Di Jawa, nama ulama ini kalah tenar dibandingkan Wali Songo. Namun tanpa
dia, tidak mungkin ada Wali Songo. Dialah Sayyid Hussein Jumadil Kubro.
Seluruh Wali Songo adalah anak cucunya. Yuk, ziarahi makamnya di Mojokerto!
Kompleks makam Islam kuno itu terletak di Desa Sentonorejo, Kecamatan
Trowulan. Tepatnya sekitar 500 meter ke arah selatan dari Pendopo Agung
Trowulan, serta sekitar 1 Km dari Museum Majapahit dan Kolam Segaran.
Kompleks makam Troloyo kini tak lagi menunjukkan kesan kunonya setelah
dipugar.
Ketika detikTravel berkunjung ke sana, sebuah gapura bergaya Islam
menyambut kedatangan peziarah di pintu masuk kompleks makam menuju
lorong panjang. Makam Syekh Jumadil Kubro terletak di sisi kanan lorong masuk.
Sebuah bangunan pendopo yang adem dan cukup megah menaungi makam
ulama besar ini yang dibalut kelambu putih. Terlihat beberapa wisatawan
peziarah berdoa di depan makam tersebut.
Jamaluddin Hussein Al Akbar lahir sekitar tahun 1270 sebagai putera Ahmad
Syah Jalaluddin, bangsawan dari Nasrabad di India. Kakek buyutnya adalah
Muhammad Shohib Mirbath dari Hadramaut yang bergaris keturunan ke Imam
Jafar Shodiq, keturunan generasi keenam dari Nabi Muhammad SAW. Setelah
resign dari jabatannya sebagai Gubernur Deccan di India, Jumadil Kubro
traveling ke berbagai belahan dunia untuk menyebarkan agama Islam.
Sejumlah literatur lain menyebut Sayyid Hussein Jumadil Kubro traveling sampai
ke Maghribi di Maroko, Samarqand di Uzbekistan lalu sampai ke Kelantan di
Malaysia, Jawa pada era Majapahit dan akhirnya sampai ke Gowa di Sulawesi
Selatan. Dia wafat dan dimakamkan di Trowulan sekitar tahun 1376 masehi.
Namun Bruinessen mengatakan ada kemungkinan makam yang asli malah di
Wajo, Sulawesi Selatan karena terakhir dia berdakwah di Gowa.
Sayyid Hussein Jumadil Kubro tanpa disadari banyak orang Indonesia adalah
perintis Wali Songo, karena 9 wali yang utama adalah keturunannya. Versi
sejarahnya beraneka macam, tapi salah satunya menyebutkan semasa di
Maroko, Sayyid Hussein Jumadil Kubro menikah dengan anak penguasa
setempat dan lahirnya Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Malik Maghribi yang
menjadi Sunan Gresik.
Ketika berada di Kelantan, Jumadil Kubro menikah juga dengan puteri Raja
Chermin. Cicitnya adalah Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati.
Sementara Sunan Muria dan ayahnya Sunan Kalijaga merupakan family jauh,
keturunan dari adik Jumadil Kubro yang diajaknya traveling keliling dunia untuk
berdagang dan berdakwah. Keturunan Jumadil Kubro yang tidak berdakwah,
menjadi raja-raja kesultanan di Asia Tenggara dari Patani, Malaysia, Indonesia
sampai Mindanao
SILSILAH RADEN HAJI. ABDUL MANAF (GARIS PAJAJARAN/ SUNDA)
Prabu Linggawastu
Prabu Mundingkawati (Siliwangi I)
Prabu Anggalarang (Siliwangi II)
Parubu Pucuk Umum (Siliwangi III)
Prabu Anggalarang (Siliwangi IV)
Prabu Seda (Siliwangi V)
Prabu Guru Bantangan
Prabu Lingga Pakuan
Panandean Ukur
Dipati Ukur Ageung
Dipati Ukur Anom
Dipati Ukur Delem Suriadinata
Dalem Nayadireja (Sontak Dulang)
Raden Haji Abdul Manaf
Raden Saedi
Raden Jeneng
Raden Jamblang
Raden Brajayuda Sepuh (Jagasatru I)
Raden Haji Abdul Jabar (Jagasatru II)
Raden Brajayuda Anom (Jagasatru III)
Raden Haji Mangkurat Natapradja (H. Abdulmanap)
Sedangkan silsilah Zainal Arif, nyambung kepada Syekh Haji Abdul Muhyi di
Pamijahan, Tasikmalaya.
Syekh Abdul Muhyi
Sembah Dalem Bojong
Sembah Eyang Samadien
Sembah Eyang Asmadien
Sembah Eyang Zainal Arif [3]
Embah Ta’limudin
KH. Marjuki (Mama Prabu Cigondewah)
Sumber :
Moeflich Hasbullah
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati
SILSILAH RADEN HAJI. ABDUL MANAF (GARIS MATARAM/ JAWA)
Sumber : profil-cerita-santri
SILSILAH SYEIKH JAMALUDDIN ALHUSAIN (JAMALUDDIN KHAN/
JUMADIL QUBRO)
Sumber : Wikipedia
SILSILAH SYEKH SAYYID (GARIS AYAH)