Anda di halaman 1dari 4

BANTUAN HIDUP DASAR

Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 1/4


Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama

PENGERTIAN 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan
saat seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa
2. Henti napas adalah keadaan dimana pernapasan seseorang berhenti (apnea)
3. Henti jantung adalah keadaan dimana jantung berhenti berkontraksi dan memompa darah ke
seluruh tubuh
4. Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah proses yang dilakukan untuk memberikan bantuan
eksternal terhadap ventilasi dan sirkulasi dari korban yang mengalami henti nafas atau henti
jantung

TUJUAN 1. Mengenali tanda-tanda klinis bahwa seseorang membutuhkan bantuan hidup dasar
2. Memberikan dan mempertahankan pernapasan serta sirkulasi yang adekuat pada korban yang
mengalami henti napas dan atau henti jantung tanpa menggunakan cairan, obat maupun terapi
kejut listrik hingga datang bantuan tenaga medis / paramedis yang lebih kompeten

KEBIJAKAN 1. Setiap orang berhak mendapatkan bantuan hidup dasar


2. Setiap karyawan rumah sakit anggota HHG (tidak hanya petugas medis dan petugas kesehatan
lainnya) wajib memahami cara memberikan bantuan hidup dasar, melalui pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan baik di tingkat grup (Departemen Diklat HHG) maupun di
tingkat lokal (masing-masing rumah sakit anggota HHG)

PROSEDUR 1. Tahapan-tahapan bantuan hidup dasar adalah sebagai berikut :


a. Penilaian awal
b. Circulation / jantung (memeriksa denyut nadi arteri karotis dan melakukan pijat jantung
luar)
c. Airway / jalan napas (membuka dan membebaskan jalan napas)
d. Breathing / pernapasan (memberikan bantuan napas)
e. Evaluasi / penilaian ulang
2. Penilaian awal :
a. Pastikan lingkungan sekitar aman bagi penolong
b. Nilai kesadaran korban dengan memanggil nama / bertanya dengan suara keras sambil
menggoyang-goyangkan bahu korban secara lembut dan perlahan
c. Bila korban tidak memberikan respon terhadap panggilan, segera minta bantuan orang lain
dengan berteriak atau mengaktifkan sistem pelayanan medis lebih lanjut
d. Posisikan korban dalam keadaan telentang pada alas yang rata dan keras. Perlu diingat saat
penolong mengubah posisi korban, gerakkan kepala, leher dan bahu korban sebagai satu
kesatuan
e. Atur posisi penolong yaitu berlutut di sebelah kanan korban sejajar dengan bahu korban
3. Circulation / jantung (memeriksa denyut nadi arteri karotis dan melakukan pijat jantung luar)
a. Hitung denyut nadi arteri karotis selama 15 detik, kemudian kalikan 4 (empat)

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 1
BANTUAN HIDUP DASAR
Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 2/4
Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama

b. Jika hasil > 60 kali dan korban bernapas dengan baik, posisikan korban dalam posisi
recovery
c. Jika hasil < 60 (denyut jantung tidak cukup efektif untuk mengsirkulasikan darah ke
seluruh tubuh), lakukan resusitasi jantung paru
d. Cara melakukan kompresi dada (chest compression) / pijat jantung luar :
1) Letakkan tumit tangan penolong pada 2 (dua) jari di atas ujung bawah sternum (tulang
taji pedang)
2) Posisikan jari-jari tangan penolong saling mengunci (tangan dominan di atas tangan
yang tidak dominan)
3) Posisikan tubuh penolong membentuk sudut 90 derajat, rapatkan kaki ke arah korban,
luruskan tangan, gunakan ebrat badan untuk menekan (tekan sternum lebih kurang 1,5
– 2 inch atau 4 – 5 cm)
4) Lakukan kompresi dada secara berulang sebanyak 30 kali kemudian segera beri
resusitasi 2x (dua kali)
e. Cara melakukan resusitasi jantung paru :
1) Lakukan 30 kali kompresi dada dilanjutkan 2 (dua) kali ventilasi (pernapasan bantuan
mulut ke mulut atau mulut ke hidung) selama 1 (satu) siklus
2) Lakukan terus menerus selama 5 (lima) siklus, kemudian nilai ulang pernapasan dan
denyut nadi korban
f. Cara menghitung denyut nadi pada arteri karotis (oleh tenaga medis) :
1) Hitung berapa kali dalam 10 (sepuluh) detik
2) Hasil penghitungan 10 (sepuluh) detik dikalikan 6 (enam)
3) Jika hasilnya > 60 (enam puluh) dan bernapas dengan baik, korban diposisikan dalam
posisi recovery
4) Jika hasilnya < 60 (enam puluh) artinya denyut jantung tidak cukup efektif untuk
mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh maka segera lakukan RJP (Resusitasi Jantung
Paru).
4. Airway / jalan napas (membuka dan membebaskan jalan napas)
a. Buka mulut dengan teknik cross finger, yaitu ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari
telunjuk pada mulut korban
b. Lakukan manuver head tilt-chin lift (tengadah kepala-angkat dagu). Posisikan telapak
tangan penolong pada dahi korban kemudian dorong ke belakang bersamaan dengan itu,
angkat dagu korban dengan jari tangan yang lain.
c. Apabila korban memiliki riwayat trauma kepala / leher, gunakan manuver jaw thrust
(dorong rahang bawah ke depan) tanpa ekstensi kepala. Posisikan kedua tangan penolong
di samping kanan dan kiri kepala pasien dengan siku bersandar pada permukaan tempat
pasien telentang, kemudian pegang sudut rahang bawah dan dorong rahang bawah ke
depan.

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 2
BANTUAN HIDUP DASAR
Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 3/4
Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama

5. Breathing / pernapasan (memberikan bantuan napas)


a. Periksa pernapasan pasien dengan cara look, listen and feel yaitu lihat gerakan dada
korban, dengarkan suara napasnya dan rasakan hembusan napasnya
b. Berikan bantuan napas pada korban yang tidak bernapas atau yang pernapasannya kurang
adekuat
c. Teknik bantuan pernapasan ada 4 (empat) yaitu :
1) Bantuan pernapasan dari mulut ke mulut
2) Bantuan pernapasan dari mulut ke hidung
3) Bantuan pernapasan dari mulut ke sungkup
4) Bantuan pernapasan dengan kantung napas bantuan (bag mask device)
Bantuan pernapasan dari mulut ke sungkup atau dengan kantung napas bantuan hanya
dilakukan oleh tenaga medis / paramedis
d. Cara memberikan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut :
1) Pertahankan head tilt-chin lift atau jaw thrust
2) Jepit hidung korban dengan ibu jari dan telunjuk tangan penolong yang melakukan
head tilt kemudian buka mulut korban
3) Tarik napas panjang, tempelkan rapat bibir penolong melingkari mulut pasien,
kemudian tiupkan lambat (setiap tiupan selama 2 detik) hingga dada korban terangkat /
mengembang.
4) Lepaskan mulut penolong dari mulut korban, lihat apakah dada korban turun saat
ekhalasi.
e. Cara memberikan bantuan pernapasan dari mulut ke hidung :
1) Dilakukan bila eprnapasan mulut ke mulut sulit dilakukan, misal karena mulut korban
sulit dibuka
2) Rapatkan mulut pasien disertai chin lift, kemudian tiupkan udara seperti pada
pernapasan mulut ke mulut, buka mulut pasien saat ekhalasi
f. Berikan bantuan napas sebanyak 8 – 10 kali selama 1 (satu) menit, kemudian nilai adanya
tanda-tanda sirkulasi dengan meraba arteri karotis di leher. Bila nadi ada, periksa kembali
pernapasan pasien. Bila pasien masih belum bernapas, lanjutkan kembali bantuan napas.
6. Evaluasi / penilaian ulang
a. Jika masih belum ada denyut nadi, lakukan kembali RJP dengan rasio 30 : 2
b. Jika napas ada dan denyut nadi teraba, posisikan korban dalam posisi mantap / recovery
c. Jika napas belum ada tetapi denyut nadi teraba, berikan bantuan napas sebanyak 8 – 10 kali
per menit dan monitor nadi setiap saat
d. Jika sudah ada pernapasan spontan dan adekuat (frekuensi napas 12 – 20 kali/menit) serta
denyut nadi arteri karotis teraba, jaga jalan napas korban tetap terbuka dan posisikan korban
dalam posisi mantap

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 3
BANTUAN HIDUP DASAR
Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 4/4
Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama

7. RJP dihentikan apabila :


a. Penolong kelelahan
b. Pasien sudah kembali bernapas dan denyut nadi teraba
c. Pasien dinyatakan meninggal oleh dokter

UNIT TERKAIT Seluruh unit kerja

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 4

Anda mungkin juga menyukai