Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan Komunitas Dengan
Kasus Ibu Resiko Tinggi Abortus dan Anemia.
Laporan pendahuluan dalam Asuhan Kebidanan Komunitas ini telah saya susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan laporan pendahuluan ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan pendahuluan ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan pendahuluan dalam Asuhan Kebidanan
Komunitas.
Akhir kata saya berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB IPENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...…1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………….....…………………2
1.3 Tujuan………………………………………….…………………………..2
BAB II MATERI………………………………………………………………….3
2.1 Konsep dasar kebidanan Komunitas……………………..…………………3
2.2 Konsep Kehamilan...............................………………………..…..………..3
2.3 Kehamilan Resiko Tinggi...................................……………..……...……..6
2.4 Abortus........................................………………..………………………....7
2.5 Anemia Kehamilan ……………………………………………….....…...12
2.6 Diabetes Mellitus…………….....……………..………………………….16
BAB IIIPENUTUP………………….…………………………………………..21
3.1 Kesimpulan…………………….…………………………………………21
3.2 Saran…………………………….………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
SOAP...................................................................................................................23
LAMPIRAN.............…………………………………………………………...38
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kebidanan komunitas
2. Untuk mengetahui tentang konsep kehamilan
3. Untuk mengetahui tentang konsep kehamilan resiko tinggi
4. Untuk mengetahui tentang abortus
5. Untuk mengetahui tentang penyakit anemia
6. Untuk mengetahui tentang penyakit diabetes melitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
c. Penyakitpadaibu
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam
tinggi, pneumonia yang dapat menyebabkan abortus.
2.4.3 Klasifikasi
a. Abortus iminens
Abortus tingkat pemula dan merupakan ancaman terjadinya
abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih
tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Diagnosis abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan
perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20
minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada
keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam. Ostium
masih tertutup besarnya uterus masih sesuai dengan umur
kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif. Bila ibu masih
menghendaki kehamilan tersebut maka pengelolaan harus
maksimal untuk mempertahankan kehamilan ini.
Pemeriksaan USG diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan
janin yang ada dan mengetahui keadaan plasenta apakah sudah
terjadi peleasan atau belum. Penderita diminta melakukan tirah
baring sampai perdarahan berhenti. Bisa diberi spasmolitik agar
uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormon
progesteron untuk mencegah abortus. Penderita boleh
dipulangkan setelah tidak terjadi erdarahan dengan pesan
khusus tidak boleh melakukan hubungan seksual sampai kurang
lebih 2 minggu.
b. Abortus insipien
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi
hasil konsepsi masih dalam kacum uteri dan dalam proses
pengeluaran. Penderita akan merasa mulas karena kontraksi
yang sering dan kuat, perdarahannya bertambah sesuai dengan
pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan masih positif.
Pada pemeriksaan USG akan didapati pembesaran uterus yang
masih sesuai dengan umur kehamilan, gerak janin dan gerak
jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai tidak
normal, biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau
pembukaannya.
Penanganan pengelolaan penderita harus memperhatikan
keadaan umum dan perubahan keadaan hemodinamik yang
terjadi dan segera lakukan tindakan evakuasi dengan kuretase
bila perdarahan banyak. Pascatindakan perlu perbaikan keadaan
umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.
c. Abortus komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
lehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram. Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, osteum uteri
telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan
sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan lebih
kecil dari usia gestasi.
Pada pemeriksaan tes urin biasanya masih positif sampai 7-10
hari setelah abortus. Pengelolaan penderita tidak memerlukan
tindakan khusus ataupun pengobatan. Biasanya hanya diberi
roboransia atau hematenik bila keadaan pasien memerlukan.
d. Abortus inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih
ada yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada
umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500. Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di
dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis
servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri
atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Perdarahan
biasanya masih terjadi jumlahnya bisa banyak atau sedikit
bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan
sebagian placenta site masih terbuka sehingga erdarahan
berjalan terus.
Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila ragu mendiagnosis.
Besar uterus sudah lebih mengecil dari umur kehamilan dan
kantong gestasi sulit dikenali. Tindakan kuretase harus
dilakukan secara hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan
besarnya uterus. Tindakan yang dianjurkan ialah dengan karet
vakum menggunakan kanula dari plastik. Pascatindakan perlu
diberikan uterotonika parental atau peroral dan antibiotika.
e. Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fesus telah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
Kadangkala missed abortus juga diawali dengan abortus
iminens yang kemudia merasa sembuh tetapi pertumbuhan janin
terhenti.
Pada pemeriksaan tes urin kehamilan biasanya negatif setelah
satu minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. Pada
pemeriksaan USG akan didapatkan uterus mengecil, kantong
gestasi mengecil, dan bentuknya tidak beraturan.
Penatalaksanaan missed abortion diutarakan kepada pasien dan
keluarganya secara baik karena risiko tindakan operasi dan
kuretase ini dapat menimbulkan komplikasi perdarahan atau
tidak bersihnya evakuasi/kuretase dalam sekali tindakan. Pada
umur kehamilan <12 minggu tindakan evakuasi dapat
dilakukan secara kuretase apabila uterus memungkinkan. Bila
umur kehamilan > 12 minggu atau <20 minggu dianjurkan
melakukan induksi untuk mengeluarkan janin dan mematangkan
servik. Beberapa cara lain pemberian infus 500cc dan cairan
oksitosin dosis 10unit 20tpm. Belakangan ini salah satu cara
yang dilakukan pemberian mesoprostol secara sublingual
sebanyak 400mg dapat diulangi 2 kali dengan jarak 6jam.
Dengan obat ini akan terjadi pengeluaran hasil konsepsi atau
terjadi pembukaan ostium serviks sehingga kuretase dapat
dilakukan untuk mengkosongkan kavum uteri.
2.4.4 Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi,
infeksi dan syok, sebagai berikut (Walsh, 2008):
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila petolongan tidak diberikan
pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperrentrofleksi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus
tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan
erat dengan suatu abortus yang tidak aman.
d. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)
dan karena infeksi berat.
2.4.5 Penatalaksanaan
a. Istirahat baring
Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah keuterus
dan berkurangnya rangsang mekanis.
b. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
c. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak
panas dan empat jam bila pasien panas.
d. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan anti septic
untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan
coklat.
e. Curretase
Curetase adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam
rahim. Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor ,selaput rahim, atau janin
yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan
alasan medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus
dikeluarkan(Sarwono,2007).
a. Hereditas
d. Kehamilan
f. Obesitas
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi pembaca
JURUSAN KEBIDANAN
Hari : Rabu
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Data wilayah dan Kepala Keluarga
Kecamatan : Pagu Nama Kepala Keluarga : Imam Musrokim
Kelurahan/Desa : Pagu Jenis Kelamin : Laki-laki
RT : 02 Umur : 33
RW/ Dusun : 03 Pendidikan : SMA
Alamat : Dsn Padangan 02/03 Ds Agama : Islam
Pagu Kec Pagu Kab Kediri
Pekerjaan : Karyawan
Penghasilan : Rp 2.500.000/bulan
Keadaan Kesehatan : Sehat
Anggota keluarga Tn. I makan 3 x sehari (contoh menu nasi, sayur sop, tempe,tahu,
terdapat lauk daging dan buah kadang-kadang) menggunakan piring dan sendok bersih
dan layak pakai.
Ny E jarang mengkonsumsi sayur karena tidak suka dan lebih suka mengkonsumsi
buah (apel, pepaya,pir) dan kadang telat makan dan tidak seimbang dengan pekerjaan
yang dilakukan.
Ny M jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sering telat makan
Tn S suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis
Keluarga Tn. B biasa mandi 2x/hari dan membersihkan alat kelaminnya saat
mandi, setelah BAB, dan setelah BAK.Mengganti pakaian dalam setelah mandi,
sikat gigi 2x sehari saat mandi.
4) Sarana hiburan keluarga
Sarana hiburan keluarga yaitu melihat televisi dan melihat sosial media (youtube)
5) Pengunaan waktu luang keluarga
Penggunaan waktu luang keluarga adalah menonton TV, mengobrol dengan anggota
keluarga ketika malam dan sore hari
Ketika libur kerja (sabtu-minggu)
Tn. I : olahraga voli setiap hari libur dan mengobrol dengan anggota keluarga
Ny. E : memasak, membersihkan rumah
Tn. S : bersepeda, berkumpul dengan tetangga
Ny. M : memasak, membersihkan rumah, kadang bersepeda
5. Faktor Lingkungan
a. Rumah (permanen/semi permanen, ukuran,ventilasi,jendela, lantai, atap, air minum/air
bersih jml penghuni)
Rumah permanen, milik sendiri, tembok terbuat dari bata, lantai ubin, sanitasi cukup,
ventilasi cukup , keadaaan rumah bersih, air minum selalu tersedia yang direbus sendiri
oleh Ny. M
b. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah dengan cara dibakar dan dikubur
e. Kandang ternak
Tidak mempunyai kandang ternak
Teras Rumah
R.Tamu
s
Kama
r
e
R. Keluarga
l kama
KM
o Dapur
WC
6. DATA KESEHATAN
1. Keluarga memiliki jaminan kesehatan:
Mempunyai BPJS setiap anggota keluarga
1 -
2 -
3 -
4 -
9. Data Bayi
a. Jumlah kelahiran hidup dalam
keluarga..............................................................................................................
..
b. Jumlah bayi dalam
keluarga .............................................................................................................
.....................
c. Adakah kelahiran BBLR: □ Ya □ Tidak
d. Tempat persalinan: □ RS □ Puskesmas □ Polindes □ BPM/RB
□ Rumah
e. Persalinan ditolong
oleh ....................................................................................................................
....................
f. Saat melahirkan apakah dilakukan IMD? □ Ya □ Tidak
g. Pemberian vitamin K pada BBL: □ Ya □ Tidak
h. DDTK pada bayi dilakukan pada usia: □ 3 bulan □ 6 bulan □9
bulan □ 12 bulan
i. Adakah bayi yang menderita diare □ Ya □ Tidak
j. Bayi penderita diare □ sembuh □mati
10. Data Anak Balita
a. Jumlah anggota keluarga yang berusia balita: ................... anak
b. DDTK pada balita apras dilakukan 2kali/tahun: □ Ya □ Tidak
c. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu dan ditimbang□ Ya □
Tidak
d. Bila Tidak, alasannya: □ Jauh □ Tidak ada waktu □ Lain-
lain:..............................................
e. Imunisasi yang sudah diberikan: □ BCG □ DPT....kali □ Polio .......kali □
Hepatitis .......kali □ Campak
f. Bila imunisasi tidak diberikan,
alasan..........................................................................................................
g. Apakah anak memiliki buku KIA: □ Ya □ Tidak
h. Apakah anak memiliki KMS: □ Ya □ Tidak
i. Pemantauan berat badan anak berdasarkan KMS saat ini:
□ Di daerah garis hijau □ Di atas garis hijau sampai kuning
□ Di bawah garis titik □ Di bawah garis merah
l. Penanganan balita gizi kurang:
I II III
11. Data Anak Usia Sekolah dan Remaja
a. Pendidikan :
SD : Kelas :
SMP : Kelas :
SMA : Kelas :
PT : Semester :
d. Kebiasaan anak:
□ merokok □ alkohol □ narkoba □lain-lain,
sebutkan....................................................................................
MASALAH KEBIDANAN
Ibu hamil resiko tinggi dengan skor KSPR 10
Ibu pernah mengalami gagal hamil (abortus)
Ibu kekurangan darah (anemia)
DIAGNOSA
Dx :Ny. S Kehamilan Resiko Tinggi
MASALAH KEBIDANAN
Ny. M mengalami anemia
Jarang makan buah
Sering pusing
DIAGNOSA
Dx :Ny. M anemia
Tn. S IDENTIFIKASI DATA
DS:
Bapak mengatakan pernah mengalami diabetes melitus,
sering lelah, kadang kaki bengkak apabila gula darah tinggi
DO :
Glukose : 210mg/dL
MASALAH KEBIDANAN
Tn. S mengalami diabetes melitus
Suka mengonsumsi makan manis
Kurang mengetahui tentang diabetes melitus
DIAGNOSA
Dx :Tn. S diabetes melitus
Tn. S 1. Berkolaborasi
dengan dokter spesialis dalam untuk pemeriksaan
lebih lanjut diabetes melitus
2. Berkolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan menu diet
diabetes
3. Berkolaborasi
dengan perawat untuk perawatan apabila Tn. S
mengalami luka
Masalah dapat
3. Potensi untuk mengubah 1 2x1 2
diubah jika ibu
masalah
rutin periksa
kehamilan ke bidan
dan dokter spesialis
kandungan dan
bidan juga harus
membuat rujukan
apabila terjadi
masalah kebahwa
1 2x1 2
masalah harus
4. Menonjolkan masalah segera ditangani
agar tidak
membahayakan
keselamatan ibu
dan janin yang
dikandung baik
selama kehamilan
JUMLAH 8
Masalah dapat
2. Kemungkinan masalah dapat 2 2
diubah diubah dengan
mudah kalau ibu
langsung periksa
dan meminum obat
yang diberikan.
3. Potensi untuk mengubah 1 3 Masalah dapat
masalah dengan mudah
diubah dengan ibu
menerapkan hidup
sehat dan makan
makanan yang
mengandung kaya
akan zat besi dan
buah
1 0
Ibu menganggap ini
4. Menonjolkan masalah
masalah yang tidak
dirasakan dalam
keluarga karena
bisa menangani
sendiri apabila
tidak menimbulkan
efek samping
terhadap penyakit
anemia
JUMLAH 7
Masalah dapat
2. Kemungkinan masalah dapat 2 2
diubah dengan
diubah
mudah apabila
mengikuti anjuran
yang diberikan
JUMLAH 8
LAMPIRAN