intake cairan yang adekuat
 Pasang IV Line untuk memenuhi kebutuhan cairan
 Berikan sirkulasi udara yang baik
 Berikan oksigen jika diperlukan
 
DX 04:

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Diagnosa: Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang
informasi dan pemahaman tentang proses penyakit dan
perawatan

• NOC (Nursing Outcomes Classification): Mengerti proses


perawatan sakit
DX 04:
NIC (Nursing Interventions Classification):

1. Ajarkan tentang proses penyakit :


 Kaji tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakitnya
 Gambarkan tanda dan gejala umum dari penyakit
 Identifikasi etiologi/penyebab yang mungkin
 Berikan informasi pada pasien tentang kondisinya

2. Ajarkan tentang perawatan dan prosedur tindakan penyakit


 Diskusikan tentang pilihan terapi dan pengobatan
 Diskusikan management kejang
 Diskusikan perubahan gaya hidup pada klien untuk mencegah komplikasi dan mengontrol proses penyakit
 Instruksikan pada klien mengenai tanda dan gejala yang harus segera dilaporkan pada pemberi pelayanan
kesehatan
 Bila anak demam segera diberi antipiretik, kompres
 Instruksikan sedia antipiretik dan antikonvulsan dirumah
 
SEKIAN DARI
KELOMPOK 7
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai