Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN

WAHAM

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen Pengampu : Eka Budiarto M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J

Disusun oleh:

Nama : Bayu adi firman syah

NIM : 201902030078

Kelas : A/Semester 5

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


STRATEGI PELAKSANAAN

1. Kondisi Klien
Klien mengatakan hal yang tidak nyata, pembicaraan berulang-ulang, isi pembicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan dan klien tampak bingung dan ketakutan.
2. Diagnosa Keperawatan
gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan
a. Tujuan Umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran.
b. Tujuan Khusus :
- Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan kriteria
evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya
- Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
orang lain
a) Kaji pengetahuan klien dengan perilaku menarik diri sehingga dapat mengenali tanda-
tanda menarik diri
Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga memudahkan
perawat memberikan intervensi selanjutnya
b) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab
perilaku menarik diri
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab perilaku menarik diri dapat
membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang dilakukan
c) Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
bila tidak mau berhungan dengan orang lain
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau berhubungan dengan orang
lain.

1. Tindakan Keperawatan

Menurut Murdiono, 2017

Waham Pasien Keluarga


SP I p
1. Membantu orientasi realita SP I k
2. Mendiskusikan kebutuhan 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
yang tidak terpenuhi keluarga dalam merawat pasien
3. Membantu pasien memenuhi 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
kebutuhannya gejala, dan jenis waham serta proses
4. Menganjurkan pasien untuk terjadinya
memasukkan ke dalam jadwal 3. Menjelaskan cara merawat pasien
harian dengan waham
SP II p

1. Mengevaluasi jadwal harian SP II k


pasien
1. Melatih keluarga mempraktikkan cara
2. Berdiskusi tentang
merawat pasien dengan waham
kemampuan yang dimiliki
2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Melatih kemampuan yang
merawat langsung kepada pasien
dimiliki
waham

SP III p

1. Mengevaluasi jadwal harian SP III k


pasien
1. Membantu keluarga membuat jadwal
2. Memberikan pendidikan
aktivitas dirumah termasuk minum obat
kesehatan tentang penggunaan
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang
obat secara teratur kepada
bisa dijangkau oleh keluarga
pasien
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN


SP 1 Pasien; Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan, mempraktekan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi
a. Fase Orientasi
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya..., saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang........ Saya dinas dari pukul 07.00-14.00 nanti. Saya akan merawat abang hari ini.
Nama abang siapa? Senang di panggi apa? “Bisa kita berbincang-bincang tantang apa
yang Bang Beni easakan sekarang?” “Berapa lama Bang Beni mau kita berbincang-
bincang?Bagaimana kalo 15 menit?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang Bang?”
b. Fase Kerja
“Saya mengerti Bang Beni merasa bahwa Bang Beni adalah Nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua Nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita
lanjutkan perbincangan yang tadi terputus Bang?”. “Tampaknya Bang Beni gelisah
sekali, bisa abang ceritakan apa yang Bang Beni rasakan?” “Ooo... jadi Bang Beni
merasa taku diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mangatur diri abang
sendiri?” “Siapa menurut Bang Beni yang sering mengatur-atur diri abang?” “Jadi ibu
yang mengatur-atur ya Bang?, juga kakak dan adik abang yang lain?” “Kalau abang
sendiri inginya seperti apa?” “Ooo... bagus abang sudah punya rencana dan jadwal untuk
diri sendiri”. “Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut Bang?” “Wah.... bagus
sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosen kalau
dirumah terus ya?”
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bang Beni setelah berbincang-bincang dengan saya? ” “Apa saja
tadi yang telah kita bicarakan? Bagus” “Bagaimana kalau jadwal ini abang coba lakukan,
setuju bang?” “Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?” “Kita bercakap-
cakap tentang kemampuan yang pernah abang miliki?Mau dimana kita bercakap-cakap?
Bagaimana kalau disini lagi?”

SP 2 Pasien; Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki pasien dan membantu


mempraktikannya
a. Fase Orientasi
“Assalamualaikum Bang Beni, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!” “Apakah Bang
Beni sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?” “Bagaimana kalau
kita bicarakan hobi tersebut sekarang?” “Dimana enakknya kita berbincang-bincang
tentang hobi Bang beni tersebut?” “Berapa lama Bang Beni mau kita berbincang-
bincang?Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”
b. Fase Kerja
“Apa saja hobi abang? Saya catat ya Bang, terus apalagi?”
“Wah.... rupanya Bang Beni pandai main volly ya, tidak semua orang bisa bermain volly
sperti itu loh” (ataunama lain sesuai yang diucapkan pasien)
“Bisa bang Beni ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volly? Siapa dulu
yang mengajarkannya kepada Bang Beni?Di mana?”
“Bisa Bang Beni peragakan kepada saya bagaimana bermain volly yang bauk itu?”
“Wah..... baik sekali permainannya” “Coba kita buat jadwal untuk kemampuan Bang
Beni ini ya, berapa kali seminggu Bang Beni mau bermain volly?” “Apa yang Bang Beni
harapkan dari kemampuan bermain volly ini?” “Ada tidak hobi atau kemampuan Bang
Beni yang lain selain bermain volly?”
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bang Beni setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan abang?” “Setelah ini coba Bang Beni lakukan latihan volly sesuai dengan
jadwal yang telah kita buat ya!” “Besok kita ketemu lagi ya Bang?” “Bagaimana kalau
nanti sebelum makan siang?Di ruang makan saja ya, setuju?” “Nanti kita akan
membicarakan tentang obat yang harus Bang Beni minum, setuju?”

SP 3 Pasien; Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar


a. Fase Orientasi
“Assalamualaikum Bang Beni” “Bagaimana Bang, sudah dicoba latihan vollynya? Bagus
sekali” “Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu, bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan obat yang Bang Beni minum?” “Di mana kita mau berbicara?Di ruang
makan?” “Berapa lama Bang Beni mau kita berbicara?20 atau 30 menit?”
b. Fase Kerja
“Bang Beni berapa macam obat yang diminum/ jam berapa saja minum obat?” “Bang
Beni perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang” “Obatnya
ada tiga macam Bang, yang warnanya orange namanya CPZ gunanya agar tenang, yang
putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP
gunanya agar pikiran teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut abang terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang bisa banyak minum dan menghisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini Bang Beni dan ibu mengecek label di kotakobat apakah benar
nama Beni tulisan disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja
yang harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Bang Beni tidak menghentikan
sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan Bang Beni setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang Bang
Beni minum?Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?” “Mari kita masukkan
pada jadwal kegiatan abang.Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan siang
minta sendiri obatnya pada perawat”. “Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya
Bang!” “Bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama? Sampai besok”

STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA


A. Tindakan Keperawatan pada Keluarga
1. Tujuan keperawatan
a. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
b. Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang dipenuhi
oleh wahamnya.
c. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
c. Diskusikan denga keluarga tentang
1. Cara merawat waham dirumah
2. Tindakan rindak lanjut dan pengobatan yang teratur
3. Lingkungan yang tepat untuk pasien
4. Obat pasien ( nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian
obat )
5. Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera
d. Berikan latihan kepada keluarga tentang cara merawat pasien waham
e. Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP 1 Keluarga; Membina hubungan saling percaya dengan keluarga, mengidentifikasi masalah,


menjelaskan proses terjadinya masalah dan obar pasien
a. Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum pak, bu, perkenalkan nama saya......, saya perawat yang dinas di
ruang melati ini. Saya merawat bang Beni selama ini. Nama bapak dan ibu siapa ya?
Senang dipanggil apa?” “Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah
bang Beni dan cara merawat Beni dirumah?” “Dimana kita mau berbicara?Bagaimana
kalau di ruang wawancara?Apakah ibu setuju?Berapa lama waktu ibu dan bapak
berkunjung disini? Bagaimana kalau saya minta waktu 30 menit saja untuk
membicarakan persoalan bang Beni?”
b. Fase kerja
“Pak , bu, apa masalah yang bapak/ibu hadapi dalam merawat bang Beni? Apa yang
sudah ibu dan bapak lakukan dirumah ? Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak
yang selalu mengaku-ngaku sebagai nabi tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah
satu gangguan proses berfikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara
menghadapinya. Setiap kali anak bapak/ibu berkata bahwa ia seorang nabi, bapak/ibu
dengan mengatakan
“Pertama : Bapak/ibu mengerti Beni merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk
mempercayainya karena setahu kami nabi sudah meninggal”
“Kedua: Bapak dan ibu harus lebih sering memuji Beni ketika ia melakukan hal-hal yang
baik”
“Ketiga: Hal-hal ini sebaiknya dilakukan seluruh keluarga yang berinteraksi dengan Beni.
Bapak/ ibu dapat bercakap-cakap dengan Beni tentang kebutuhan yang diinginkan Beni,
misalnya: “bapak/ ibu percaya Beni punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan
kepada bapak/ibu. Beni kan punya kemampuan……” (kemampuan yang pernah dimiliki
anak).
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?” (jika anak mau mencoba berikan
pujian)
“Pak/bu, beni perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP gunanya agar pikiran teratur. Semuanya harus diminum secara teratur tiga kali
sehari jam 07.00 pagi, jam 13.00, dan jam 19.00, janan dihentikan sebelum berkonsultasi
dengan dokter karena dapat menyebabkan Beni kambuh lagi” (libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang Beni sudah mempunyai jadwal
minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian”.
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat Beni
dirumah?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali berkunjung kerumah sakit” “Baiklah bagaimana 2 hari lagi bapak dan ibu
dating kembali kesini? Dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat Beni
sesuai dengan pembicaraan kita tadi”. “Jam berapa Bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik
saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak,bu”.
SP 2 Keluarga; Melatih keluarga cara merawat pasien
a. Fase Orientasi
“Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi” “
Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari
yang lalu?” “Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?” “Kita
akan coba disini dulu, setelah itu kita coba langsung ke Beni ya”. “Berapa lama bapak
dan ibu punya waktu?”
b. Fase Kerja
“Sekarang anggap saya Beni yang sedang mengaku-ngaku sebagai Nabi, coba bapak dan
ibu praktikan cara bicara yang benar bila Beni sedang dalam keadaan yang seperti ini.
Bagus, betul begitu caranya” “Sekarang coba praktikan cara memberikan pujian kepada
kemampuan yang dimiliki Beni. Bagus.” “Sekarang coba cara memotifasi Beni minum
obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal. Bagus sekali, ternyata bapak dan
ibu sudah mengerti cara merawat Beni” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya
langsung kepada Beni?” (ulangi lagi semua cara diatas langsung pada pasien)
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat Beni ?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk Beni. Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang
kembali lagi kesini dan kita akan mecoba lagi cara merawat Beni sampai bapak dan ibu
lancer melakukannnya”. “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik saya tunggu,
kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, bu”
SP 3 Keluarga; Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
a. Fase Orientasi
“Assalamualaikum pak, bu karena Beni sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadwal
Beni selama dirumah” “Bagaimana pak,bu? Selama bapak dan ibu membesuk apakah
sudah terus dilatih cara merawat Beni?” “Nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan
jadwal Beni dirumah?Mari bapak/ibu duduk disini”. “Berapa lama bapak dan ibu punya
waktu?Baik 30 menit saja, sebelum bapak/ibu menyelesaikan administrasi didepan”.
b. Fase Kerja
“Pak/bu ini jadwal Beni selama di Rumah Sakit.Coba diperhatikan.Apakah kira-kira
dapat dilaksanakan di rumah? Jangan lupa memperhatikan Beni agar dia tetap
menjalankannya dirumah, dan jangan lupa memberi tanda M (Mandiri), B (Bantuan),
atau T (Tidak mau melakukan)” “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh anak bapak/ibu selama dirumah. Kalau misalnya Beni
mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal
ini terjadi segera hubungi perawat Erlin di puskesmas Indera Puri, puskesmas terdekat
dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya (08657xxxxxxx). Jika tidak
teratasi perawat Erlin akan merujuknya kerumah sakit terdekat”. “Selanjutnya perawat
Erlin yang akan membantu memantau oerkembangan Beni selama dirumah”.
c. Fase Terminasi
“apa yang ingin bapak/ibu tanyakan? Bagaimana perasaan bapak/ibu?Sudah siap
melanjutkannya dirumah?” “ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk perawat
Erlin di PKM Indera Puri.Kalau ada apa-apa bapak/ibu boleh juga menghubungi kami.
Silahkan selesaikan administrasi kekantor depan”.

Anda mungkin juga menyukai