Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II


Dosen Pengampu : Eka Budiarto, S.kep., Ns.

Disusun oleh:

Nama : Bayu adi firman syah


NIM : 201902030078
Kelas : A / semester 5

SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2021
STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah utama : Defisit Perawatan Diri


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, bau, kuku
panjang dan hitam,. Buaian kotor, tidak bercukur, bab/ bak disembarang
tempat.
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

B. STRATEGI PELAKSANAAN
Tindakan keperawatan untuk pasien
1. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kebutuhan kebersihan diri
c. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
d. Menjelaskan peralatan ang digunakan untuk menjaga kebersihan
e. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan
2. Tindakan perawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi kebutuhan kebersihan diri
c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
d. Jelaskan peralatan ang digunakan untuk menjaga kebersihan
e. Masukkan kedalam jadwal kegiatan

SP1 Pasien : fokus kebersihan diri: mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian
dan berhias.
1 ORIENTASI
1) Salam Terapeutik
Selamat pagi, saya perawat....., biasa di panggil.....". saya mahasiswa
dari Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, yang akan
merawat mbak pada hari ini". "kalu boleh tau nama mbak siapa, senang
dipanggil siapa? Oh baik, kalau begotu saya memanggilnya dengan …
ya”
2) Evaluasi
“apa yang mbak... rasakan saat ini? Jadi mbak ..... tidak mau merawat
diri ya?”
“apa yang menyebabkan mbak.... tidak merawat diri?” sudah berapa
lama mbak.... tidak merawat diri?”
3) Validasi
“Apa yang telah mbak.... lakukan supaya dapat merawat diri?lalu apa
manfaatnya”
4) Kontra (waktu, tempat, topik)
“Bagaimana kalau kita bicara tendang kebersihan diri ?tujuannya
suapay mbak ..... mampu merawat diri sendiri” Berapa lama kita
berbicara? 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya."

2 KERJA
1) Pengkajian
a. Penyebab
“bagaimana kebersihan diri mbak....?
“apa yang menyebabkan mbak.... tidak merawat diri?
b. Tanda dan gejala
“Berapa kali mbak.... mandi dalam sehari? Apakah mbak... sudah
mandi hari ini? Menurut mbak.... apa kegunaannya mandi ?”
“Bagaimana dengan kebersihan rambut? Berapa hari sekali
keramas? Apa saja alat yang disediakan”
“Bagaimana dengan kebersihan gigi? Berapa kali skiat gigi
perhari? Apa saja alat yang disediaka”
“Bagaimana dengan pakaian? Berapa kali diganti?
“bagaimana dengan berhias : sisiran, bedak dan lipstik? Apa saja
alat yang tersedia?”
c. Akibat
Apa alasan mbak.... sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut
mbak.... apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-
kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut mbak.... yang
bisa muncul ?" Betul ada kudis, kutu...dsb."
2) Diagnosis
“mbak.. dari hasil percakapan kita tadi sepertinya kebersihan dirinya
perlu ditingkatkan. Bagaimana kalau kita latihan agar keuntungan
kebersihan diri dapat dirasakan “
3) Tindakan
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan
membimbing mbak S melakukannya. Sekarang mbak S siram seluruh
tubuh mbak S termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada
kepala mbak S sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mbak
S mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai
bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh mbak S sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk. mbak S bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya mbak S pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik."

3 TERMINASI
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mbak S setelah mandi dan mengganti pakaian ?
b. Evaluasi objektif
“Coba mbak.... sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang
sudah mbak S lakukan tadi ?". "Bagaimana perasaan mbak .... setelah
kita mendiskusikan tendang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang
coba ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi"
c. Rencana tindak lanjut klien
Bagus sekali mau berapa kali mbak....mandi dan sikat gigi...?dua kali
pagi dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nah...
lakukan ya mbak...., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M
( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau
diingatkan baru dilakukan mbak .... T( tidak )atau tidak melakukan.
d. Rencana tindak lanjut perawat
“Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?" Pagi-pagi sehabis makan
jam 10 ya mbak? Mau dmana mbak? Oh yaa d ruang tamu ya?
e. Salam
Sampai jumpa".

JUDUL JURNAL : PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN


PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (DEFISIT PERAWATAN
DIRI)TERHADAP PELAKSANAAN ADL (ACTIVITY OF DAYLI LIVING)
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT
MASALAH YANG DI ANGKAT : Defisit perawatan diri pada pasien gangguan
jiwa
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan
ADL (activity of daily living) pasien gangguan jiwa
Metode yang digunaakan : pra eksperimental dengan One Group Pre-Test-Post-
Test Design. Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi
paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan
menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimental
(program), Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama berisi tentang karakteristik klien defisit perawatan diri yang
meliputi umur dan tingkat pendidikan. Bagian kedua berisi tentang format
pelaksanaan kemampuan perawatan diri pasien dalam aktivitas perawatan gigi dan
mulut. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dengan
jumlah 30 orang.
Hasil : menunjukan terjadi peningkatan pelaksanaan ADL (activity of daily living)
gigi dan mulut dari 10 pasien (33,3%) menjadi 29 pasien (96,7%) setelah
pemberian pendidikan kesehatan. Hasil Uji wilcoxon signed rank didapatkan nilai
p=0,000<a=0,05. penelitian ini menunjukan adanya pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan ADL (activity of daily living)
kebersihan mulut dan gigi.
Pendapat pribadi : menurut saya kebersihan diri itu sangat diperlukan apalagi pada
pasien dengan gangguan jiwa , karna dengan terjaganya keberdihan diri mungkin
bisa memberikan rasa nyaman bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA, dkk.(2020). Asuhan Keperawatan Jiwa. Buku Kedokteran EGC :


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai