Anda di halaman 1dari 48

 

MINI PROYEK 
PENYULUHAN GIZI BALITA DI DESA KASANG
PUDAK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GIZI
BURUK 
MUARA KUMPEH

Oleh:
dr. Rendy Andi!" B.MedS#
Pe$%i$%in&:
dr. H!'!n!h S(ry!ni U)!$i
P('e'$!' M(!r! K($*eh
K!%(*!)en M(!r+ ,!$%i
Pr+*in'i ,!$%i
 

BAB I

PENDAHULUAN
A. L!)!r Bel!!n&

Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang


sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat
perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan
gizi.1
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan
nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah
yang belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh
bayi dibawah lima tahun (balita). Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi
telah menjadi keprihatinan dunia sebab penderita gizi buruk umumnya
adalah balita dan anakanak yang tidak lain adalah generasi generus
bangsa. !asus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan masyarakat
karena terjadi di tengah pesatnya kemajuan zaman. "engan alasan tersebut,
masalah ini selalu menjadi program penanganan khusus oleh pemerintah.#
!eadaan gizi masyarakat $ndonesia pada saat ini masih belum
menggembirakan. %erbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,
kurang &itamin ', anemia desiensi besi, gangguan akibat kurang odium
dan gizi lebih (obesitas) masih banyak tersebar di kota dan desa di seluruh
tanah air. *aktor+aktor yang mempengaruhi keadaan tersebut antara lain
adalah tingkat kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan sesuai
dengan kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga
dalam meilih, mengolah, dan membagi makanan di tingkat rumah tangga,
ketersediaan air bersih dan +asilitas sanitasi dasar serta ketersediaan dan
aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang
berkualitas.
!esepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development 
Goals  (M"Gs) yang terdiri dari - tujuan, 1- target dan - indikator,
menegaskan bahwa tahun #/10 setiap negara menurunkan kemiskinan dan
 

kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 1/. "ua dari lima indikator
sebagai penjabaran tujuan pertama M"Gs adalah menurunnya pre&alensi
gizi kurang pada anak balita (indikator keempat) dan menurunnya jumlah
penduduk dengan desit energi (indikator kelima).
Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan.
2al ini dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada
anak balita dari 0,3 pada tahun #//4 menjadi ,3 pada tahun #/1/.
Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih
relati+ besar.1
B. Per$!'!l!h!n
%erdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan
permasalahan adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya status gizi anak demi kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan anak
T(-(!n
B..T(-(!n U$($
Meningkatkan kesadaran masyarakan akan pentingnya gizi anak
B./.T(-(!n Kh('('
•Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa
!asang 5udak mengenai gangguan tumbuh kembang yang
dapat terjadi pada anak yang kurang gizi.
•Meningkatkan kewaspadaan pada masyarakat mengenai
kemungkinan kurang gizi pada anakanak mereka.
C. M!n0!!)
C..B!&i P('e'$!'
"engan adanya penyuluhan mengenai bahaya gizi buruk dan
pengenalan gejala gizi buruk pada masyarakat diharapkan terjadi
peningkatan kesadaran akan pentingnya gizi dan membantu
untuk men6egah berulangnya kejadian bayi gizi buruk di masa
mendatang.
C./.B!&i D+)er In)ern'i*
•Memberikan pengalaman untuk terjun langsung di lapangan
dan berkoordinasi dengan masyarakat di desa.
•7ebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan
untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam
masyarakat.
C.1.B!&i M!'y!r!!)
"iharapkan masyarakat dapat mengetahui mengenai pentingnya
memperhatikan gizi anakanak terutama saat usia balita karena
 

pada tahap tersebut merupakan tahap penting dalam


perkembangan dan pertumbuhan. ang akan mempengaruhi tidak
hanya kondisi sik, tetapi juga psiki dan intelegensi seorang anak.
 

BAB II
TIN,AUAN PUSTAKA
.  De2ni'i
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut umur (%%8U) yang merupakan padanan istilah severely underweight 
(!emenkes 9$, #/11), sedangkan menurut "epkes 9$ #//-, keadaan kurang
gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi
badan (%%8:%) ; 7" dan atau ditemukan tandatanda klinis marasmus,
kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor.1,
/. E*ide$i+l+&i
Gizi buruk masih merupakan masalah di $ndonesia, walaupun
5emerintah $ndonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. "ata
7usenas menunjukkan bahwa jumlah balita yang %%8U ;7" <s6ore =2O
>?27 sejak tahun 1- meningka tdari @,3 menjadi 4,#3 tahun 1# dan
men6apai pun6aknya 11,@ 3 padatahun 10. Upaya pemerintahan tara lain
melalui 5emberian Makanan :ambahan dalam Aaring 5engaman 7osial (A57)
dan peningkatan pelayanan gizi melalui pelatihanpelatihan :atalaksana Gizi
%uruk kepada tenaga kesehatan, berhasil menurunkan angka gizi buruk
menjadi 1/,1 3 pada tahun 1-B -,13 tahun 1 dan @, 3 tahun #//1.
>amun pada tahun #//# terjadi peningkatan kembali menjadi -3 dan pada
tahun #// menjadi -,10 3. !enyataan di lapangan menunjukkan bahwa
anak gizi buruk dengan gejala klinis (marasmus, kwashiorkor, marasmus
kwashiorkor) umumnya disertai dengan penyakit in+eksi seperti diare, $n+eksi
7aluran 5erna+asan 'kut ($75'). :uberkulosis (:%) serta penyakit in+eksi
lainnya. "ata dari =2O menunjukkan bahwa 0 3 angka kesakitan pada
balita disebabkan karena gizi buruk, 1 3 diare, 13 $75', 1-3 perinatal,
43 6ampak, 03 malaria dan # 3 penyebab lain.0
Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan.
2al ini dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada
anak balita dari 0,3 pada tahun #//4 menjadi ,3 pada tahun #/1/.
 

Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih
relati+ besar.
1. Kl!'i2!'i Gi3i B(r( 
 :erdapat  tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan
marasmuskwashiorkor. 5erbedaan tipe tersebut didasarkan pada 6iri6iri
atau tanda klinis dari masingmasing tipe yang berbedabeda.
1. M!r!'$('
Gambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak
6ukup karena diet yang tidak 6ukup, karena kebiasaan makan yang tidak
tepat seperti mereka yang hubungan orangtuaanak terganggu, atau karena
kelainan metaboli6 atau mal+ormasi 6ongenital. Gangguan berat setiap
system tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi.@
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.
Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak
terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit),
rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pen6ernaan
(sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. 'nak tampak sering rewel
dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar.
%erikut adalah gejala pada marasmus adalah C 
a. 'nak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
ototototnya, tinggal tulang terbungkus kulit
b. =ajah seperti orang tua
6. $ga gambang dan perut 6ekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant )
e. ?engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
1./ K4!'hi+r+r
5enampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby ),
bilamana dietnya mengandung 6ukup energi disamping kekurangan protein,
walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya
atro. :ampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki
sampai seluruh tubuh.
 

=alaupun desiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran


klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan
protein tidak 6ukup bernilai biologis baik. "apat juga karena penyerapan
protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein
abnormal pda proteinuria (ne+rosis), in+eksi, perdarahan atau luka bakar, dan
gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik .@
!washiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari desiensi protein
berat dan masukan kalori tidak 6ukup. "ari kekurangan masukan atau dari
kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan
oleh in+eksi kronik, akibat desiensi &itamin dan mineral dapat turut
menimbulkan tandatanda dan gejalagejala tersebut. %entuk malnutrisi
yang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama berada di
daerah industri belum bekembang.@
%entuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi,
apatis atau iritabilitas. %ila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan
tidak 6ukup, kurang stamuna, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya
kerentanan terhadap in+eksi, dan udem. $munodesiensi sekunder
merupakan salah satu dari mani+estasi yang paling serius dan konstan. 5ada
anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran jaringan subkutan dan kehilangan
tonus otot. 2ati membesar dapat terjadi awal atau lambat, sering terdapat
inltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan berat badan
mungkin ditutupi oleh udem, yang sering ada dalam organ dalam sebelum
dapat dikenali pada muka dan tungkai. 'liran plasma ginjal, laju ltrasi
glomerulus, dan +ungsi tubuler ginjal menurun. Aantung mungkin ke6il pada
awal stadium penyakit tetapi biasanya kemudian membesar. 5ada kasus ini
sering terdapat dermatitis. 5enggelapan kulit tampak pada daerah yang
teriritasi tetapi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahari.
"ispigmentasi dapat terjadi pada daerah ini sesudah deskuamasi atau dapat
generalisata. 9ambut sering jarang dan tipis dan kehilangan si+at elastisnya.
5ada anak yang berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan 6orak merah
atau abuabu pada warna rambut (hipokromotri6hia) .@
 

$n+eksi dan in+estasi parasit sering ada, sebagaimana halnya anoreksia,


mual, muntah, dan diare terus menerus. Otot menjadi lemah, tiois, dan
atro, tetapi kadangkadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan.
5erubahan mental, terutama iritabilitas dan apati sering ada. 7tupor, koma
dan meninggal dapat menyertai.@
%erikut 6iri6iri dari kwashiorkor se6ara garis besar adalah C
a. 5erubahan status mental C 6engeng, rewel, kadang apatis
b. 9ambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah
di6abut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut
kepala kusam.
6. =ajah membulat dan sembab
d. 5andangan mata anak sayu
e. 5embesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba
dan terasa kenyal pada rabaan permukaan yang li6in dan pinggir
yang tajam.
+. !elainan kulit berupa ber6ak merah muda yang meluas dan berubah
menjadi 6oklat kehitaman dan terkelupas
1.1 M!r!'$i5K4!'hi+r+r
Gambaran klinis merupakan 6ampuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Makanan seharihari tidak 6ukup mengandung
protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. 5ada penderita
demikian disamping menurunnya berat badan ; @/3 dari normal
memperlihatkan tandatanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut,
kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula. 
6. E)i+l+&i
Menurut 2asaroh, (#/1/) masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh
berbagai +aktor, baik +aktor penyebab langsung maupun +aktor penyebab
tidak langsung. Menurut "epkes 9$ (14) dalam Mastari (#//), +aktor
penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit
in+eksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan kebutuhan anak,
sedangkan +aktor penyebab tidak langsung merupakan +aktor sepertitingkat
 

sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan


ditingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke +asilitas pelayanan. 7elain
itu, pemeliharaan kesehatan juga memegang peranan penting. "i bawah ini
dijelaskan beberapa +aktor penyebab tidak langsung masalah gizibalita,
yaituC
!. Tin&!) Pend!*!)!n Kel(!r&!.
 :ingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang
disediakan untuk konsumsi balita serta kuantitas ketersediaannya. 5engaruh
peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga
lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlawanan hampir
uni&ersal.
7elain itu diupayakan menanamkan pengertian kepada para orang tua
dalam hal memberikan makanan anak dengan 6ara yang tepat dan dalam
kondisi yang higienis.
%. Tin&!)!n Pen&e)!h(!n I%( )en)!n& Gi3i.
7uatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi
didasarkan pada tiga kenyataan yaituC
• 7tatus gizi 6ukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.

• 7etiap orang hanya akan 6ukup gizi jika makanan yang dimakannya
mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
tubuh yang optimal.
•   $lmu gizi memberikan +akta+akta yang perlu sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
5engetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu
menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. 7emakin banyak pengetahuan
gizi seseorang,maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah
makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi.
5engetahuan gizi yang dimaksud disini termasuk pengetahuan tentang
penilaian status gizi balita. "engan demikian ibu bias lebih bijak menanggapi
tentang masalah yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita.
 

#. Tin&!)!n Pendidi!n I%(.


5endidikan ibu merupakan +aktor yang sangat penting. :inggi
rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat
pengetahuan terhadap perawatan kesehatan, kebersihan pemeriksaan
kehamilan dan pas6a persalinan, serta kesadaran terhadap kesehatan dan
gizi anakanak dan keluarganya. "isamping itu pendidikan berpengaruh pula
pada +a6tor so6ial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan, kebiasaan
hidup, makanan, perumahan dan tempat tinggal.
 :ingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. 2al ini
bias dijadikan landasan untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat.
"ari kepentingan gizi keluarga, pendidikan diperlukan agar seseorang lebih
tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bias
mengambil tindakan se6epatnya.
 :ingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindaktanduk
menghadapi berbagai masalah, missal memintakan &aksinasi untuk
anaknya, memberikan oralit waktu diare, atau kesediaan menjadi peserta
!%. 'nakanak dari ibu yang mempunyai latar pendidikan lebih tinggi akan
mendapat kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik. !eterbukaan mereka
untuk menerima perubahan atau hal baru guna pemeliharaan kesehatan
anak maupun salah satu penjelasannya.
d. A'e' Pel!y!n!n Ke'eh!)!n.
7istem akses kesehatan men6akup pelayanan kedokteran (medical
service)dan pelayanan kesehatan masyarakat ( public health service). 7e6ara
umum akses kesehatan masyarakat adalah merupakan subsistem akses
kesehatan, yang tujuan utamanya adalah pelayanan pre&enti+ (pen6egahan)
dan promoti+ (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa akses kesehatan masyarakat tidak
melakukan pelayanan kurati+ (pengobatan) dan rehabilitati+ (pemulihan).
Upaya akses kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan
kesehatan danstatus gizi pada golongan rawan gizi seperti pada wanita
 

hamil, ibu menyusui, bayi dan anakanak ke6il, sehingga dapat menurunkan
angka kematian. 5usat kesehatan yang paling sering melayani masyarakat,
membantu mengatasi dan men6egah gizi kurang melalui programprogram
pendidikan gizi dalam masyarakat. 'kses kesehatan yang selalu siap dan
dekat dengan masyarakat akan sangat membantu meningkatkan derajat
kesehatan. "engan akses kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan
kesehatan dan pengetahuan gizi masyarakat akan terpenuhi.

6. Di!&n+'i'
"iagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri
dan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbedabeda
tergantung dari derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur
penderita, modikasi disebabkan oleh karena adanya kekurangan &itamin
dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang
tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti
berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.#
"iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta
pengukuran antropometri. 'nak didiagnosis gizi buruk apabila C
• %%8:% kurang dari 7" (marasmus)

• Ddema pada kedua punggung kaki sampai seluruh


tubuh(kwashiorkor C %%8:% E 7" atau marasmikkwashiorkor C
%%8:% ; 7".
 Aika %%8:% ata %%85% tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis
berupa anak tampak sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak
mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu lengan
pantat dan pahB tulang iga terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema.4
5ada setiap anak gizi buruk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
sik. 'namnesis terdiri dari anamnesia awal dan lanjutan.
An!$ne'i' !4!l 7(n)( ed!r(r!)!n8 :
• !ejadian mata 6ekung yang baru saja mun6ul
 

• Fama dan +rekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan
muntah dan diare (en6er8darah8lender)
• !apan terakhir berkemih

• 7ejak kapan kaki dan tangan teraba dingin


%ila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami
dehidrasi dan8atau syok, serta harus diatasi segera.
An!$ne'i' l!n-()!n  (untuk men6ari penyebab dan ren6ana tatalaksana
selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan tertangani)
• "iet (pola makan)8 kebiasaan makan sebelum sakit

• 9iwayat pemberian '7$

• 'supan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari


terakhir
• 2ilangnya na+su makan

• !ontak dengan 6ampak atau tuber6ulosis paru

• 5ernah sakit 6ampak dalam  bulan terakhir

• %atuk kronik

• !ejadian dan penyebab kematian saudara kandung

• %erat badan lahir

• 9iwayat tumbuh kembang

• 9iwayat imunisasi

• 'pakah ditimbang setiap bulan

• Fingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang so6ial anak)

• "iketahui atau tersangka in+eksi 2$ .4

Pe$eri'!!n 9i'i 
• 'pakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua
punggung kaki. :entukan status gizi dengan menggunakn %%8:%5%
•  :anda dehidrasi C tampak haus, mata 6ekung, turgor buruk
 

•  :anda syok (akral dingin, ?9: lambat, nadi lemah dan 6epat),
kesadaran menurun
• "emam (suhu aksilar H 4,0 ?) atau hipotermi (suhu aksilar ;0,0 ?)

• *rekuensi dan tipe perna+asan C pneumonia atau gagal jantung

• 7angat pu6at

• 5embesaran hati dan ikterus

• 'dakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda


asites
•  :anda desiensi &itamin ' (ber6ak bitot, ulkus kornea, keratomalasia)

• Ulkus pada mulut

• *okus in+eksi C :2:, paru, kulit

• Fesi kulit pada kwashiorkor

•  :ampilan tinja

•  :anda dan gejala in+eksi 2$

. Al(r d!n Pen!)!l!'!n!!n Gi3i B(r( 


%erikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk
 

B!&!n . Al(r *e$eri'!!n !n! den&!n &i3i %(r( 

Selain itu, berikut disertakan alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit/puskesmas
 perawatan
 

%erikut juga disertakan salah satu tatalaksana anak dengan gizi buruk
tanpa tada bahaya atau tanda penting tertentu.
 
 

B!&!n 1. Pe$%eri!n C!ir!n d!n M!!n!n Un)( S)!%ili'!'i

"alam proses pengobatan !D5 berat terdapat  +ase, adalah +ase


stabilisasi, +ase transisi dan +ase rehabilitasi. 5etugas kesehatan harus
trampil memilih langkah mana yang 6o6ok untuk setiap +ase. :atalaksana ini
digunakan baik pada penderita kwashiorkor, marasmus maupun marasmik
kwarshiorkor.
. T!h!* Penye'(!i!n
 

 :ujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima


makanan hingga ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein
(:D:5). :ahap penyesuaian ini dapat berlangsung singkat, adalah selama 1#
minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan pasien untuk
menerima dan men6erna makanan. Aika berat badan pasien kurang dari 4 kg,
makanan yang diberikan berupa makanan bayi. Makanan utama adalah
+ormula yang dimodikasi. ?ontohC susu rendah laktosa I#,003 glukosa
I#3 tepung. 7e6ara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan
lembek. %ila ada, berikan '7$.
 Aika berat badan pasien 4 kg atau lebih, makanan diberikan seperti
makanan untuk anak di atas 1 tahun. 5emberian makanan dimulai dengan
makanan 6air, kemudian makanan lunak dan makanan biasa, dengan
ketentuan sebagai berikutC
a. 5emberian energi dimulai dengan 0/ kkal8kg berat badan sehari.
b. Aumlah 6airan #// ml8kg berat badan sehari.
6. 7umber protein utama adalah susu yang diberikan se6ara bertahap
dengan keen6eran 18, #8, dan 8, masingmasing tahap selama #
hari. Untuk meningkatkan energi ditambahkan 03 glukosa, dan
d. Makanan diberikan dalam porsi ke6il dan sering, adalah -1/ kali sehari
tiap # jam.
%ila konsumsi peroral tidak men6ukupi, perlu diberi tambahan
makanan lewat pipa (personde)

/. T!h!* Penye$%(h!n
%ila na+su makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik,
se6ara berangsur, tiap 1# hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga
konsumsi men6apai 10/#// kkal8kg berat badan sehari dan #0 gram
protein8kg berat badan sehari.

1. T!h!* L!n-()!n
 

7ebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia sudah dibiasakan


memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diet :D:5. !epada orang
tua hendaknya diberikan penyuluhan kesehatan dan gizi, khususnya tentang
mengatur makanan, memilih bahan makanan, dan mengolahnya sesuai
dengan kemampuan daya belinya.

7uplementasi zat gizi yang mungkin diperlukan adalah C


a. Glukosa biasanya se6ara intra&ena diberikan bila terdapat tanda
tanda hipoglikemia.
b. !?l, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia.
6. Mg, berupa Mg7O 0/3, diberikan se6ara intra muskuler bila
terdapat hipomagnesimia.
d. itamin ' diberikan sebagai pen6egahan sebanyak #//./// 7$
peroral atau 1//./// 7$ se6ara intra muskuler. %ila terdapat
Jero+talmia, &itamin ' diberikan dengan dosis total 0/./// 7$8kg
berat badan dan dosis maksimal //./// 7$.
e. itamin % dan &itamin ? dapat diberikan se6ara suntikan peroral. <at
besi (*e) dan asam +olat diberikan bila terdapat anemia yang
biasanya menyertai !!5 berat.
 

 Tabel 1.Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi uruk 

@. "ampak Gizi %uruk

Gizi %uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja
terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di
samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. !ondisi gizi
buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gizi
buruk ini juga sering disertai dengan desiensi (kekurangan) asupan
mikro8makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan
memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena in+eksi.

7e6ara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengan6am jiwa
karena berberbagai dis+ungsi yang di alami, an6aman yang timbul antara
lain hipotermi (mudah kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis,
hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal) dan
kekurangan elektrolit dan 6airan tubuh. Aika +ase akut tertangani dan namun
tidak di +ollow up dengan baik akibatnya anak tidak dapat K6at6h upK dan
mengejar ketinggalannya maka dalam jangka panjang kondisi ini berdampak
buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya.
 

'kibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan per+orman6e


anak, akibat kondisi KstuntingK (postur tubuh ke6il pendek) yang
diakibatkannya dan perkembangan anak pun terganggu. D+ek malnutrisi
terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan derajat
beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. "ampak
terhadap pertumbuhan otak ini menjadi patal karena otak adalah salah satu
aset yang &ital bagi anak.

%eberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk


terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami
gangguan bi6ara dan gangguan perkembangan yang lain. 7edangkan
dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes $L, penurunan
perkembangn kogniti+, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan
perhatian, gangguan penurunan rasa per6aya diri dan tentu saja merosotnya
prestasi anak
 

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Pr+2l K+$(ni)!' U$($


7e6ara geogras wilayah !e6amatan !umpeh Ulu berbatasan langsung
dengan kota Aambi. !e6amatan ini berkembang 6ukup pesat akibat
meningkatnya akti&itas ekonomi dan sosial masyarakat kota, sehingga
turut mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. !e6amatan ini
umumnya terdiri dari wilayah pedesaan dengan area pertanian dan
perkebunan, dengan mata pen6aharian sebagai buruh tani dan buruh
perkebunan.

B. D!)! Ge+&r!2'
B.. L(!' ;il!y!h
 

  !e6amatan !umpeh Ulu mempunyai luas wilayah /.0-- !m #.


B./. B!)!' ;il!y!h
=ilayah !e6amatan !umpeh Ulu berbatasan denganC
• 7ebelah UtaraC berbatasan dengan ke6amatan Muara 7ebo.
• 7ebelah :imurC berbatasan dengan !e6amatan !umpeh $lir.
• 7ebelah 7elatanC berbatasan dengan !e6amatan 7ungai
Gelam.
• 7ebelah %aratC berbatasan dengan !ota Aambi.
 :erdiri dari 1- "esa, yaituC

1. Moaro !umpeh 1/. :eluk 9aya


#. 5udak 11. 5emunduran
. !ota !arang 1#. !asang 5udak
. Fopak 'lai 1. !asang Fopak 'lai
0. 7akean 1. 7olok
@. 7ungai :erap 10. 9amin
4. 7umber Aaya 1@. !asang !umpeh
-. 'rang 14. !asang !ota !arang
. 7ipin :eluk "uren 1-. !asang 5udak

C. D!)! De$+&r!2 
%erdasarkan data pada tahun #/1C
•  Aumlah pendudukC .#/ jiwa
•  Aumlah !!C 1#.@ !! 
 Aumlah 5enduduk Menurut "esa =ilayah !erja 5uskesmas Muara
!umpeh
 :ahun #/1

N De'! ,($l!h  ,($l!h KK R!)!5r!)!


+ Pend(d(  KK<,i4!
1 2 3 4 5
1 MU'9' !UM5D2 .4/ -0@
# 5U"'! .@4- 1.#@4
 !O:' !'9'>G 1.44@ 
 FO5'! 'F'$ 4@ #4/
0 7'!D'> 1.0/@ /
@ !'7'>G 5U"'! #.@#@ @#0
4 7D$. :D9'5 1.401 010
- 7UM%D9 A'' 1.## 4-
 '9'>G'9'>G #.1 @/@
1/ 7$5$> :F!. "U9D> 1.0/ 40
11 :DFU! 9'' 1.-/ 04
1# 9'M$> 1.44 0#
1 5DMU>"U9'> 1.1- #-0
 

1 7OFO! 1.44 4


10 !7.FO5'! 'F'$ 1.-04 0#1
1@ !7.5U"'! 1#.@/@ #.-1
14 !7.!UM5D2 .4 1.1
1- !7. !O:' !'9'>G 1.@-4 0@
 ,($l!h 6=.6/> /.16?

 Aumlah 5erbandingan 5enduduk Menurut Aenis !elamin =ilayah !erja


5uskesmas Muara !umpeh :ahun #/1

N De'! ,($l!h L!i5 Pere$*(! R!)i+


+ Pend(d(  L!i n
1 2 3 4 5 6
1 MU'9' !UM5D2 .4/ 1.--1 1.-#
# 5U"'! .@4- #.# #.#0
 !O:' !'9'>G 1.44@ - --#
 FO5'! 'F'$ 4@ 0/1 40
0 7'!D'> 1.0/@ -/@ 4//
@ !'7'>G 5U"'! #.@#@ 1.@ 1.#-/
4 7D$. :D9'5 1.401 -0 -0@
- 7UM%D9 A'' 1.## @0@ @@
 '9'>G'9'>G #.1 1.1@@ 4
1/ 7$5$> :F!. "U9D> 1.0/ -10 44
11 :DFU! 9'' 1.-/ 1 14
1# 9'M$> 1.44 # -1
1 5DMU>"U9'> 1.1- 0-/ @/
1 7OFO! 1.44 -- -
10 !7.FO5'! 'F'$ 1.-04  -@
1@ !7.5U"'! 1#.@/@ @.04 @./#-
14 !7.!UM5D2 .4 #.1- #.10
1- !7.!O:' !'9'>G 1.@-4 -0/ -4

!epadatan 5enduduk Menurut "esa =ilayah !erja 5uskesmas Muara !umpeh

 :ahun #/1

N De'! L(!' ;il!y!h ,($l!h Ke*!d!)!n


+ Pend(d(  Pend(d( 
1 2 3 4 5
1 MU'9' !UM5D2 -#/ 2a .4/
# 5U"'! 1.-// 2a .@4-
 !O:' !'9'>G @@ 2a 1.44@
 FO5'! 'F'$ @@/ 2a 4@
 

0 7'!D'> .0// 2a 1.0/@


@ !'7'>G 5U"'! .40 2a #.@#@
4 7D$. :D9'5 ./// 2a 1.401
- 7UM%D9 A'' 4.0// 2a 1.##
 '9'>G'9'>G 1.1#/ 2a #.1
1/ 7$5$> :F!. "U9D> .#// 2a 1.0/
11 :DFU! 9'' 4.// 2a 1.-/
1# 9'M$> .#0 2a 1.44
1 5DMU>"U9'> .0// 2a 1.1-
1 7OFO! #./// 2a 1.44
10 !7.FO5'! 'F'$ 0/ 2a 1.-04
1@ !7.5U"'! 1.0// 2a 1#.@/@
14 !7.!UM5D2 4@,# 2a .4
1- !7.!O:' !'9'>G ,@ 2a 1.@-4
 ,UMLAH ==.1@ H! 6=.6/>

 Aumlah !eluarga Miskin =ilayah !erja 5uskesmas Muara !umpeh


 :ahun #/1

N De'! ,($l!h KK ,($l!h KK   


+ Mi'in
1 2 3 4 5
1 MU'9' !UM5D2 -0@ @ 1#,-
# 5U"'! 1.#@4 #-1 4,-
 !O:' !'9'>G  0@ 1,0
 FO5'! 'F'$ #4/ / 1,1
0 7'!D'> / -@ #,
@ !'7'>G 5U"'! @#0 @ ,0
4 7D$. :D9'5 010 10 -,4
- 7UM%D9 A'' 4- -- #,
 '9'>G'9'>G @/@ 14/ ,4
1/ 7$5$> :F!. "U9D> 40 10/ ,1
11 :DFU! 9'' 04 1#/ ,
1# 9'M$> 0# 0@ 1,0
1 5DMU>"U9'> #-0 1#/ ,
1 7OFO! 4 41 #
10 !7.FO5'! 'F'$ 0#1 0 1,0
1@ !7.5U"'! #.-1 1./4 #-,@
14 !7.!UM5D2 1.1 1#0 ,
1- !7.!O:' !'9'>G 0@ - 1,
 ,UMLAH /.16? 1.?/ >>

D. S($%er D!y! Ke'eh!)!n y!n& Ad!


 

 Aumlah :enaga !esehatan Menurut Unit !erja "ilingkungan


5uskesmas Muara !umpeh :ahun #/1

N Uni) Ker-! ,($l!h Per'en)!'e


+
1 2 3 4
1 5uskesmas $nduk 8 5erawatan # @
# 5uskesmas 5embantu C
 9awa 5udak 1 1,1
 !s !ota !arang 1 1,1
 7akean 1 1,1
 7ei. :erap # #,#
 'rangarang # #,#
 7ipin :l. "uren  /
 :eluk 9aya  /
 9amin 1 1,1
 !s. 5udak @ @,4
 %idan "esa
 5:: #/ ##,0
 5>7 1- #/,#
 :!7 0 0,@

 ,($l!h @= >>

5roporsi :enaga !esehatan Menurut Unit !erja "ilingkungan


5uskesmas Muara !umpeh 5er 1 "esember #/1

N Ten!&! Ke'eh!)!n P('e'$! PUST Bid!n  ,($l!h


+ ' U De'!<P+lind
e'
1 Medis  1  0
# 5aramedis 11 0  1@
 %idan 1- 1 1 0/
 *armasi    
0 Gizi    
@ :eknisi Medis    
4 7anitasi #   #
- !es. Masy    
 Fainlain C    
 5as6a 7arjana (7#)    
 5erawat Gigi #   #
 Faboratorium #   #
 7arjana 1   1
!eperawatan
 

 :!7  1  0
 ,($l!h > /> = @=

9asio :enaga !esehatan Menurut Aumlah 5enduduk "ilingkungan


5uskesmas Muara !umpeh 5er 1 "esember #/1

N Ten!&! Ke'eh!)!n P('e'$!' R!'i+


+ P('e'$ Din!'
!' Ke'eh!)!n
1 "okter Umum 
# "okter Gigi 1
 'poteker 
 7arjana !esehatan #
0 %idan 01
@ 5erawat #0
4 ''! #
- 'hli 7anitasi #
5erawat Gigi #
 ,($l!h @=
 Aumlah tenaga kesehatan di 5uskesmas Muara !umpeh !abupaten
Muara Aambi sebanyak - orang, terdiri dari @ orang 5>7, 1 orang
dokter 5::, #/ orang tenaga %idan 5::, serta ditambah dengan 0
orang diperbantukan oleh :enaga !erja 7ukarela (:!7) yang tersebar
dalam wilayah kerja 5uskesmas Muara !umpeh.

E. S($%er D!y! S!r!n! D!n Pr!'!r!n!

 Aumlah :enaga !esehatan Menurut Unit !erja "ilingkungan


5uskesmas Muara !umpeh :ahun #/1

N S!r!n! Ke!d!!n Ke)er!n&


+ BB RR RB ,($l! !n
h
1 5uskesmas  1  1
# 5uskesmas 0  1 
5embantu
 9umah Medis    
 9umah  # 1 
5aramedis
0 9umah %idan -  1 1#
"esa
@ 5uskesmas 1   1
!eliling
 

4 7epeda Motor 4  1 -
 ,($l!h /> / 6 1
 Aumlah :enaga !esehatan Menurut Unit !erja "i lingkungan 5uskesmas
Muara !umpeh :ahun #/1

N Uni) Ker-! ,($l!h Per'en)!'e


+
1 2 3 4
1 5uskesmas $nduk 8 5erawatan # @
# 5uskesmas 5embantu C
 9awa 5udak 1 1,1
 !s !ota !arang 1 1,1
 7akean 1 1,1
 7ei. :erap # #,#
 'rangarang # #,#
 7ipin :l. "uren  /
 :eluk 9aya  /
 9amin 1 1,1
 !s. 5udak @ @,4
 %idan "esa
 5:: #/ ##,0
 5>7 1- #/,#
 :!7 0 0,@

 ,($l!h @= >>

9. S!r!n! Pel!y!n!n Ke'eh!)!n y!n& Ad!

 Aumlah :enaga !esehatan Menurut Unit !erja "ilingkungan 5uskesmas


Muara !umpeh :ahun #/1

N S!r!n! Ke!d!!n Ke)er!n&


+ BB RR RB ,($l! !n
h
1 5uskesmas  1  1
# 5uskesmas 0  1 
5embantu
 9umah Medis    
 9umah  # 1 
5aramedis
0 9umah %idan -  1 1#
"esa
@ 5uskesmas 1   1
!eliling
 

4 7epeda Motor 4  1 -
 ,($l!h /> / 6 1

G. D!)! e'eh!)!n $!'y!r!!)


1/ 5enyakit :erbesar 5uskesmas Muara !umpeh :ahun #/1

N N!$! Peny!i) Penderi)!


+  ,($l!h 
1 $75' 1.@0 #,
# "iare 1./@# 1-,4
 "ermatitis 'lergen 410 1#,@
 5enyakit $n+eksi Usus 0@ ,0
0 2ipertansi  -,-
@ Malaria !linis - 4,
4 $75' #/ ,4
- 9eumathik 1- ,
 9uda 5aksa 1@ 
1/ *ebris 1 #,0
 ,($l!h .??? >>
 

BAB I
METODE
 

S!!) *eny(l(h!n:
!empela"ari program yang ada di Puskesmas !uaro %umpeh dan
menganalisa pen$apaian masing&masing program

!elihat dan mempela"ari target dan prioritas angka


ke"adian dari program yang ada.
e!l(!'i

!emilih salah satu program yang belum men$apai target


dan mempunyai angka ke"adian luar biasa.

!erumuskan masalah dari timbulnya angka ke"adian


  melalui diskusi dengan pemegang program dan
kun"ungan rumah ke desa yang bersangkutan.

!enentukan tu"uan, sasaran, dan in#ormasi yang akan


diberikan dalam penyuluhan berkaitan dengan
 program yang bersangkutan.

!enghubungi perangkat desa yang bersangkutan dan


menentukan tempat dan waktu pelaksanaan
 penyuluhan.
 

BAB 

HASIL
A. L!*+r!n Ke&i!)!n
%erdasarkan data standar pelayanan minimal di 5uskesmas Muara
!umpeh, didapatkan beberapa program dengan pen6apaian rendah atau
belum memenuhi target. 7etelah melakukan analisa program berikut
tampilan data terhadap indikator keadaan gizi di wilayah kerja 5uskesmas
Muaro !umpeh.

Faporan pen6apaian indikator kinerja pembinaan gizi bulanan !e6amatan


Muaro !umpeh
%ulan Maret #/1

STATUS GIZI

NO PUSKESMAS
GIZI
GIZI GIZI GIZI
KURAN
LEBIH BAIK  BURUK 
G
1 MU'9' !UM5D2 0 #@ #
# 5U"'! 1 01 /
 !O:' !'9'>G # 1 /
 
 FO5'! 'F'$ 1 @ / 1
0 7'!D'>  110 /
@ !'7'>G 5U"'! / #/- /
4 7D$.:D9'5 / 1#/ /
- '9'>G'9'>G # 14 /
 7UM%D9 A'' / 1#@ 1
1/ 7$5$> :F. "U9D> 1 10 #
11 :F. 9'' 1 10/ /
1# 9'M$> / 1- /
1 5DMU>"U9'> / - /
1 7OFO! / 1 /
10 !'7'>G !UM5D2 / /- 
1@ !'7'>G 5U"'!  0 /
14 !7. !O:' !'9'>G # 1#/ /
1- !7. FO5'! 'F'$ / 1 /
 AUMF'2 ## -0  1
 

Faporan pen6apaian indikator kinerja pembinaan gizi bulanan !e6amatan


Muaro !umpeh
%ulan 'pril #/1

STATUS GIZI

NO PUSKESMAS
GIZI
GIZI GIZI GIZI
KURAN
LEBIH BAIK  BURUK 
G
 
1 MU'9' !UM5D2 @ #4- # 1
# 5U"'! # 0# /
 !O:' !'9'>G 1 1- /
 FO5'! 'F'$ # 4/ /
0 7'!D'>  11 /
@ !'7'>G 5U"'! 1 #/# / 1
4 7D$.:D9'5 / 1 /
 
- '9'>G'9'>G # 10- / 1
 7UM%D9 A'' / 14 1
1/ 7$5$> :F. "U9D> # 1 #
 
11 :F. 9'' 1 10 / 1
1# 9'M$> 1 1/ /
1 5DMU>"U9'> / - / 1
1 7OFO! 1 1- /
10 !'7'>G !UM5D2 / -1 
1@ !'7'>G 5U"'! # 0 /
 
14 !7. !O:' !'9'>G 1 1 / #
 
1- !7. FO5'! 'F'$ / 1 / 1
  AUMF'2 #0 -01  -

Faporan pen6apaian indikator kinerja pembinaan gizi bulanan !e6amatan


Muaro !umpeh
%ulan Mei #/1

NO PUSKESMAS STATUS GIZI


 

GIZI
GIZI GIZI GIZI
KURAN
LEBIH BAIK  BURUK 
G
1 MU'9' !UM5D2 @ #4- 1
# 5U"'! # 0# /
 !O:' !'9'>G 1 1- /
 FO5'! 'F'$ # 4/ 1
0 7'!D'>  11 /
@ !'7'>G 5U"'! 1 #/# / 1
4 7D$.:D9'5 / 1 /
- '9'>G'9'>G # 10- 1
 7UM%D9 A'' / 14 /
1/ 7$5$> :F. "U9D> # 1 /
11 :F. 9'' 1 10 1
1# 9'M$> 1 1/ /
1 5DMU>"U9'> / - / 1
1 7OFO! 1 1- /
10 !'7'>G !UM5D2 / -1 /
1@ !'7'>G 5U"'! # 0 /
14 !7. !O:' !'9'>G 1 1 #
1- !7. FO5'! 'F'$ / 1 /
 AUMF'2 #0 -01 @ #

B. Pel!'!n!!n Peny(l(h!n

 :anggal 7elasa,  7eptember #/1


pelaksanaan
=aktu 5ukul 1.//1@.//
pelaksanaan
 :empat %alai desa !asang 5udak
Metode 5enyuluhan audio&isual
5ostest
 :anya jawab
7arana pendukung Faptop
F?"
7asaran $buibu posyandu "esa !asang 5udak , para orang
tua balita
 Aumlah peserta @/ orang
5osttest (5osyandu tanggal
#1 >o&ember #/1)
 Aumlah umpan 18@ (@3)
balik (I)
 Aumlah umpan ##8@ (3)
 

balik ()
 Aumlah peserta - ( Oktober #/1) @ (>o&ember #/1)
posyandu

Ke)er!n&!n:
Umpan balik dinilai dari jawabanjawaban yang diberikan terhadap
pertanyaanpertanyaan yang diberikan setelah penyuluhan.
  Aumlah umpan balik (I)C jumlah umpan balik dengan respon positi+,
dimana peserta penyuluhan dikategorikan dengan pemahaman
yang baik (skor H)
  Aumlah umpan balik ()C jumlah umpan balikdengan respon negati+ 
dimana peserta penyuluhan dikategorikan belum 6ukup paham
mengenai materi penyuluhan yang diberikan. (skor  #)
5enyuluhan dilakukan dengan beberapa sesiC
 5ada sesi pembuka dilakukan perkenalan dan pembi6araan ringan
untuk meman6ing antusiasme ibuibu.
 7etelah didapatkan gambaran mengenai sedalam apa pemahaman
peserta diajak untuk masuk kedalam sesi penyuluhan.
 7etelah penyuluhan dilakukan kembali e&aluasi untuk menilai
peningkatan pemahaman peserta terhadap in+ormasi yang telah
diberikan pada sesi sebelumnya.
 '6ara diakhiri dengan sesi tanya jawab. :anya jawab terbuka
sesuai dengan topik pembi6araan dalam penyuluhan.

Di'('i

7ebagian besar ibuibu yang melakukan penimbangan pada


anaknya (/3) dilakukan karena bersamaan dengan jadwal imunisasi
sedangkan hanya sebagian ke6il ibuibu yang menimbang anaknya
tidak bersamamaan dengan imunisasi. 2al ini menunjukkan bahwa
kurangnya kesadaran ibuibu terhadap gizi anak

5eserta yang hadir dalam penyuluhan di balai desa !asang 5udak


6ukup ramai yang dihadiri sekitar / orang. 7elama penyuluhan,
terlihat antusiasme peserta dalam mendengarkan isi penyuluhan.
5eserta yang datang sebagian besar adalah ibuibu muda yang
memiliki baru memiliki 1 anak, dan ada beberapa yang sudah
memiliki # anak. :etapi antusiasme ibu yang sudah memiliki lebih
 

dari 1 anak dapat terlihat dari diskusi yang terjadi untuk mengetahui
dan mengenal gejala gizi buruk.

7ementara rasa keingintahuan ibuibu muda yang baru memiliki


anak pertama tentang mengenal gejala gizi buruk pun juga tampak
dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan baik ditengahtengah sesi
penyuluhan maupun pada sesi tanya jawab.

%erdasarkan hasil dan pantauan yang ditemukan di lapangan dan


dari sesi tanya jawab, dapat ditemukan bahwa mata pen6aharian
utama di desa tersebut bertani dan bekerjadi perkebunan, dengan
latar pendidikan rendah dan memiliki pengetahuan yang rendah
mengenai pemberian pola makan pada balita.

7e6ara keseluruhan umpan balik yang diberikan oleh semua ibuibu


pada sesi posyandu 6ukup baik (@3). :erdapat pula kenaikan
kunjungan posyandu dari bulan Oktober #/1 ( - orang )
dibandingkan dengan bulan >o&ember #/1 (@ orang) sebanyak /
3

!egiatan yang telah dilakukan ini tidak lepas pula dari banyaknya
kekurangan terutama karena kurangnya waktu. !arena +aktor waktu
maka a6ara ini disatukan dengan a6ara penyuluhan yang dibawakan
oleh dinas kesehatan Muaro Aambi.

5emberian kuesioner untuk menilai umpan balik dilakukan 1 bulan


setelah penyuluhan. Aadi, tidak menutup kemungkinan terjadi recall
bias.
 

BAB II

KESIMPULAN DAN SARAN


%erdasarkan kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwaC

 Masih rendah nya kesadaran ibuibu terhadap gizi anak


 Masih rendahnya pendidikan ibuibu di desa !asang 5udak.
 !eadaan sosioekonomi desa !asang 5udak juga masih rendah, dengan
mata pen6aharian sebagian besar penduduknya adalah sebagai
bertani, berempang atau berkebun, baik di kebun sendiri atau di
perkebunan. !eadaan ekonomi tersebut membuat peserta kadang
merasa kesulitan memenuhi kebutuhan gizi seimbang untuk anakanak
mereka.
 5eserta yang sudah memiliki lebih dari 1 anak, tidak berarti sudah
memahami dengan baik pemberian pola makan pada balita dan anak
anak mereka sekarang.
 7etelah diberikan penyuluhan yang menjadi kekawatiran ibuibu
tersebut adalah kemungkinan kurangnya keikutsertaan anggota
keluarga yang lain seperti bibi, nenek, kakek, maupun tetangga dari
anakanak balita tersebut.

"esa !asang 5udak hanyalah satu dari 1- desa yang masuk ke dalam
wilayah kerja 5uskesmas Muaro !umpeh, tetapi gambaran keseluruhan desa
desa yang berada dalam wilayah 5uskesmas Muaro !umpeh tidaklah jauh
berbeda dengan keadaan desa !asang 5udak. Oleh karena itu tidak
tertutuop kemungkinan akan timbulnya kejadian gizi buruk dimasa depan
dapat terjadi di desa lain maupun terjadi berulang di desa !asang 5udak.

Upaya yang dapat dilakukan dari 5uskesmas adalah dengan program


program yang telah disebutkan diawal laporan ini, tetapi semua usaha tetap
harus timbal balik dengan melibatkan sektor lain seperti tidak bisa
diharapkan hanya dari sektor kesehatan yaitu puskesmas saja sebagai saran
pelayanan kesehatan. 5eran orang tua sangat penting dalam memberikan
gizi pada anak. %ila kita melihat balik kembali gizi buruk merupakan hasil
akhir dari sebab yang lain terutam kurangnya pendidikan dan rendahnya
keadaan sosioekonnomi. Aadi masayarakat tersebut adalah akibat dari
pembangunan tidak merata. 7emoga kegiatan yang telah dilakukan ini dapat
membantu usaha 5uskesmas Muaro !umpeh sebagai bagian dari sektor
kesehatan untuk membantu men6egah timbulnya kejadian gizi buruk di desa
!asang 5udak. Untuk kedepannya diharapkan pula dapat dilakukan
 

penyuluhan berkala di desadesa lain mengenai bahaya dan mengenal gejala


gizi buruk.


 

DA9TAR PUSTAKA
. !emenkes 9$. #/11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Standar ntropometri !enilaian Status Gi"i nak . Aakarta C "irjen
%ina Gizi dan !esehatan $bu dan 'nak.

#. !risnansari, "iah. #/1/. #utrisi dan Gi"i $uruk . Mandala o+ 2ealth. olume
, >omor 1

. "epkes 9$. #//4. !edoman !endampingan Keluarga Menu%u Kadar"i.


 Aakarta C "irjen %ina !esehatan Masyarakat dan "irektorat %ina Gizi
Masyarakat.

. "epkes 9$. #//-. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD& K'$Gi"i $uruk . Aakarta C
"irektorat Aenderal %ina !esehatan Masyarakat, "irektorat %ina Gizi
Masyarakat.

0. "epkes 9$. #//4. $uku $agan )atalaksana nak Gi"i $uruk . Aakarta C "irjen
%ina !esehatan Masyarakat dan "irektorat %ina Gizi Masyarakat.

@. %erhman dkk. #elson Ilmu Kesehatan nak *disi +, -olume +. Aakarta C


DG?.

4. =2O. #//. $uku Saku !elayanan Kesehatan nak di Rumah Sakit . Aakarta
C :im 'daptasi $ndonesia=2O $ndonesia.

-. 'stya 5alupi, dkk. #//. 7tatus Gi"i dan ubungannya dengan Ke%adian
Diare pada nak Diare kut di Ruang Rawat Inap RS/! dr. Sard%ito
0ogyakarta dalam Aurnal Gizi !linik $ndonesia olume @, >o.1 (hal 14).

. 7yai+ul, muthowi+. #//. ubungan ntara Ke%adian Diare dengan Status


Gi"i nak $alita di Kelurahan $ekonang Kecamatan mo%olaban Kabupaten
Sukohar%o. 7urakarta.

1/. $katan "okter $ndonesia. #/1/. !edoman !elayanan Medis 1ilid +. Aakarta C
5engurus 5usat $"'$.
 

11. >gurah 7uwarba dkk. !ro2l Klinis dan *tiologi !asien Keterlambatan
!erkembangan Global di Rumah Sakit 3ipto mangunkusumo 1akarta dalam
Sari !ediatri -olume +4. #o.5. "enpasar C "epartemen $lmu !esehatan
'nak Uni&ersitas Udayana.

1#. <uhriyah 2. #//. 6aktor Risiko Dis7asia !erkembangan pada nak .


7emarang C "epartemen $lmu !esehatan 'nak Uni&ersitas "iponegoro.

1. 7oetjiningsih. 10. )umbuh Kembang nak . Aakarta C DG?


 

LAMPIRAN
Peny(l(h!n di %!l!i de'! K!'!n& P(d! = Se*)e$%er />6
 

Ke&i!)!n '(rei *!d! *+'y!nd( di K!'!n& P(d! 7/ N+e$%er


/>68

Anda mungkin juga menyukai