Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mariani

Nim : 210203011

Prodi : Akuntansi 01

Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

PERENCANAAN PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR


UMUM (SPBU) PERTAMINA EKSPRES DI

Jalan Prof.Dr.Syarief Thayeb, Meurandeh, Langsa-Aceh

SPBU Pertamina Ekspres memiliki kegiatan utama yang kurang lebih sama dengan
SPBU yang ada saat ini, hanya saja SPBU Pertamina Ekspres ini mempunyai format yang
berbeda. Perbedaan format tersebut membuat investasi bisnis SPBU menjadi lebih mudah.
Kemudahan tersebut diperoleh dari lahannya yang minimal serta biaya investasinya yang
lebih murah.

1) PERENCANAAN PEMBUATAN SPBU EKSPRES

Perencanaan bisnis ini disusun dengan memperhatikan analisis dan evaluasi yang
dilihat dari sudut pandang lingkungan internal dan eksternal. Diharapkan rencana bisnis ini
dapat menjadi terobosan dalam perkembangan bisnis SPBU di langsa khususnya di kloneng,
sehingga SPBU semakin mudah diperoleh keberadaannya dan masyarakat lebih mudah dalam
melakukan pengisian BBM. Strategi dan tahapan dalam merencanakan bisnis ini telah
dijabarkan secara rinci yang meliputi:

 perencanaan keuangan,
 perencanaan pemasaran,
 perencanaan operasional
 dan perencanaan sumber daya manusia.

Analisis keuangan yang dilakukan memberikan hasil Net Present Value (NPV) sebesar
Rp 1.796.921.197,00 Internal Rate of Return (IRR) sebesar 44,53% dan Payback Period (PP)
yaitu 2 tahun 9 bulan. Dari hasil perhitungan kelayakan investasi tersebut maka rencana
bisnis untuk mewujudkan SPBU Pertamina Ekspres ini layak untuk dijalankan atau feasible.
2) TUJUAN JANGKA PANJANG SPBU EKSPRES

Tujuan jangka panjang pada spbu ekspres ini yaitu, dalam rencana pembangunan nya bisa
berjalan dengan lancar, hingga bisnis ini terus maju dan menghasilkan hasil yg maksimal
dalam kurun waktu yang lama, Dari sekian banyak jenis usaha, memiliki gerai SPBU ekspres
merupakan salah satu pilihan bisnis potensial. Tingginya kebutuhan Bahan Bakar Minyak
(BBM) di setiap daerah menjadikan gerai SPBU ekspres sebagai suatu kebutuhan bagi
masyarakat.

Melansir nuwireinvestor, mengoperasikan retail BBM merupakan salah satu pilihan bisnis
yang menghasilkan profit jangka panjang. Keuntungannya dapat diperkirakan dengan jelas
sampai 10-15 tahun ke depan.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan keuntungan yang didapatkan pemilik gerai
retail SPBU ekspres tidak sekedar dari margin penjualan BBM. Ada banyak sumber
penghasilan lainnya, seperti dari minimarket, layanan bengkel, atau pencucian kendaraan.
Intinya, dengan membuat one stop service untuk pemilik kendaraan, pemilik gerai retail
BBM dapat menghimpun pendapatan dari berbagai sumber.

Tentunya pemilik gerai SPBU ekspres harus berhitung dengan matang agar mendapatkan
keuntungan optimal. Lokasi SPBU menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan banyak
atau tidaknya pengunjung yang datang. Aspek lainnya, yakni kualitas dan kelengkapan
layanan yang tersedia. Semakin lengkap layanan, maka potensi kunjungan dan pendapatan
yang didapatkan semakin besar.

3) TUJUAN JANGKA PENDEK SPBU EKSPRES

Di balik kelebihannya, memang relatif sulit kalau mau mengaplikasikan penggunaan


DTKS dalam jangka pendek. Jadi solusi untuk jangka pendeknya memang di aplikasi
MyPertamina. Tetapi memang dalam pelaksanaannya akan ada kekurangannya, Kekurangan
pertama adalah sulitnya memverifikasi orang yang mendaftar benar-benar berhak menerima
BBM subsidi. Selain itu juga ada potensi data ganda dan kelemahan dari sisi aplikasi yang
banyak dijumpai pada aplikasi lain. Di sisi lain, masih banyak masyarakat miskin yang belum
“melek” dalam penggunaan aplikasi mobile.
4) ANGGARAN SPBU EKSPRES

Modal yang dibutuhkan adalah Rp 250 juta. Semuanya sudah mencakup biaya
pengiriman dan biaya pembangunan SPBU ekspres. Sementara itu untuk lahan, harus
menyediakannya sendiri. Paling bagus jika lahan itu adalah lahan miliki sendiri.

Produk yang dijual adalah Pertamax sebesar Rp 20 juta dengan rincian:

- Biaya beli yang murah mencapai Rp 8.150 per liter.


- Keuntungan bisa mencapai 850 per liter.
- Pendapatan per hari bisa mencapai 400 liter per hari.
- Pengembalian modal maksimal hingga 5 tahun.
- Tipe Platinum : Modal yang dibutuhkan adalah Rp 400 juta. Semuanya sudah mencakup
biaya pembangunan SPBU ekspres dan instalasinya.

Produk yang dijual adalah Pertamax sebesar Rp 70 juta dengan rincian:

- Biaya beli yang murah mencapai Rp 8.400 per liter.


- Keuntungan bisa mencapai 600 per liter.
- Pendapatan per hari bisa mencapai 1.000 liter per hari.
- Pengembalian modal maksimal hingga 4 tahun.
- Bisa menjual Pelumas Pertamina.

Tipe Diamond : Modal yang dibutuhkan adalah Rp 500 juta. Semuanya sudah mencakup
biaya pembangunan SPBU ekspres dan instalasinya.

Produk yang dijual adalah Pertamax sebesar Rp 70 juta dengan rincian:

- Biaya beli yang murah mencapai Rp 8.565 per liter.


- Keuntungan bisa mencapai 435 per liter.
- Pendapatan per hari bisa mencapai 3.000 liter per hari.
- Pengembalian modal maksimal hingga 3 tahun.
- Bisa menjual Pelumas Pertamina

5) KRITERIA LOKASI SPBU

Dalam pembangunan sebuah SPBU ekspres, luas minimal lahan tergantung dari letak
lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU ekspres, Apabila lahan yang akan dibangun
SPBU ekspres terletak di jalan besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal
1800 m2. Sedangkan untuk lahan lokal minimal 1000 m2. SPBU ekspres terdiri dari 3 tipe,
diantaranya adalah tipe A, B, dan C. Dimana klarifikasi SPBU ekspres tersebut adalah
sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai