PENGERTIAN 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan
saat seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa
2. Henti napas adalah keadaan dimana pernapasan seseorang berhenti (apnea)
3. Henti jantung adalah keadaan dimana jantung berhenti berkontraksi dan memompa darah ke
seluruh tubuh
4. Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah proses yang dilakukan untuk memberikan bantuan
eksternal terhadap ventilasi dan sirkulasi dari korban yang mengalami henti nafas atau henti
jantung
TUJUAN 1. Mengenali tanda-tanda klinis bahwa seseorang membutuhkan bantuan hidup dasar
2. Memberikan dan mempertahankan pernapasan serta sirkulasi yang adekuat pada korban yang
mengalami henti napas dan atau henti jantung tanpa menggunakan cairan, obat maupun terapi
kejut listrik hingga datang bantuan tenaga medis / paramedis yang lebih kompeten
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 1
BANTUAN HIDUP DASAR
Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 2/4
Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama
b. Jika hasil > 60 kali dan korban bernapas dengan baik, posisikan korban dalam posisi
recovery
c. Jika hasil < 60 (denyut jantung tidak cukup efektif untuk mengsirkulasikan darah ke
seluruh tubuh), lakukan resusitasi jantung paru
d. Cara melakukan kompresi dada (chest compression) / pijat jantung luar :
1) Letakkan tumit tangan penolong pada 2 (dua) jari di atas ujung bawah sternum (tulang
taji pedang)
2) Posisikan jari-jari tangan penolong saling mengunci (tangan dominan di atas tangan
yang tidak dominan)
3) Posisikan tubuh penolong membentuk sudut 90 derajat, rapatkan kaki ke arah korban,
luruskan tangan, gunakan ebrat badan untuk menekan (tekan sternum lebih kurang 1,5
– 2 inch atau 4 – 5 cm)
4) Lakukan kompresi dada secara berulang sebanyak 30 kali kemudian segera beri
resusitasi 2x (dua kali)
e. Cara melakukan resusitasi jantung paru :
1) Lakukan 30 kali kompresi dada dilanjutkan 2 (dua) kali ventilasi (pernapasan bantuan
mulut ke mulut atau mulut ke hidung) selama 1 (satu) siklus
2) Lakukan terus menerus selama 5 (lima) siklus, kemudian nilai ulang pernapasan dan
denyut nadi korban
f. Cara menghitung denyut nadi pada arteri karotis (oleh tenaga medis) :
1) Hitung berapa kali dalam 10 (sepuluh) detik
2) Hasil penghitungan 10 (sepuluh) detik dikalikan 6 (enam)
3) Jika hasilnya > 60 (enam puluh) dan bernapas dengan baik, korban diposisikan dalam
posisi recovery
4) Jika hasilnya < 60 (enam puluh) artinya denyut jantung tidak cukup efektif untuk
mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh maka segera lakukan RJP (Resusitasi Jantung
Paru).
4. Airway / jalan napas (membuka dan membebaskan jalan napas)
a. Buka mulut dengan teknik cross finger, yaitu ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari
telunjuk pada mulut korban
b. Lakukan manuver head tilt-chin lift (tengadah kepala-angkat dagu). Posisikan telapak
tangan penolong pada dahi korban kemudian dorong ke belakang bersamaan dengan itu,
angkat dagu korban dengan jari tangan yang lain.
c. Apabila korban memiliki riwayat trauma kepala / leher, gunakan manuver jaw thrust
(dorong rahang bawah ke depan) tanpa ekstensi kepala. Posisikan kedua tangan penolong
di samping kanan dan kiri kepala pasien dengan siku bersandar pada permukaan tempat
pasien telentang, kemudian pegang sudut rahang bawah dan dorong rahang bawah ke
depan.
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 2
BANTUAN HIDUP DASAR
Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 3/4
Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 3
BANTUAN HIDUP DASAR
Kode Nomor : 004 / YANMED No. Revisi : 00 Halaman : 4/4
Ditetapkan :
SPO
Profesi Tanggal Terbit : / 03 / 2013
dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro
Direktur Medis Direktur Utama
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 4