Disusun oleh:
ITA FATIMAH
314221047
DOSEN TUTOR:
Indria Astuti, SST, M.Keb
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Tutorial Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan guna memenuhi tugas
individu jurusan Sarjana Kebidanan pada Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Indria
Astuti, SST, M.Keb Selaku mentor pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis juga bagi para pembaca.
Ita Fatimah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
A. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1. Sinopsis kasus................................................................................. 1
2. LO (Learning Objective)................................................................ 3
B. TINJAUAN TEORI............................................................................ 5
C. Concep Map........................................................................................ 43
D. Daftar Pustaka.................................................................................... 44
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
D. Hipotesis
1. Cemas berhubungan dengan mules/tanda persalinan
2. Cemas berhubungan dengan rasa takut menghadapi persalinan
3. Cemas berhubungan dengan keluhan kram yang dirasakan
4. Cemas berhubungan dengan persiapan persalinan/biaya
5. Cemas berhubungan dengan riwayat persalinan sebelumnya
6. Cemas berhubungan dengan perubahan psikologis pada kehamilan
trimester III
7. Kram pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan kehamilan
trimester III
8. Kram pada kaki berhubungan dengan pola aktivitas ibu
9. Kram pada kaki berhubungan dengan kanaikan berat badan
10. Mules yang dirasakan berhubungan dengan tanda persalinan
11. Mules yang dirasakan berhubungan dengan pola aktivitas ibu
12. Mules berhubungan dengan faktor hormonal pada trimester III
13. Mules berhubungan dengan gangguan pencernaan
14. Mules berhubungan dengan perubahan fisiologis pada trimester III
2. Kasus ke-2
Hasil anamnesis: HPHT tanggal 7 Maret 2021, Gerakan janin aktif
dirasakan terakhir 5 menit yang lalu. Kram kaki sering dirasakan ibu setiap
malam saat sedang tidur. Mules kadang dirasakan setiap 2 jam sekali. Ibu sudah
4 kali memeriksakan kehamilannya, sudah 3 kali mendapatkan imunisasi TT (1
x sebelum menikah dan 2 kali pada saat hamil ke 1). Ibu masih aktif bekerja
sebagai sekretaris di sebuah kantor swasta. Ibu tidak memiliki makanan
pantangan. Obat-obatan yang diberikan bidan sebelumnya sudah habis sejak 1
minggu yang lalu. Ibu tidak mengatami tanda-tanda persalinan.
A. Istilah yang belum dipahami
Sudah dipahami semuanya
B. Identifikasi masalah
1. Mules setiap 2 jam
5
2. Kram saat sedang tidur
3. Pola aktivitas ibu bekerja di usia kehamilan 36-37 minggu
D. Hipotesis
1. Mules berhubungan dengan perubahan fisiologis pada trimester III
2. Kram pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan kehamilan
trimester III
3. Kram pada kaki berhubungan dengan pola aktivitas ibu
4. Pola aktivitas ibu berkaitan dengan tanda bahaya kehamilan trimester
III
5. Pola aktifitas ibu berkaitan dengan KPD
3. Kasus ke-3
BB sebelum hamil 50 kg. anak pertama laki-laki usia 20 bulan, lahir
normal di bidan saat usia kehamilan 9 bulan, tidak mengalami kegawatan, BB
dan PB bayi lahir 2500 gram/49 cm.
Hasil pemeriksaan fisik:
KU baik, TD 110/70 mmHg, S 37oC, R 22 x/menit, N 82 x/menit. BB
56 kg. TD 155 cm. Abdomen: TFU 28 cm. Presentasi janin kepala dan belum
masuk pintu atas panggul. Saat pemeriksaan, tudak didapatkan adanya
kontraksi, DJJ 138 x/menit. Terdapat oedema pada kaki, tidak ada varices,
genital dan punggung dalam keadaan normal.
6
B. Identifikasi masalah
1. Kenaikan berat badan
2. Oedema pada kaki
3. Jarak kehamilan
4. Jarak persalinan
D. Hipotesis
1. Kenaikan berat badan berhubungan dengan BBLR
2. Oedema pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan pada
trimester III
3. Oedema pada kaki berhubungan dengan tanda bahaya kehamilan
4. Jarak kehamilan dan persalinan berhubungan dengan resiko perdarahan
7
4. Tanda bahaya kehamilan trimester III
5. Faktor-faktor resiko pada kehamilan
6. IMT berkaitan dengan cara menghitung usia kehamilan
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
9
Perubahan psikologis pada ibu hamil pasti terjadi selama masa
kehamilan. Tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba saja ibu hamil merasa
gembira sekali sampai tak henti tersenyum pada waktu yang berbeda
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
Rasa kurang percaya diri ibu karena perubahan fisik yang dialami,
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
10
g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun
1. Support Keluarga
5. Sibling
11
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk
pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah terjadinya sibling ada beberapa
kandungannya
12
2.3 Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
Menurut Romauli (2011) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III,
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering
dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek
lightaning yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung
kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan
uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan
mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis
dimana terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada
tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung
kemih. Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan
keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang
sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini
membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml.
Pada 9 saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung
kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
13
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering
buang air kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic
bacteriuria. Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya
tersebut yaitu dengan minum air putih yang cukup (± 8-12
gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu
hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai
berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk yang bersih
serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester
III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab
sering kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan,
perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di malam
haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai
diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan
diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap
badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah
kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan
lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan
spasmus.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan
karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena
pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
d. Edema
14
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus
membesar pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada
vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang
menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan
dengan edema karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang
akhir trimester II dan bertahan hingga trimester III. Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh
yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan
peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau
ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang
membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga
mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim
yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat
karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone (Romauli, 2011).
15
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi
progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun,
termasuk pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan
menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat
menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses
menjadi keras.
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat
menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras
(skibala). Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan
menybabkan perubahan besar sudut anorektal. Kemampuan
sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan
atau feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar .
skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian terjadi
produksi cairan dan mukus yang keluar melalui selasela dari feses
yang impaksi (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan
keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8
gelas air putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah,
sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan
olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
h. Kesemutan dan baal pada jari Perubahan pusat gravitasi
menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu
terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada
saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan
kesemutan dan baal pada jari-jari.
i. Insomnia Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat
uterus yang membesar, pergerakan janin dan karena adanya
kekhawatiran dan kecemasan.
16
2.4 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III
A. Perubahan Fisiologis Trimester III
sistem organ tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan
ibu salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam kehamilan.
perubahan pada:
17
ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen. Peningkatan laktobasilus
2010:71-73).
b. Servik
hiperplasia dan hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon
2. Hiperplasia dan
18
Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama uterus
berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar
telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan
19
4. Ovarium
5. Sirkulasi Darah
e. Sistem respirasi
f. Kulit
20
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
2010:94)
g. Metabolisme
kehamilan:
21
b. Minggu ke-32/ bulan ke-8 Fundus mencapai prosesus sifoideus,
waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5- 0,6 kg. Sakit
1. Hormon Kortisol
22
beberapa gejala yang tidak menyenangkan, seperti stretch mark dan
masalah tekanan darah.
2. Hormon Prolaktin
3. Hormon Oksitosin
4. Hormon Progesteron
23
munculnya rambut-rambut halus pada bagian payudara atau perut,
pusing, mulas, mual, hingga sembelit.
24
secara tiba-tiba dan kapan saja, uterus tidak berkontraksi dan
bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul.
Jenis-jenis plasenta previa diantaranya:
Plasenta previa totalis yaitu posisi plasenta menutupi
ostium interna secara keseluruhan.
Plasenta previa parsialis yaitu posisi plasenta yang
menutupi ostium interna sebagian saja.
Plasenta previa marginalis yaitu posisi plasenta yang
berada di tepi ostium interna.
Plasenta previa letak rendah yaitu posisi plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus.
2) Solusio plasenta
Pada persalinan normal, plasenta akan lepas setelah bayi lahir,
namun karena keadaan abnormal plasenta dapat lepas sebelum
waktunya atau yang disebut solusio plasenta. Beberapa faktor
komplikasi sebagi penyebab solusio plasenta yaitu hipertensi,
adanya trauma abnominal, kehamilan gemelli, kehamilan
dengan hidramnion, serta defisiensi zat besi. Tanda gejala
yang ditimbulkan seperti terjadinya perdarahan dengan nyeri
yang menetap, hilangnya denyut jantung janin (gawat janin),
uterus terus menegang, perdarahan yang keluar tidak sesuai
dengan beratnya syok.
3) Rupture uteri
25
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat
kehamilan/persalinan, pada saat umur kehamilan lebih dari 28
minggu. Klasifikasi rupture uteri yaitu:
Rupture uteri inkomplit (subperitoneal). Yaitu keadaan
rupture yang hanya terjadi pada dinding uterus yang
robek sedangkan lapisan serosa (peritoneum) tetap
utuh.
Rupture uteri komplit (transperitoneal). Yaitu keadaan
rupture selain pada dinding uterus yang robek, lapisan
serosa (peritoneum) juga robek sehingga dapat berada
di rongga perut.
b. Sakit kepala
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit
kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang
karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklamsi. Perubahan
visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur) dapat berubah
pada masa kehamilan (Kusmawati, 2014). Nyeri kepala hebat pada
masa kehamilan dapat menjadi tanda gejala preeklamsi, dan jika tidak
diatasi dapat menyebabkan komplikasi kejang maternal, stoke,
koagulapati hingga kematian. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
26
lengkap baik oedem pada tangan/kaki, tekanan darah, dan protein
urine ibu sejak dini.Click or tap here to enter text.
c. Penglihatan kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
selama masa kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah perubahan
yang normal. Jika masalah visual yang mengindikasikan perubahan
memdadak, misalnya padangan menjadi kabur dan berbayang disertai
rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah menandakan gejala preeklamsi
(Pantiawati, 2010). Penglihatan kabur dikarenakan sakit kepala hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak
yang mempengaruhi system saraf pusat yang dapat menimbulkan
kelainan selebral, dan gangguan penglihatan.
d. Nyeri perut hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat disertai
dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis
(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar
kandungan), abortus (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan
preterm, gastritis (maag), solusio plasenta, penyakit menular seksual,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Kusumawati, 2014).
27
dari pada kepala. Bengkak yang menjadi masalah serius yaitu ditandai
dengan:
1) Muncul pembengkakan pada muka, tangan dan ekstremitas
lainnya.
2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
3) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini
merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal,
gagal jantung ataupun pre eklamsi. Gejala anemia dapat
muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan
menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia,
disebabkan pleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai
pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah
kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan
dengan sel-sel darah merahnya (Kusumawati, 2014).
28
membrane/peningkatan tekanan uteri yang juga dapat disebabkan
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks yang dapat
dinilai dari cairan ketuban di vagina. Pecahnya selaput ketuban dapat
retjadi pada kehamilan preterm maupun aterm.
h. Demam tinggi
Jika suhu ibu hamil berada pada > 38oC dalam kehamilan, ini
menandakan ibu dalam masalah. Demam pada kehamilan merupakan
manifestasi tanda gejala infeksi kehamilan. Penanganannya dapat
dengan memiringkan badan ibu ke kiri, cukupi kebutuhan cairan ibu
dan kompres hangat guna menurunkan suhu tubuh ibu. Komplikasi
yang ditimbulkan jika ibu mengalami demam tinggi yaitu sistitis
(infeksi kandung kencing) serta infeksi saluran kemih atas. Click or tap here to
enter text.
i. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklamsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
kSeadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia (Saifuddin, 2002)
29
Anemia pada trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas serta BBLR (Saifuddin, 2002).
30
Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak
persalinan sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu
tersebut seolah menghadapi kehamilan yang pertama lagi.
Kehamilan dapat terjadi pada ibu yang mempunyai riwayat anak
pertama mati atau ibu yang mempunyai anak terkecil hidup
berumur 10 tahun, serta pada ibu yang tidak menggunakan KB.
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil
≤ 2 tahun namun tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya.
Jarak kehamilan ≤ 2 tahun kondisi rahim belum kembali seperti
semula selain itu ibu masih dalam proses menyusui. Komplikasi yang
mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir namun
belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun
mempunyai kemungkinan 1,25 kali mengalami komplikasi
persalinan, ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya kurang
kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi pada saat persalinan,
ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi kategori kurang
kemungkinan 0,057 kali mengalami komplikasi persalinan
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan ukuran lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm dan penambahan berat badan < 9 kg selama
kehamilan
e. Anemia dengan Hb <11 gr/dl
f. Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain :
31
tuberkulosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis, kelainan
endokrin (Diabetes melitus, Sistemik lupus Eritematosus,dll),
tumor dan keganasan.
i. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi
dengan cacat kongenital.
j. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan
seksio sesarea, ekstraksi vakum/forseps.
k. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca
persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post
partum blues).
l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
m. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dempet, monster.
Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, janin besar
Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati
(Buku KIA,2015) dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a) Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar:
persalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi
baru lahir Hidup Sehat.
b) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan /
kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan
1) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
32
2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi
Peningkatan BB pada ibu hamil yang mempunyai BMI normal (19,8 -26)
yang direkomendasikan adalah 1 sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4
kg per minggu.
Keperluan penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat
dari BMI atau IMT sebelum hamil.Penambahan BB selama hamil dan
perkembangan janin berhubungan dengan BB dan TB ibu sebelum hamil
(BMI/IMT).
33
Cara menghitung IMT adalah BB sebelum hamil (dalam kg) dibagi TB (dalam
meter) pangkat 2, misalnya seorang ibu hamil BB sebelum hamil 50 kg dan
TB 150 cm maka IMT adalah 50/(1,5)2 = 22,22 termasuk normal.
34
B. Lingkar Lengan Atas (LILA)
2.8 Diagnosa
G2P1A0 gr 36 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intrauterine
35
3) Mengonsumsi makanan sehat setiap hari, untuk menambah
tenaga dan mencukupi kebutuhan nutrisi harian Bumil.
Makanan yang baik untuk Bumil konsumsi antara lain roti
gandum, kacang walnut, sayuran, dan buah-buahan.
4) Rutin melakukan olahraga, seperti berjalan kaki, berenang,
atau yoga untuk ibu hamil. Olahraga rutin bisa mengurangi
rasa lelah yang Bumil alami selama trimester akhir ini.
Luangkan waktu untuk berolahraga setidaknya 20 hingga 30
menit setiap hari.
5) Minum air putih yang cukup. Selama hamil, Bumil perlu
mencukupi kebutuhan cairan tubuh, untuk mencegah dehidrasi.
6) Membatasi kegiatan yang tidak penting. Jika Bumil
membutuhkan bantuan untuk melakukan sesuatu, jangan ragu
meminta bantuan suami atau keluarga.
a. Nyeri punggung
1) Nyeri punggung saat kehamilan trimester tiga umumnya terjadi
karena punggung Bumil harus menopang bobot tubuh yang
lebih berat. Rasa nyeri ini juga dapat disebabkan hormon
relaksin yang mengendurkan sendi di antara tulang-tulang di
daerah panggul. Kendurnya sendi-sendi ini bisa memengaruhi
postur tubuh dan memicu nyeri punggung. Pada beberapa
kondisi, bobot bayi yang begitu berat juga bisa
menyebabkan nyeri vagina.
2) Untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips
berikut ini:
36
melakukan peregangan kaki secara rutin, dinilai efektif untuk
mengurangi nyeri punggung Bumil.
4) Meletakkan bantal di punggung saat tidur untuk mendukung
punggung dan perut Bumil. Jika Bumil tidur dengan posisi
miring, letakkan bantal di antara tungkai.
5) Duduk dengan tegak dan gunakan kursi yang menopang
punggung dengan baik.
6) Menggunakan sepatu yang nyaman. Bumil bisa memilih sepatu
dengan hak rendah, karena sepatu model ini lebih baik untuk
menopang punggung.
7) Mengompres punggung dengan handuk hangat.
b. Bolak-balik ke toilet
1) Semakin mendekati persalinan, janin akan bergerak turun ke
area panggul dan membuat Bumil merasakan adanya tekanan
pada kandung kemih. Kondisi tersebut mungkin bisa membuat
frekuensi buang air kecil meningkat dan membuat urine mudah
keluar saat Bumil bersin atau tertawa.
2) Pastinya melelahkan jika harus bolak-balik ke toilet. Nah,
untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips
berikut:
37
c. Sesak napas
1) Otot yang berada di bawah paru-paru dapat tergencet oleh
rahim yang terus membesar. Hal ini membuat paru-paru sulit
untuk mengembang dengan sempurna, sehingga kadang bisa
membuat ibu hamil sulit untuk bernapas.
2) Jika Bumil mengalami hal demikian, cobalah lakukan hal-hal
berikut:
38
5) Makanlah dengan frekuensi lebih sering namun dengan porsi
yang sedikit. Jangan makan sambil berbaring atau mendekati
waktu tidur.
a. Demam
b. Pendarahan vagina.
c. Gerakan bayi berkurang, minimal 10 kali gerakan dalam 12 jam
d. Kontraksi sebelum waktunya
e. Pecah Ketuban sebelum waktunya
f. Kejang
g. Sakit kepala parah, sakit perut, gangguan penglihatan, dan
pembengkakan.
39
bayi lahir rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5
tahun mempunyai kemungkinan 1,25 kali mengalami komplikasi persalinan,
ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya kurang kemungkinan mengalami
0,396 kali komplikasi pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini
kehamilan risiko tinggi kategori kurang kemungkinan 0,057 kali mengalami
komplikasi persalinan
b. Kurang energi kronis (KEK)
dengan ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm dan penambahan
berat badan < 9 kg selama kehamilan
Kurang energi kronis (KEK) dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
40
5) Perasaan nyeri di perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut ”false labor
pains”.
6) Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show).
b. Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan- robekan kecil pada pada serviks.
3) Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada
pembukaan.
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis
pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan
gizi.
41
kentang (300 gram) atau 1½ gelas mie kering (75 gram).
buah jeruk sedang (110 gram) atau 1 buah kecil pisang ambon (50
gram).
d. Sayur-sayuran (sumber vitamin dan mineral)
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral
terutama karoten, Vitamin A, Vitamin C, zat besi, dan fosfor.
Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran berperan
sebagai antioksidan. Bebrapa sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa
42
dimasak terlebih dahulu sementara yang lainnya dapat dimasak
dengan cara dikukus, direbus, dan ditumis. Contoh sayuran yaitu
terong, kangkung, buncis, bayam, dll. Kebutuhan sayuran sekali
makan adalah ⅔ dari ½ piring, yaitu 1 mangkok sedang (150 gram).
Macam-macam tanda bahaya kehamilan
43
CONCEPT MAP
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Aprilia, 2010, Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan
Melahirkan, Jakarta: Penerbit Gagas Media
2. Dewi, Vivian. 2011. Asuhhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika
3. Kurnia, S. N. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka
4. Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Fitramaya
5. Manuaba,dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB.Jakarta:EGC.
6. Romauli,S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
7. Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Mediaka
45