Laporan Tutorial ini Disusun Untuk Memenuhi Terstruktur Tugas Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan
DISUSUN OLEH:
Astri Widianti
NPM. 314221104
DOSEN TUTOR:
Nanik Cahyati, M.Keb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tutorial ini
Dalam penyusunan laporan ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dan melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapatkan imbalan
dari Allah SWT, dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN
1. Sinopsis Kasus............................................................................................................1
2. Resume Hasil Brainstorming......................................................................................1
3. Learning Objective (LO).............................................................................................3
B. TINJAUAN TEORI
1. Tanda Kehamilan......................................................................................................4
2. Adaptasi Fisiologi Pada Kehamilan TM I................................................................7
3. Adaptasi Psikologis Pada Kehamila TM I (Periode Penyesuaian).........................17
4. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan TM I...............................................................19
5. Tanda Bahaya Pada Kehamilan TM I.....................................................................21
6. Pemenuhan Gizi......................................................................................................22
ii
A. PENDAHULUAN
1. Sinopsis Kasus
Seorang perempuan, berumur 22 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan pada tanggal
12 November 2021 bersama suaminya untuk dilakukan pemeriksaan kearena ibu
mengeluh sering merasa mual dan mulut terasa pahit. Ibu mengatakan sudah terlambat
haid selama 2 bulan, 2 minggu yang lalu keluar bercak darah berwarna merah
kecoklatan dari vagina ibu. 1 hari yang lalu ibu mengatakan telah menggunaka tes pack
dan hasilnya teerbaca bahwa ibu positif hamil. Ibu mengatakan bahwa ibu belum
meyakini bahwa dirinya hamil.
Hasil anamnesis: HPHT tanggal 25 Agustus 2021, pada tanggal 29 September 2021
keluar flek merah kecoklatan, jumlah sedikit dalam 2 hari, biasanya ibu mendapat haid
teratur setiap bulannya. Riwayat obstetri: ibu belum memiliki anak, pernah mengalami
keguguran 6 bulan yang lalu. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit kronik, menular
maupun keturunan. Ibu dan suami sangat ingin mendapatkan keturunan, namun ibu
merasa cemah dan khawatir atas kondisinya saat ini.
Hasil anamnesis lanjuran: BB 3 bulan yang lalu 47 kg, pola nutrisi: ibu kurang
menyukai sayur-sayuran.
Hasil pemeriksaan fisik: KU baik, TD 120/80 mmHg, S 36,5 C, R 20 x/m, N 85 x/m.
BB 48 kg TB 150 cm. Hasil perabaan teraba ballotemen. Hasil pemeriksaan inspekulo:
peermukaan mukosa vagina dan portio tampak lebih gelap kebiruan. Pemeriksaan
bimanual: tangan kanan pada forniks posterior dan istmus seolah bertemu dengan jari
tangan kiri yang berada di atas abdomen, servis teraba lunak.
1
3) Terlambat haid kurang lebih 2 bulan
2
3
e. Kebutuhan Asuhan
1) KIE konsep adaptasi fisiologis kehamilan
2) KIE pemenuhan nutrisi
3) Dukungan dan motivasi
4) Kolaborasi dengan dokter
B. TINJAUAN TEORI
1. Tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti
Tanda-tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomik dan
fisiologik selain dari tanda-tanda presumtif yang dapat dideteksi atau dikenali oleh
pemeriksa (Prawiroharjo, 2016). Dugaan kehamilan menurut Manuaba diantaranya
adalah:
1) Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi. Hal ini menyebabkan terjadinya
amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari
pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan Neagle dapat ditentukan
hari perkiraan lahir (HPL)nya itu dengan menambah tujuh hari, mengurangi
tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahun (Manuaba, 2010).
2) Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah pada pagi hari disebut morning
sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual
dan muntah nafsu makan berkurang (Manuaba, 2010).
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam (Manuaba, 2010).
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskema
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2010).
6
5) Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesterone, somatomamotrofin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudarag. Payudara membesar dan
tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama (Manuaba, 2010).
6) Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa oenuh dan
sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang (Manuaba,
2010).
7) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormonprogesterone dapat menghambat peristaltic usus,
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (Manuaba, 2010).
8) Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada dinding
perut terdapat striae albican, striae livide dan liena nigra semakin menghitam.
Pad sekitar payudara terdapat hiperpigmentasi pada bagian areola mammae,
putting susu makin menonjol (Manuaba, 2010).
9) Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis dapat terjadi saat kehamilan (Manuaba,
2010).
10) Varises
Pengaruh hormon estrogen dan progestero terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah terjadi disekitar genitalia, kaki, betis dan payudara.
Penampakan pembuluh darah ini menghilang setelah persalinan (Manuaba,
2010)
7
b. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan Vulva
Akibat pengaruh hormon
estrogen, vagina dan vulva mengalami
perubahan pula. Sampai minggu ke-8
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah,
agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut
tanda chadwick. Warna portio pun
tampak lividae.
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan memproduksi mukosa
vagina yang tebal, jaringan ikat longgar,
hipertrofi otot polos dan pemanjangan
vagina. Deskuamasi (atau eksfoliasi) sel-
sel vagina yang kaya glikogen terjadi
akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang
tanggal ini membentuk rabas vagina yang
kental dan berwarna keputihan yang disebut leukore. Selama masa hamil pH
sekresi vagina menjadi lebih asam. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5.
Peningkatan pH ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina,
khususnya jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat
membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk infeksi jamur. Leukore adalah
rabas mukoid berwarna agak keabuan dan berbau tidak enak.
2) Serviks Uteri
11
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak
mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen.
Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi serta
meningkatnya suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak yang
disebut tanda goodell. Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan
aliran darah ke uterus dan limfe mengakibatkan oedema dan kongesti panggul.
Akibatnya uterus, serviks dan itmus melunak secara progresif dan serviks
menjadi kebiruan (tanda Chadwick, tanda kemungkinan hamil), perlunakan
ithmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan selama tiga bulan pertama
kehamilan.
3) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progresteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
adanya: (1) peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, (2)
hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertropi
(pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada) dan (3)
perkembangan desidua. Hipertropi otot polos uterus, dan serabut-serabut
kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selain bertambah besar,
uterus juga mengalami pertambahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-dinding
otot menjadi kuat dan elastis, fundus pad serviks mudah fleksi yang disebut
tanda Mc Donald. Setelah minggu ke-8 korpus uteri dan serviks melunak dan
membesar secara keseluruhan. Fundus menekan kandung kemih, menyebabkan
wanita sering mengalami urinary frequency (sering berkemih).
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar seperti telur bebek dan pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri
12
telah dapat diraba dari luar diatas sympisis. Pada minggu pertama itmus uteri
mengadakan hipertropi seperti korpus uteri. Hipertropi ithmus pada triwulan
pertama membuat ithmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda
hegar. Perlunakan ithmus uteri pada sambungan serviks dan korpus ini timbul
pada 6 minggu pertama setelah haid terakhir.
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum,
korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian dia mengecil
setelah plasenta terbentuk. Korpus leteum ini mengeluarkan hormon estrogen
dan progesterone.
5) Payudara/Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,
estrogen dan progresteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen
menimbulkan hipertrofi system saluran, sedangkan progresteron menambah sel-
sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-
sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktabumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae
dipersiapkan untuk laktasi. Di samping itu di bawah pengaruh progesterone dan
somatomamotropin terbentuk lemak di sekitar alveoulus-alveoulus, sehingga
mammae menjadik lebih besar. Papilla mamae akan membesar, lebih tegang
dan tambah lebih hitam, seperti areola mammae karena hiperpigmentasi.
Hipertropi kelenjar sebasa (lemak) yang muncul di areola primer dan disebut
tuberkel Montgomery. Glandula
montgomeri tampak lebih jelas
menonjol di permukaan areola
mammae.
13
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai
timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda
mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai
nyeri tajam.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi.
Pembuluh darah yang sebelumbnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali
tampak sebagai jalinan jaringan biru di bawah permukaan kulit. Kongesti vena
di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Stria dapat terlihat di bagian
luar payudara (Irianti & Halida, 2015)
c. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan sehingga
sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus
gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal banyak
berubah.
Sejak minggu ke-10, ureter akan mengalami dilatasi (hidroureter) yang
tampak jelas di pintu atas panggul (PAP) karena uterus keluar dari panggul dan
14
masuk ke dalam abdomen, serta menekan ureter saat melewati tepi panggul.
Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya dari
awal kehamilan relative yang tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada
20 minggu post partum. Peningkatan glukosa ini juga mempermudah terjadinya
infeksi pada saluran perkemihan. Protein urine secara normal dieksresikan 200-
300 mg/hari, maka harus diwaspadai terjadinya komplikasi. (Irianti & Halida,
2015)
d. Sistem Pencernaan
Selama masa kehamilan, tubuh akan mengalami perubahan mulai dari
rongga mulut hingga usus besar, termasuk hati dan empedu sebagai organ
penghasil enzim pencernaan. Peningkatan hormon estrogen akan berpengaruh
terhadap sekresi air liur yaitu menjadi lebih banyak dan sifatnya lebih asam.
Adapun studi terdahulu mengatakan adanya peningkatan produksi air ludah, studi
lain berpendapat baha kondisi ini hanya suatu persepsi yang disebabkan oleh
penurunan kemampuan menelan selama periode mual dan muntah. Sejumlah ibu
hamil tercatat mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi pada siang hari dan
berakhir pada saat persalinan.
Kondisi ini dapat memudahkan terjadinya gigi berlubang, sehingga dalam
kondisi hamil gigi berlubang bukan disebabkan oleh kekurangan kalsium karena
kalsium gigi bersifat stabil. Jika asupan berkurang, maka bukan kalsium gigi yang
termobilisasi, melainkan kalsium tulang. Proses yang berlangsung di sekitar gigi
Khanya pembengkakan dan hiperplasia sehingga gusi terkesan mudah berdarah.
Penurunan ketebalan permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan
frekuensi penyakit gusi selama kehamilan. Pendarahan dapat terjadi pada saat
menggosok gigi atau mengunyah, dan permukaan yang rapuh menyebabkan
mudah terkena radang gusi (gingivitis).
e. Sistem Kardiovaskuler Dan Hematologis
15
1) Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan
dalam kehamilan. Volume plasma maternal mulai meningkat sampai 30-34
minggu sampai ia mancapai titik maksimum.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat
terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang disebabkan oleh
pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron. Tekanan sistolik akan turun
sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan
normal cardiac outpit meningkat sekitar 30-50% dan mencapai level
maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama
persalinan.
Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan
oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma
terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri.
Impuls pada apeks, titik impuls maksimum (point maximum impuls/PMII)
bergeser ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. derajat pergeseran tergantung
pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus.
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta
bertambahnya cardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh
hormon estrogen dan progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot
vascular serta peningkatan sirkulasi darah.
2) Sistem Hematologi
Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara 20-100%. RBC
meningkat 18% tanpa sumplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan –
16
peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi.
Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC
meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penurunan hematocrit selama
kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis.
f. Sistem Muskoskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskoskeletal. Akibat
peningkatan kadar hormon estrogen dan progresteron, terjadi relaksasi dari
jaringan ikat, kartilago, dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial.
Bersamaan dua keadan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal
apabila asupan nutrisinya khususnya produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi
biasanya berubah pada kehamilan yang normal.
Karena pengaruh hormon estrogen dan progresteron, terjadi relaksasi dan
ligamen-ligamen dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari
sambungan/otot terutama otot-otot pada pelvic. Bersamaan dengan membesarnya
ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang
yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil. Perubahan-
perubahan tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada
bagian belakang yang bertambah seiring dengan penambhan umur kehamilan.
g. Sistem Intergumen/Kulit
Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan meningkatkan kelebihan
panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Penyebab pigmentasi
kulit belum jelas hingga kini, dugaan bahwa progresteron dan estrogen memiliki
efek menstimulasi melanosit. Efek ini dapat membuat warna puting dan areola
primer menjadi gelap. Kedua hal ini terjadi pada bulan ke tiga kehamilan.
Penggelapan warna ini juga dapat terjadi pada areola sekunder (motling pada kulit
disekitar dan di area melewati daerah primer); linea nigra (garis tipis hasil
17
pigmentasi kulit pada garis tengah abdomen mulai simfisis pubis hingga ke
umbilicus); striae (tanda peregangan kulit), pada abdomen (striae gravidarum),
payudara membesar berlebihan dan biasanya terjadi pada area bokong dan paha
bagian atas; serta koasma (topeng kehamilan, perubahan warna menjadi
kecoklatan dan tidak merata pada area dahi, pipi dan leher). Sebagian besar
perubahan pigmentasi kehamilan akan berkurang dan hilang setelah kehamilan
berakhir, kecuali striae.
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan
timbulnya beberapa perubahan dalam sistem intergumen selama masa kehamilan.
Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub
dermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percapatan aktivitas
kelenjar keringat sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Jaringan
elastik kulit mudah pecah, menyebabkan strie gravidarum, atau tanda peregangan.
Respon alergi kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu,
pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone
(MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposir pigmen pada dahi, pipi,
hidung dikenal cloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat
hiperpigmentasi yang sama juga di daerah areola mammae.
Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai Linea Grisea. Linea
nigra adalah garis pugmentasi dari simfisi pubis sampai ke bagian atas fundus
digaris tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah retak-retak, warnanya
berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah partus,
striae livide ini berubah menjadi putih disebut struae albicans. Pada seorang
multigravida sering tampak striae livide dan bersama dengan striae albicans.
18
5) Menghindari bahan yang dapat membahayakan ibu dan janin seperti zat adiktif,
alkohol, rokok, obat-obat yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama kehamilan.
b. Libido menurun
Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi dan
perubahan fisik yang mengganggu kenyamana ibu (Irianti & Halida, 2015).
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan untuk mengurangi keluhan ibu yaitu:
1) Memberikan pemahaman kepada ibu bahwa hubungan seks aman dilakukan
selama kehamilan kecuali ada indikasi.
2) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi daat berhubungan seksual sesuai
dengan kenyamanan ibu.
serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari-hari menjadi tergangggu dan keadaan umum menjadi buruk,
keadaan ini lah disebut hiperemisis gravidarum.
b. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
c. Hipertensi gravidarum
Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah di temukan pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu
pasca persalinan.
d. Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan
gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh
penyebab lain.
e. Selaput kelopak mata pucat.
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil.
Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari selsel ini tidak
memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.
f. Diabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasional didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama
24
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin.
6. Pemenuhan Gizi
a. Nutrisi
Pada trimester pertama pertumbuhan dan perkembangan janin masih
berlangsung lambat dan kebutuhan gizi ibu hamil pada trimester pertama sama
dengan wanita dewasa biasanya. Keluhan yang timbul pada trimester satu
diantaranya nafsu makan kurang, mual, pusing, halusinasi ingin makan yang aneh-
aneh atau ngidam, mual, muntah dan lainnya (Marmi, 2013). Keluhan tersebut
dapat menyebabkan nafsu makan menurun dan berakibat asupan nutrisi menjadi
berkurang. Kekurangan asupan pada trimester pertama dapat menyebabkan
meningkatkan risiko hipermis gravidarum, kelahiran prematur, keguguran, dan
kelainan pada sistem saraf (Waryana, 2010)
Mengatasi “Hiperemesis Gravidarum” (rasa mual dan muntah berlebihan)
dapat dilakukan dengan menganjurkan makan dalam porsi kecil tetapi sering,
makan secara tidak berlebihan dan hindari makanan berlemak serta makanan
berbumbu tajam (merangsang).
Makanan padat gizi yang cukup selama kehamilan sangat dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan selama kehamilan (Almatsier, 2011). Makanan yang
dianjurkan berupa makanan kering dan segar seperti roti panggang, biskut atau
sereal dan buah-buah sergar serta sari buah (Marmi, 2013).
Adapun makanan yang perlu dibatasi antara lain:
1) Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan
tambahan makanan yang kurang aman.
2) Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena
mengandung kuman yang berbahaya untuk janin.
25
3) Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
4) Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi
tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan
bayi lahir besar.
5) Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi karena
membatasan konsumsi garam dapat mencegah hipertensi selama kehamilan.
b. Indeks Massa Tubuh
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil diukur berdasarkan
massa tubuh (BMI: body mass index) dimana metode ini untuk pertambahan berat
badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting
mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan
yang normal 11,5-16 kg atau pertambahan berat badan setiap minggunya adalah
0,4-0,5 kg (Kusmiyati, 2008).
Berat badan ideal ibu hamil tergantung pada BMI tergantung dari BMI ibu
sebelum hamil. BMI adalah hubungan antara berat badan dengan tinggi badan.
Ada rumus tersendiri untuk menghitung BMI, yaitu:
BMI= berat badan (kg)/tinggi badan (m)2
Tabel Klasifikasi Nilai BMI
Kategori IMT Rekomendasi (Kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
(Sumber: (Prawiroharjo, 2016)
Prinsip dasar yang perlu diingat yaitu berat badan naik perlahan dan
bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pertambahan berat badan ibu hamil
26
menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap
bulan.
Sulistyaningsih (2011) mengatakan bahwa pemantauan status gizi ibu hamil
dapat dilakukan dengan melihat penambahan berat badan selama kehamilan, status
gizi ibu hamil dapat juga dilihat dari Lingkar Lengan Atas (LILA). Ukuran LILA
yang normal adalah 23,5 cm. Ibu dengan ukuran LILA di bawah 23,5 cm
menunjukan adanya Kurang Energi Kronis (KEK). LILA telah digunakan sebagai
indikator proksi terhadap risiko Kurang Energi Kronis (KEK) untuk ibu hamil di
Indonesia karena tidak terdapat data berat badan sebelum hamil pada sebagian
besar ibu hamil.
Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) mempunyai risiko
kesakitan yang lebih besar pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu
hamil normal, akibatnya ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK)
mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) (Irianto, 2014)
Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu, saat proses persalinan maupun pada janin, seperti
diuraikan berikut ini:
1) Dampak Kurang Energi Kronis (KEK) terhadap ibu diantaranya
menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu diantaranya anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena
penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I berkaitan dengan
tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada
sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester
II dan III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tidak berkembang
sesuai usia kehamilannya (Irianto, 2014)
27
C.
Anemia
Perdarahan Kehamil HEG
Non
BB tidak an KEK Mual muntah terus
Persalinan lama
menerus
Persalin Perdarahan Abortus
Persalinan prematur KEK BMI
an pervaginam Mola
Perdarahan pascasalin
Nyeri perut bag KE
bawah
Lahir mati Janin Status
LILA Penglihatan kabur
Cacat bawaan Gizi Diabetes Preeklampsi
BBLR
Keputihan
Sistem Sistem Ambivalen
Flek Pencernaan Intergumen Asuhan:
Pemahaman
mengenai hub
Sistem Asuhan: seksual
Sistem
Reproduksi Muskoskleletal Dukungan dan Memilih posisi
motivasi
Pemeriksaan
kehamilan teratur
Sistem Sistem
Perkemihan Respirasi
Sistem Sistem
Kardiovaskuler Hematologi
29
DAFTAR PUSTAKA
Agria, I., Sari, R. N., & Ircham. (2012). Gizi Reproduksi (Kedua). Fitramaya.
Irianti, B., & Halida, E. M. dkk. (2015). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Salemba
Medika.
Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta.
Kusmiyati, Y. (2008). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil. Fitramaya.
Manuaba, I. G. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.
Marmi. (2013). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Pelajar.
Patimah, M., Nurhikmah, T. S., & Nurdianti, D. (2020). Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil
Tentang Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester I dan Penatalaksanaannya.
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 570–578.
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i3.3790
Prawiroharjo. (2016). Ilmu Kebidanan Sarworno. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,
678–681.
Sulistyawati. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika.
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama.