Disusun Oleh :
MOH. IBNU SYAIRIL
2204046
E. Tindakan keperawatan
1. Tindakan Keperawatan (Pasien)
a. Tujuan : Klien mampu
1) Mengenal masalah isolasi sosial
2) Berkenalan dengan perawat atau klien lain
3) Bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
4) Berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
1) SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi
sosial
b) Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak
memiliki teman.
2) SP 2 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien berkenalan (klien-
perawat lain)
a) Menjelaskan cara berkenalan
b) Mendemostrasikan cara berkenalan
c) Melatih klien berkenalan dengan 1 orang (klien-perawat lain)
3) SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatij klien berkenalan (klien-
perawat-klien lain)
a) Menjelaskan cara berkenalan
b) Mendemostrasikan cara berkenalan
c) Melatih klien berkenalan dengan 1 orang (klien-perawat-klien
lain)
4) SP 4 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien isolasi sosial
a. Tujuan : Keluarga mampu
1) Mengenal masalah klien Isolasi sosial
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien Isolasi sosial
3) Merawat klien Isolasi sosial
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien Isolasi sosial
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga
1) SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat
pasien dengan isolasi sosial.
2) SP 2 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang
masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien Isolasi
sosial
b) Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya
Isolasi sosial.
3) SP 3 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat
klien Isolasi sosial
a) Menjelaskan cara melatih klien berkenalan
b) Menjelaskan cara melatih klien bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari.
c) Menjelaskan cara melatih klien berbicara sosial : meinta
sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan berkenalan
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-
hari.
f) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan berbicara sosial.
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
G. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan Pasien
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien
mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien
berkenalan
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi ”
“Saya Nurul Khoirul Nikmatul Azizah, Saya senang dipanggil Nurul., Saya
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur yang akan merawat Bapak/Ibu.”
“Kalau boleh tahu Siapa nama Bapak/Ibu? Senang dipanggil siapa?”
Validasi
“Apa keluhan Bapak/Ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
keluarga dan teman-teman Bapak/Ibu ? Mau dimana kita ngobrol? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, Bapak/Ibu? Bagaimana kalau 15
menit??”
KERJA:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
Bapak/Ibu? Siapa yang jarang ngobrol dengan Bapak/Ibu? Apa yang membuat
Bapak/Ibu jarang ngobrol dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang Bapak/Ibu rasakan selama Bapak/Ibu dirawat disini? O..
Bapak/Ibu merasa sendirian? Siapa saja yang Bapak/Ibu kenal di ruangan
ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa Bapak/Ibu lakukan dengan teman yang
Bapak/Ibu kenal?”
“Apa yang menghambat Bapak/Ibu dalam berteman atau ngobrol dengan
pasien yang lain?”
”Menurut Bapak/Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ?
Wah benar, ada teman ngobrol. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Bapak/Ibu?
Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga
ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ya Bapak/Ibu ? belajar
bergaul dengan orang lain ?
”Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain”
“Begini lho Bapak/Ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan
dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh:
Nama Saya C, senang dipanggil C. Asal saya dari Blora, hobi memancing”
“Selanjutnya Bapak/Ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo Bapak/Ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Bapak/Ibu. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah Bapak/Ibu berkenalan dengan orang tersebut Bapak/Ibu bisa
melanjutkan percakapan tendang hal-hal yang menyenangkan Bapak/Ibu
bicarakan. Misalnya tendang cuaca, tendang hobi, tendang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya.”
TERMINASI:
Evaluasi
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan berkenalan?”
” Bapak/Ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
RTL
”Selanjutnya Bapak/Ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi
selama saya tidak ada. Sehingga Bapak/Ibu lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain.
Mau jam berapa mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan dadang kesini untuk mengajak Bapak/Ibu
berkenalan dengan teman saya, perawat A. Bagaimana, Bapak/Ibu mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”
KERJA:
”kira-kira Ibu tahu apa yang terjadi dengan Tn/Ny...? Apa yang sudah
dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh Tn/Ny... disebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang
lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,
mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak,
tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus sabar menghadapi Tn/Ny... dan untuk merawat Tn/Ny..., keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling
percaya dengan Tn/Ny... yang caranya adalah bersikap peduli dengan Tn/Ny...
dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Tn/Ny... untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan Tn/Ny... sendiri. Buat rencana atau jadwal
bercakap-cakap dengan anak Bapak/Ibu. Misalnya sholat bersama, makan
bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah dangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu”
” Begini contoh komunikasinya, Bu: Ibu lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu
senang sekali melihat perkembangan kamu, Pak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di
rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagiamana bu, kamu mau coba kan, ?”
”Nah coba sekarang Ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan”
”Bagus, bu. Ibu telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ...............nyakan?”
TERMINASI:
Evaluasi
“Baiklah bagaimana perasaan IBu setelah kita latihan tadi?”
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-
tanda orang yang mengalami isolasi sosial”
“Selanjutnya bisa Ibu sebutkan kembali cara-cara merawat Tn/Ny... yang
mengalami masalah isolasi sosial”
“ Bagus sekali bu, Ibu bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan
tersebut”
“Nanti kalau ketemu Tn/Ny... coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada
semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”.
RTL
“Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada
Tn/Ny...?”
“Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama”
Jumaini, Keliat, B.A, Hastono, S.P (2013). Pengaruh Cognitive Behavior Social
Skill Tarining (BCSST) terhadap peningkatan kemampuan sosialisasi klien
isolasi sosial di BLU RS. Marzoeki Mahdi Bogor. Tesis FIK-UI. Tidak
dipublikasikan.
Nyumirah, S., Hamid, A.Y., Mustika sari. (2012). Pengaruh Terapi Perilaku
Kognitif terhadap kemampuan interaksi sosial klien isolasi sosial di RSJ Dr.
Amino Gonhutomo Semarang. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
Renidayati, Keliat, B., A., & Sabri., L. (2018). Pengaruh Social Skills Training
Pada Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang
Sumatera Barat. FIK UI : Depok
Surtiningrum. A., Hamid, A., Y., Waluyo, A. (2013). Pengaruh terapi suportif
terhadap kemampuan bersosialisasi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang. FIK UI : Depok