Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN JIWA ISOLASI SOSIAL


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDHOHUTOMO
SEMARANG

Disusun Oleh :
MOH. IBNU SYAIRIL
2204046

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
TAHUN 2022/2022
A. Pengertian
Isolasi Sosial adalah kesepian yang dialami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan
negatif atau mengancam (NANDA, 2012). Townsend, M.C. (2016)
menjelaskan isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan
mengancam dirinya.
B. Tanda dan Gejala
1. Subyektif
a. Tidak berminat
b. Perasaan berbeda dengan orang lain
c. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
d. Merasa sendirian
e. Menolak interaksi dengan orang lain
f. Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat
g. Merasa tidak diterima
2. Obyektif
a. Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting
b. Afek tumpul
c. Adanya kecacatan ( missal fisik, mental)
d. Tindakan tidak berarti
e. Tidak ada kontak mata
f. Menyendiri / menarik diri
g. Tindakan berulang
h. Afek sedih , Tidak komunikatif
C. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
D. Pohon Masalah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri


Core problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

E. Tindakan keperawatan
1. Tindakan Keperawatan (Pasien)
a. Tujuan : Klien mampu
1) Mengenal masalah isolasi sosial
2) Berkenalan dengan perawat atau klien lain
3) Bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
4) Berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)
1) SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi
sosial
b) Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak
memiliki teman.
2) SP 2 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien berkenalan (klien-
perawat lain)
a) Menjelaskan cara berkenalan
b) Mendemostrasikan cara berkenalan
c) Melatih klien berkenalan dengan 1 orang (klien-perawat lain)
3) SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatij klien berkenalan (klien-
perawat-klien lain)
a) Menjelaskan cara berkenalan
b) Mendemostrasikan cara berkenalan
c) Melatih klien berkenalan dengan 1 orang (klien-perawat-klien
lain)
4) SP 4 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien isolasi sosial
a. Tujuan : Keluarga mampu
1) Mengenal masalah klien Isolasi sosial
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien Isolasi sosial
3) Merawat klien Isolasi sosial
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien Isolasi sosial
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga
1) SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat
pasien dengan isolasi sosial.
2) SP 2 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang
masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien Isolasi
sosial
b) Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya
Isolasi sosial.
3) SP 3 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat
klien Isolasi sosial
a) Menjelaskan cara melatih klien berkenalan
b) Menjelaskan cara melatih klien bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari.
c) Menjelaskan cara melatih klien berbicara sosial : meinta
sesuatu, berbelanja dan sebagainya.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan berkenalan
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-
hari.
f) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan berbicara sosial.
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
G. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan Pasien
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien
mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien
berkenalan
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi ”
“Saya Nurul Khoirul Nikmatul Azizah, Saya senang dipanggil Nurul., Saya
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur yang akan merawat Bapak/Ibu.”
“Kalau boleh tahu Siapa nama Bapak/Ibu? Senang dipanggil siapa?”
Validasi
“Apa keluhan Bapak/Ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
keluarga dan teman-teman Bapak/Ibu ? Mau dimana kita ngobrol? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, Bapak/Ibu? Bagaimana kalau 15
menit??”
KERJA:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
Bapak/Ibu? Siapa yang jarang ngobrol dengan Bapak/Ibu? Apa yang membuat
Bapak/Ibu jarang ngobrol dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang Bapak/Ibu rasakan selama Bapak/Ibu dirawat disini? O..
Bapak/Ibu merasa sendirian? Siapa saja yang Bapak/Ibu kenal di ruangan
ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa Bapak/Ibu lakukan dengan teman yang
Bapak/Ibu kenal?”
“Apa yang menghambat Bapak/Ibu dalam berteman atau ngobrol dengan
pasien yang lain?”
”Menurut Bapak/Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ?
Wah benar, ada teman ngobrol. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya Bapak/Ibu?
Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga
ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ya Bapak/Ibu ? belajar
bergaul dengan orang lain ?
”Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain”
“Begini lho Bapak/Ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan
dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh:
Nama Saya C, senang dipanggil C. Asal saya dari Blora, hobi memancing”
“Selanjutnya Bapak/Ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya
dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo Bapak/Ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Bapak/Ibu. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah Bapak/Ibu berkenalan dengan orang tersebut Bapak/Ibu bisa
melanjutkan percakapan tendang hal-hal yang menyenangkan Bapak/Ibu
bicarakan. Misalnya tendang cuaca, tendang hobi, tendang keluarga,
pekerjaan dan sebagainya.”
TERMINASI:
Evaluasi
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan berkenalan?”
” Bapak/Ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
RTL
”Selanjutnya Bapak/Ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi
selama saya tidak ada. Sehingga Bapak/Ibu lebih siap untuk berkenalan
dengan orang lain.
Mau jam berapa mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan
hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan dadang kesini untuk mengajak Bapak/Ibu
berkenalan dengan teman saya, perawat A. Bagaimana, Bapak/Ibu mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap berkenalan


(klien-perawat lain)
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak/Ibu!”Masih ingat dengan saya? Iya betul pak saya
perawat Nurul mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur.
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?
“Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan
lagi sambil bersalaman dengan perawat !”
“Bagus sekali, Bapak/Ibu masih ingat.”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Nah seperti janji saya, saya akan mengajak Bapak/Ibu mencoba berkenalan
dengan teman saya perawat A. Tidak lama kok, sekitar 10 menit”
“Ayo kita temui perawat A disana”
KERJA :
( Bersama-sama klien saudara mendekati perawat D)
“Selamat pagi perawat A, ini ingin berkenalan dengan Y”
“Baiklah Bapak/Ibu, Bapak/Ibu bisa berkenalan dengan perawat A seperti
yang kita praktekkan kemarin”
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat A : memberi
salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
“Ada lagi yang Bapak/Ibu ingin tanyakan kepada perawat A . coba danyakan
tendang keluarga perawat A”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak/Ibu bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu Bapak/Ibu bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat A,
misalnya jam 1 siang nanti”
“Baiklah perawat A, karena Bapak/Ibu sudah selesai berkenalan, saya dan
Bapak/Ibu akan kembali ke ruangan Bapak/Ibu. Selamat pagi”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat A untuk melakukan
terminasi dengan klien di tempat lain)
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah berkenalan dengan perawat A”
“Bapak/Ibu tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya
menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya.
“Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti
Bapak/Ibu coba sendiri.”
RTL
”Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”

SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap Berkenalan


(klien-perawat-klien lain)
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak! Masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Nurul
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini?
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bercakap-cakap dengan perawat A
kemarin siang”
”Bagus sekali Bapak/Ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Kalau begitu Bapak/Ibu ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
Tn.K.”seperti biasa kira-kira 10 menit.”Mari kita temui dia di ruang makan”
KERJA
( Bersama-sama klien mendekati Tn/Ny...)
“Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan”.
“Baiklah Pak, Bapak/Ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang
telah Bapak/Ibu lakukan sebelumnya”.
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan
nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
“Ada lagi yang Bapak/Ibu ingin tanyakan kepada Tn/Ny...”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak/Ibu bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu Bapak/Ibu bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu
lagi jam 4 sore nanti”
“Baiklah, karena Bapak/Ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan
kembali ke ruangan. Selamat pagi “
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan Tn/Ny... untuk melakukan
terminasi)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah berkenalan dengan Tn/Ny...?”
”pertahankan apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk
bertemu kembali dengan Tn.K jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari Bapak/Ibu dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1
siang dan jam 8 malam, Selanjutnya Bapak/Ibu bisa berkenalan dengan orang
lain lagi secara bertahap. Bagaimana Bapak/Ibu, setuju kan?”
RTL
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sehari-hari. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”

SP 4 pasien : Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat


melakukan kegiatan sehari-hari.
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak! Masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Nurul
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur.’’
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini?
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bercakap-cakap dengan Tn/Ny...
kemarin siang”
”Bagus sekali Bapak/Ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Kalau begitu Bapak/Ibu ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap lagi dengan orang lain,
yaitu Tn.H. ”seperti biasa kira-kira 10 menit.”Mari kita temui dia di ruang
makan”
KERJA
( Bersama-sama klien mendekati Tn.H)
“Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin bebincang-bincang”
“Baiklah Pak, Bapak/Ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang
telah Bapak/Ibu lakukan sebelumnya”.
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan
nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
Selanjutnya Bapak/Ibu bisa berbincang-bincang dengan Tn.H, seperti
menanyakan tentang keluarga atau pengalamnya”.
“Ada lagi yang Bapak/Ibu ingin tanyakan kepada Tn.H”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak/Ibu bisa sudahi
perbincangan ini. Lalu Bapak/Ibu bisa buat janji bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi jam 4 sore nanti”
“Baiklah, karena Bapak/Ibu sudah selesai berbincang, saya dan klien akan
kembali ke ruangan. Selamat pagi”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan Tn.H untuk melakukan
terminasi)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah berbincang dengan Tn.H?”
”pertahankan apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk
bertemu kembali dengan Tn.H jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain
kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari Bapak/Ibu dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1
siang dan jam 8 malam, Selanjutnya Bapak/Ibu bisa berkenalan dengan orang
lain lagi secara bertahap. Bagaimana Bapak/Ibu, setuju kan?”
RTL
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai
besok.”
2. Strategi Pelaksanaan Keluarga
SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat pasien
dengan isolasi sosial
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. saya perawat Tri Mulyani mahasiswa profesi ners
Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn/Ny....”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn/Ny...?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang Bapak/Ibu/ibu alami
dalam merawat Tn/Ny....”
“Kita mau diskusi di mana?Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah Bapak/Ibu/ibu dalam merawat Tn/Ny...? ooh jadi
ibu/Bapak/Ibu tidak tau apa penyakit Tn/Ny... sehingga ibu/Bapak/Ibu tidak tau
bagaimana cara merawat Tn/Ny.... Ibu/Bapak/Ibu juga takut ketika melihat
Tn/Ny... bicara sendiri dan tertawa sendiri.
“Jangan takut bu penyakit yang dialami Tn/Ny... adalah penyakit isolasi sosial
yaitu sering menyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya
penyakit isolasi sosial itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika
jam 10.00.”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP 2 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tendang
masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan
cara merawat pasien dengan isolasi sosial
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu. Masih ingat dengan saya? Iya benar saya perawat Tri
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur”
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sesuai kontrak hari ini kita akan berbincang-bincang tendang masalah
Tn/Ny... dan cara perawatannya”.
“Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Ibu punya waktu? Bagaimana
kalau 30 menit?”

KERJA:
”kira-kira Ibu tahu apa yang terjadi dengan Tn/Ny...? Apa yang sudah
dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh Tn/Ny... disebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang
lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,
mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak,
tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus sabar menghadapi Tn/Ny... dan untuk merawat Tn/Ny..., keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling
percaya dengan Tn/Ny... yang caranya adalah bersikap peduli dengan Tn/Ny...
dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Tn/Ny... untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan Tn/Ny... sendiri. Buat rencana atau jadwal
bercakap-cakap dengan anak Bapak/Ibu. Misalnya sholat bersama, makan
bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah dangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu”
” Begini contoh komunikasinya, Bu: Ibu lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu
senang sekali melihat perkembangan kamu, Pak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di
rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagiamana bu, kamu mau coba kan, ?”
”Nah coba sekarang Ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan”
”Bagus, bu. Ibu telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ...............nyakan?”

TERMINASI:
Evaluasi
“Baiklah bagaimana perasaan IBu setelah kita latihan tadi?”
“Coba ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-
tanda orang yang mengalami isolasi sosial”
“Selanjutnya bisa Ibu sebutkan kembali cara-cara merawat Tn/Ny... yang
mengalami masalah isolasi sosial”
“ Bagus sekali bu, Ibu bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan
tersebut”
“Nanti kalau ketemu Tn/Ny... coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada
semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”.
RTL
“Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada
Tn/Ny...?”
“Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama”

SP 3 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien


dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan
pasien
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu” masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Tri mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur”.
” Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
Validasi
”ibu masih ingat latihan merawat seperti yang kita pelajari berberapa hari
yang lalu?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Mari praktekkan langsung ke Tn/Ny...! Berapa lama waktu yang Ibu butuhkan.
Baik kita akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui anak Bapak/Ibu”
KERJA
”Selamat pagi Tn/Ny.... Bagaimana perasaan Tn/Ny... hari ini?”
”istri Tn.C hari ini besuk. Beri salam! Bagus. Tolong Tn.C tunjukkan jadwal
kegiatannya!”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah bu, sekarang Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Tn/Ny... setelah berbincang-bincang dengan istri
Tn/Ny...?”
”Baiklah, sekarang saya dan istri Tn/Ny... ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi
dengan keluarga)
TERMINASI
Evaluasi
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi? Ibu sudah bagus.”
“Mulai sekarang Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
Tn/Ny...”
RTL
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak”
“Sampai jumpa”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan


ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Iya betul saya perawat Tri
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur.”
Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Sudah bisa kan melakukan perawatan
Tn/Ny...?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Karena rencana Tn/Ny... mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan
lanjutan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan perawadan lanjutan tersebut disini
saja”
”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA:
”Bu, ini jadwal Tn/Ny... yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah
dilanjutkan? Di rumah Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini
di rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku
yang ...............mpilkan oleh Tn/Ny... selama di rumah. Misalnya kalau Tn/Ny...
terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau
memperlihatkan peri
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit
atau bawa Tn/Ny... ke rumah sakit”
TERMINASI:
Evaluasi
”Bagaimana bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Tn/Ny....
RTL
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA

Jumaini, Keliat, B.A, Hastono, S.P (2013). Pengaruh Cognitive Behavior Social
Skill Tarining (BCSST) terhadap peningkatan kemampuan sosialisasi klien
isolasi sosial di BLU RS. Marzoeki Mahdi Bogor. Tesis FIK-UI. Tidak
dipublikasikan.

Keliat, B.A, Akemat. (2015). Keperawatan Jiwa :Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta : EGC

Keliat, B.A, Akemat, Daulina, N.H.C, Nurhaeni, H. (2015). Keperawatan


Kesehatan Jiwa : CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC

Keliat, B.A., Wiyono, A. P., Susanti, H. (2015). Manajemen Kasus Gangguan


Jiwa CMHN (Intermediate Course). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nyumirah, S., Hamid, A.Y., Mustika sari. (2012). Pengaruh Terapi Perilaku
Kognitif terhadap kemampuan interaksi sosial klien isolasi sosial di RSJ Dr.
Amino Gonhutomo Semarang. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.

Renidayati, Keliat, B., A., & Sabri., L. (2018). Pengaruh Social Skills Training
Pada Klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang
Sumatera Barat. FIK UI : Depok

Sukma, Keliat, B., A., Mustikasari. (2015). Pengaruh Cognitive Behaviour


Therapy dan Cognitive Behavioural Social Skills Training terhadap Gejala
Klien Halusinasi dan Isolasi Sosial di Rumah Sakit. FIK UI : Depok

Surtiningrum. A., Hamid, A., Y., Waluyo, A. (2013). Pengaruh terapi suportif
terhadap kemampuan bersosialisasi klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang. FIK UI : Depok

Anda mungkin juga menyukai