Anda di halaman 1dari 3

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Ulama Indonesia

| Syekh Tubagus Muhammad Nur Husein (Mama


Cimuncang)

Maqom Mama Nur Husain

Syekh Tubagus Muhammad Nur Husein (Mama Cimuncang)
Bermakam di kandang Jarah Kampung Pesantren Cimuncang Kebonpedes Sukaraja
Diriwayatkan, bahwa beliau pernah tinggal di Ciwalen Cianjur, karena pertempuran dengan
Belanda yang menyebabkan beliau hijrah ke daerah jampang lalu ke daerah Kebonpedes dan
mendirikan pesantren yang kini diyakini sebagai pesantren pertama dan tertua di Sukabumi
yang kemudian daerah tersebut dinamakan Kampung Pesantren di daerah Cimuncang.
Nama Cimuncang tersebut diambil dari sungai Cimuncang, yaitu ketika beliau membuat saluran
air untuk persawahan dan perkebunan di daerah kebon pedes dan kampung pesantren yang
airnya diambil dari sungai Cimuncang.
Nama : Assyaikh KH. Tb. Muhammad Nur Husain
Lahir di : Banten, +1163 H/+ 1742 M
Silsilah : Merujuk kepada buku H.Mukhtar Effendi, BA

Jalur Banten & Jalur Pamijahan
Dari Pihak Ayah : KH. Tb Muhammad Nur Husain bin Tubagus Syarifuddin bin Abu Mahasin Zainal
Abidin bin Syeikh Maulana Mansyur (Cikadueun) bin Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa bin
Syeikh Abdul Mahalli Ahmad bin Syeikh Abdul Mafahir, Syeikh Maulana Muhammad Nasruddin bin
Syeikh Maulana Yusuf bin Syeikh Maulana Hasanudin bin Syeikh Syarif hidayatullah (Sunan
Gunung Jati).
Dari Pihak Ibu: KH. Tb. Muhammad Nur Husain bin Nyimas Nurkasih binti R. Bangsa Santana
(Dalem Bojong) bin Syeikh Abdul Muhyi (Pamijahan) bin Nyai Raden Ajeng Tanganjiyah binti
RK.Sambirana bin Raden Wira Candera bin Pangeran Girilaya bin Sunan Giri.
Dari Syekh Abdul Muhyi Pamijahan mempunyai nasab; Syekh Abdul Muhyi bin sembah Lebe
Wartakusumah bin Entol Panengah bin Mudik Cikawung Ading bin Kuda Lanjar bin Ratu Puhun
bin Prabu Siliwangi I dan seterusnya.

Dari Pihak Isteri
Nyi Mas Alebah binti Abdul Wahhab bin Nyai Raden Karanggan bin Raden Arya Wiratanudatar
Cikundul (R. Jayasasana) bin Raden Arya Wangsa Ghofarana bin Sunan Ciburiang bin Sunan
Wanapri bin Sunan Parunggangsa Bin Syeikh Maulana Yusuf bin Syeikh Maulana Hasanudin bin
Syeikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Dari Sunan Parunggangsa mempunyai nasab; bin Ratu Pucuk Umum bin Nilakendra bin Prabu
Saut bin Buwanawisesa dan seterusnya.
Perjalanan Tolab Ilmunya : di sekitar Jawa, Mesir, Makkah dan Madinah Disiplin ilmu yang
dikuasai dan diajarkan antara lain:
Beliau adalah Hafidz Quran 30 Juzu, Tajwid, Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tashowwuf. Kiai
Cimuncang pengamal dan Mursyid Thoriqot Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah.
Ilmu-ilmu alat : nahwu, shorof, maani, bayan, badi, makulat, wadlo, istiqoq, munadhoroh,
mantiq, falak, Hikmat, dll.
Pertama mendirikan Pesantren di Cieundeur Cianjur pada saat pembuatan terowongan
lampegan. dan pada tahun 1261 H/1840 M (169 Th yang lalu) mendirikan 15 pondok di sebuah
daerah yang sampai sekarang di sebut Kp.Pesantren. karena dikejar-kejar penjajah pindah ke
Sukabumi mendirikan pesantren di wilayah jampang kulon Kab. Sukabumi dan selanjutnya
karena terus menerus di kejar-kejar Penjajah Pindah ke Kp. Muara Sukaraja dan selanjutnya ke
dekat sungai Cimandiri yang sekarang di sebut Kampung Pesantren Cimuncang desa
Jambenenggang kec. Kebon Pedes Kab. Sukabumi.
Dan selanjutnya kepemimpinan pesantren di lanjutkan oleh putranya KH. Abdullah Siroj (Mama
Muhammad Isa), dilanjutkan oleh menantu Syeikh Muhammad Isa yang bernama KH. Malum
Muhammad Zainuddin bin KH. Nur Bayan dari Cibeber- Cianjur. di masa kepemimpinan
beliaulah pesantren Cimuncang ini mengalami masa kejayaannya.
Para santri calon ulama yang belajar di pesantren tersebut berasal antara lain dari daerah
Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Cianjur, Bandung, Garut, Banten, Cirebon dll, juga dari luar
Jawa.
Selain membina santri juga beliau ( KH.Tb M Nur Husain ) juga beliau mengembangkan ekonomi
masyarakat melalui pertanian, membuka lahan sawah baru dengan membuat selokan cibendung
yang bersumber dari sungai Cimuncang bendungan pasir kambing sejauh 4 Km yang bersumber
dari Batu Karut Sukaraja.
kitab-kitab peninggalan Mama Cimuncang dan putranya Syeikh Isa dan Mama Malum antara lain
Al-Quran tulis Tangan, Kitab Doa dan Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah, kitab
Tauhid.
Sampai sekarang keturunan dari Mama Cimuncang sudah mencapai turunan ke- 10 tersebar di
wilayah Jawa Barat dan di Provinsi-Provinsi lain di tanah air juga di luar Negeri dengan profesi
Ulama, Pejabat Pemerintahan, pengusaha, Wakil Rakyat, dsb.

Sumber = http://artikelpengusahamuslim.blogspot.com/2013/12/ulama-indonesia-syekh-
tubagus-muhammad.html

Anda mungkin juga menyukai