Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN TUTORIAL 2A

Laporan Tutorial ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan III

Disusun oleh:
ITA FATIMAH
314221047

DOSEN TUTOR:
Indria Astuti, SST, M.Keb

PRODI KEBIDANAN (S-1)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Tutorial Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan guna memenuhi tugas
individu jurusan Sarjana Kebidanan pada Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Indria
Astuti, SST, M.Keb Selaku mentor pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis juga bagi para pembaca.

Bandung, 11 November 2021

Ita Fatimah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

A. PENDAHULUAN............................................................................... 1

1. Sinopsis kasus................................................................................. 1

2. LO (Learning Objective)................................................................ 3

B. TINJAUAN TEORI............................................................................ 5

2.1 Pengertian kehamilan trimester III................................................. 5


2.2 Perubahan Psikologi pada kehamilan trimester III......................... 10
2.3 Ketidaknayamanan trimester III .................................................... 12
2.4 Perubahan Fisiologis trimester III.................................................. 13
2.5 Tanda bahaya kehamilan Trimester III.......................................... 14
2.6 Faktor kehamilan resiko tinggi....................................................... 28
2.7 IMT Pada Kehamilan...................................................................... 31
2.8 Diagnosa……………………………………………….. ……….. 32
2.9 Asuhan Kebidanan……………………………………………….. 35

C. Concep Map........................................................................................ 43

D. Daftar Pustaka.................................................................................... 44

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sinopsis Kasus


1. Kasus ke-1
Seorang perempuan, hamil usia 28 tahun datang ke praktik mandiri bidan
pada tanggal 19 november 2021 bersama suaminya untuk dilakukan
pemeriksaan karena ibu mengeluh sering merasa kram pada kakinya serta mulai
merasakan adanya mules. Ibu mengaku saat ini hamil anak kedua dan belum
pernah keguguran. Ibu mengatakan usia kehamilannya sudah 9 bulan, ibu
merasa cemas atas kondisinya tersebut.
A. Istilah yang belum dipahami
Sudah dipahami
B. Identifikasi masalah
1. Cemas
2. Kram pada kaki
3. Mules
C. Data tambahan yang diperlukan
1. Identitas
2. keluhan
3. Tanda-tanda persalinan
4. HPHT
5. Riwayat penyakit
6. Riwayat obstetric
7. Riwayat KB
8. Hasil pemeriksaan sebelumnya
9. Pemeriksaan penunjang
10. Riwayat pernikahan
11. Pola aktivitas
12. Persiapan biaya persalinan

4
D. Hipotesis
1. Cemas berhubungan dengan mules/tanda persalinan
2. Cemas berhubungan dengan rasa takut menghadapi persalinan
3. Cemas berhubungan dengan keluhan kram yang dirasakan
4. Cemas berhubungan dengan persiapan persalinan/biaya
5. Cemas berhubungan dengan riwayat persalinan sebelumnya
6. Cemas berhubungan dengan perubahan psikologis pada kehamilan
trimester III
7. Kram pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan kehamilan
trimester III
8. Kram pada kaki berhubungan dengan pola aktivitas ibu
9. Kram pada kaki berhubungan dengan kanaikan berat badan
10. Mules yang dirasakan berhubungan dengan tanda persalinan
11. Mules yang dirasakan berhubungan dengan pola aktivitas ibu
12. Mules berhubungan dengan faktor hormonal pada trimester III
13. Mules berhubungan dengan gangguan pencernaan
14. Mules berhubungan dengan perubahan fisiologis pada trimester III

2. Kasus ke-2
Hasil anamnesis: HPHT tanggal 7 Maret 2021, Gerakan janin aktif
dirasakan terakhir 5 menit yang lalu. Kram kaki sering dirasakan ibu setiap
malam saat sedang tidur. Mules kadang dirasakan setiap 2 jam sekali. Ibu sudah
4 kali memeriksakan kehamilannya, sudah 3 kali mendapatkan imunisasi TT (1
x sebelum menikah dan 2 kali pada saat hamil ke 1). Ibu masih aktif bekerja
sebagai sekretaris di sebuah kantor swasta. Ibu tidak memiliki makanan
pantangan. Obat-obatan yang diberikan bidan sebelumnya sudah habis sejak 1
minggu yang lalu. Ibu tidak mengatami tanda-tanda persalinan.
A. Istilah yang belum dipahami
Sudah dipahami semuanya
B. Identifikasi masalah
1. Mules setiap 2 jam

5
2. Kram saat sedang tidur
3. Pola aktivitas ibu bekerja di usia kehamilan 36-37 minggu

C. Data tambahan yang di perlukan


1. Pemeriksaan abdominal
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang USG
4. Pemeriksaan penunjang CTG

D. Hipotesis
1. Mules berhubungan dengan perubahan fisiologis pada trimester III
2. Kram pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan kehamilan
trimester III
3. Kram pada kaki berhubungan dengan pola aktivitas ibu
4. Pola aktivitas ibu berkaitan dengan tanda bahaya kehamilan trimester
III
5. Pola aktifitas ibu berkaitan dengan KPD

3. Kasus ke-3
BB sebelum hamil 50 kg. anak pertama laki-laki usia 20 bulan, lahir
normal di bidan saat usia kehamilan 9 bulan, tidak mengalami kegawatan, BB
dan PB bayi lahir 2500 gram/49 cm.
Hasil pemeriksaan fisik:
KU baik, TD 110/70 mmHg, S 37oC, R 22 x/menit, N 82 x/menit. BB
56 kg. TD 155 cm. Abdomen: TFU 28 cm. Presentasi janin kepala dan belum
masuk pintu atas panggul. Saat pemeriksaan, tudak didapatkan adanya
kontraksi, DJJ 138 x/menit. Terdapat oedema pada kaki, tidak ada varices,
genital dan punggung dalam keadaan normal.

A. Istilah yang belum diketahui


Tidak ada

6
B. Identifikasi masalah
1. Kenaikan berat badan
2. Oedema pada kaki
3. Jarak kehamilan
4. Jarak persalinan

C. Data penunjang yang diperlukan


1. Pemeriksaan penunjang laboratorium
2. Pemeriksaan penunjang USG

D. Hipotesis
1. Kenaikan berat badan berhubungan dengan BBLR
2. Oedema pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan pada
trimester III
3. Oedema pada kaki berhubungan dengan tanda bahaya kehamilan
4. Jarak kehamilan dan persalinan berhubungan dengan resiko perdarahan

1.2 Kesimpulan Hipotesis

1. Cemas berhubungan dengan perubahan psikologis pada kehamilan


trimester III
2. Kram pada kaki berhubungan dengan ketidaknyamanan kehamilan
trimester III
3. Mules berhubungan dengan perubahan fisiologis pada trimester III
4. Oedema pada kaki berhubungan dengan tanda bahaya kehamilan
5. Jarak kehamilan dan persalinan berhubungan dengan faktor resiko

1.3 Learning Objective (LO)

1. Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III


2. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III
3. Perubahan fisiologis pada kehamilan trimester III

7
4. Tanda bahaya kehamilan trimester III
5. Faktor-faktor resiko pada kehamilan
6. IMT berkaitan dengan cara menghitung usia kehamilan

1.4 Asuhan Kebidanan


1) Edukasi tentang ketidaknyamanan
2) Edukasi tentang tanda bahaya
3) Edukasi tentang faktor resiko
4) Edukasi tentang tanda persalinan
5) Edukasi tentang nutrisi

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari


minggu ke – 28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ
tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40
pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010)
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian
(Vivian, 2011).

2.2 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester III

Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan

yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga

dapat terjadi pergeseran dimana kehamilan sebagai peristiwa fisiologis

menjadi kehamilan patologis. Status emosional dan psikologis ibu

hamil ditunjukkan oleh munculnya kecemasan, stress dan depresi pada

masa kehamilan. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan,

ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan,

perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut

terhadap persalinan, kehilangan pekerjaan. Stressor eksternal, meliputi

maladaptasi, relation ship, kasih sayang, support mental, broken home.

9
Perubahan psikologis pada ibu hamil pasti terjadi selama masa

kehamilan. Tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba saja ibu hamil merasa

sangat sedih bahkan sampai menangis. Sebaliknya ibu malah merasa

gembira sekali sampai tak henti tersenyum pada waktu yang berbeda

A. Perubahan psikologis pada masa kehamilan Trimester III

Menurut Sulistyawati (2013:77) Perubahan psikologis pada masa

kehamilan Trimester III , yaitu:

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

Rasa kurang percaya diri ibu karena perubahan fisik yang dialami,

sehingga muncul keraguan apakah suami masih tertarik padanya.

Implementasi dari perubahan dan gejolak emosi ini bisa beragam,

salah satunya muncul sebagai reaksi mekanisme pertahanan diri dan

justru bersikap negatif terhadap suami .

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f. Merasa kehilangan perhatian

10
g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

B. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

1. Support Keluarga

Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari

konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk

kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu

dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai kepala rumah

tangga. Disini motivasi suami dan keluarga untuk membantu

meringankan ketidaknyamanan dan terhindar dari stress psikologi.

2. Support dari Tenaga Kesehatan

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah dengan

memberi support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan

klien dapat menghadapi kehamilannua dan perubahan yang

dirasakannya adalah sesuatu yang normal.

3. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai,

kebutuhan kedua ialah ia merasa yakin akan penerimaan

pasangannya terhadap sang anak.

4. Persiapan menjadi orang tua

Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas

pendidikan kelahiran/ kelas antenatal.

5. Sibling

11
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk

menghindari penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi

pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah terjadinya sibling ada beberapa

langkah yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai berikut:

a. Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya,

ia tetap disayangi oleh ayah ibu)

b. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya

c. Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam

kandungannya

d. Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan

dengan kelahiran bay

12
2.3 Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
Menurut Romauli (2011) Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III,
adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering
dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek
lightaning yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung
kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan
uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan
mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis
dimana terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada
tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung
kemih. Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan
keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang
sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia
kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini
membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml.
Pada 9 saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung
kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.

13
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering
buang air kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic
bacteriuria. Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya
tersebut yaitu dengan minum air putih yang cukup (± 8-12
gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu
hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai
berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk yang bersih
serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester
III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab
sering kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan,
perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di malam
haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai
diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan
diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap
badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah
kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan
lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan
spasmus.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan
karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena
pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
d. Edema

14
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus
membesar pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada
vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang
menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan
dengan edema karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang
akhir trimester II dan bertahan hingga trimester III. Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh
yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan
peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.

f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau
ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang
membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga
mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim
yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat
karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone (Romauli, 2011).

15
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi
progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun,
termasuk pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan
menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat
menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses
menjadi keras.
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat
menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras
(skibala). Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan
menybabkan perubahan besar sudut anorektal. Kemampuan
sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan
atau feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar .
skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian terjadi
produksi cairan dan mukus yang keluar melalui selasela dari feses
yang impaksi (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan
keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8
gelas air putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah,
sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan
olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
h. Kesemutan dan baal pada jari Perubahan pusat gravitasi
menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu
terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada
saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan
kesemutan dan baal pada jari-jari.
i. Insomnia Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat
uterus yang membesar, pergerakan janin dan karena adanya
kekhawatiran dan kecemasan.

16
2.4 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III
A. Perubahan Fisiologis Trimester III

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada

sistem organ tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan

memberikan pendidikan kesehatan sewaktu ibu melakukan kunjungan

kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan

dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi

ibu salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam kehamilan.

Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi

perubahan pada:

a. Vagina dan vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi

peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva.

Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina

yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina

meliputi peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung,

dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot polos menyebabkan

vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan

sekret vagina dan mukosa vagina memetabolisme glikogen. Metabolisme

17
ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen. Peningkatan laktobasilus

menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil metabolisme (glikogen)

menyebabkan pH menjadi lebih asam (5,2 – 6). Keasaman vagina

berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri pathogen (Aprilia,

2010:71-73).

b. Servik

Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga

menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Peningkatan

vaskularisasi dan edema, hiperplasia dan hipertrofi kelenjar servik

menyebabkan servik menjadi lunak (tanda Goodell) dan servik berwarna

kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan isthmus maka terjadi

antefleksi uterus berlebihan pada 3 bulan pertama kehamilan.

c. Uterus Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses

hiperplasia dan hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon

estrogen dan progesteron. Penyebab pembesaran uterus menurut

(Manuaba,2010) antara lain:

1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;

2. Hiperplasia dan

3. Hipertrofi, dan Perkembangan desidua

Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan.

Ukuran uterus mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20

cm dengan kapasitas > 4000 cc.

18
Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama uterus

berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan

berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar

telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan

umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan,

dindingdinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada

servik mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan

servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu ke 8

yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal

kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4

bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya

memasuki rongga perut.

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Selama Kehamilan

Tinggi Fundus Tinggi Fundus Uteri Umur


Uteri (Leopold) Kehamilan
(cm) (minggu)
12 3 jari atas simfisis 12
16 Pertengahan pusat dan 16
simfisis
20 3 jari bawah pusat 20
24 Sepusat 24
28 3 jari atas pusat 28
32 Pertengahan pusat dan 32
processus xifoideus (px)
36 1-2 jari bawah px 36
40 2-3 jari bawah px 40

19
4. Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih

terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm.

Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil dan

korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone

(Aprilia, 2010 71-72).

5. Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih

besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengeceran darah

(hemodilusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk

dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan 29 peningkatan

volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia

fisiologis ( Manuaba, 2010:93).

e. Sistem respirasi

Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi

diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate

50% mengalami peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas

kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprilia, 2010:71-72).

f. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis

20
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini

terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, aerola mamae,

papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah

persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba,

2010:94)

g. Metabolisme

Menurut Manuaba (2010:95) perubahan metabolisme pada

kehamilan:

a) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama

pada trimester ke-tiga

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq

per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi

darah dan ketuban mineral yang diperlukan janin.

Menurut Vivian (2011:124) Perubahan fisiologi pada masa

kehamilan Trimester III adalah :

a. Minggu ke-28/bulan ke-7 Fundus berada dipertengahan antara

pusat dan sifoudeus. Hemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada

menggantikan pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat

dipalpasi. Rasa panas perut mungkin terasa.

21
b. Minggu ke-32/ bulan ke-8 Fundus mencapai prosesus sifoideus,

payudara penuh, dan nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali

terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi dispnea.

c. Minggu ke-38/ bulan ke-9 Penurunan bayi ke dalam

pelvis/panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir 4 kali

waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5- 0,6 kg. Sakit

punggung dan sering BAK meningkat. Braxton Hicks meningkat

karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk

persalinan. Kontraksi palsu (Brxton Hicks) yaitu kontraksi yang

membuat perut ibu terasa kencang dan hilang dengan sendirinya.

Peregangan sel-sel uterus yang diakibatkan meningkatnya

actomycin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,

sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.

Sedangkan kontraksi yang sebenarnya yaitu kontraksi persalinan

yang berdurasi 30 menit lamanya, waktu jeda kontraksi ini

semakin memendek dan kontraksi semakin lama semakin kuat.

Perubahan Hormon Kehamilan di Trimester III

1. Hormon Kortisol

Hormon kortisol yang selama ini identik sebagai hormon stres,


diperlukan oleh janin yang sedang berkembang karena dapat
membantu mengatur metabolisme tubuh dan mengontrol kadar gula
darah. Kadar kortisol yang tinggi mungkin juga akan menimbulkan

22
beberapa gejala yang tidak menyenangkan, seperti stretch mark dan
masalah tekanan darah.

2. Hormon Prolaktin

Hormon ini berperan dalam merangsang perkembangan jaringan


payudara untuk mempersiapkan proses menyusui. Michelle Hakakha,
seorang dokter obgyn dari Amerika Serikat, berkata bahwa jumlah
hormon ini meningkat di trimester ketiga hingga 10-20 kali. Meski
belum ada ASI yang keluar sampai kadar progesteron dan estrogen
benar-benar turun setelah proses persalinan, hormon prolaktin telah
bersiap-siap dengan mengeluarkan kolostrum, cairan pertama yang
dihasilkan kelenjar susu, yang sangat kaya gizi.

3. Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin akan memicu kontraksi menjelang persalinan.


Bersama dengan hormon estrogen, oksitosin membantu melepaskan
prostaglandin, yang dapat melunakkan leher rahim untuk
mempersiapkan kelahiran.

Hormon ini selain melenturkan leher rahim pada akhir kehamilan,


sehingga bayi lebih mudah untuk keluar. Di saat yang sama, hormon
ini juga akan menstimulasi puting susu untuk memproduksi air susu
dan merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan areola,
sehingga setelah lahir bayi langsung bisa menyusu.

4. Hormon Progesteron

Hormon progesteron juga sudah ada dari sebelum hamil, namun


kadarnya akan mengalami peningkatan saat Anda hamil.
Meningkatnya kadar hormon ini selama kehamilan memicu

23
munculnya rambut-rambut halus pada bagian payudara atau perut,
pusing, mulas, mual, hingga sembelit.

 Meski dapat membawa efek yang tidak menyenangkan,


progesteron berperan dalam:
 Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung.
 Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang.
 Menjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di
tubuh.
 Menyiapkan payudara untuk memproduksi ASI.

2.5 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III


a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu sampai
dengan sebelum persalinan. Perdarahan pervaginam dikatakan tidak
normal bila ada tanda-tanda seperti keluarnya darah merah segar atau
kehitaman dengan bekuan, perdarahan kadang banyak kadang tidak
terus menerus, perdarahan disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini
bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, atau
dicurigai adanya gangguan pembekuan darah (Kusumawati, 2014).
1) Plasenta previa
Plasenta previa didefinisikan sebagau plasenta yang
berimplantasi diatas atau mendekati ostium serviks interna.
Beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
plasenta previa diantaranya kehamilan ibu sudah usia lanjut (>
22 minggu), multiparitas, serta mempunyai riwayat sectio
caesarea sebelumnya. Gejala umum yang terjadi pada kasus
plasenta previa seperti terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri

24
secara tiba-tiba dan kapan saja, uterus tidak berkontraksi dan
bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul.
Jenis-jenis plasenta previa diantaranya:
 Plasenta previa totalis yaitu posisi plasenta menutupi
ostium interna secara keseluruhan.
 Plasenta previa parsialis yaitu posisi plasenta yang
menutupi ostium interna sebagian saja.
 Plasenta previa marginalis yaitu posisi plasenta yang
berada di tepi ostium interna.
 Plasenta previa letak rendah yaitu posisi plasenta yang
berimplantasi di segmen bawah uterus.

2) Solusio plasenta
Pada persalinan normal, plasenta akan lepas setelah bayi lahir,
namun karena keadaan abnormal plasenta dapat lepas sebelum
waktunya atau yang disebut solusio plasenta. Beberapa faktor
komplikasi sebagi penyebab solusio plasenta yaitu hipertensi,
adanya trauma abnominal, kehamilan gemelli, kehamilan
dengan hidramnion, serta defisiensi zat besi. Tanda gejala
yang ditimbulkan seperti terjadinya perdarahan dengan nyeri
yang menetap, hilangnya denyut jantung janin (gawat janin),
uterus terus menegang, perdarahan yang keluar tidak sesuai
dengan beratnya syok.

3) Rupture uteri

25
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat
kehamilan/persalinan, pada saat umur kehamilan lebih dari 28
minggu. Klasifikasi rupture uteri yaitu:
 Rupture uteri inkomplit (subperitoneal). Yaitu keadaan
rupture yang hanya terjadi pada dinding uterus yang
robek sedangkan lapisan serosa (peritoneum) tetap
utuh.
 Rupture uteri komplit (transperitoneal). Yaitu keadaan
rupture selain pada dinding uterus yang robek, lapisan
serosa (peritoneum) juga robek sehingga dapat berada
di rongga perut.

Rupture uteri pada waktu kehamilan (rupture uteri gravidarum)


yang terjadi karena dinding uterus lemah yang disebabkan oleh
adanya bekas section caesarea, bekas mioma uteri, bekas
kuretase/manual plasenta, sepsis postpartum, atau terjadi
hypoplasia uteri/uterus abnormal.

b. Sakit kepala
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit
kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang
karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklamsi. Perubahan
visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur) dapat berubah
pada masa kehamilan (Kusmawati, 2014). Nyeri kepala hebat pada
masa kehamilan dapat menjadi tanda gejala preeklamsi, dan jika tidak
diatasi dapat menyebabkan komplikasi kejang maternal, stoke,
koagulapati hingga kematian. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan

26
lengkap baik oedem pada tangan/kaki, tekanan darah, dan protein
urine ibu sejak dini.Click or tap here to enter text.

c. Penglihatan kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
selama masa kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah perubahan
yang normal. Jika masalah visual yang mengindikasikan perubahan
memdadak, misalnya padangan menjadi kabur dan berbayang disertai
rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah menandakan gejala preeklamsi
(Pantiawati, 2010). Penglihatan kabur dikarenakan sakit kepala hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak
yang mempengaruhi system saraf pusat yang dapat menimbulkan
kelainan selebral, dan gangguan penglihatan.
d. Nyeri perut hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat disertai
dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis
(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar
kandungan), abortus (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan
preterm, gastritis (maag), solusio plasenta, penyakit menular seksual,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Kusumawati, 2014).

e. Bengkak pada muka dan ekstremitas


Hamper separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi

27
dari pada kepala. Bengkak yang menjadi masalah serius yaitu ditandai
dengan:
1) Muncul pembengkakan pada muka, tangan dan ekstremitas
lainnya.
2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
3) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini
merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal,
gagal jantung ataupun pre eklamsi. Gejala anemia dapat
muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan
menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia,
disebabkan pleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai
pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah
kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan
dengan sel-sel darah merahnya (Kusumawati, 2014).

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa


Ibu hamil mulai dapat merasakan Gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida) dan 18-20 minggu
(primigravida). Jika janin tidur, gerakannya akan melemah. Janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan
dalam 12 jam). Gerakan janin akan lebih mudah teras jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum (Kusumawati, 2014). Jika
ibu tidak merasakan Gerakan janin sesudah usia 22 minggu sampai
memasuki persalinan, maka perlu diwaspadai terjadinya gawat janin
atau kematian janin dalam uterus.

g. Ketuban pecah sebelum waktunya


Dinamakan ketuban pecah sebelum waktunya apabila terjadi sebelum
persalinan yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan

28
membrane/peningkatan tekanan uteri yang juga dapat disebabkan
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks yang dapat
dinilai dari cairan ketuban di vagina. Pecahnya selaput ketuban dapat
retjadi pada kehamilan preterm maupun aterm.

h. Demam tinggi
Jika suhu ibu hamil berada pada > 38oC dalam kehamilan, ini
menandakan ibu dalam masalah. Demam pada kehamilan merupakan
manifestasi tanda gejala infeksi kehamilan. Penanganannya dapat
dengan memiringkan badan ibu ke kiri, cukupi kebutuhan cairan ibu
dan kompres hangat guna menurunkan suhu tubuh ibu. Komplikasi
yang ditimbulkan jika ibu mengalami demam tinggi yaitu sistitis
(infeksi kandung kencing) serta infeksi saluran kemih atas. Click or tap here to

enter text.

i. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklamsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
kSeadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklamsia (Saifuddin, 2002)

j. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.

29
Anemia pada trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas serta BBLR (Saifuddin, 2002).

2.6 Faktor-Faktor Resiko Pada Kehamilan

Ibu hamil yang mempunyai faktor risiko perlu mendapat pengawasan


yang lebih intensif dan perlu di bawa ketempat pelayanan kesehatan
sehingga risikonya dapat di kendalikan (Manuaba,2010).
Faktor risiko pada ibu hamil menurut Depkes RI (2010) sebagai
berikut:
a. Primigravida kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
 Primi muda ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun,
dimana pada usia tersebut reproduksi belum siap dalam
menerima kehamilan kondisi rahim dan panggul yang masih
kecil, akibat dari ini janin mengalami gangguan. Disisi lain
mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan.
Bahaya yang terjadi jika usia terlalu muda yaitu premature,
perdarahan anterpartum, perdarahan post partum.
 Primi tua
- Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan
pertama setelah masa pernikahan dan pasangan tidak
mengguanakan alat kontrasepsi KB.
- Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. Usia
tersebut dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut
mudah terserang penyakit, kemungkinan mengalami
kecacatan untuk bayinya dan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR), cacat bawaan sedangkan komplikasi yang dialami
oleh ibu berupa pre-eklamsi, mola hidatidosa, abortus.

30
 Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak
persalinan sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu
tersebut seolah menghadapi kehamilan yang pertama lagi.
Kehamilan dapat terjadi pada ibu yang mempunyai riwayat anak
pertama mati atau ibu yang mempunyai anak terkecil hidup
berumur 10 tahun, serta pada ibu yang tidak menggunakan KB.
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil
≤ 2 tahun namun tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya.
Jarak kehamilan ≤ 2 tahun kondisi rahim belum kembali seperti
semula selain itu ibu masih dalam proses menyusui. Komplikasi yang
mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir namun
belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun
mempunyai kemungkinan 1,25 kali mengalami komplikasi
persalinan, ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya kurang
kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi pada saat persalinan,
ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi kategori kurang
kemungkinan 0,057 kali mengalami komplikasi persalinan
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan ukuran lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm dan penambahan berat badan < 9 kg selama
kehamilan
e. Anemia dengan Hb <11 gr/dl
f. Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain :

31
tuberkulosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis, kelainan
endokrin (Diabetes melitus, Sistemik lupus Eritematosus,dll),
tumor dan keganasan.
i. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi
dengan cacat kongenital.
j. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan
seksio sesarea, ekstraksi vakum/forseps.
k. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca
persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post
partum blues).
l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
m. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dempet, monster.
Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, janin besar
Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati
(Buku KIA,2015) dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a) Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar:
persalinan normal, tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi
baru lahir Hidup Sehat.
b) Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan /
kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c) Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan
1) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan

32
2) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi

2.7 IMT Berkaitan Dengan Cara Menghitung Usia Kehamilan

Selama trimester I, anjuran penambahan berat badan tidak


sebesar trimester II dan III yaitu berkisar antara 1-2 kg (atau
350-400 g/minggu). Sedangkan anjuran penambahan berat badan
untuk trimester II dan III berdasarkan status gizi ibu.

Peningkatan BB pada ibu hamil yang mempunyai BMI normal (19,8 -26)
yang direkomendasikan adalah 1 sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4
kg per minggu.

Keperluan penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat
dari BMI atau IMT sebelum hamil.Penambahan BB selama hamil dan
perkembangan janin berhubungan dengan BB dan TB ibu sebelum hamil
(BMI/IMT).

33
Cara menghitung IMT adalah BB sebelum hamil (dalam kg) dibagi TB (dalam
meter) pangkat 2, misalnya seorang ibu hamil BB sebelum hamil 50 kg dan
TB 150 cm maka IMT adalah 50/(1,5)2 = 22,22 termasuk normal.

Anjuran total penambahan berat badan selama kehamilan didasarkan


pada status gizi ibu sebelum hamil yang diukur menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Berikut anjuran total penambahan berat
badan selama kehamilan (kg) berdasarkan IMT sebelum hamil:

Cara Menentukan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil

Status gizi dapat diketahui melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh


(IMT) dan pengukuran lingkar lengan atas.

A. Indeks Masa Tubuh

Setelah menghitung IMT, kemudian hasilnya di kategorikan sesuai


berikut:

34
B. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Ambang batas lingkar lengan atas (LILA) dengan risiko kekurangan


energi kronis (KEK) di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm maka dikatakan wanita tersebut mempunyai
risiko KEK, dan dapat diperkirakan akan melahirkan bayi dengan
BBLR

2.8 Diagnosa
G2P1A0 gr 36 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intrauterine

2.9 Asuhan Kebidanan


A. Edukasi ketidaknyamanan Ketidaknyamanan
a) Rasa lelah

1) Pertambahan berat badan dan membesarnya ukuran janin bisa


membuat ibu hamil lebih mudah kelelahan. Untuk mengatasi
hal tersebut, Bumil bisa melakukan hal-hal berikut ini:

2) Memperbanyak waktu istirahat. Ketika memasuki trimester


ketiga, Bumil dianjurkan untuk memperbanyak istirahat dan
tidur lebih awal. Bila Bumil masih bekerja, ambillah waktu
sebentar pada jam istirahat untuk memejamkan mata atau
merebahkan diri.

35
3) Mengonsumsi makanan sehat setiap hari, untuk menambah
tenaga dan mencukupi kebutuhan nutrisi harian Bumil.
Makanan yang baik untuk Bumil konsumsi antara lain roti
gandum, kacang walnut, sayuran, dan buah-buahan.
4) Rutin melakukan olahraga, seperti berjalan kaki, berenang,
atau yoga untuk ibu hamil. Olahraga rutin bisa mengurangi
rasa lelah yang Bumil alami selama trimester akhir ini.
Luangkan waktu untuk berolahraga setidaknya 20 hingga 30
menit setiap hari.
5) Minum air putih yang cukup. Selama hamil, Bumil perlu
mencukupi kebutuhan cairan tubuh, untuk mencegah dehidrasi.
6) Membatasi kegiatan yang tidak penting. Jika Bumil
membutuhkan bantuan untuk melakukan sesuatu, jangan ragu
meminta bantuan suami atau keluarga.

a. Nyeri punggung
1) Nyeri punggung saat kehamilan trimester tiga umumnya terjadi
karena punggung Bumil harus menopang bobot tubuh yang
lebih berat. Rasa nyeri ini juga dapat disebabkan hormon
relaksin yang mengendurkan sendi di antara tulang-tulang di
daerah panggul. Kendurnya sendi-sendi ini bisa memengaruhi
postur tubuh dan memicu nyeri punggung. Pada beberapa
kondisi, bobot bayi yang begitu berat juga bisa
menyebabkan nyeri vagina.
2) Untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips
berikut ini:

3) Melakukan olahraga dan latihan panggul. Saat hamil, olahraga


dan latihan panggul, seperti senam hamil, senam Kegel, dan

36
melakukan peregangan kaki secara rutin, dinilai efektif untuk
mengurangi nyeri punggung Bumil.
4) Meletakkan bantal di punggung saat tidur untuk mendukung
punggung dan perut Bumil. Jika Bumil tidur dengan posisi
miring, letakkan bantal di antara tungkai.
5) Duduk dengan tegak dan gunakan kursi yang menopang
punggung dengan baik.
6) Menggunakan sepatu yang nyaman. Bumil bisa memilih sepatu
dengan hak rendah, karena sepatu model ini lebih baik untuk
menopang punggung.
7) Mengompres punggung dengan handuk hangat.

b. Bolak-balik ke toilet
1) Semakin mendekati persalinan, janin akan bergerak turun ke
area panggul dan membuat Bumil merasakan adanya tekanan
pada kandung kemih. Kondisi tersebut mungkin bisa membuat
frekuensi buang air kecil meningkat dan membuat urine mudah
keluar saat Bumil bersin atau tertawa.
2) Pastinya melelahkan jika harus bolak-balik ke toilet. Nah,
untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips
berikut:

3) Hindari minum minuman berkafein, seperti kopi, teh, atau


minuman bersoda, karena bisa membuat Bumil lebih sering
buang air kecil.
4) Pastikan minum air putih setidaknya 8 gelas sehari. Namun,
jangan minum sebelum tidur.
5) Jangan menahan rasa ingin buang air kecil, karena hal ini
mungkin bisa meningkatkan frekuensi ke toilet.

37
c. Sesak napas
1) Otot yang berada di bawah paru-paru dapat tergencet oleh
rahim yang terus membesar. Hal ini membuat paru-paru sulit
untuk mengembang dengan sempurna, sehingga kadang bisa
membuat ibu hamil sulit untuk bernapas.
2) Jika Bumil mengalami hal demikian, cobalah lakukan hal-hal
berikut:

3) Topang kepala dan bahu dengan bantal ketika tidur.


4) Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperbaiki
posisi tubuh, sehingga paru-paru bisa mengembang dengan
baik.

5) Namun jika rasa sesak tidak kunjung membaik, jangan ragu


untuk segera ke dokter ya, Bumil.
d. Dada terasa panas/terbakar
1) Rasa terbakar di dada sering dialami oleh ibu hamil pada
kehamilan trimester ketiga. Kondisi ini disebabkan oleh asam
lambung naik akibat perubahan hormon yang menyebabkan
otot lambung menjadi rileks dan tertekannya lambung oleh
rahim yang makin membesar.
2) Hal tersebut memicu isi dan asam lambung terdorong naik ke
kerongkongan, yang menimbulkan keluhan berupa rasa panas
atau terbakar di dada.
3) Untuk menghindarinya, ada beberapa langkah yang bisa Bumil
lakukan, yaitu:

4) Teliti dalam memilih makanan. Jauhi makanan yang asam,


pedas, berminyak, atau berlemak, dan jauhi minuman yang
mengandung kafein.

38
5) Makanlah dengan frekuensi lebih sering namun dengan porsi
yang sedikit. Jangan makan sambil berbaring atau mendekati
waktu tidur.

6) Bumil bisa mencoba beragam tips di atas untuk mengatasi


ketidaknyamanan yang muncul selama kehamilan trimester
ketiga. Jika keluhan bertambah parah hingga  mengganggu
aktivitas dan istirahat Bumil, berkonsultasilah dengan dokter
kandungan agar diberikan penanganan yang tepat.

B. Edukasi Tanda Bahaya

a. Demam
b. Pendarahan vagina.
c. Gerakan bayi berkurang, minimal 10 kali gerakan dalam 12 jam
d. Kontraksi sebelum waktunya
e. Pecah Ketuban sebelum waktunya
f. Kejang
g. Sakit kepala parah, sakit perut, gangguan penglihatan, dan
pembengkakan.

C. Edukasi Faktor Resiko Pada Kehamilan Trimester III


a. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
Jarak yang terlalu dekat dapat mengakibatkan ibu kurang siap baik
dari psikis yang harus mengurus buah hati dan menghadapi kehamilan serta
belum siapnya atau belum sembuh total rahim dalam periapan kehmilan dan
persalian.
Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir,
bayi lahir namun belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan

39
bayi lahir rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5
tahun mempunyai kemungkinan 1,25 kali mengalami komplikasi persalinan,
ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya kurang kemungkinan mengalami
0,396 kali komplikasi pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini
kehamilan risiko tinggi kategori kurang kemungkinan 0,057 kali mengalami
komplikasi persalinan
b. Kurang energi kronis (KEK)
dengan ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm dan penambahan
berat badan < 9 kg selama kehamilan
Kurang energi kronis (KEK) dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).

D. Edukasi tanda-tanda persalinan

a. Tanda-tanda permulaan persalinan


1) Tanda-tanda permulaan persalinan sebelum terjadi persalinan
yang sebenarnya, beberapa minggu sebelumnya, wanita
memasuki “bulan-nya” atau “minggu-nya” atau hari-nya. Yang
disebut kala pendahuluan. Kala pendahuluan memberikan tanda-
tanda sebagai berikut (Mochtar, 2011):
2) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida. Pada
multipara, hal tersebut tidak begitu jelas.
3) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
4) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.

40
5) Perasaan nyeri di perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut ”false labor
pains”.
6) Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show).

b. Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan- robekan kecil pada pada serviks.
3) Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada
pembukaan.

E. Edukasi Nutrisi Ibu Hamil

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis
pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan
gizi.

a. Makanan pokok (sumber karbohidrat)


Makanan pokok adalah pangan yang mengandung karbohidrat
yang sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya
makan berbagai etnik di Indonesia sejak lama. Makanan pokok
beragam, sesuai dengan keadaan tempat dan budaya, contoh beras,
jagung, singkong, ubi, talas, sagu, dan produk olahannya (roti,
pasta, mie, dll). Kebutuhan makanan pokok sekali makan adalah ⅔
dari ½ piring, yaitu 3 centong nasi (150 gram) atau 3 buah sedang

41
kentang (300 gram) atau 1½ gelas mie kering (75 gram).

b. Lauk-Pauk (sumber protein)


Lauk-pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan
pangan sumber protein nabati. Lauk-pauk hewani; daging (sapi,
kambing, rusa, dll), unggas (ayam, bebek, dll), ikan termasuk hasil
laut, telur, susu dan hasil olahnya. Sedangkan lauk-pauk nabati
berupa tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang tolo, kacang merah,
kacang tanah, kacang hijau, dll). Kebutuhan lauk-pauk sekali makan
adalah ⅓ dari ½ piring, yaitu lauk hewani; ikan kembung (75 gram)
atau 2 potong sedang ayam tanpa kulit (80 gram) atau 1 butir telur
ayam ukuran besar (55 gram) atau 2 potong daging sapi sedang (70
gram), dan lauk nabati; tahu (100 gram) atau 2 potong sedang tempe
(50 gram).
c. Buah-buahan (sumber vitamin dan mineral)
Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (vitamin A,
B, B1, B6, C), mineral dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral
yang terkandung dalam buah-buahan berperan sebagai anti oksidan.
Contoh buah-buahan yaitu pisang, pepaya, mangga, apel, dll.
Kebutuhan buah-buahan sekali makan adalah
⅓ dari ½ piring, yaitu 2 potong sedang pepaya (150 gram) atau 2

buah jeruk sedang (110 gram) atau 1 buah kecil pisang ambon (50
gram).
d. Sayur-sayuran (sumber vitamin dan mineral)
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral
terutama karoten, Vitamin A, Vitamin C, zat besi, dan fosfor.
Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran berperan
sebagai antioksidan. Bebrapa sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa

42
dimasak terlebih dahulu sementara yang lainnya dapat dimasak
dengan cara dikukus, direbus, dan ditumis. Contoh sayuran yaitu
terong, kangkung, buncis, bayam, dll. Kebutuhan sayuran sekali
makan adalah ⅔ dari ½ piring, yaitu 1 mangkok sedang (150 gram).
Macam-macam tanda bahaya kehamilan

43
CONCEPT MAP

44
DAFTAR PUSTAKA

1. Aprilia, 2010, Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan
Melahirkan, Jakarta: Penerbit Gagas Media
2. Dewi, Vivian. 2011. Asuhhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika
3. Kurnia, S. N. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka
4. Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Fitramaya
5. Manuaba,dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB.Jakarta:EGC.
6. Romauli,S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
7. Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Mediaka

45

Anda mungkin juga menyukai