Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas  kehadirat Allah SWT dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah Agama Islam dengan judul
“Hal-hal yang dapat merusak keimanan : Syirik, Kufur dan Nifaq”.

Shalawat beriring Salam kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dan para
Sahabat beserta  keluarganya yang telah memberikan contoh teladan melalui sunnahnya
sehingga membawa kesejahteraan di muka bumi ini.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah memberi arahan serta motivasi sehingga membantu menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan ilmu yang Penulis miliki, oleh karena itu
kritik dan saran serta bimbingan dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
diperlukan demi  perbaikan di masa yang akan datang. Di samping itu, Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Pembaca sekalian. Semoga Allah meridhai segala
usaha dan cita-cita kita. Aamiin ya Rabbal `Alamin.

Medan, 04 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1) Latar Belakang............................................................................................................ 3
2) Rumusan Masalah....................................................................................................... 3
3) Tujuan Penulisan........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

1) Pengertian Syirik, Kufur dan Nifaq........................................................................... 4


2) Pembagian Syirik, Kufur dan Nifaq.......................................................................... 5
3) Bahaya Syirik, Kufur dan Nifaq................................................................................ 9
4) Cara mengobati diri dari Syirik, Kufur dan Nifaq.................................................... 11

BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan................................................................................................................ 14
2) Saran.......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15

BAB I
2
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat modern saat ini karena pengaruh arus globalisasi yang cepat
tidak dapat dipungkiri menyebabkan masyarakat yang cenderung pada matrealisme-
hedonistik. Masyarakat semakin mendewa-dewakan harta, kekayaan, kedudukan, serta
kemewahan tidak menghiraukan norma-norma agama yang ada, serta pula dipengaruhi
dari berbagai faktor baik itu faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan manusia
sering kehilangan pedoman dalam hidup.

Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin mempunyai dua dimensi yaitu
dimensi aqidah atau keyakinan dan amaliyah atau sesuatu yang diamalkan. Amal
perbuatan tersebut merupakan implementasi dan perpanjangan dari sebuah aqidah yang
tertanam dalam hati. Islam sebagai agama yang bersumber dari Al Qur’an yamg di
dalamnya terdapat wahyu-wahyu Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW yang berintisarikan keimanan dan amal perbuatan.

Keimanan dalam agama Islam merupakan pondasi atau dasar yang di atasnya berdiri
syariat-syariat agama Islam. Keimanan muslim seorang manusia biasa tidaklah seperti
keimanan para nabi dan rasul atau bahkan malaikat yang terus dijaga oleh Allah maka dari
itu kita harus terus menerus memupuk keimanan dalam hati kita agar semakin kokoh dan
kuat serta kita tidak terseret kepada kufur. Kekufuran apabila tertanam dalam jiwa
manusia akan menyebabkan perbuatan yang menyimpang yaitu Syirik, Kufur dan Nifaq.
Syirik, Kufur dan Nifaq termasuk 3 hal yang dapat membatalkan keimanan seseorang atau
setidaknya mengurangi kesempurnaan keimanan seseorang.

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Syirik, Khufur dan Nifaq?


b. Bagaimana pembagian Syirik, Kufur dan Nifaq?
c. Apa saja bahaya Syirik, Kufur dan Nifaq?
d. Bagaimana cara mengobati diri dari Syirik, Kufur dan Nifaq?

3. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pengertian Syirik, Kufur dan Nifaq


b. Mengetahui pembagian Syirik, Kufur dan Nifaq
c. Mengetahui bahaya Syirik, Kufur dan Nifaq
d. Mengetahui mengobati diri dari Syirik, Kufur dan Nifaq

BAB II

3
PEMBAHASAN

1. Pengertian Syirik, Kufur dan Nifaq

a. Syirik
Syirik adalah menyamakan antara selain Allah dengan Allah ta’ala dalam perkara
yang termasuk kategori kekhususan yang hanya dimiliki oleh Allah ta’ala.
Kekhususan Allah itu meliputi tiga hal utama:

 Pertama, hak rububiah, seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya,


mengabulkan doa dan lain-lain. Maka jika ada orang yang meyakini bahwa ada
makhluk yang mampu menciptakan dari tidak ada menjadi ada sebagaimana Allah,
berarti dia telah berbuat syirik dalam masalah rububiyah.

 Kedua, hak uluhiah, seperti berhak untuk diibadahi, menjadi tujuan do’a, permintaan
tolong, permintaan perlindungan, tujuan dalam melaksanakan persembahan atau
sembelihan, menjadi tujuan harapan, rasa takut dan kecintaan yang disertai dengan
ketundukkan. Jika ada orang yang menyembelih untuk kuburan, atau meminta
perlindungan dari bencana alam kepada para wali, berarti dia telah melakukan
perbuatan syirik dalam uluhiyah.

 Ketiga, hak kesempurnaan Nama-nama dan Sifat-sifat, seperti menyandang nama


Allah, Ar Rabb dan Ar Rahman, atau memiliki sifat mengetahui yang Gaib, Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, yang tidak ada sesuatupun yang
menyamai-Nya. Sehingga, jika ada orang yang meyakini bahwa kiyainya bisa
mendengar sesuatu yang jauh, atau melihat tempat yang jauh, atau mengetahui masa
depan, berarti dia telah menyekutukan Allah dalam sifat Allah.

Dengan  demikian, berarti kesyirikan bisa terjadi dalam hal rububiyah, uluhiyah
maupun nama dan sifat-Nya.

b. Kufur

Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara “kufur” adalah tidak
beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak
mendustakannya.

Dalam terminologi kultural kafir digunakan dalam agama Islam untuk merujuk


kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir, yang
berarti orang yang bersyukur). Namun yang paling dominan, kata kafir digunakan dalam al-
Quran adalah kata kafir yang mempunyai arti pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah
Swt dan Rasul-Rasul-Nya, khususnya nabi Muhammad dan ajaran-ajaran yang dibawanya.
c. Nifaq

4
Nifaq berasal bahasa arab yang diambil dari kata “naafiqaa”. Nifaq secara bahasa
(etimologi) berarti salah satu lubang tempat keluarnya “yarbu” (hewan sejenis tikus) dari
sarangnya yang ada di padang pasir, di mana jika ia dicari dari lobang yang satu, maka ia
akan keluar dari lobang yang lain. Dikatakan pula, ia berasal dari kata “nafaq” yaitu lobang
tempat bersembunyi. Dia masuk ke dalam tanah dari satu lobang, dan keluar dari lobang yang
lain. Orang Indonesia, menyebutnya “bunglon”, yaitu makhluk yang punya dua wajah. Ketika
berada di masjid, kelihatan jelas keislamannya. Tetapi didalam kegiatan yang lain (di luar
masjid), misalnya didalam kehidupan ekonomi, budaya, dan kehidupan politiknya, ternyata
memakai program (sistem) yang lain, bukan program Islam.

Dalam istilah agama, yang disebut nifaq atau munafiq adalah “sesorang yang “yuth
hirul islam, wa yubtinu al-kufra” memperlihatkan ke-Islam-annya (dia shalat, sedekah, haji
dan juga umrah), tetapi ternyata dia menyembunyikan Kekufuran.” Sehingga, keislamannya
hanya untuk pergaulan di masyarakat, tetapi hatinya sangat membenci Islam, dan di hatinya
menyembunyikan kekafiran. Nifaq menurut syara` (terminologi) berarti menampakkan
keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan
demikian karena dia masuk pada syari`at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.

2. Pembagian Syirik, Kufur dan Nifaq

a. Syirik

 Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala, ada tiga bentuk :


a. Syirik dalam Rububiah
Yaitu meyakini bahwa ada diantara makhluk Allah yang mampu menciptakan,
memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, mengatur cuaca, menghilangkan
bencana, dan kemampuan lainnya yang hanya bisa dialakukan Allah.
b. Syirik dalam uluhiah
Adalah melakukan salah satu bentuk ibadah dan ditujukan kepada selain
Allah, apa pun bentuk ibadahnya. Baik ibadah hati, seperti tawakkal, pengagungan.
Atau ibadah lisan, seperti nadzar, bersumpah dengan menyebut selain Allah. Atau
ibadah anggota badan, seperti bersujud kepada selain Allah.
c. Syirik di dalam asma’ wa shifat (nama dan sifat)
Yaitu keyakinan  bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus
yang Allah ta’ala miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang
merupakan kekhususan Rabb kita yang Mahasuci.

 Syirik menurut tingkatannya, ada dua:


a. Syirik akbar (besar)
Adalah perbuatan syirik yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama
islam, alias murtad. Syirik besar ada 4 macam :
 Syirik dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah, dengan tujuan untuk istighatsah
dan isti’anah kepadanya (makhluk), atau menggantungkan diri kepada makhluk
5
 Syirik dalam niat, kehendak dan maksud
Adalah menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah, baik memberikan ibadah
tersebut kepada makhluk atau adanya keinginan lain untuk selain Allah ketika
beribadah

 Syirik dalam ketaatan


Meyakini bahwa ada sebagian makhluk yang memiliki hak dalam menentukan
syariat Allah  atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam membuat
syariat, atau mentaati makhluk secara lahir batin dalam menghalalkan apa yang
Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan

 Syirik dalam kecintaan


Adalah mencintai makhluk sebagaimana mencintai Allah. Mengagungkannya,
membenarkannya, memujanya, dengan gaya yang hanya selayaknya diberikan
kepada Allah.

b. Syirik ashghar (kecil)
Adalah perbuatan syirik yang TIDAK menyebabkan pelakunya keluar dari
agama islam. Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan syirik kecil :

Pendapat pertama, syirik kecil adalah setiap perbuatan yanng bisa


mengantarkan kepada syirik besar. Pendapat kedua, syirik kecil adalah setiap
perbuatan yang divonis sebagai perbuatan syirik dalam dalil Alquran dan hadis,
namun tidak sampai pada derajat yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam.
Misalnya: riya’, sumpah dengan menyebut selain Allah, menggunakan jimat, dan
seterusnya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa syirik kecil kualitas dosanya
bertingkat-tingkat, dan bisa menjadi syirik besar, tergantung kadarnya.

 Syirik menurut letak terjadinya

a. Syirik i’tiqadi (keyakinan hati)
Syirik yang berupa keyakinan batin. Misalnya meyakini bahwa ada
makhluk yang bisa mengatur cuaca.

b. Syirik ‘amali (perbuatan)


Yaitu menyekutukan Allah dalam amal perbuatan. Seperti:
menyembelih untuk selain Allah, sujud kepada makhluk, dan bernazar untuk
selain Allah dan yang lainnya.

c. Syirik lafzhi (syirik dalam ucapan)


Yaitu perbuatan syirik dalam ucapan, seperti bersumpah dengan menyebut
selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali
Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah
dan si fulan maka akan terjadi demikian..”, dan lafazh-lafazh lainnya yang
mengandung unsur kesyirikan.

6
 Syirik menurut sifat terang dan tidaknya, ada dua macam:

a. Syirik khafi (tersembunyi)
Yaitu perbuatan syirik yang samar, sehingga sulilt untuk diketahui seseorang.
Seperti ujub pada diri sendiri, riya’, atau berlebihan dalam menyandarkan rizkinya
kepada penghasilannya atau pekerjaanya.

b. Syirik jali (nampak)
Adalah perbuatan syirik yang jelas dan bisa dipahami bahwa itu kesyirikan.
Contoh: sujud kepada selain Allah, dan semacamnya.

b. Kufur
Kufur dibagi menjadi 2 macam, yaitu kufur besar dan kufur kecil :
 Kufur besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Terkadang kufur
besar terjadi dengan ucapan atau perbuatan yang sangat bertolak belakang dengan
iman seperti mencela Allah dan Rasul-Nya atau menginjak Al Qur`an dalam
keadaan tahu kalau itu adalah Al Qur`an dan tidak terpaksa. Kufur besar ada lima
macam, yaitu :
a) Kufur karena mendustakan
Misalnya: Jika seseorang berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah
pendusta, Al Qur’an adalah buatan Muhammad, Al Qur’an tidak otentik berarti
dia kufur karena mendustakan wahyu Allah Subhanahu wata’ala. Dalil bahwa
mendustakan Islam termasuk kekufuran yang akbar/sangat besar terdapat dalam
firman Allah Subhanahu wata’ala sebagai berikut :
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak[1159] tatkala yang hak itu
datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-
orang yang kafir?”(QS. Al Ankabut/26:68)
b) Kufur karena enggan dan sombong, padahal membenarkan
Contohnya adalah kekufuran iblis. Dia percaya Allah itu Maha Esa, tidak
ada sesembahan yang wajib disembah kecuali Allah Subhanahu wata’ala, bahkan
Iblis pernah berdialog dengan Allah Subhanahu wata’ala. Namun iblis tidak mau
tunduk kepada Allah Subhanahu wata’ala karena dia bersikap sombong. “Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
Termasuk golongan orang-orang yang kafir.”(QS. Al Baqarah/2:34)
Kata sujud di dalam ayat di atas berarti menghormati dan memuliakan
Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud
memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

c) Kufur karena ragu

7
Misalnya ada orang yang ragu, apakah Al Qur’an itu wahyu Allah
Subhanahu wata’ala atau buatan manusia, atau orang itu ragu terhadap adanya
hari kiamat, maka orang tersebut telah terjerumus dalam kekufuran yang akbar.
“Dan Dia memasuki kebunnya sedang Dia zalim terhadap dirinya sendiri ia
berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya (36). Dan aku
tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan
kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari
pada kebun-kebun itu" (37). Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya -
sedang Dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? (38). Tetapi aku (percaya
bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun
dengan Tuhanku. Yaitu: dengan keangkuhan dan kekafirannya.
d) Kufur karena berpaling
Maksud berpaling di sini adalah berpaling dari ajaran agama Islam, dia
tidak mau tahu mengenai agamanya, tidak peduli dengan Islam, tidak pernah
ibadah, tidak mengenal Islam dan lain sebagainya.
“Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan
orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.”
(QS. Al Ahqaf/: 3)
e) Kufur karena nifaq
Bentuknya adalah dengan menampakkan keIslaman secara lahiriah,
sedangkan dalam hatin menyembunyikan kekufurannya.
“Yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman,
kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka
tidak dapat mengerti.”(QS. Al Munafiquun/63:3)

 Kufur kecil

Kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia
adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur‟an
dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.
Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya.
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. An-Nahl:83)

c. Nifaq

 Nifaq I‟tiqadi (Keyakinan) : Yaitu nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan


keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya
keluar dari agama dan dia berada di dalam kerak Neraka. Nifaq jenis ini ada 4 macam,
diantaranya :
a) Mendustakan Rasulullah SAW atau mendustakan sebagian dari apa yang beliau bawa
8
b) Membenci Rasulullah SAW atau membenci sebagian apa yang beliau bawa
c) Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam
d) Tidak senang dengan kemenangan Islam.

 Nifaq Amali (Perbuatan) : Yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan


orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak
mengeluarkannya dari agama, tetapi merupakan wasilah (perantara) kepada yang
demikian. Pelakunya berada dalam Iman dan Nifaq. Lalu jika perbuatan nifaqnya
banyak, maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam Nifaq
sesungguhnya.

Sedangkan perbedaan dari nifaq besar dan nifaq kecil, yaitu:


1) Nifaq besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifaq kecil tidak
mengeluarkannya dari agama
2) Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan,
sedangkan nifaq kecil adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal
perbuatan bukan dalam hal keyakinan
3) Nifaq besar tidak terjadi dari seorang Mukmin, sedangkan nifaq kecil bisa terjadi dari
seorang Mukmin
4) Pada umumnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka
ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain halnya
dengan nifaq kecil, pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah, sehingga Allah
menerima taubatnya.

3. Bahaya Syirik, Kufur dan Nifaq

a. Syirik

 Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah. Allah ta’ala berfirman :


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan
mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang
dikehndaki oleh-Nya.” (Q.s. An Nisaa’: 48 dan 116)
 Allah mengharamkan surga dimasuki oleh orang yang berbuat syirik.
Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah
telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada
seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (Q.s. Al Maa’idah: 72)
 Seorang musyrik akan kekal berada di dalam siksa neraka. Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang
musyrik berada di dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah
sejelek-jelek ciptaan.” (Q.s. Al Bayyinah: 6)

 Dosa kesyirikan akan menghapuskan semua pahala amal shalih, betapapun banyak
amal tersebut. Allah ta’ala berfirman :
9
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para Nabi sebelum engkau,
‘Jika kamu berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus dan
kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.s. Az Zumar: 65)
 Syirik adalah kezhaliman yang paling besar. Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar.” (Q.s. Luqman: 13)

b. Kufur
 Setiap orang yang mencaci Allah atau mencaci seorang Rasul dari para Rasul Allah,
atau satu Malaikat dari para Malaikat Allah, maka sungguh orang itu telah kafir.
 Setiap orang yang mengingkari Rububiyah (hanya Allah Dzat yang menciptakan dan
memelihara alam ini) atau Uluhiyah (hanya Allah Dzat yang berhak disembah) atau
risalah dari seorang Rasul dari para Rasul Allah, atau mempunyai keyakinan bahwa
akan ada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, maka orang itu telah kafir
 Setiap orang yang mengingkari salah satu yang difardhukan (diwajibkan) dari
kewajiban-kewajiban agama yang telah disepakati (Ijma') seperti Sholat, zakat, puasa,
ibadah haji, berbuat baik pada orang tua atau Jihad misalnya, maka orang itu telah
Kufur
 Setiap orang yang membolehkan segala macam yang diharamkan agama yang
keharamannya telah disepakati, diketahui secara dhoruri (mudah) dalam syari'at,
seperti zina, minum khamr, mencuri, membunuh, dan menyihir, maka sungguh orang
itu telah kufur
 Setiap orang yang mengingkari satu surat, satu ayat, satu huruf dalam al-Quran, maka
sungguh orang itu telah kufur
 Setiap orang yang mengingkari satu sifat-sifat Allah, seperti sifat hidup, Maha
Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Penyayang, maka sungguh
orang itu telah kufur
 Setiap orang yang jelas kelihatan meremehkan agama, apa yang diwajibkan atau
disunnahkan, mempermainkan, menghinanya, melempari al-Quran dengan kotoran,
menginjak dengan kakinya, karena menghina dan merendahkannya, maka sungguh
orang itu telah kufur
 Setiap orang yang memiliki keyakinan bahwa tidak ada bi'tsah (kebangkitan setelah
alam kubur), tidak ada siksa, tidak ada nikmat pada hari qiyamat, atau berkeyakinan
bahwa siksa atu nikmat pada hari qiyamat nanti bersifat ma'nawi saja, maka orang itu
menjadi kufur
 Setiap orang yang berpendapat bahwa para Wali itu lebih utama dari para Nabi, atau
bahwa ibadah itu gugur (tidak wajib) dari sebagian para Wali, maka sungguh orang
itu telah kufur.

c. Nifaq
 Nifaq akbar menyebabkan rasa takut dalam hati. Allah berfirman:

10
“Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat
yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada
mereka : “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).”
Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.” [At-Taubah/9:64]

 Nifaq akbar mendatangkan laknat Allah dalam firmannya :

“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang


kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi
mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” [At-
taubah/9:68]

 Nifaq Akbar (besar) menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Karena ia


merahasiakan kekufuran namun menampakkan kebaikan, bahkan nifak ini lebih parah
daripada kekufuran yang terang-terangan. Nifaq Akbar tidak diampuni Allah bila
pelakunya mati dalam keadaan tersebut. Karena ia lebih parah dari kufur yang terang-
terangan, yang Allah sebutkan dalam firman-Nya :

”Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali


tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan
kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah [An-Nisa’/4:168-169]

Nifak akbar menyebabkan pelakunya masuk neraka dan diharamkan atasnya surga.


Allah Azza wa Jalla berfirman : “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-
orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” [An-Nisa’/4:140]

4. Cara mengobati diri dari Syirik, Kufur dan Nifaq

a. Syirik

 Mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah ‘azza wa jalla dengan senantiasa berupaya
memurnikan tauhid
 Menuntut ilmu syar’i
 Mengenali dampak kesyirikan dan menyadari bahwasanya syirik itu akan
menghantarkan pelakunya kekal di dalam Jahanam dan menghapuskan amal kebaikan
 Menyadari bahwasanya syirik akbar tidak akan diampuni oleh Allah
 Tidak berteman dengan orang-orang yang bodoh yang hanyut dalam berbagai bentuk
kesyirikan.

b. Kufur

 Mewaspadai segala bahaya kekufuran

11
 Menguatkan keimanan dan keislaman dengan ilmu dan makrifat kepada Allah secara
istiqomah, dibarengi dengan komitmen yang benar (tashdiq) atas benarnya segala apa
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
 Membuktikan kebenaran komitmen terhadap Allah dan RasulNya dengan pengakuan
(iddi'an) dan ikrar dengan kalimat syahadat sebagai awal integrasi dengan jamaah
hamba Allah yang menyerah tanpa syarat (taslim) terhadap semua tatanan uluhiyah,
rububiyah dan mulkiyah Allah
 Membuktikan keislaman dengan berbagai aktifitas dalam segala segi kehidupan yang
saleh, ikhlas dan menghindari segala penyebab yang membawa kepada kekufuran
 Senantiasa bertawakal kepada Allah dengan memperbanyak doa, terutama doa-doa
yang berkaitan dengan khusnul-khotimah, agar mati dalam keadaan baik akhirnya
 Senantiasa bergabung dengan ulama dan fukaha. Mereka yang menjauhi ulama dan
fuqoha terancam mati tanpa membawa serta iman Islam. Rasulullah SAW bersabda :
"Akan datang kepada umatku suatu zaman yang pada waktu itu mereka menjauhi para
ulama dan fuqoha. Maka Allah akan menurunkan kepada mereka tiga bencana :
1) Allah akan mengangkat keberkatan hasil kasabnya
2) Allah akan mengangkat penguasa zalim di tengah-tengah mereka
3) Mereka akan keluar dari dunia ini dengan tidak membawa iman

c. Nifaq

 Mujahadah :
a. Mempertebal keimanan kepada Allah swt dan Rasulullah SAW
b. Mendirikan kewajiban waktu
c. Rutinitas sepiritual dan membaca dzikir
d. Latihan-latihan penyembuhan melalui :
1.)Bersahabat dengan orang-orang soleh
2.)Berkata sebatas kebaikan
3.)Memelihara etika makan
4.)Disiplin tidur secara sehat

 Kedua. Menghiasi Sifat-Sifat Mulia Sebagai Tandingan (Tahliyah), seperti :

1. Jujur (Siddiq)

Jujur adalah sebuah konsistensi terhadap kebenaran antara perkataan, perbuatan


dan hati. Ia sebuah kesetaraan sikap lahir dengan kandungan bathin serta tetap sama
apakah di saat sendiri dan di tengah keramaian. Oleh karena itu kita selalu
menyaksikan, bahwa seorang yang jujur senantiasa hanya menunaikan kewajiban dan
melakukan keutaman-keutamaan demi Tuhannya.

2. Memenuhi janji (Wafa)

12
Janji itu harus dipenuhi, sebagaimana sumpah juga harus dilaksanakan, namun
keduanya harus dikaitkan dengan kebaikan dan ketaatan, jika tidak maka tidak ada
janji dalam maksiat dan tidak ada ketaatan dalam dosa. Nabi saw bersabda :
“Barangsiapa bersumpah, kemudian ia melihat perkara lain yang lebih baik darinya,
maka ia harus membayar kifarat dan melakukan yang terbaik itu.”

3. Terpercaya (Amanah)

Amanah dalam kacamata agama begitu luas maknanya, ia mengandung berbagai


makna yang intinya adalah rasa tanggung jawab seseorang terhadap berbagai perkara
yang dipikulnya dan memahami bahwa hal itu menjadi tanggung jawab di hadapan
Tuhannya.

4. Ikhlas

Ihklas adalah melakukan ketaatan hanya bertujuan kepada Allah swt semata,
sebagai Taqarrub kepada-NYA bukan kepada makhluk atau mencari pujian orang.

BAB III
PENUTUP

13
1. Kesimpulan

Syirik adalah menyekutukan Allah dan termasuk dosa besar baik dalam
perkataan maupun perbuatan. Kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya
baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. Dan Nifaq adalah munafik
atau orang yang punya dua wajah. Ketiga sifat buruk ini sangat dibenci oleh Allah dan
punya dosa besar. Masing-masing memiliki kategori berskala dosa besar atau dosa
kecil dengan sanksi yang juga berbeda, mulai dari dapat diimani sampai tidak dapat
diampuni hingga menjerumuskan ke neraka. Sebagai umat muslim kita perlu
mengenali bagaimana cara membentengi diri agar tidak memiliki salah satu sifat
tersebut yakni dengan mempertebal keimanan dan memupuk sifat-sifat baik.

2. Saran

Dosa-dosa ini sangat sering terjadi jika kita tidak memahaminya. Karena itu
kita perlu memperluas pengetahuan kita akan bahaya dari ketiga dosa tersebut
sehingga memahami cara membentengi diri. Karena ketiga dosa ini dapat
menjerumuskan kita ke neraka diperlukan perhatian khusus terhadap mempelajari
Agama Islam secara mendalam juga memupuk keimana dan sifat-sifat baik. Adanya
Rasulullah dan Para Nabi lainnya bisa menjadi suri tauladan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

14
https://yufidia.com/syirik/
https://almanhaj.or.id/6820-dampak-buruk-dan-bahaya-nifak.html
http://insanshalih.blogspot.com/2010/10/kufur-kepada-allah.html
http://trikkuliah.blogspot.com/2016/04/hubungan-antara-nifak-syirik-kufur.html
https://www.academia.edu/33192643/MAKALAH_KUFUR_DAN_NIFAQ_SERTA_BAHA
YANYA

15

Anda mungkin juga menyukai