Anda di halaman 1dari 3

K. Abdul allam sesepuh para ulama sampang K.

Abdul allam Prajjan Camplong Sampang adalah sesepuh para ulama sampang . beliau di makamkan di desa Prajjan kira kira 12 kilometer ke arah timur kabupaten sampang . Beliau hidup pada zaman pemerintahan sultan Trunojoyo Sampang . Beliau di lahirkan didusun Krampon Kwanyar Bangkalan . putra dari seorang senopati Semenep yang bernama K . Saung garing pangrata bumi atau yang lebih dikenal dengan sebutan K . Hotib Krampon . K Saung garing sendiri meninggal di mekkah sebelum K . Abdul allam lahir . ibunya bernama Ny Tupa putri dari Ny Kumala patapan, putri dari K . Zainal Abidin aji candana Kwanyar bangkalan . Dari kecil K. Abdul allam dididik oleh ibunya dalam lingkungan pesantren di Krampon . menurut suatu cerita Ny Tupa sebelum menikah dengan K . Sawung garing pernah menikah dengan K . Abdul mufid aji slasi Tamba agung dan dikaruniai beberapa putra dan putri . salah satunya yang terkenal bernama Sohib abu abdul adim. Suatu hari K . Abdul adim bertanya pada K Abdul allam .Adikku (abdul allam ) kakak ingin tahu kekeratanmu . berapa kali adik berak dalam satu tahun ? tanpa banyak fikir K Abdul allam menjawab, kakak, dalam satu tahun saya berak satu kali sebesar telur puyuh. Mendengar jawaban sang adik K Abdul adim balik menjawab dengan setengah menyindir , adikku , berarti dalam satu tahun adik telah meracuni ratusan ikan. Karena tak ingin dipermalukan K Abdul allam pun bertanya pada kakaknya , kakakku kalau kakak dalam satu tahun berak berapa kali? Kakak dalam tiga tahun berak satu kali itupun hanya sebesar telur cecak . mendengar jawaban K Abdul adim K Abdul allam tertunduk malu seolah olah dirinya tak ada apa apanya dibanding kakaknya. Tiap hari K Abdul allam termenung memikirkan jawaban sang kakak akhirnya timbullah niat hatinya untuk mondok mencari ilmu . setelah semua beres K Abdul allam pun pamit pada ibunya untuk mencari ilmu ke arah timur, dan ibunya menyarankan agar K Abdul allam mondok di ponpes aji gunung yang diasuh oleh R qobul seorang ulama besar di kabupaten sampang turunan Arosbaya dan masih famili ibunya . akhirnya beliau berangkat ke PP aji gunung atas saran ibunya sesampainya di sana beliau di terima dengan senang hati dengan R Qubul . Beberapa murid PP Aji gunung sampang : K Maulana abdul jabar (Napo), R Abdurrohman (Rabeh), Ki aji (Nampoh), Syeh Abdul karim (Camplong), R.T Adi koro IV (Pamekasan) . Suatu malam tatkala murid murid PP Aji gunung selesai melaksanakan sholat magrib berjemaah sang guru (R Qobul) memerintahkan agar semua santri mengaji al quran , kanon semua Al quran yang harus dibaca berada di pendopo arosbaya . bayangkan jarak antara sampang dan arosbaya sangatlah jauh sangatlah tidak mungkin untuk mengambil al quran secara cepat, namun dengan kekeramatan para santri alquran itu diambil dengan cepatnya seolah ada di depannya. Hanya satu santri yang tak melakukannya yakni K Abdul allam walaupun beliau sendiri juga sanggup tuk melakukannya , jadi beliau tiap hari tidak dapat mengaji pada gurunya hingga timbullah pertanyaan dan teguran dari teman temannya mendengar pertanyaan teman temannya K Abdul allam menjawab dengan santai dan setengah humor saya tidak akan melakukan kekeramatan sekarang biarlah anak cucu saya yang melakukannya! rupanya Alloh robbul izzati mengabulkan cita cita beliau dan menjadikan enam puluh persen ulama sampang adalah turunan beliau . Pernah di suatu hari pajemben atau tempat teje milik R Qobul sudah penuh dengan kotoran hingga baunya mengganggu lingkungan di sekitarnya dan bersamaan dengan itu cincin milik istri R Qobul jatuh kedalam bucaren itu para santri enggan mencarinya karena baunya yang busuk dan jijik . maka dari itu R Qobul memerintahkan pada semua santri mmbersihkan bucaren itu dan mencari cincin istrinya keesokan harinya . pada malam harinya diwaktu para santri masih terlelap dalam tidurnya K Abdul allam sudah lebih dulu menguras bucaren dan menemukan cincin itu kemudian menyerahkan pada istri R Qobul . di pagi hari semua santripun bangun dan bergegas menuju bucaren itu untuk menunaikan perintah sang guru namun mereka terheran heran karena semuanya telah beres dan bersih dan merekapun sangat kagum dengan akhlaq K Abdul allam seburuk apapun sekotor apapun perintah guru harus dilaksanakan . setelah peristiwa itu K Abdul allam dijadikan menantunya oleh sang guru ( R Qobul ). R Qobul memandang para santri bukan dari kekeramatannya melainkan dari akhlaqul karimah dan kesederhanaannya. Setelah sekian lama K Abdul allam tinggal di PP Aji gunung bersama mertuanya maka timbullah sebuah keinginan mulia, keluar dari PP Aji gunung untuk mendirikan pondok baru guna menyebarkan ilmu agama di pelosok pelosok desa. Akhirnya K Abdul allam pamit pada mertuanya, R Qobul sangat senang dengan keinginan menantunya dan R Qobul berpesan pada K Abdul allam dan anaknya agar mereka mendirikan pondok di sebuah daerah yang didalamnya terdapat sebuah gua yang

berhadap hadapan.kemudian mereka berangkat ke arah timur setelah berjalan kira kira 12 kilo meter akhirnya mereka menemukan dua buah gua besar yang berhadap hadapan dan dipisah dua buah sungai dan di dekatnya terdapat tetetana ( bahasa madura ) / jembatan batu panjang 12 m lebar 5m semuanya terbuat dari batu dan disana juga terdapat ratusan gua serta dihiasi oleh mata air yang bening dan sekarang kenikmatannya dirasakan oleh masyarakat Camplong dan sekitarnya. Konon katanya Aryo keduh ( Raja madura ) pernah nyepi di gua kembar itu . karena gua itu tempat penyepian maka K Abdul allam menamakan kampung itu dengan penyajjan ( penyepian ) atau sekarang lebih populer dengan sebutan prajjan . dan di sanalah K Abdul allam mulai membuka pemukiman baru sesuai dengan petunjuk mertuanya, beliau tinggal berdua bersama istrinya dan menjadi penduduk pertama di Prajjan . Di suatu hari pimpinan belanda dan serdadunya mendatangi PP Aji gunung dan meminta pada R Qobul agar segera menutup pondok pesantrennya karena beliau adalah murid dari sunan kajoran ikut membantu perjuangan sultan Trunojoyo maka dengan berat hati beliau menutup pondok pesantrennya dan beliau berpesan pada seluruh santrinya agar mereka semua pindah ke Prajjan yang diasuh menantuya K Abdul allam . setelah semua santri PP Aji gunung pindah ke Prajjan maka mulai ramailah pondok pesantren K Abdul allam . Pangeran cakra ningrat II mengadakan perjanjian dengan K Abdul allam agar K Abdul allam dan pangeran cakra ningrat II tidak saling menghianati hal itu disetujui oleh K Abdul allam dengan syarat Pangeran cakra ningrat II tidak mengganggu Pondok Prajjan. Dan surat perjanjian itu masih ada sampai sekarang. Untuk mempererat hubungan keduanya putra K Abdul allam Yang bernama K Abdul kamal diambil menantu oleh cakra ningrat II dikawinkan dengan putri Pangeran Adikoro IV dan Pangeran Adikoro IV menantu Pangeran cakra ningrat . Para alim ulama keturunan K Abdul allam di sampang : 1. K. Muhammad Muafi ( PP Nazhatut tullab Prajjan ) 2. KH. Mufahhom Zerkasyi ( PP langgar tana Prajjan ) 3. KH. Abdus salim (Alm) ( PP langgar somber Prajjan ) 4. KH. Ahmad ( Langgar timur Prajjan ) 5. KH. Mujalis ( Langgar bungsoh Prajjan ) 6. KH. Abd Nasir ( Alm) ( PP Fatihul ulum Prajjan ) 7. KH. Yahya ( PP Al Furjani Prajjan ) 8. KH Syafiuddin ( PP Nangger sempal Omben ) 9. KH Jakfar ( PP Nangger sempal II Omben ) 10. KH Zubaidi (Taman anom omben) 11. KH Mahrus ( PP AL Ihsan Jarangoan) 12. KH Muhaimin ( Injelen Sampang ) 13. KH Syafiuddin ( PP Taddan Sampang ) 14. KH Lutfi ( Kapa Sampang ) 15. KH Wafi ( Tambek Omben ) 16. KH Idris ( PP Duklanteng Sampang ) 17. KH Abd Muin maula ( PP Rubaruh Sampang ) 18. KH Abd Muin Zaini ( Rubaruh Sampang ) 19. KH Busiri (Alm) ( Kajuk Sampang ) 20. KH Mansur said ( PP Sampang ) 21. KH Wasil Masrai ( PP Keleleng Sampang ) 22. KH Nurholis ( PP Junglorong Sampang ) 23. KH Nador ( Plakaran Torjun ) 24. KH Qolyubi ( Asoran Torjun ) 25. KH Zehid ( Ombul Torjun ) 26. KH Mustofa ( Pangarengan ) 27. KH Mustain ( Pangerangan ) 28. KH Buhori ( Kara Torjun ) 29. KH Muid (Poloh Torjun )

Penyusun : H Abd Haris Prajjan Hp : 081703000211

Anda mungkin juga menyukai