Anda di halaman 1dari 4

 

 
BAB I
 
PENDAHULUAN
 

 
1.1 Latar Belakang Masalah
  PT. Pos Indonesia adalah sebuah badan usaha milik negara (BUMN)
  Indonesia yang menjalankan usaha dalam bidang layanan pos. Pada tahun 2017,
PT. Pos Indonesia mempunyai total aset dari seluruh regional PT. Pos Indonesia
 
adalah 419.842 unit yang terdiri dari aset tetap dan barang berharga rendah. Aset
 
tetap terdiri dari inventaris, kendaraan, dan properti yang totalnya 313.910 unit.
  Adapun barang berharga rendah terdiri dari mesin dan peralatan yang total asetnya
105.923 unit. PT. Pos Indonesia memiliki properti satu diantaranya berupa Gedung
Olahraga Merpati (GOR). GOR tersebut beralamat di Jalan Cikutra Baru Raya No.
25, Neglasari, Kota Bandung. Adapun GOR tersebut memiliki luas lahan 5.016 m2
dan luas bangunan 3.374 m2. GOR Merpati pernah dipakai untuk pertandingan
tingkat nasional maupun lokal, namun terdapat masalah yang terdiri dari kerusakan
fisik bangunan, habisnya umur bangunan, fasilitas utama dan pendukung belum
sesuai dengan standar.
Umur ekonomis GOR Merpati sudah habis karena sudah mencapai umur 40
tahun. Adapun GOR merpati dibangun pada tahun 1979. Oleh karena itu, menurut
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) menetapkan umur bangunan sekitar
40 tahun tergantung kondisi fisik dan fungsional aset. Dampak dari habisnya umur
bangunan yaitu menurunnya kualitas fisik bangunan GOR Merpati. GOR Merpati
difungsikan untuk menampung kegiatan olahraga yang terdiri dari arena olahraga
badminton, voli, dan bola basket, namun pada tahun 2017 yang dapat difungsikan
hanya lapangan badminton.
Studi pendahuluan sebelumnya dilakukan untuk mengevaluasi kinerja GOR
Merpati. Pengukuran kinerja dievaluasi menggunakan teori kinerja bangunan yang
terdiri dari variabel teknikal, fungsional, dan perilaku. Variabel teknikal mengukur
penerangan buatan pada GOR Merpati, fasilitas pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran, serta keamanan gedung.

1
 
 

 
Penerangan di dalam GOR Merpati masih minim. Hal ini dikarenakan
 
kurangnya jumlah lampu pada GOR Merpati. Lampu hanya menerangi pada
 
area/lapangan badminton saja, padahal area lainnya seperti area tribun seharusnya
 
mendapat penerangan lampu. Selain itu, GOR Merpati tidak mempunyai generator
  set yang digunakan ketika listrik PLN padam.
GOR Merpati tidak mempunyai fasilitas pencegahan dan penanggulangan
 
bahaya kebakaran. Fasilitas tersebut antara lain hidran, springkler, dan alat
 
pemadam api ringan. Selain itu tidak ada tanda-tanda akses jalur masuk khusus
  mobil pemadam kebakaran. Adapun pintu darurat yang seharusnya dipakai
untuk
  ketika terjadi bencana, namun dipakai juga sebagai pintu utama. Hal tersebut
dikarenakan pintu utama GOR Merpati mengalami kerusakan.
Keamanan di GOR Merpati masih sangat minim. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya coretan-coretan atau vandalisme pada dinding GOR Merpati. Hal
tersebut disebabkan karena GOR Merpati tidak mempunyai pos jaga yang
diperuntukkan untuk memantau sirkulasi jalur masuk dan keluar kendaraan. Pos
jaga terdiri dari petugas keamanan, petugas kebakaran, dan petugas kepolisian (jika
diperlukan untuk pertandingan tingkat Nasional). Selain itu, tidak ada kamera
pengawas yang berfungsi untuk mengawasi GOR Merpati dari setiap sudut gedung.
Pada variabel fungsional menunjukkan sebagian fasilitas GOR Merpati
belum memenuhi Standar Nasional Indonesia. Fasilitas tersebut terdiri dari tribun,
tempat duduk, lantai arena, pintu utama, toilet, ruang ganti atlit, ruang P3K, dan
kantor pengelolaan lapangan. Tipe tribun yang digunakan di Gedung Olahraga
Merpati adalah tribun tetap. Tipe tetap berfungsi untuk membuat tempat duduk atau
fleksibilitas arena. Tribun pada GOR Merpati tidak dilengkapi dengan pemisah
antara tribun dengan arena olahraga.
Tempat duduk yang disediakan di GOR Merpati yaitu berupa kayu yang
menyatu dalam setiap tingkat pada tribun yang menjadikan tempat duduk tidak
mempunyai ukuran untuk setiap orang. Kapasitas tempat duduk yang berada di
GOR Merpati adalah 6000 orang. Tempat duduk yang disediakan tidak mempunyai
kategori-kategori jenis penonton (VIP dan biasa) . Dalam setiap deret tempat duduk
disediakan gang yang bertujuan untuk memudahkan sirkulasi penonton.

2
 
 

 
Lantai yang dipakai pada area olahraga GOR Merpati adalah kayu parket.
 
Terdapat kerusakan pada lantai kayu parket yang membuat terganggunya pengguna
 
ketika sedang menggunakan area olahraga ini. Kerusakan yang terlihat adalah
 
permukaan lantai sudah tidak rata yang menyebabkan tidak dapat memberikan
  pantulan bola yang merata dan terdapat celah dan retakan pada lantai.
GOR Merpati mempunyai dua pintu yang terdiri dari pintu utama dengan
 
lebar bukaan 1,2 meter dan pintu darurat dengan lebar bukaan 1 meter. Pintu utama
 
GOR Merpati tidak bisa dipakai karena mengalami kerusakan berat. Oleh karena
itu,   pintu darurat dipakai juga sebagai pintu utama GOR Merpati yang
  menyebabkan sulitnya akses masuk dan keluar GOR Merpati.
GOR Merpati hanya mempunyai satu toilet yang diperuntukkan untuk
pengguna maupun pengelola GOR Merpati. Toilet yang berada di GOR Merpati
sudah tidak layak pakai karena kondisinya rusak berat. Keadaan toilet tersebut
menyebabkan pengguna maupun pengelola sulit menemukan toilet yang lebih
layak. Selain itu, GOR Merpati tidak mempunyai fasilitas ruang ganti atlit, ruang
P3K, dan kantor pengelolaan lapangan. Fasilitas tersebut sangat vital yang
seharusnya ada pada sebuah GOR.
Pada variabel perilaku menunjukkan tidak ada fasilitas untuk penyandang
cacat di GOR Merpati. Fasilitas tersebut terdiri dari sirkulasi untuk penyandang
cacat, tribun penyandang cacat, dan toilet penyandang cacat. Hal tersebut
menyebabkan penurunan fungsi pada GOR Merpati.
Berdasarkan permasalahan di atas, masalah utama GOR Merpati adalah
terjadinya penurunan fungsi dan fungsinya masih terbatas. Oleh karena itu, perlu
upaya untuk mengembalikan fungsi dan menambah fungsi GOR tersebut dengan
merancang Revitalisasi Gedung Olahraga Merpati PT. Pos Indonesia.

3
 
 

 
1.2 Identifikasi Proyek
 
Berdasarkan uraian latar belakang dapat diidentifikasi proyek terkait dengan
 
Gedung Olahraga Merpati sebagai berikut:
 
1. Merancang revitalisasi GOR Merpati berdasarkan aspek fisik, ekonomi, sosial
  dan Standar Nasional Indonesia
2. Mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk revitalisasi Gedung Olahraga
 
Merpati
 
1.3 Tujuan dan Manfaat Proyek
 
Tujuan proyek ini adalah menghasilkan rancangan revitalisasi berdasarkan
 
aspek fisik, ekonomi, sosial dan Standar Nasional Indonesia, serta mengetahui
estimasi biaya yang dibutuhkan untuk revitalisasi Gedung Olahraga Merpati
Adapun manfaat yang didapatkan setelah melakukan proyek ini :
1. Bagi PT. Pos Indonesia :
Kajian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan evaluasi dalam melakukan
perencanaan dan estimasi biaya untuk revitalisasi Gedung Olahrga Merpati
2. Bagi Program Studi Manajemen Aset :
a. Mengembangkan kurikulum dan materi pembelajaran
b. Meningkatkan kerja sama antara PT. Pos Indonesia dengan program studi
Manajemen Aset
3. Bagi Penulis :
a. Memperoleh pengetahuan tentang revitalisasi bangunan
b. Memperoleh pengetahuan tentang estimasi biaya revitalisasi bangunan

4
 

Anda mungkin juga menyukai