Anda di halaman 1dari 95

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN

7.1. Rencana Zoning Pengembangan kawasan PIP Semarang Tahun 2014-2034 direncanakan dengan pengembangan zoning sebagai berikut: 1) Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan 2) Zona Fasilitas Utama 3) Zona Hunian 4) Zona Fasilitas Penunjang 5) Zona RTH

Zona Hunian

Zona Servis

Zona Hunian

Zona Servis

Zona RTH

Fas Utama

Zona Administrasi, Akademik & Ketarunaan

Fas Utama Fas Utama

Zona Hunian

Gambar 7.1. Rencana Sub-Zona PIP Semarang 2014-2034 A. Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan terdiri dari bangunan Gedung Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Betelgeuse dan Gedung Pollux. Antar bangunan-bangunan memudahkan gedung tersebut dihubungkan dengan koridor dan untuk hubungan aktivitas administrasi, akademik ketarunaan.

Bangunan-bangunan pada zona ini mempunyai ketinggian antara 6 - 8 lantai. Zona ini dilengkapi dengan RTNH berupa Plaza Upacara dan RTH di depan Plaza Upacara dan di depan masing-masing Gedung Direktorat, Auditorium dan Betelgeuse. Untuk melayani mobilitas pada zona ini ke luar disediakan tempat parkir yang berada pada lantai dasar Gedung Betelgeuse.

VII - 1

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

B. Zona Fasilitas Utama Zona Fasilitas Utama terdiri dari bangunan-bangunan Gedung METI, Gedung INS, Gedung Agum Gumelar dan Gedung Pasis dan kelompok Lab-lab Bengkel, Bengkel Ship Analitic dan Engine Hall. Zona Fasilitas Utama ini menyebar disebabkan ada 2 bangunan laboratorium utama yang baru saja selesai dibangun dengan anggaran Negara dan tidak dapat dihapus, dan telah memiliki fasilitas modern lengkap yaitu Lab. METI dan Lab. INS (lihat Gambar 6.1). Untuk menunjang kemudahan zona-zona tersebut sebagai fasilitas utama dan memperbaiki hubungan fungsi zona lama, maka fungsi laboratorium eksisting yang semula berada di bagian timur dipindahkan ke bagian barat. Pemindahan lokasi ini mendekatkan kelompok Lab-lab Bengkel, Bengkel SHP Analitic dan Engine Hall dengan Lab METI dan Lab Sekoci menjadi satu zona sekalian dengan Gedung Pasis sebagai tempat Diklat dan Lab Multimedia untuk peserta Diklat Lanjutan. Pada zona fasilitas utama di bagian utara ini dilengkapi dengan fasilitas parkir mobil yang berada di bagian Lantai Dasar Gedung Pasis. Di antara Zona fasilitas utama di sisi utara dengan zona hunian Gedung Asrama Kompi D dan E diberikan barrier berupa tanaman merambat pada pagar kawat, yang sekaligus berfungsi sebagai RTH Antara kedua kelompok zona berbeda fungsi. Lahan RTH yang mengelilingi Lab. METI yang ada pada saat ini tetap dipertahankan. C. Zona Hunian Zona hunian terbagi pula menjadi 3 lokasi, yaitu zona hunian di utara, zona hunian di timur dan zona hunian di selatan kawasan PIP Semarang. Zona hunian di utara terdiri dari Asrama Kompi D, E dan F (yang terletak di luar lahan PIP Semarang). Untuk memudahkan hubungan antara Asrama Kompi D,E dengan F dusediakan jembatan penyeberangan tertutup. Pada bagian timur zona hunian terdiri dari Gedung Asrama Kompi A, Asrama Kompi B dan C, dan Asrama Taruni. Asrama Kompi B dan C terhubung dengan koridor beratap dari sisi timur ke gedung PMMK, Jurusan Nautika, Jurusan Teknika dan Jurusan KALK. Asrama Kompi A dihubungkan dengan koridor beratap ke Jurusan Teknika, dari sisi barat ke PMMK, Jurusan Nautika dan Jurusan KALK. Zona hunian di bagian seatan diperuntukkan bangunan-bangunan Gedung Rusun Karyawan, Apartemen Pejabat dan Dosen, dan Guest House. Zona ini dilengkapi dengan parkir mobil dan motor yang disediakan di Lantai Dasar. Dengan KDB yang lebih kecil dibandingkan dengan eksisting Tahun 2013, diperoleh luasan RTH yang lebih besar.

VII - 2

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

D. Zona Fasilitas Penunjang Zona Fasilitas Penunjang terdiri dari 3 sub zona yang terpisah-pisah pula. Zona paling utara yaitu Gedung Poliklinik untuk melayani fungsi kesehatan taruna dan peserta Diklat Pelaut Lanjutan, serta para dosen dan karyawan. Lokasi yang direncanakan sudah tepat karena berada di antara ketiga fungsi tersebut dengan jarak yang relative sama. Zona tengah yaitu Gedung Dapur untuk melayani kebutuhan makan para taruna DIV, dan Gedung Menza yaitu pada Lantai 1 untuk ruang makan dan Lantai Dua untuk Masjid. Zona ketiga adalah Gedung Garasi kendaraan kantor dan Musholla, selain ruangruang terbuka untuk olah raga. E. Zona RTH Zona RTH yang paling luas adalah Lapangan Sepak Bola, selain RTH taman-taman kecil yang tersebar di sekitar gedung kelompok laboratorium dan disekitar asrama. Zona RTH ini harus dipertahankan luasannya seluas 28,5% dan bila memungkinkan ditambah lagi menjadi sesuai dengan target RTH Kawasan Perkotaan. Rencana peningkatan kualitas RTH meliputi pemanfaatan tanaman yang berfungsi sebagai pelindung/peneduh, barrier/peredam terhadap kebisingan, penyerap polusi udara, barrier untuk zona yang harus dipisahkan, pengarah sirkulasi, dan estetika taman. Rencana pengembangan RTH PIP Semarang mengacu pada Permen PU Nomor 05/PRT/M/2008 yang diuraikan pada Sub bab Rencana Pengembangan RTH.

7.2. Rencana Arsitektur Secara keseluruhan tatanan massa bangunan yang direncanakan pada Kawasan PIP Semarang hingga 20 tahun perencanaan antara Tahun 2014-2034 telah melalui tahapan diskusi dan pemecahan beberapa masalah yang telah dikemukakan pada Bab IV sub-Bab 4.2.2 terkait dengan keterbatasan lahan dan eksisting bangunan yang tidak dapat ditata ulang. Rencana penataan massa arsitektur bangunan dapat dilihat pada Gambar 7.2 di bawah ini dan pada Lampiran Gambar dari Laporan Akhir ini.

VII - 3

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.2.

Tatanan Massa Bangunan Gedung PIP Semarang 2014-2034

7.2.1. Rencana Sirkulasi Horizontal dan Vertikal, dan Aksesibilitas Penataan sirkulasi pada rencana Master PIP Semarang Tahun 2014-2034, pintu masuk utama berada pada sisi barat-tengah Jl. Singosari persis di tengah depan Plaza Upacara (membuka pintu baru). Pintu keluar utama berada di bagian utara dan selatan daripada pintu masuk utama yang juga mempertahankan sirkulasi eksisting. Kedua akses pintu masuk dan keluar ini memudahkan pengunjung agar tidak terlewat untuk mencari akses masuk dan keluar kompleks PIP Semarang. Disamping itu posisi pintu masukkeluar ini memungkinkan untuk menghindari sebagai penyebab kemacetan lalu-lintas umum. Dari pintu masuk utama ini langsung nampak bagian Plaza Upacara dengan tulisan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang pada bagian depannya, yang dikelilingi Gedung Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Jurusan Nautika pada Pollux Baru, dan Gedung PMMK. Pada bagian utara terdapat 1 pintu masuk dan keluar untuk peserta Diklat Lanjutan PASIS yang membedakan pintu masuknya dengan peserta Diklat Pembentukan (D-IV) ataupun para tamu lainnya. Sedangkan untuk ke area servis melalui 1 pintu keluarmasuk selatan yang menjadi satu dengan akses pintu masuk ke kompleks perumahan Apartemen dan Rusun. Pintu masuk selatan ini juga menjadi akses untuk kendaraan bus masuk-keluar ke garasinya.

VII - 4

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.3. Gerbang Utama PIP Semarang 2014-2034 A. Rencana Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi kendaraan mobil dan sepeda motor peserta Diklat, mobil bus, taxi dan mobil dan motor dosen, dan karyawan melalui pintu masuk dan keluar bagian selatan, menuju ke tempat parkir di bawah Gedung Betelgeuse, digambarkan sebagai berikut:
PASIS Dosen, Karyawan PMK

Gambar 7.4. Sirkulasi Kendaraan pada Pintu Masuk-Keluar Utama PIP Semarang 20142034 Untuk peserta Diklat di Gedung PASIS sirkulasi kendaraan ke tempat parkir mengambil jalur terpendek yaitu melalui pintu utara. Untuk dosen dan karyawan menuju tempat parkir melalui pintu gerbang terpendek dari selatan. Sedangkan untuk keperluan PMK disediakan jalur keliling kawasan dengan mengambil rute ke arah Urata memutar mengelilingi lahan menuju ke selatan dan berbelok ke barat menuju pintu keluar. Untuk kendaraan servis dapat mengambil rute sebaliknya daripada kendaraan PMK.

VII - 5

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

1)

Rencana Penataan Parkir Kendaraan di Lantai Dasar Bangunan Berikut ini adalah beberapa gambar untuk standar acuan yang dipakai untuk ukuran luasan dan tatanan parkir kendaraan di lantai dasar bangunan;

Ukuran Min. Lebar = 2,4 meter Zona bebas = 6,1 meter Panjang = 4,8 meter Tinggi min. = 2 meter
Gambar 7.5. Standar luasan parkir mobil

Gambar 7.6. Denah lantai dasar bangunan betelgeuse 2) Standar Belokan Kendaraan Pemadam Kebakaran dan Bus Kampus

Gambar 7.7. Dimensi dan ukuran mobil unit pemadam kebakaran sedang

VII - 6

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.8. Bentuk dan Luasan jalan untuk manuver kendaraan Pada gambar 7.8 diatas dapat dilihat luasan lebar belokan kendaraan pemadam kebakaran/fire appliance adalah sebesar 315 cm, sementara lebar jalan untuk kendaraan pemadam kebakaran yang direncanakan adalah minimum 350 sampai 400cm sehingga ukuran ini sudah sangat layak untuk diterapkan. B. Rencana Sirkulasi Pejalan Kaki Untuk menggambarkan hubungan ruang pada setiap lantai bangunan dan dari satu bangunan ke bangunan lainnya dilalui dari koridor pedestrian pada Lantai Dasar lalu menuju ke tangga atau lift di setiap blok bangunan. Hubungan setiap lantai bangunan dapat ditunjukkan pada Gambar 7.9 dibawah ini. Sirkulasi bagi Taruna/Taruni di Lantai 1 (Dasar) menghubungkan antara Bangunan Asrama Taruna/Taruni dengan Gedung Kuliah dan Laboratorium. Untuk kegiatan administrasi akademik dan ketarunaan yang terpisah pada Gedung Direktorat dan Gedung Auditorium dihubungkan dapat melalui Plaza Upacara ataupun koridor beratap khususnya pada saat musim hujan. Untuk sirkulasi bagi peserta Diklat Pasis sirkulasi dari Lantai Dasar parkir Gedung Pasis, peserta Diklat melalui koridor yang menghubungkan dengan Gedung METI dan Laboratorium Terpadu, dapat melalui Lantai Dasar Gedung Auditorium lalu melalui Plaza Upacara apabila tidak hujan, menuju gedung laboratorium lainnya di sebelah selatan yaitu Gedung Agum Gumelar dan Gedung INS. Sedangkan pada saat hujan dapat melalui koridor beratap yang telah direncanakan.

VII - 7

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Pada Lantai 2 terdapat koridor yang menghubungkan secara horizontal antara Asrama Kompi C ke Asrama Kompi B ke Menza yang terhubung ke bagian ramp. Demikian pula dari Asrama Kompi A ke Menza dan ke bagian ramp. Bagian sirkulasi ini difungsikan terutama untuk jalur evakuasi bagi Taruna yang sakit atau dalam keadaan darurat. Pada Lantai 3, 4 dan 5 dan seterusya untuk hubungan horizontal antar bangunan harus melalui tangga atau lif.

Peserta Diklat PASIS Taruna Dosen, Karyawan Tangga/Lif

(Lantai Dasar/Lantai I)

VII - 8

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.9. Hubungan Horizontal Sirkulasi Pejalan Kaki

VII - 9

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

C. Rencana Aksesibilitas bagi Penyandang Cacat Bagi penyandang cacat, aksesibilitas direncanakan pada bangunan-bangunan umum lainnya di dalam kawasan selain fungsi hunian Asrama Taruna. Aksesibilitas bagi penyandang cacat sesuai dengan Permen PU 30/PRT/M/2006, terdiri dari:

1)

Ukuran dasar ruang; Pengguna kursi roda adalah salah satu pokok perhatian terhadap penyediaan fasilitas untuk para difabel dalam bangunan, oleh karena itu untuk menyediakan ruang yang sesuai dengan kebutuhan parang pengguna kursi roda maka perlu mengetahui terlebih dahulu ukuran dan dimensi kursi roda. Berikut ini adalah standar ukuran kursi roda dan kebutuhan luasan ruang dasar untuk para difabel atau pengguna kursi roda berdasarkan data yang didapatkan dari Metric Handbook Architecture,

Gambar 7.10. Ukuran dan dimensi kursi roda umunya

Gambar 7.11.

Ukuran luasan rotasi satu kursi roda dengan 3 ukuran yang berbeda

VII - 10

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.12. Luasan putaran kursi roda sebesar 90 dan 180

2)

Jalur pedestrian; bagi penyandang cacat yang dimaksud adalah kecuali Taruna atau peserta Diklat. Jalur pedestrian ini menjadi satu dengan jalur pedestrian pengguna biasa. Kebutuhan ruang berpapasan minimum sama dengan lebar pedestrian yang direncanakan.

Gambar 7.13. Kebutuhan luasan ruang untuk 2 pengguna kursi roda bila berpapasan

3)

Area parkir; untuk kendaraan bermotor bagi penyandang cacat disediakan sebanyak 5% dari kapasitas yang disediakan untuk setiap lahan parkir. Dari lahan parkir menuju ke Gedung lainnya melalui koridor yang dihubungkan dengan ramp.

VII - 11

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.14. Luasan kebutuhan parkir mobil dan kursi roda

4)

Pintu; Lebar pintu keluar dari koridor bagi penyandang cacat harus lebih lebar daripada koridornya itu sendiri.

Gambar 7.15. Ukuran lebar pintu terhadap luas koridor untuk pindu di koridor/doorway.

VII - 12

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.16. Berbagai macam bentuk putaran kursi roda di pintu koridor dan kebutuhan luasannya

5)

Ram; disediakan pada area yang mempunyai perbedaan ketinggian lebih dari 1 trap. Untuk ram yang tingginya lebih dari 3 trap diberikan pegangan/railing pada kedua sisinya.

Gambar 7.17.

Kriteria dimensi ram ukuran 2 arah/jalan, lebar untuk 1 arah=900mm.

Gambar 7.18. Tinggi ram terhadap panjangnya dan lebar untuk dua kursi roda secara pas-pasan

VII - 13

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.19. Profil ukuran dan dimensi handrail yang nyaman

Gambar 7.20. Bentuk Handrail yang salah dan ketinggiannya

6)

Lif;

Gambar 7.21. Beberapa luasan minimum lift standar

VII - 14

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Ketentuan umum untuk luasan area tunggu sebelum masuk lift tidak kurang dari 150 cmx150cm. Pintu lift dilengkapi dengan sistem buka tutup otomatis interval waktu untuk tutup/buka harus lebih dari 20 detik.

Door position

Clearance width of Width in the interior Dimensions door (mm) of lift cabin (mm) of depth between hind wall and fore wall (mm) 900 2,100 1,300

Middle arranged Side arranged Any where

900 900 900

1,800 1,400 1,500

1,300ttt 2,100 1,500

7)

Toilet;

Gambar 7.22. Berbagai macam cara perpindahan pengguna kursi roda pada toilet

Gambar 7.23. Luasan ruang toilet

VII - 15

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.24. Ketinggian peralatan di toilet

Gambar 7.25. Beberapa contoh ukuran satandar luasan ruang toilet untuk difabel

VII - 16

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.26. Contoh Perbandingan besaran toilet berkebutuhan khusus (bagian paling kiri) dengan ruang toilet lainnya

8)

Pancuran; Persyaratan a. Bilik pancuran (showe cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar dengan ketinggian disesuaikan dengan cara-cara perilaku memindahkan badan pengguna kursi roda. b. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi yang memudahkan pengguna kursi roda bertumpu. c. Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alarm atau alat pemberi tanda lain yang bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat. d. Kunci bilik pancuran dirancang dengan menggunakan tipe yang bisa dibuka dari luar pada kondisi darurat (emergency).

VII - 17

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

e. Pintu bilik pancuran sebaiknya menggunakan pintu bukaan keluar. f. Pegangan rambat dan setiap permukaan atau dinding yang berdekatan dengannya harus bebas dari elemen-elemen yang runcing atau membahayakan g. Menggunakan kran dengan sistem pengungkit.

Gambar 7.27. Bilik pancuran dengan tempat duduk dan bak bak penampung

VII - 18

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.28. Bilik pancuran tanpa tempat duduk

9)

Wastafel; Esensi Fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa digunakan untuk semua orang. Persyaratan a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik. b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel. c. Wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi lutut dan kaki pengguna kursi roda. d. Pemasangan ketinggian cermin diperhitungkan terhadap pengguna kursi roda. e. Menggunakan kran dengan sistem pengungkit.

VII - 19

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.29. Tipe wastafel dengan penutup bawah

Gambar 7.30. Ketinggian wastafel

VII - 20

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.31. Penempatan kran wastafel

Gambar 7.32. Luasan yang dibutuhkan pengguna kursi roda

10) Telepon;
Esensi Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum. Persyaratan a. Telepon umum disarankan menggunakan tombol tekan, harus terletak pada lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk penyandang cacat, orang tua, orang sakit, balita dan ibu-ibu hamil. b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telpon umum sehingga memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan menggunakan telpon. c. Ketinggian telepon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang telpon terhadap pengguna kursi roda 80-100 cm. d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran kurang, perlu disediakan alat kontrol volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.

VII - 21

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan "telepon text", khususnya untuk di kantor pos, bangunan komersial, dan fasilitas publik lainnya. f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk telpon dalam huruf Braille dan dilengkapi juga dengan isyarat bersuara (talking sign) yang terpasang di dekat telpon umum. g. Panjang kabel gagang telpon harus memungkinkan pengguna kursi roda untuk menggunakan telpon dengan posisi yang nyaman, dengan ketinggian 75 cm. h. Bilik telepon dapat dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan gerak pengguna dan site yang tersedia.

Gambar 7.33. Telepon dengan gagang di atas

Gambar 7.34. Telepon pada dinding dan Telepon dalam bilik

VII - 22

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

i.

Perlengkapan dan Peralatan Kontrol; Esensi Merupakan perlengkapan dan peralatan pada bangunan yang bisa mempermudah semua orang (tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua, orang sakit, balita dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan kontrol peralatan tertentu, seperti sistem alarm, tombol/stop kontak, dan pencahayaan. Persyaratan-persyaratan a. Sistem alarm/ peringatan Harus tersedia peralatan peringatan yang terdiri dari sistem peringatan suara (vocal alarms), sistem peringatan bergetar vibrating alarms) dan berbagai petunjuk serta penandaan untuk melarikan diri pada situasi darurat . Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah pengoperasian sistem alarm, termasuk peralatan bergetar (vibraing devices) di bawah bantal. Semua pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang atau sampai dengan memutar lengan. b. Tombol dan stop kontak Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan tingginya sesuai dan mudah dijangkau oleh penyandang cacat.

Gambar 7.35. Perletakan pintu dan jendela

VII - 23

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.36. Perletakan peralatan listrik

Gambar 7.37. Perletakan elektronik penunjang

VII - 24

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.38. Perletakan peralatan penunjang lainnya

Gambar 7.39. Alternatif peralatan untuk penyandang cacat

VII - 25

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

c.

Perabot; Esensi Perletakan/penataan lay-out barang-barang perabot bangunan dan furniture harus menyisakan/memberikan ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi penyandang cacat. Persyaratan a. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan gedung harus dapat digunakan oleh penyandang cacat, termasuk dalam keadaan darurat. b. Dalam suatu bangunan yang digunakan oleh masyarakat banyak, seperti bangunan pertemuan, konperensi pertunjukan dan kegiatan yang sejenis maka jumlah tempat duduk aksesibel yang harus disediakan adalah:

VII - 26

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.40. Tinggi meja counter untuk penyandang cacat

Gambar 7.41. Meja bujur sangkar

Gambar 7.42. Meja persegi panjang

VII - 27

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.43. Gambar potongan A-A

Gambar 7.44. Gambar potongan B-B

Gambar 7.45. Tempat tidur tunggal

VII - 28

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.46. Tempat tidur ganda

Gambar 7.47. Potongan A

VII - 29

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.48. Potongan B

Gambar 7.49. Potongan C

Gambar 7.50. Kotak obat-obatan

VII - 30

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

d.

Rambu dan Marka Esensi Fasilitas dan elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan informasi, arah, penanda atau petunjuk, termasuk di dalamnya perangkat multimedia informasi dan komunikasi bagi penyandang cacat. Persyaratan a. Penggunaan rambu terutama dibutuhkan pada: Arah dan tujuan jalur pedestrian; KM/WC umum, telpon umum; Parkir khusus penyandang cacat; Nama fasilitas dan tempat; Telepon dan ATM.

b. Persyaratan Rambu yang digunakan: Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna netra dan penyandang cacat lain; Rambu yang berupa gambar dan simbol sebaiknya dengan sistem cetak timbul, sehingga yang mudah dan cepat ditafsirkan artinya; Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional; Rambu yang menerapkan metode khusus (misal: pembedaan

perkerasan tanah, warna kontras, dll); Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat dari bahan yang tidak silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar belakangnya, apakah karakter terang di atas gelap, atau sebaliknya; Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar dan tinggi antara 3: 5 dan 1:1, serta ketebalan huruf antara 1: 5 dan 1:10; Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai dengan jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca. c. Jenis-jenis Rambu dan Marka

VII - 31

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Jenis-jenis Rambu dan Marka yang dapat digunakan antara lain: Alarm Lampu Darurat Tuna Rungu, Diletakkan pada dinding diatas pintu dan lif. Audio Untuk Tuna Rungu , Diletakkan di dinding utara-barat-timurselatan pada ruangan pertemuan, seminar, bioskop, dll. Fasilitas Teletext Tunarungu, diletakkan/digantung pada pusat

informasi di ruang lobby Light Sign (papan informasi), Diletakkan di atas loket/informasi pada ruang lobby, ruang loket/informasi dan di atas pintu keberangkatan pada ruang tunggu airport bandara, KA, pelabuhan, dan terminal. Fasilitas TV Text Bagi Tunarungu, Diletakkan/digantung di atas loket/informasi pada ruang lobby, atau pada sepanjang koridor yang dilewati penumpang. Fasilitas Bahasa Isyarat (sign language), Diletakkan di loket/informasi, pos satuan pengaman yang menyediakan komunikasi menggunakan bahasa isyarat. d. Lokasi penempatan rambu: Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa penghalang. Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya. Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada kondisi gelap. Tidak mengganggu arus (pejalan kaki dll) dan sirkulasi (buka/tutup pintu, dll).

Gambar 7.51. Simbol aksesibilitas

VII - 32

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.52. Simbol tuna rungu dan tuna daksa

Gambar 7.53. Simbol tuna netra

Gambar 7.54. Simbol telepon dan ramp untuk penyandang cacat

Gambar 7.55. Simbol ram 2 arah dan telepon untuk penyandang cacat

Gambar 7.56. Simbol penunjuk arah

VII - 33

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.57. Alarm lampu darurat tuna rungu

Gambar 7.58. Perletakan lampu sesuai jarak dan sudut pandang

Gambar 7.59. Fasilitas teletext tuna rungu

VII - 34

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.60. Light sing (papan informasi)

Gambar 7.61. Fasilitas tv text tuna rungu

Gambar 7.62. Perletakan rambu sesuai jarak dan sudut pandang

7.2.2. Rencana Pengembangan Bangunan Asrama Taruna Susunan lay out pengembangan bangunan Asrama Taruna direncanakan sebagai berikut:

VII - 35

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 36

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 37

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 38

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 39

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 40

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 41

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.2.3. Rencana Pengembangan Bangunan Direktorat Susunan lay out pengembangan bangunan Gedung Direktorat direncanakan sebagai berikut:

VII - 42

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.2.4. Rencana Pengembangan Bangunan Auditorium Susunan lay out pengembangan bangunan Auditorium direncanakan sebagai berikut:

VII - 43

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 44

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.2.5. Rencana Pengembangan Bangunan Gedung Perkuliahan Gedung perkuliahan yang direncanakan meliputi Gedung Pasis, Gedung Betelgeuse, Gedung Pollux Baru dan Gedung untuk kuliah KALK yang ada di dalam Auditorium Lanyai 2 dan Lantai 3. Adapun rencana penataan ruang-ruangnya adalah sebagai berikut:

VII - 45

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 46

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 47

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 48

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

VII - 49

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.2.6. Rencana Pengembangan Bangunan Gedung Laboratorium Gedung laboratorium yang direncanakan akan menyatukan Laboratorium Navigasi, Laboratorium Engine Hall, dan Laboratirium SHP Analitik di dalam satu gedung Lantai 3 dengan ketinggian dari lantai ke lantai + 5.00 meter. Adapun rencana penataan ruang-ruangnya adalah sebagai berikut:

VII - 50

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.2.7. Rencana Pengembangan Arsitektural Bangunan Gedung A. Estetika Bangunan (tampilan, skala bangunan, langgam arsitektur) Bangunan yang dihadirkan, secara umum disesuaikan dengan konsep bangunan tropis, penggunaan sorsoran sangat terlihat jelas pada tiap lantai bangunan (terutama asrama) sebagai salah satu perwujudan atau ciri dari arsitektur tropis.

Gambar 7.63. Bangunan asrama kompi D dan E Skala bangunan disesuaikan dengan peraturan tataguna lahan, kebutuhan ruang dan proporsi bangunan sekitar dalam site. Langgam arsitektur yang digunakan adalah postmodern dengan pemasukan unsur-unsur ciri khas kapal dan arsitektur tropis indonesia. Unsur-unsur ciri khas kapal dimasukkan melalui elemen bangunan seperti bentuk bukaan/jendela dan lainlain. B. Kenyamanan Bangunan 1) Thermal, penghawaan dan Kelembaban Penghawaan pada bangunan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu penghawaan aktif dan penghawaan pasif. Penghawaan aktif pada banguanan adalah dengan penggunaan Air Condisioner (AC). Secara umum sistem AC yang digunakan adalah sistem split karena lebih mudah dari sisi aplikasi dan perawatan Penghawaan pasif pada bangunan diantaranya diusahakan dengan menciptakan bukaan-bukaan pada bangunan sebagai jalan untuk keluar masuk udara serta menhadirkan vegetasi disekitar bangunan untuk meredam panas dari lingkunga sekitar.

VII - 51

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gambar 7.64. Menghadirkan vegetasi sekitar bangunan dan meyediakan bukaan serta void pada bangunan Penggunaan void dalam bangunan berlantai juga dapat mengurangi panas didalam bangunan karena hawa dingin yang ada di lantai bawah akan menyebar naik ke lantai atas yang memiliki hawa lebih panas. Aliran udara merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam perencanaan penghawaan bangunan karena aliran udara yang baik dapat memberikan kenyamanan yang optimal pada bangunan. Beberapa usaha dalam perencanaan aliran udara untuk bangunan seperti gambar berikut ini ;

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.65. Penggunaan vegetasi yang dapat meneruskan aliran angin pada kondisi bagian bangunan tertentu

VII - 52

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.66. Vegetasi sebagai pengatur aliran udara

Gambar 7.67. Gedung PASIS dan NSC dan vegetasi disekitarnya Mengurangi panas/thermal di dalam bangunan direncanakan dengan penggunaan sorsoran atau overhang karena dapat membayangi bagian badan bangunan dari paparan panas matahari sehingga meminimumisir panas yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan sorsoran di rencanakan pada semua bangunan. Berikut ini beberapa gambar acuan sebagai standar penghawaan pada bangunan.

VII - 53

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics Gambar 7.68. Ukuran overhang, efektif untuk membayang dinding dari paparan panas matahari yang besar

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics Gambar 7.69. Tanaman perdu untuk mengurangi panas yang dipantulkan dari permukaan tanah didepan bukaan bangunan. Selanjutnya panas pada bangunan yang masuk melalui bukaan dapat di minimumisir dengan penggunaan jenis material kaca tertentu yang dapat menghambat panas, seperti contohnya laminated glass dan lain sebagainya. Kaca biasa pada umumnya meneruskan panas kedalam bangunan sebesar 83% dari total panas yang diterimanya, sedikit sekali yang di redam atau dipantulkan kembali, namun dengan jenis kaca tertentu panas yang diteruskan masuk kedalam bangunan dapat di hambat sampai kurang dari 60%.

VII - 54

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics Gambar 7.70. Jumlah panas yang diteruskan, diserap dan di pantulkan oleh kaca biasa

C. Pencahayaan/Penerangan Cahaya matahari merupakan sumber cahaya alami untuk bangunan, akan tetapi cahaya matahari yang berlebihan/cahaya matahari langsung akan menimbulkan panas pada bangunan sehingga dibutuhkan suatu usaha untuk menghambat cahaya langsung seperti dengan memanfaatkan cahaya pantulan langit atau bidang bangunan.

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics Gambar 7.71. Penggunaan shading atau bidang pantul cahaya matahari di bagian bukaan bangunan.

D. Kebisingan Kebisingan utama pada banguna di perkotaan adalah jalan raya sehingga perlu suatu usaha perencanaan yang dapat meredam kebisingan yang berasal dari jalan raya, kebisingan juga bisa berasal dari dalam sistem mekanikal elektrikal

VII - 55

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

pada bangunan atau didalam site bangunan selain itu juga bisa berasal dari bangunan itu sendiri yang geteran ataupun gesekan pada elemen bangunan tertentu akibat tiupan angin dan sebagainnya. Jalan raya di kampus PIP berada di sebelah selatan lahan yang merupakan area pintu masuk utama kmapus sehingga pada area ini diperlukan banyak vegetasi sebagai salah satu alternatif meredam kebisingan dari jalan raya. Berikut ini adalah beberapa hal lain yang bisa dilakukakan; o Optimalisasi vegetasi yang dapat meredam kebisingan di sekitar pagar bangunan yang berbatasan langsung dengan jalan surber kebisingan. o Pemilihan jenis meterial yang digunakan untuk bangunan adalah material yang baik untuk meredam suara o Desain bangunan yang tepat (memperhatikan masingmasing posisi dan kondisi untuk bangunan yang mengeluarkan getaran dan bunyi bising) o Pemasangan bahan/elemen bangunan yang kuat dan tepat sehingga dapat menghindari terjadi kebisingan dari getaran yang ditimbulkan bangunan di kondisi tertentu E. Fleksibilitas Ruang Fleksibelitas ruang yang dimaksud adalah penggunaan ruang yang multifungsi, gampang dirubah dan diatur sesuai fungsi tertentu, misalnya seperti penggunaan dinding yang tidak permanen dengan menggunakan partisi gypsum (estetika ruang tetap terkaga), perabotan multifungsi yang bisa digesar, jadi pembatas ruang, hemat tempat, mudah diatur dan sebagainya.

Sumber ; goole search engine Gambar 7.72. Dinding partisi

VII - 56

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.3.

Rencana Pengembangan RTH 1) Tanaman sebagai pelindung dan peneduh Diterapkan pada sekeliling luar site, di tepi trotoar yang tidak beratap, sebagai peneduh untuk jalur jogging track; sebagai peneduh pada taman-taman pasif, ruang belajar di luar, dan sekeliling taman aktif (lapangan olah raga). Jenis tanaman yang dapat dipergunakan sebagai tanaman peneduh antara lain dengan kriteria: a) Ditempatkan pada jalur hijau dengan lebar minimum 2,50 meter; b) Percabangan minimum 2.00 meter diatas tanah; c) Ditanam secara berbaris; d) Tidak mudah tumbang; e) Berdaun rapat sepanjang musim; f) Jarak minimum antar pohon 5.00 meter; g) Tinggi minimum saat baru tanam 3.00 meter; h) Tinggi maksimum tidak membahayakan jaringan listrik dan lalu-lintas disekitarnya.

Jenis tanaman ini yaitu: Kiara Payung (Filicium decipiens), Tanjung (Mimusops elengi), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Angsana (Pterocarpus indicus), Flamboyan (Delonix regia).

a) Bungur

b) Angsana

c) Flamboyan

d) Tanjung

VII - 57

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

2) Tanaman sebagai peredam kebisingan Diterapkan pada area depan Gedung Betelgeuse, Gedung Pasis, dan depan Asrama Kompi serta depan perumahan Rusun dan Apartemen. Jenis tanaman yang berfungsi sebagai peredam kebisingan mempunyai kriteria: a) Terdiri dari pohon dan dikombinasi dengan perdu/semak; b) Membentuk massa; c) Berdaun rapat; d) Berbagai bentuk tajuk.

Jenis tanaman ini yaitu: Tanjung (Mimusops elengi), Kiara payung (Filicium decipiens), Teh-tehan pangkas (Acalypha sp), Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Bugenvil (Bogenvillea sp), dan Oleander (Nerium oleander).

a) Kiara Payung

b) Tanjung

c) Teh-tehan

d) Bugenvil

3) Tanaman sebagai penyerap polusi udara Diterapkan di sekeliling site PIP Semarang yang dikelilingi jalan lokal, dan disekeliling tempat parkir mobil diluar lantai dasar bangunan gedung. Prioritas penanaman pada jalur jalan yang paling padat kendaraan dan pejalan kaki. Jalur ini yang dimaksud diprioritaskan pada sisi barat, yaitu Jl. Raya Singosari. Tanaman yang dimaksud dengan ciri-ciri yang dibutuhkan mempunyai kriteria: a) Berdaun tebal dan lebat; b) Jarak tanaman rapat;

VII - 58

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

c) Terdiri dari pohon dan perdu/semak.

Jenis tanaman untuk fungsi ini antara lain: Sawo Kecik (Manilkara kauki), Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata}, Pohon Karet Hias (Ficus Robusta), Areca Palm (Chrysalidocarpus lutescens), Pohon Kelengkeng (Dimocarpus longan), dan Peace Lily (Spathiphyllum cochlearispathum).

a) Sawo Kecik

b) Pohon Lengkeng

c) Karet Hias

d) Areca Palm

4) Tanaman sebagai barrier/pemisah zona Tanaman sebagai penghalang diterapkan pada khususnya zona privat dan zona publik. Yang dimaksud yaitu tanaman ini ditanam diantara Gedung Pasis dengan Asrama Taruna Kompi D dan E. Sebagai tanaman pemisah dapat berupa tanaman merambat di bidang ram kawat loket, atau tanaman yang ditanam sangat rapat. Tanaman jenis ini mempunyai kriteria Antara lain: a) Terdiri dari pohon, perdu ataupun semak; b) Ditanam sangat rapat sebagai penghalang pandangan; c) Berbagai bentuk tajuk atau rambatan. Tanaman jenis ini antara lain: tanaman Bambu Jepang (Arandinari Japonica); tanaman merambat seperti Sangga Langit (Ipomea quamoclit), Morning Glory (Ipomoea purpurea), Clematis, Pasiflora ataupun Tunbergia (Thunbergia grandiflora).

VII - 59

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

a) Bambu Jepang

b) Sangga Langit

c) Morning Glory

d) Tunbergia

5) Tanaman sebagai pengarah sirkulasi Tanaman pengarah sirkulasi digunakan untuk mengarahkan orang ke tempattempat yang dianggap paling penting. Bentuk tanaman untuk fungsi pengarah biasanya mempunyai kriteria Antara lain: a) Berbatang tunggal, lurus dan ramping; b) Berdaun sedikit; c) Batang tunggal atau tidak bercabang; d) Ditanam dengan jarak tertentu sekitar 3.00 meter sd 5.00 meter; Tanaman untuk jenis yang dimaksud meliputi: Palem Raja (Oreodoxa regia), Pinang jambe (Areca catechu), Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer), Tanjung (Mimosups Elengi), dan Glodogan Tiang (Polyathea longifolia).

a) Palem Raja

b) Pinang Jambe

c) Lontar

d) Glodogan Tiang

6) Tanaman sebagai fungsi estetika Tanaman yang berfungsi sebagai estetika adalah tanaman yang pada umumnya berjenis perdu yang berwarna warni, tanaman merambat yang dapat mengikuti bentuk wadahnya (untuk peneduh, dll).

VII - 60

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.4.

Rencana Struktur Dalam upaya melakukan perancangan struktur diperlukan konsep rancangan yang

mampu menjawab permasalahan dengan memahami syarat utama kekuatan bangunan. Persyaratan tersebut adalah bahwa rancangan bangunan dengan pemanfaatannya harus memenuhi 3 aspek penting yaitu: a. Keselamatan (Safety) b. Keberlanjutan (Sustainability) c. Keamanan (Security) Dilihat dari kondisi tanah di lahan Kampus PIP yang merupakan tanah lunak sehingga menyebabkan lahan tidak padat, maka diperlukan adanya penanganan khusus karena lahan dengan jenis tanah tersebut kurang stabil untuk didirikan bangunan diatasnya dan titik pencapaian ke tanah keras cukup dalam.

7.4.1. Rancangan Struktur Pondasi Dari kondisi tanah yang ada di lokasi maka disarankan untuk pondasi bangunan menggunakan pondasi dalam dengan jenis tiang pancang. Tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya vertikal yang diakibatkan oleh beban mati dan beban hidup dari bangunan serta gaya lateral yang diakibatkan oleh beban angin dan gempa. Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi (struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Alasan penggunaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut: 1. Pengerjaan relatif cepat dan pelaksanaannya lebih mudah 2. Biaya lebih murah dibandingkan dengan jenis pondasi dalam lainnya 3. Kualitas lebih terjamin karena merupakan produk fabrikasi yang mudah dalam kontrol kualitasnya 4. Dapat diketahui langsung daya dukungnya, karena dapat langsung diarahkan ke tanah keras. Sebagai tambahan, penentuan bahan tiang pancang tergantung dari hasil tes yang lebih detail pada saat proses perencanaan dan konstruksi akan dilakukan. Untuk pelaksanaan pemancangan diperlukan penggunaan alat pancang yang berupa hidrolis atau injeksi. Penggunaan alat pemancang yang berupa hammer tidak

VII - 61

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

diperkenanakan. Hal ini akan dapat mengakibatkan kerusakan yang berupa retak-retak pada bangunan yang sudah ada. Penggunaan alat pancang yang berupa hidrolis atau injeksi dapat mengurangi getaran akibat pukulan saat pemancangan dilaksanakan.

Gambar 7.73. Bentuk Pondasi Tiang Pancang. Penggunaan tiang pancang yang cukup banyak memang dapat membuat tanah terdesak dan dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya. Ada beberapa solusi untuk masalah tersebut: Alternatif solusi 1: Meminimumisir jumlah tiang pancang, dengan cara menggunakan tiang pancang dengan diameter yang relatif besar (diameter 50 60 cm), sehingga menghasilkan daya dukung per tiang yang cukup besar. Alternatif solusi 2: Membuat galian (parit) di sekeliling bangunan yang pondasinya menggunakan tiang pancang. Parit ini berfungsi untuk melokalisasi tanah yang terdesak akibat tiang pancang. Dimensi parit bisa bervariasi tergantung kebutuhan jumlah tiang pancang pada bangunan. Lebar parit bervariasi antara 1-2 m dengan kedalaman yang juga bervariasi antara 23 m.

VII - 62

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Alternatif solusi 3: Metode pemancangan yang bergerak dari tepi perimeter bangunan menuju ke bagian pusat bangunan. Tiang pancang yang berada pada perimeter bangunan dapat berfungsi sebagai cerucuk yang sedikit banyak mampu menahan desakan tanah akibat tiang pancang yang berada pada bagian pusat bangunan.

7.4.2. Rancangan Struktur Kolom-Balok Kolom sebagai elemen tekan juga merupakan elemen penting pada konstruksi. Sistem post and beam terdiri dari elemen struktur horisontal (balok) diletakkan sederhana di atas dua elemen struktur vertikal (kolom) yang merupakan konstruksi dasar yang digunakan sejak dulu. Pada sistem ini, secara sederhana balok dan kolom digunakan sebagai elemen penting dalam konstruksi. Dengan ukuran kolom menyesuaikan hasil perhitungan pada saat proses perencanaan begitu pula dengan struktur baloknya. Bahan struktur kolom-balok dapat berupa beton, baja atau gabungan keduanya. Adapun ketentuan-ketentuan/perturan yang digunakan untuk sistem struktur ini adalah sebagai berikut: 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002. 2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.I18 Tahun 1983. 3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan SNI 03- 1726-2002. 4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002. 5. Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.

7. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

Gambar 7.74. Ilustrasi Bentuk Sambungan Kolom Balok.

VII - 63

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.5.

Rencana Mekanikal dan Elektrikal Perhitungan beban listrik dilakukan untuk setiap blok bangunan dengan pendekatan kebutuhan penerangan dengan luas per m2 yang dilengkapi dengan kebutuhan daya untuk sambungan listrik dan daya untuk pengkondisian udara dengan AC. Adapun estimasi kebutuhan beban listrik untuk PIP adalah sebagai berikut:

7.5.1. Rencana Kebutuhan Elektrikal

1) Gedung Kelas Pasis.


Lantai 1 2 3 4 5 6 P 42 42 42 42 42 42 L 19 19 19 19 19 19 Luas m2 798 798 798 798 798 798 4.788 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 558.60 558.60 558.60 558.60 558.60 558.60 3.351.6 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 16.758 11.172 33.516 16.758 11.172 33.516 16.758 11.172 33.516 16.758 11.172 33.516 16.758 11.172 33.516 16.758 11.172 33.516 100.540 67.032 368.676 307.230 400.000 350.000 201.096

2) Asrama Kompi D dan E


Lantai 1 2 3 4 5 P 39 39 39 39 39 L 14 14 14 14 14 Luas m2 546 546 546 546 546 Luas m2 Asumsi 70% 382.2 382.2 382.2 382.2 382.2 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak Fan 30W/m2 20W/m2 10W/m2 11.466 7.644 3.822 11.466 7.644 3.822 11.466 7.644 3.822 11.466 7.644 3.822 11.466 7.644 3.822

3.990 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

2.793 57.330 38.220 114.660 97.461 160.000 160.000 19.110

3) Laboratorium Terpadu
Lantai 1 2 3 P 39 39 39 L 16 16 16 Luas m2 624 624 624 1.872 Jumlah beban (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 436.8 436.8 436.8 1.310 Lampu 30W/m2 13.104 13.104 13.104 39.312 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Stop Kontak AC 20W/m2 60W/m2 8.736 26.208 8.736 26.208 8.736 26.208 26.208 78.624

VII - 64

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Lantai

Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

Lampu 30W/m2

Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Stop Kontak AC 20W/m2 60W/m2 144.144 120.120 160.000 160.000

4) Gedung Auditorium
Lantai 1 2 3 4 5 6 P 57 57 57 57 57 57 L 30 30 30 30 30 30 Luas m2 1.710 1.710 1.710 1.710 1.710 1.710 10.260 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 1.97 7.182 215.460 143.640 790.020 658.350 800.000 730.000 430.920 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 35.910 23.940 71.820 35.910 23.940 71.820 35.910 23.940 71.820 35.910 23.940 71.820 35.910 23.940 71.820 35.910 23.940 71.820

5) Gedung Direktorat
LOKASI LUAS M2 ARSITEK LUAS M2 ASUMSI 70% LAMPU 30W/M2 KEBUTUHAN DAYA (KVA) STOP KONTAK AC 20W/M2 60W/M2

LANTAI 8 LANTAI 7 LANTAI 6 LANTAI 5 LANTAI 4 LANTAI 3 LANTAI 2 LANTAI 1


JUMLAH BEBAN (kVA)

1,512.00 1,512.00 1,512.00 1,512.00 1,512.00 1,512.00 1,512.00 1,512.00


12,096.00

1,058.40 1,058.40 1,058.40 1,058.40 1,058.40 1,058.40 1,058.40 1,058.40


8,467.20

31,752.00 31,752.00 31,752.00 31,752.00 31,752.00 31,752.00 31,752.00 31,752.00


254,016.00

21,168.00 21,168.00 21,168.00 21,168.00 21,168.00 21,168.00 21,168.00 21,168.00


169,344.00
931,392.00 776,160.00 1000 Kva 1000 Kva

63,504.00 63,504.00 63,504.00 63,504.00 63,504.00 63,504.00 63,504.00 63,504.00


508,032.00

TOTAL BEBAN ( kVA) TOTAL KEBUTUHAN DAYA (kVA) KAPASITAS TRAFO (kva) KAPASITAS GENSET (kVA)

6) Gedung Asrama Kompi A, B dan C, F (tanpa AC) A. Gedung Asrama Kompi A


Lantai 1 2 3 4 5 P 54 54 54 54 54 L 16 16 16 16 16 Luas m2 864 864 864 864 864 4.320 Luas m2 Asumsi 70% 604,8 604,8 604,8 604,8 604,8 3.024 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 10W/m2 18.144 12.096 6.048 18.144 12.096 6.048 18.144 12.096 6.048 18.144 12.096 6.048 18.144 12.096 6.048 90.720 60.480 181.440 30.240

Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva)

VII - 65

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Lantai

Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 10W/m2 154.224 200.000 200.000

B. Gedung Asrama Kompi B dan C


Lantai 1 2 3 4 5 P 55 55 55 55 55 L 16 16 16 16 16 Luas m2 880 880 880 880 880 4.400 Luas m2 Asumsi 70% 616 616 616 616 616 3.080 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 10W/m2 18.480 12.320 6.160 18.480 12.320 6.160 18.480 12.320 6.160 18.480 12.320 6.160 18.480 12.320 6.160 92.400 61.600 184.800 157.080 200.000 200.000 30.800

Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

C. Gedung Asrama Kompi F


Lantai 1 2 3 4 P 45 45 45 45 L 10 10 10 10 Luas m2 450 450 450 450 1.800 Luas m2 Asumsi 70% 315 315 315 315 1.260 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 10W/m2 9.450 6.300 3.150 9.450 6.300 3.150 9.450 6.300 3.150 9.450 6.300 3.150 37.800 25.200 75.600 64.260 100.000 100.000 12.600

Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

7) Gedung Betelgeuse Baru (Jurusan Teknika), dan Gedung Pollux Baru (Jurusan Nautika), masing-masing membutuhkan:
Lantai 1 2 3 4 5 6 P 84 84 84 84 84 84 L 22 22 22 22 22 22 Luas m2 1.848 1.848 1.848 1.848 1.848 1.848 Luas m2 Asumsi 70% 1293,60 1293,60 1293,60 1293,60 1293,60 1293,60 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 38.808 25.872 77.616 38.808 25.872 77.616 38.808 25.872 77.616 38.808 25.872 77.616 38.808 25.872 77.616 38.808 25.872 77.616

11.088 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

7.762 232.848 155.232 853.776 725.710 900.000 900.000 465.696

VII - 66

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

8) Gedung Poliklinik
Lantai 1 2 3 P 19 19 19 L 16 16 16 Luas m2 304 304 304 912 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 212,8 212,8 212,8 638 19.152 12.768 70.224 59.690 100.000 100.000 6.384 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 6.384 4.256 12.768 6.384 4.256 12.768 6.384 4.256 12.768

9) Apartemen Dosen
Lantai 1 2 3 4 5 6 P 48 48 48 48 48 48 L 25,6 25,6 25,6 25,6 25,6 25,6 Luas m2 1.229 1.229 1.229 1.229 1.229 1.229 7.373 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 860,16 860,16 860,16 860,16 860,16 860,16 5.161 154.829 103.219 567.706 482.550 600.000 600.000 309.658 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 25.805 17.203 51.610 25.805 17.203 51.610 25.805 17.203 51.610 25.805 17.203 51.610 25.805 17.203 51.610 25.805 17.203 51.610

10) Rusun Karyawan (asumsi penghuni menggunakan penyejuk udara Fan)


Lantai 1 2 3 4 5 P 48 48 48 48 48 L 11,4 11,4 11,4 11,4 11,4 Luas m2 547 547 547 547 547 2.736 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 383,04 383,04 383,04 383,04 383,04 1.915 57.456 38.304 114.912 97.675 150.000 150.000 19.152 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 11.491 7.661 3.830 11.491 7.661 3.830 11.491 7.661 3.830 11.491 7.661 3.830 11.491 7.661 3.830

11) Guest House


Lantai 1 2 3 P 34 34 34 L 27 27 27 Luas m2 918 918 918 2.754 Jumlah beban (Kva) Total Beban (Kva) Total Kebutuhan Daya (Kva) Luas m2 Asumsi 70% 642,6 642,6 642,6 1.928 57.834 38.556 212.058 180.249 115.668 KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 19.278 12.852 38.556 19.278 12.852 38.556 19.278 12.852 38.556

VII - 67

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Lantai

Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

Kapasitas Trafo (Kva) Kapasitas Genset (Kva)

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu Stop Kontak AC 30W/m2 20W/m2 60W/m2 250.000 250.000

Dapat disimpulkan bahwa penempatan Genset dengan Rumahnya dan sebagainya harus dibagi menjadi 4 lokasi dengan luas minmum Rumah Genset adalah 216 m2 (12 x 18) m2. Direncanakan penempatan Genset pada Site adalah sebagai berikut:

Gambar 7.75. Lay Out Perletakan Genset.

2
Gambar 7.76. Rencana Jaringan Listrik. Dalam upaya mengatasi keterbatasan suplai energi listrik dari PLN, pada gedunggedung tertentu direncanakan menggunakan energi alternatif dengan menggunakan sel surya yang dipasang pada satu sisi bidang atap. Bangunan

VII - 68

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Gedung yang direncanakan menggunakan sel surya yaitu Gedung Auditorium, Gedung Direktorat, dan Asrama Taruna.

7.5.2. Rencana Kebutuhan Tata Udara Sistem tata udara yang akan diterapkan pada setiap bangunan gedung harus diperhitungkan dengan beban pendinginan maksimum agar tidak melebihi beban tetap struktural. Meskipun yang akan diterapkan menggunakan sistem indoor namun penempatan outdoor unit harus diperhitungkan penempatan ruang penyokongnya agar secara estetika tidak mengganggu dari tampak luarnya. Rencana kebutuhan energi untuk pendinginan AC telah dihitung pada table kebutuhan listrik pada Subbab 5.5.1 diatas. 7.5.3. Rencana Kebutuhan Mekanikal Rencana Mekanikal terdiri dari rencana suplai air bersih dan rencana penyediaan air bersih dan hidran untuk pemadaman kebakaran. Kebutuhan air bersih dihitung untuk setiap bangunan dengan fungsi tertentu dengan memperhitungkan kebutuhan per-orang per-hari. Sesuai dengan standar SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing, maka standar penggunaan air bersih per-orang per-hari adalah sebagai berikut:

VII - 69

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

NO

PENGGUNAAN GEDUNG

PEMAKAIAN AIR

SATUAN Liter/orang/hari Liter/orang/hari Liter/orang/hari Liter/tempat tidur/hari Liter/orang/hari Liter/orang/hari Liter/orang/hari Liter/siswa/hari Liter/orang/hari

1 Rumah Tinggal 120 2 Rumah Susun 100 3 Asrama 120 4 Poliklinik 500 5 Kantor 50 6 Auditorium 25 7 Masjid 15 8 Ruang Kelas/Laboratorium 80 9 Kantin 15 Sumber: SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing

Maka kebutuhan air bersih untuk setiap bangunan gedung adalah dan ukuran tendon air bawah yang perlu disediakan adalah sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 GEDUNG Asrama Kompi A Asrama Kompi B Asrama Kompi C Asrama Kompi D Asrama Kompi E Asrama Kompi F Asrama Taruni Gedung Pasis Gedung Betelgeuse Gedung Pollux Gedung Lab Terpadu Gedung Auditorium Gedung Direktorat Gedung Poliklinik Apartemen Dosen Rusun Karyawan Guest House Garasi Jumlah Penghuni (Org) 576 280 280 168 168 128 152 1530 1540 2020 210 2800 1720 16 160 160 28 20 11956 Pemakaian Jumlah Air Jumlah Air Air (L/hari) (M3/hari) (L/org/hari) 120 120 120 120 120 120 120 80 80 80 80 25 50 500 120 100 250 50 69.120 33.600 33.600 20.160 20.160 15.360 18.240 122.400 123.200 161.600 16.800 70.000 86.000 8.000 19.200 16.000 7.000 1.000 841.440 69,12 33,60 33,60 20,16 20,16 15,36 18,24 122,40 123,20 16,80 70,00 Ukuran Tandon Bawah (M3) 2 x 4 x 10 1,5 x 4 x 6 1,5 x 4 x 6 1,5 x 3 x 5 1,5 x 3 x 5 1,5 x 2,5 x 5 1,5 x 3 x 5 2x2x4x8 2x2x4x8 1,5 x 2,5 x 5 2 x 4 x 10

161,60 2 x 2 x 4 x 10

86,00 2 x 2 x 3,5 x 7 (menjadi satu 8,00 dengan Auditorium) 19,20 1,5 x 3 x 5 16,00 7,00 1,5 x 3 x 5 1,5 x 2 x 3 (menjadi satu 1,00 dengan Musholla) 841,44

JUMLAH TOTAL Sumber: Hasil Perhitungan, 2013

Rencana penempatan tandon air bawah pada setiap bangunan dikaitkan dengan penempatan tandon air atas yang tersedia pada bagian atap bangunan. Kebutuhan tandon air atas pada setiap bagian tandon air bawah adalah sebesar 1/3 dari volume setiap tandon air bawah. Untuk tandon air bawah sebagaimana telah dihitung untuk cadangan kebutuhan pemadaman kebakaran dan kebutuhan air bersih di setiap bangunannya, maka

VII - 70

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

untuk kebutuhan air hidran membutuhkan ruang tandon air bawah (GWT) berukuran 8.00 x 7.00 x 3.00 m3. GWT ini disediakan pada setiap cluster kelompok bangunan. Sumber air bersih direncanakan seluruhnya disuplai dari PDAM. Sumber air tanah yang pernah dipergunakan direncanakan tidak dipergunakan lagi dengan tujuan untuk mempertahankan muka air tanah agar tidak terjadi penurunan tanah dan bangunan (subsidence). 7.6. Rencana Kebutuhan Utilitas Untuk kebutuhan instalasi biotank berupa STP membutuhkan ruang sebesar 80% dari setiap tandon air bawah, dengan metoda daur ulang. Jarak minimum Antara tendon air bawah dengan instalasi pengolah air limbah minimum sejauh 15.00 meter. Rencana penempatan tandon air bawah dan STP pada setiap blok bangunan adalah sebagai berikut:
Tandon Air Bawah STP

7.6.1. Rencana Pengolahan Air Limbah

Gambar 7.77. Rencana Penempatan Tandon Air Bawah dan STP. 7.6.2. Rencana Penataan Drainase Kawasan 7.6.2.1. Penataan Jalur Drainase Dengan dibangunnya gedung baru, maka diperlukan juga pembangunan saluran drainase baru dengan membongkar dan menata kembali saluran drainase eksisting yang ada saat ini. Saluran drainase yang lama tidak dapat digunakan lagi karena dimensinya sangat kecil. Pengaliran aliran limpasan air hujan dilakukan secara gravitasi dengan melihat elevasi tanah yang ada. Penataan jalur dan daerah layanan disesuaikan dengan konstruksi dan perangcangan desain pengembangan kawasan PIP Semarang.

VII - 71

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, PIP Semarang dilengkapi dengan sistem penampungan air hujan yang terbagi dua. Bagian tengah ke utara yang mempunyai elevasi lebih tinggi dilengkapi dengan sistem penampungan long storage. Bagian tengah ke selatan yang mempunyai elevasi lebih rendah menggunakan penampungan dengan sistem polder. Long storage pada kawasan dari tengah ke utara ditempatkan keliling pada sisi luar lahan yang dibuat dibawah jalur jogging track. Lebar efektif long storage adalah 2.00 meter dengan kedalaman efektif 3.00 meter. Desain long storage terkait dengan dimensi teknis selanjutnya dibuat pada saat penyusunan DED dengan memperhitungkan curah hujan tertinggi dan periode ulang banjir 100 tahunan, dengan memperhitungkan usia konstruksi sekitar 50 tahun. Kawasan terbuka hijau yang ada pada saat ini berfungsi sebagai lapangan sepak bola difungsikan sebagai polder penampungan air hujan. Untuk mencegah mengalirnya genangan dari luar kawasan pada saat curah hujan tertinggi dan genangan di dalam kawasan PIP telah melebihi 30 cm, maka pintu-pintu masuk kawasan dan semua saluran keluar kawasan yang ada ditutup dengan pintu air. Pada saat terjadi genangan di dalam kawasan PIP yang lebih tinggi dari 30 cm, genangan di dalam polder melebihi ketinggian 60 cm, maka air di dalam polder dipompa keluar kawasan ke drainase sekunder kota.

7.6.2.2.

Saluran Drainase

Dimensi saluran drainase di dalam lingkungan adalah 50 x 50 cm dari beton pracetak yang dasarnya berlubang untuk meresapkan air hujan. Sebaiknya saluran drainase dibuat tertutup untuk menghindari air hujan menjadi media pengembangan penyakit. Pada setiap jarak 100 m dibuat bak kontrol untuk memudahkan perawatan saluran. Hal ini dimaksudkan agar terjadi peresapan maksimum air hujan sebelum terbuang ke saluran drainase kota, mereduksi terjadinya banjir dan menambah tersedianya air tanah.

7.6.2.3.

Pembuatan Sumur Resapan dan Biopori

Pada pipa penyalur air hujan dari atap bangunan disalurkan menuju sumur resapan. Sedangkan pada ruang-ruang RTH yang ada dibuatkan biopori setiap jarak 5 m ke arah panjang dan lebar bidang RTH atau setiap lubang biopori melayani luas bidang RTH 20 m2. Pembuatan sumur resapan dan biopori dimaksudkan agar air hujan yang dialirkan menuju saluran kota tidak berlebihan.

VII - 72

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Drainase Kota Drainase Lingkungan Polder Long Storage Pintu Air

Gambar 7.78. Rencana Jaringan Drainase Kawasan PIP Semarang.

7.6.3. Rencana Pengelolaan Persampahan Penanganan sampah kawasan PIP Semarang dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sampah secara umum terbagi atas sampah kering dan sampah basah, selan sampah medis dari poliklinik. Sampah medis yang mungkin ada adalah limbah radioaktif, limbah infeksius, limbah sitotoksis, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimiawi. Sumber sampah kering dan basah yang merupakan sampah domestik berasal dari ruang kerja, laboratorium, poliklinik, asrama taruna maupun dari dapur. Sampah domestik tidak dibuang ataupun dibakar di tempat terbuka, tetapi dikumpulkan di TPS dan dibuang ke TPA oleh Dinas Kebersihan. Perletakan tempat sampah di tempat terbuka dengan jarak maksimal 20 m, agar pengguna kawasan mudah membuang sampah. Sampah klinis yang berasal dari Poliklinik yang ditingkatkan statusnya menkadi Poliklinik Utama mempunyai ruang perawatan, ruang operasi dikumpulkan dan dikelolakan pembuangannya melalui Pihak Ketiga yang ditunjuk dan mempunyai ijin pengangkutan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sampah klinis jenis ini sangat infeksius. Sampah klinis didominasi oleh kapas yang terkontaminasi darah maupun obat, dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari daerah ini. Sampah kategori ini diberi wadah kantong plastik kuning yang kuat dan anti bocor. Kantong plastik harus distrerilisasi terlebih dahulu sebelum dibawa ke luar ruangan. Sampah padat yang terdiri dari syringe bekas, jarum suntik, cartridge, pecahan gelas dan benda tajam lainnya harus ditampung pada satu kontainer berwarna kuning. Kontainer harus kuat dan anti bocor. Kontainer ini dapat meleleh dan menyelimuti sampah tajam tersebut berbentuk padat. Sampah jenis ini juga bersifat infeksius.

VII - 73

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Sampah bahan kimia dan farmasi dimasukkan dalam kantong plastik coklat. Jika sampah bahan kimia dan farmasi tersebut belum digunakan tetapi tanggal kedaluarsa telah dilalui, sedapat mungkin dikembalikan ke distributor. Sampah dari laboratorium yang bersifat sitotoksis dimasukkan dalam kontainer plastik yang kuat dan anti bocor. Sampah yang bersifat radiokatif dikemas dan diangkut sesuai dengan peraturan yang berlaku dan diserahkan ke BATAN untuk penanganan lebih lanjut. Semua sampah jenis ini tidak boleh dibakar atau dibuang ke TPA. Proses pengumpulan dan pengangkutan sampah padat ke lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) dilakukan dengan waktu berkala. Untuk sampah domestik basah tidak boleh lebih dari 1 x 24 jam. Di kawasan PIP Semarang pengumpulan sampah umum dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini untuk menghindari terbentuknya lindi sampah yang berbau busuk dan menemari lingkungan. Pemgumpulan dan pengangkutan sampah klinis, dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 1 x 12 jam. Hal ini disebabkan sampah klinis mempunyai resiko yang tinggi terhadap kesehatan. Proses pengumpulan dilakukan menggunakan peralatan pembantu, misalnya kereta troli, sebelum diserahkan ke pihak ketiga. Lokasi TPS dibuat di area yang jauh dari area sensitif namun harus mudah diakses oleh proses pengumpulan dan proses pembuangan ke TPA. Lokasi juga harus mudah diakses oleh truk sampah.
TPS Rute Pengangkutan

Gambar 7.79. Rencana Pengelolaan Sampah Kawasan PIP Semarang. 7.7. Rencana Pentahapan Pembangunan Rencana Tahap I dimulai pada Tahun 2014 dengan melaksanakan kegiatan pembangunan bangunan gedung yang sudah tidak berfungsi optimal atau sangat jarng

7.7.1. Rencana Tahap I

VII - 74

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

dipergunakan. Ada dua gedung yaitu Gedung Auditorium dan bekas Laboratorium Navigasi di sisi utara. Jadi pada Tahap I dilakukan pembangunan Gedung Auditorium setinggi 6 (enam) lantai pada lokasi eksisting dan Gedung Kuliah PASIS setinggi 6 (enam) lantai termasuk lantai dasar untuk parkir pada lokasi Laboratorium Navigasi. Diperkirakan rencana pembangunan akan memakan waktu 2 (dua) tahun anggaran Negara dari Tahun 2014-Tahun 2015. Tahap I dilaksanakan untuk Gedung Auditorium dan Gedung Laboratorium Navigasi disebabkan Gedung Auditorium pada saat ini elemen-elemen bangunannya mengalami kerusakan, dan Gedung Laboratorium Navigasi peralatannya tidak berfungsi beberapa bagian. Dengan demikian kegiatan konstruksi pada dua lokasi ini diharapkan tidak akan mengganggu kegiatan belajar-mengajar yang rutin dilaksanakan. Mengingat Gedung Auditorium dan Gedung Pasis ini masing-masing terdiri dari 6 lantai (mendekati kategori bangunan bertingkat tinggi), maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik pada bagian pondasi maupun struktur bangunan diatasnya. Untuk bagian pondasi disarankan untuk menggunakan tiang bor. Pada saat pelaksanaan tiang bor sama sekali tidak menimbulkan getaran yang dapat merusak bangunan disekitarnya. Meskipun demikian, proses dewatering juga perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan. Untuk struktur bangunan atas dapat digunakan struktur beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri pelat lantai, balok dan kolom (tanpa perlu dinding geser). Sedangkan untuk struktur atap dapat digunakan material baja, baik pada kudakuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin. Setelah selesainya konstruksi dan difungsikannya Gedung Auditorium dan Gedung Pasis ini pada Tahun 2015, ruang-ruang yang tersedia akan difungsikan untuk mengalihkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tahap II berikutnya, yaitu relokasi perkuliahan Gedung Betelgeuse ke Gedung Pasis baru dan Asrama Kompi B dan C pada Gedung Auditorium baru. Adaptasi ruangan sementara dari Asrama Kompi B dan C ke Gedung Auditorium baru dilakukan dengan melakukan penyekatan ruang sementara sesuai dengan ukuran ruang tidur taruna pada Kompi B dan Kompi C.

VII - 75

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

EKSISTING Tahun
0

2013

Gambar 7.80. Kondisi eksisting sebelum dimulainya Tahap I pembangunan

PASIS Tahap
1

AUDITORIU M 1 Tahap 2014 - 2015

2014 - 2015

Gambar 7.81. Rencana Pembangunan Tahap I untuk Gedung Auditorium dan Gedung Pasis Tahun 2014-2015

7.7.2. Rencana Tahap II Rencana Pembangunan PIP Semarang pada Tahap II dilaksanakan untuk Gedung Asrama Kompi B Baru dan Asrama Kompi C Baru dengan membongkar seluruh bangunan Rumah Susun karyawan. Bersamaan dengan ini juga dilaksanakan pembangunan untuk Gedung Betelgeuse dengan memindahkan ruang perkuliahan yang ada pada Gedung Pasis baru. Untuk pembangunan Asrama Kompi B dan C baru direncanakan dapat diselesaikan satu blok dalam satu tahun, yang dilanjutkan dengan pembangunan Asrama Taruni dengan membongkar bangunan Gedung Asrama Kompi C lama.

VII - 76

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Secara umum, sistem struktur yang digunakan dapat mengacu pada struktur Gedung Auditorium dan Gedung Pasis yang telah dilaksanakan pada Tahap 1. Penggunaan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin. Agar proses pembangunan tidak mengganggu kegiatan yang ada, maka relokasi taruna dari Asrama Kompi B dan Asrama Kompi C ditempatkan pada Gedung Auditorium pada Lantai 2, 3 dan 4. Sedangkan para karyawan disosialisasikan satu tahun sebelumnya untuk berpindah tempat tinggal diluar lokasi kawasan PIP Semarang. Direncanakan pembangunan bangunan baru Gedung Betelgeuse, Asrama Kompi B dan C baru dan Asrama Taruni dari Tahun 2016 sampai Tahun 2017. Ilustrasi rencana pembangunan pada Tahap II dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pada saat konstruksi dimulai, ketentuan-ketentuan pelaksanaan termasuk di dalamnya kegiatan persiapan, pembongkaran dan seterusnya akan dijelaskan lebih lanjut di dalam dokumen DED yang akan disusun pada Tahap Perencanaan DED.

ASRAMA ASRAMA B,C Tahap TARUNI 2 Tahap 2 2016 - 2017 2016 - 2017

BETELGEUSE

Tahap
2

2016 - 2017

Gambar 7.82. Rencana Pembangunan Tahap II untuk Gedung Betelgeuse dan Gedung Asrama Kompi B dan C, dan Asrama Taruni Tahun 2016-2017

VII - 77

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.7.3. Rencana Tahap III Pembangunan yang direncanakan pada Tahap III akan dilaksanakan untuk Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru dan relokasi Fire Ground. Gedung Pollux lama dapat dibongkar pada saat Gedung Betelgeuse baru (6 lantai) selesai masa konstruksi dan finishing. Gedung Asrama Kompi B juga dapat dibongkar, sementara Taruna dari Asrama Kompi B dapat berpindah ke bangunan Asrama Kompi B dan C yang baru. Diperkirakan pembangunan Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru dapat selesai dalam masa 2 tahun anggaran sejak Tahun 2018 2019. Pada pembangunan Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru ini dapat mengacu pada sistem struktur yang dipakai pada Tahap I dan II yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pondasi dengan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kudakuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin. Bangunan Fire Ground direlokasi ke selatan lapangan sepak bola mendekati Masjid Perumahan. Bangunan Fire Ground baru dibangun terlebih dahulu hingga selesai, selanjutnya bangunan Fire Ground lama dibongkar dan diganti dengan RTH dan fasilitas TPS untuk pengelolaan sampah. Fire Ground baru dibangun dengan sistem tertutup dan dilengkapi dengan alat penghisap asap. Ilustrasi rencana pembangunan pada Tahap III dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
POLLUX BARU

Fire Grond Tahap


3 DIREKTORAT

Tahap
3

Tahap
3

2018 - 2019

2018 - 2019

2018 - 2019

Gambar 7.83. Rencana Pembangunan Tahap III untuk Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru Tahun 2018-2019

VII - 78

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.7.4. Rencana Tahap IV Rencana pembangunan pada Tahap IV dilaksanakan untuk Gedung Asrama Kompi A, Asrama Kompi D dan Gedung Laboratorium Terpadu serta pengelolaan sampah di TPS. Untuk membongkar Asrama Kompi A yang lama, dilakukan relokasi taruna dari Asrama Kompi A ke Asrama Kompi C Baru, sementara Taruna Semester III dan IV memenpati Asrama Kompi B yang baru. Sebagai catatan untuk pembangunan hingga Tahap IV ini PIP Semarang belum dapat meningkatkan kapasitas daya tampungnya untuk Peserta Diklat Pembentukan sebagaimana pada Tahun 2013, dikarenakan Asrama Kompi yang baru terbangun masih dimanfaatkan untuk relokasi ruang tinggal taruna. Sementara itu untuk taruna yang menempati Asrama Kompi D direlokasi ke Auditorium Lantai 5 dan 6 untuk pembongkaran dan pembangunan Asrama Kompi D baru dengan ketinggian 5 lantai. Estimasi waktu pembangunan dari Tahun 2020-2021. Pada pembangunan Gedung Asrama dan Gedung Lab-2 dapat mengacu pada sistem struktur yang dipakai pada Tahap I dan II yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pondasi dengan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin. Khusus untuk Gedung Lab-2, pada saat DED perlu diperhatikan apakah ada peralatan yang memperlukan sistem struktur yang khusus. Sehingga ke depannya Lab tersebut akan dapat mengakomodasi peralatan yang ada di dalamnya dengan optimal. TPS Sampah

ASRAMA A Tahap
4 ASRAMA D & LAB-2

Tahap
4

2020 - 2021

2020 - 2021

Tahap
4

2020 - 2021

Gambar 7.84. Rencana Pembangunan Tahap IV untuk Gedung Asrama Kompi A dan Gedung Asrama Kompi D dan Lab Terpadu Tahun 2020-2021

VII - 79

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

7.7.5. Rencana Tahap V Rencana pembangunan Tahap V untuk Asrama Kompi E dan Rusun Karyawan dan Apartemen Dosen, dengan membongkar rumah-rumah dosen yang lama. Rencana pembangunan ketiga bangunan gedung ini dapat diestimasi selesai dalam waktu satu tahun. Secara umum, sistem struktur yang digunakan dapat mengacu pada struktur pada Tahapan sebelumnya. Penggunaan tiang bor kembali lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.

RUSUN,
APARTEMEN

Tahap
5

2022 ASRAMA E Tahap


4

2022

Gambar 7.85. Rencana Pembangunan Tahap V untuk Gedung Asrama Kompi E dan Gedung Apartemen Dosen dan Rusun Karyawan Tahun 2022 7.7.6. Rencana Tahap VI Rencana kegiatan pada Tahun 2023 disiapkan untuk pembangunan Tahap VI untuk Gedung Asrama Kompi F dan Guest House. Kedua fasilitas ini diestimasikan dapat selesai pada Tahun 2023. Sistem struktur yang digunakan kembali dapat mengacu pada struktur pada Tahapan sebelumnya. Penggunaan tiang bor kembali lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri

VII - 80

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.
GUEST HOUSE

Tahap
6

ASRAMA F Tahap
6

2023

2023

Gambar 7.86. Rencana Pembangunan Tahap VI untuk Gedung Asrama Kompi F dan Gedung Apartemen Dosen dan Rusun Karyawan Tahun 2023 7.8. Rencana Pengembangan Organisasi Untuk mengelola fasilitas sarana dan prasarana baru yang akan disediakan nantinya, struktur organisasi baru yang akan menangani yaitu Urusan Rumah Tangga sekurang-kurangnya harus memiliki sumber daya yang menguasai kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang akan disediakan. Tenaga sumber daya yang dibutuhkan sekurang-kurangnya mempunyai penguasaan di bidang: a) Arsitektur atau Teknik Sipil, untuk menangani aspek pemanfaatan dan pemeliharaan fisik bangunan gedung dan lansekap/pertamanan; b) Elektrikal dan Mekanikal, untuk menangani aspek pemanfaatan dan pemeliharaan listrik, telekomunikasi dan internet/IT, CCTV, peralatan bantu perkuliahan berupa multimedia, instalasi pengolahan air limbah dalam bangunan, instalasi air bersih; c) Utilitas lingkungan untuk menangani aspek persampahan, drainase, sarana pemadaman kebakaran dan masalah lainnya terkait dengan gangguan lingkungan. Setiap bidang sumber daya tersebut diatas akan melakukan pendataan rutin setiap tahunnya untuk kebutuhan kelayakan kondisi, perubahan, peningkatan kualitas, perawatan dan pemeliharaan. Rekaman pendataan juga dilakukan terhadap penurunan nilai asset dan kerusakan pada barang-barang terkait sarana dan prasarana. Data kondisi ini sangat diperlukan bagi peningkatan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan yang

VII - 81

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

berkualitas. Dengan adanya bidang sumber daya teknis ini diharapkan perencanaan dapat dilakukan sedini mungkin sehingga dapat mengantisipasi kondisi agat ridak terjadi penurunan kualitas pelayanan. 7.9. Rencana Pembiayaan Pembangunan Rencana pembiayaan pembangunan PIP Semarang hingga Tahun 2034 didasarkan pada perhitungan HPS pada saat ini di Kota Semarang. Selanjutnya dilakukan estimasi sesuai dengan pertumbuhan ekonomi lokal Kota Semarang setiap tahun sebesar 5,87% (Semarang Dalam Angka, 2011) atau menggunakan statistik rata-rata laju inflasi nasional mendekati 6% dalam kurun 5 tahun terakhir. Rencana pembiayaan pembangunan ini menggunakan pendekatan pembiayaan komponen biaya pekerjaan standar dan pekerjaan non-standar. Biaya pembagunan untuk komponen pekerjaan standar adalah untuk biaya pembangunan fisik gedung saja, meliputi biaya: 1) Pondasi, 2) Struktur, 3) Lantai, 4) Dinding, 5) Plafond, 6) Atap, 7) Utilitas, dan 8) Finishing. Setap kenaikan satu lantai besaran biaya konstruksi dikalikan faktor pengali menurut acuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Uraian Estimasi Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung PIP Semarang untuk biaya pekerjaan standar adalah sebagai berikut:

VII - 82

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PERWUJUDAN MASTER PLAN PIP SEMARANG TAHUN 2014-2034

A.
NO

KOMPONEN BIAYA STANDAR


NAMA GEDUNG dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2) PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.1. TAHAP I (Tahun 2014-2015) A.1.1. GEDUNG AUDITORIUM (6 Lantai) Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 6 Lantai 6 JUMLAH 6 A.1. TAHAP I (Tahun 2014-2015) A.1.2. GEDUNG PASIS (6 Lantai) Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 6 Lantai 6 JUMLAH 6 A.1.3. RUMAH GENSET 1 Lantai 1 1

12% 1710 1710 1710 1710 1710 1710 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197

LS 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00

6.631.858.800,00 9.210.915.000,00 9.210.915.000,00 9.210.915.000,00 9.210.915.000,00 9.210.915.000,00 9.210.915.000,00 61.897.348.800,00

12% 798 798 798 798 798 798 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197

LS 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00

3.094.867.440,00 4.298.427.000,00 4.298.427.000,00 4.298.427.000,00 4.298.427.000,00 4.298.427.000,00 4.298.427.000,00 28.885.429.440,00 1.215.000.000,00 91.997.778.240,00

216

1,25 4.500.000,00

JUMLAH TAHAP I

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017) A.2.1. GEDUNG BETELGEUSE (6 Lantai) Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5

12% 1881 1881 1881 1881 1881 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197

LS 4.770.000,00 4.770.000,00 4.770.000,00 4.770.000,00 4.770.000,00

7.732.747.360,80 10.739.926.890,00 10.739.926.890,00 10.739.926.890,00 10.739.926.890,00 10.739.926.890,00

VII - 83

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef PERKIRAAN JUM Harg HARGA LANTA Naik BIAYA L LT. a Sat SATUAN I (M2) Lantai BANGUNAN (Rp.) (%) (Rp./m2)

6 Lantai 6 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00 JUMLAH 6 72.172.308.700,80 A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017) A.2.2. GEDUNG ASRAMA KOMPI B DAN ASRAMA KOMPI C (Dua Blok) 12% LS Pondasi 3.891.003.480,00 1 Lantai 1 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00 2 Lantai 2 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00 3 Lantai 3 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00 4 Lantai 4 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00 5 Lantai 5 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00 JUMLAH 5 36.316.032.480,00 A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017) A.2.3. GEDUNG ASRAMA TARUNI 12% LS Pondasi 1.621.586.304,00 1 Lantai 1 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00 2 Lantai 2 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00 3 Lantai 3 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00 4 Lantai 4 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00 JUMLAH 4 15.134.805.504,00 A.2.3. RUMAH GENSET Lantai 1 1 216 1,25 4.770.000,00 1.287.900.000,00 JUMLAH TAHAP II 124.911.046.684,80

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019) A.3.1. GEDUNG DIREKTORAT Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 6 Lantai 6 7 Lantai 7 8 Lantai 8 JUMLAH

12% 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 8 1,265 1,265 1,265 1,265 1,265 1,265 1,265 1,265

LS 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00

9.284.056.911,36 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 9.670.892.616,00 86.651.197.839,36

VII - 84

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019) A.3.2. GEDUNG POLLUX BARU Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 6 Lantai 6 JUMLAH A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019) A.3.3. FIRE GROUND Pondasi 1 Lantai 1 JUMLAH JUMLAH TAHAP III

12% 1881 1881 1881 1881 1881 1881 6 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197

LS 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00

8.196.712.202,45 11.384.322.503,40 11.384.322.503,40 11.384.322.503,40 11.384.322.503,40 11.384.322.503,40 11.384.322.503,40 76.502.647.222,85

10% 100 1 1,25

63.202.500,00 5.056.200,00 632.025.000,00 695.227.500,00 163.849.072.562,21

LS

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021) A.4.1. ASRAMA KOMPI A Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 JUMLAH A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021) A.4.2. ASRAMA KOMPI D Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 JUMLAH

12% 813 813 813 813 813 5 1,162 1,162 1,162 1,162 1,162

LS 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00

3.037.931.895,50 5.063.219.825,83 5.063.219.825,83 5.063.219.825,83 5.063.219.825,83 5.063.219.825,83 28.354.031.024,66

12% 585 585 585 585 585 5 1,162 1,162 1,162 1,162 1,162

LS 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00

2.185.965.755,06 3.643.276.258,44 3.643.276.258,44 3.643.276.258,44 3.643.276.258,44 3.643.276.258,44 20.402.347.047,26

VII - 85

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021) A.4.3. GEDUNG LAB TERPADU Pondasi 1 Lantai 1 712 2 Lantai 2 712 3 Lantai 3 712 JUMLAH 3 A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021) A.4.4. POLIKLINIK Pondasi 1 Lantai 1 236,25 2 Lantai 2 236,25 3 Lantai 3 236,25 JUMLAH 3 A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021) A.4.5. DAPUR MENZA Pondasi 1 Lantai 1 384 2 Lantai 2 384 JUMLAH 2 A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021) A.4.6. LANDASAN DAN BAK PEMILAH PADA TPS Pondasi 1 Lantai 1 100 A.4.7. RUMAH GENSET 1 Lantai 1 JUMLAH TAHAP IV

1.769.409.957,61 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03 16.514.492.937,71

12%

LS

12% 1,12 1,12 1,12

LS 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00

510.531.390,43 1.418.142.751,20 1.418.142.751,20 1.418.142.751,20 4.764.959.644,03

10% 1,09 1,09

LS 5.359.572,00 5.359.572,00

448.660.491,26 2.243.302.456,32 2.243.302.456,32 4.935.265.403,90

7% 0,25

LS 5.359.572,00

9.379.251,00 133.989.300,00 143.368.551,00 1.447.084.440,00 76.561.549.048,57

216

1,25 5.359.572,00

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.5. TAHAP V (Tahun 2022) A.5.1. GEDUNG ASRAMA KOMPI E Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3

12% 585 1,162 585 1,162 585 1,162

LS 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32

2.317.123.700,37 3.861.872.833,95 3.861.872.833,95 3.861.872.833,95

VII - 86

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

NO

NAMA GEDUNG

4 Lantai 4 5 Lantai 5 JUMLAH A.5. TAHAP V (Tahun 2022) A.5.2. APARTEMEN DOSEN Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 6 Lantai 6 7 Lantai 7 JUMLAH A.5. TAHAP V (Tahun 2022) A.5.3. RUSUN KARYAWAN Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 5 Lantai 5 6 Lantai 6 JUMLAH A.5.4. RUMAH GENSET 1 Lantai 1 JUMLAH TAHAP V

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA PERKIRAAN BIAYA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN BANGUNAN (Rp.) (M2) Lantai (%) (Rp./m2) 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95 5 21.626.487.870,10

12% 857,75 857,75 857,75 857,75 857,75 857,75 857,75 7 1,236 1,236 1,236 1,236 1,236 1,236 1,236

LS 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32

5.059.346.900,49 6.023.032.024,39 6.023.032.024,39 6.023.032.024,39 6.023.032.024,39 6.023.032.024,39 6.023.032.024,39 6.023.032.024,39 47.220.571.071,23

12% 857,75 857,75 857,75 857,75 857,75 857,75 6 1 216 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197 1,197

LS 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32

4.199.749.126,13 5.832.984.897,41 5.832.984.897,41 5.832.984.897,41 5.832.984.897,41 5.832.984.897,41 5.832.984.897,41 39.197.658.510,58 1.533.909.506,40 109.578.626.958,31

1,25 5.681.146,32

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.6. TAHAP VI (Tahun 2023) A.6.1. GUEST HOUSE Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 JUMLAH

12% 648 648 648 3 1,12 1,12 1,12

1.573.393.564,22 6.022.015,10 4.370.537.678,40 6.022.015,10 4.370.537.678,40 6.022.015,10 4.370.537.678,40 14.685.006.599,41

LS

VII - 87

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

NO

NAMA GEDUNG

dr PERKIRAAN LUAS Koef JUML Harga HARGA LANTAI Naik LT. Sat SATUAN (M2) Lantai (%) (Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA BANGUNAN (Rp.)

A.6. TAHAP VI (Tahun 2023) A.6.2. ASRAMA KOMPI F Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 3 Lantai 3 4 Lantai 4 JUMLAH A.6. TAHAP VI (Tahun 2023) A.6.3. GARASI BUS Pondasi 1 Lantai 1 2 Lantai 2 JUMLAH A.6. TAHAP VI (Tahun 2023) A.6.4. PLAZA UPACARA Pondasi 1 Lantai 1 JUMLAH JUMLAH TAHAP VI

12% 405 405 405 405 4 1,135 1,135 1,135 1,135

LS 6.022.015,10 6.022.015,10 6.022.015,10 6.022.015,10

1.328.721.499,55 2.768.169.790,72 2.768.169.790,72 2.768.169.790,72 2.768.169.790,72 12.401.400.662,45

10% 288 288 2 1,09 1,09

LS 6.022.015,10 6.022.015,10

378.086.195,99 1.890.430.979,94 1.890.430.979,94 4.158.948.155,87

7% 5544 1 0,15

350.553.542,95 6.022.015,10 5.007.907.756,49 5.358.461.299,45 36.603.816.717,17

LS

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana mengacu Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

Perhitungan terdiri dari: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

rencana

biaya

non-standar

menurut

Permen

PU

Nomor

45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,

Jenis Pekerjaan Alat Pengkondisian Udara Elevator/Escalator Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Interior (termasuk furniture) Pencegahan Bahaya Rayap Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus Sarana/Prasarana Lingkungan Basement (per m2) 10-20% 8-12% 3-6% 3-6% 6-11% 7-12% 7-12% 2-5% 2-4%

Prosentase dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar dari total BKF Pek Standar

15-25% dari total BKF Pek Standar 1-3% dari total BKF Pek Standar 3-8% dari total BKF Pek Standar 3-8% 120% dari total BKF Pek Standar dari standar Harga Satuan

VII - 88

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Tertinggi/m2 Total biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari total biaya pekerjaan standar bangunan gedung negara. Di dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bangunan gedung, untuk Bangunan Gedung Negara menggunakan standar yang telah ditetapkan pada peraturan yang sama diatas. Terdapat klasifikasi untuk pembiayaan kegiatan perencanaan dan kegiatan pelaksanaan, yaitu untuk Bangunan Gedung Negara Sederhana dan Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana. Dalam hal pembangunan PIP Semarang diklasifikasikan ke dalam Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana. Pada implementasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana, terdapat komponen kegiatan yang diperhitungkan pembiayaannya menurut peraturan ini, yaitu: 1) Biaya perencanaan konstruksi, 2) Biaya manajemen konstruksi, 3) Biaya pengawasan konstruksi, 4) Biaya pengelolaan kegiatan, dan 5) Biaya pekerjaan non standar yang juga harus diperhitungkan yaitu: a) Biaya penyusunan studi AMDAL kawasan dan ANDALALIN, b) Biaya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), c) Biaya penyambungan listrik, air bersih, telepon dan internet. Untuk komponen kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana menggunakan standar prosentase biaya sebagai berikut:

VII - 89

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013

Dengan demikian rincian estimasi rencana pembiayaan pembangunan bangunan gedung PIP Semarang Tahun 2014-2034 untuk biaya pekerjaan standar dan biaya pekerjaan nonstandar adalah sebagai berikut di bawah ini. Biaya perkiraan keseluruhan rencana pembangunan fisik Bangunan Gedung PIP Semarang dari Tahap I sampai Tahap VI di bawah ini ditambahkan dengan biaya penyusunan dokumen AMDAL Kawasan PIP Semarang dan dokumen ANDALALIN dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya yang terkait dengan kegiatan tersebut antara lain: a) Biaya pengukuran rona awal sumber daya lingkungan yang meliputi kadar kualitas air, udara, air limbah dan air di dalam badan air drainase lingkungan dan kota, dan kebisingan yang dilakukan oleh laboratorium yang telah terakreditasi, b) Biaya publikasi dan sosialisasi publik, c) Biaya persidangan untuk penyusunan KA dan ANDAL, d) Biaya untuk mendapatkan rekomendasi Walikota, e) Biaya pengukuran kepadatan lalu-lintas (traffic counting) pada ruas-ruas yang relevan, f) Biaya persidangan untuk ANDALALIN, g) Biaya personil dan non-personil yang dapat diganti, dan h) Biaya-biaya lainnya yang relevan.

VII - 90

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013 A. Bangunan Gedung Asrama:
Prosentase dari BKF Asrama Kompi A Standar (Tahap IV) 100% 2% Rencana Biaya Gedung (Rp.) Asrama Kompi B (Tahap II) Asrama Kompi C (Tahap II) Asrama Kompi D (Tahap IV) Asrama Kompi E (Tahap V) Asrama Kompi F (Tahap VI) Asrama Taruni (Tahap II)

No

Jenis Pekerjaan

1 2 3 4 5

BKF Alat Pengkondisian Udara Lif Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Interior (termasuk furniture) Pencegahan Bahaya Rayap Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus Sarana/Prasarana Lingkungan JUMLAH TOTAL Biaya Standar + Biaya Non-Standar

28.354.031.024,66 18.158.016.240,00 18.158.016.240,00 20.402.347.047,26 21.626.487.870,10 12.401.400.662,45 15.134.805.504,00 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96

5% 4%

1.417.701.551,23 1.134.161.240,99

698.982.610,95 559.186.088,76

698.982.610,95 559.186.088,76

785.376.861,66 628.301.489,33

832.499.473,36 665.999.578,69

489.063.654,00 391.250.923,20

590.102.042,40 472.081.633,92

6 7 8 9

10% 10% 2% 2%

2.835.403.102,47 2.835.403.102,47 567.080.620,49 567.080.620,49 5.670.806.204,93 567.080.620,49

1.397.965.221,90 1.397.965.221,90 279.593.044,38 279.593.044,38 2.795.930.443,80 279.593.044,38

1.397.965.221,90 1.397.965.221,90 279.593.044,38 279.593.044,38 2.795.930.443,80 279.593.044,38

1.570.753.723,33 1.570.753.723,33 314.150.744,67 314.150.744,67 3.141.507.446,65 314.150.744,67

1.664.998.946,73 1.664.998.946,73 332.999.789,35 332.999.789,35 3.329.997.893,45 332.999.789,35

978.127.307,99 978.127.307,99 195.625.461,60 195.625.461,60 1.956.254.615,98 195.625.461,60

1.180.204.084,80 1.180.204.084,80 236.040.816,96 236.040.816,96 2.360.408.169,60 236.040.816,96

10 11 12

20% 2%

13

5%

1.417.701.551,23

698.982.610,95

698.982.610,95

785.376.861,66

832.499.473,36

489.063.654,00

590.102.042,40

45.933.530.259,95 26.825.400.615,78 26.825.400.615,78 30.141.020.131,89 31.949.481.339,80 18.465.789.971,99 22.452.070.829,76


162%

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

VII - 91

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013 B. Bangunan Gedung Kelas dan Kantor:
Prosentase dari BKF Standar 100% 2% 10% 5% 4% 9% Rencana Biaya Gedung (Rp.) PASIS (Tahap I) Betelgeuse (Tahap II) Pollux (Tahap III) Auditorium (Tahap I) Direktorat (Tahap III) Lab Terpadu (Tahap IV) Poliklinik (Tahap IV)

No

Jenis Pekerjaan

1 2 3 4 5

BKF Alat Pengkondisian Udara Lif Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Interior (termasuk furniture) Pencegahan Bahaya Rayap Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus Sarana/Prasarana Lingkungan JUMLAH TOTAL Biaya Standar + Biaya Non-Standar

28.885.429.440,00 72.172.308.700,80 76.502.647.222,85 61.897.348.800,00 86.651.197.839,36 16.514.492.937,71 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 2.888.542.944,00 1.444.271.472,00 1.155.417.177,60 7.217.230.870,08 3.608.615.435,04 2.886.892.348,03 7.650.264.722,29 3.825.132.361,14 3.060.105.888,91 6.189.734.880,00 3.094.867.440,00 2.475.893.952,00 5.570.761.392,00 2.888.542.944,00 2.888.542.944,00 577.708.588,80 577.708.588,80 7.217.230.870,08 7.217.230.870,08 1.443.446.174,02 1.443.446.174,02 7.650.264.722,29 7.650.264.722,29 1.530.052.944,46 1.530.052.944,46 6.189.734.880,00 6.189.734.880,00 1.237.946.976,00 1.237.946.976,00 8.665.119.783,94 4.332.559.891,97 3.466.047.913,57 7.798.607.805,54 8.665.119.783,94 8.665.119.783,94 1.733.023.956,79 1.733.023.956,79 1.651.449.293,77 825.724.646,89 660.579.717,51 1.486.304.364,39 1.651.449.293,77 1.651.449.293,77 330.289.858,75 330.289.858,75 3.302.898.587,54 330.289.858,75 495.434.788,13 825.724.646,89

3.700.645.420,50 74.012.908,41 370.064.542,05 185.032.271,03 148.025.816,82 333.058.087,85 370.064.542,05 370.064.542,05 74.012.908,41 74.012.908,41 740.129.084,10 74.012.908,41 111.019.362,62 185.032.271,03 6.809.187.573,72

6 7 8 9

10% 10% 2% 2%

10 11 12

20% 2% 3%

5.777.085.888,00 14.434.461.740,16 15.300.529.444,57 12.379.469.760,00 17.330.239.567,87 577.708.588,80 866.562.883,20 1.444.271.472,00 1.443.446.174,02 2.165.169.261,02 3.608.615.435,04 1.530.052.944,46 2.295.079.416,69 3.825.132.361,14 1.237.946.976,00 1.856.920.464,00 3.094.867.440,00 1.733.023.956,79 2.599.535.935,18 4.332.559.891,97

13

5%

50.549.501.520,00 126.301.540.226,40 133.879.632.639,99 113.891.121.792,00 159.438.204.024,42 30.386.667.005,39


184%

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

VII - 92

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013 C. Hunian dan Fasilitas Penunjang
Prosentase dari BKF Apartemen Dosen Standar (Tahap V) 100% 2% 10% 5% 4% 9% 10% 10% 2% 2% 15% 2% 3% Rencana Biaya Gedung (Rp.) Rusun Karyawan (Tahap V) Guest House (Tahap VI) Fire Ground (Tahap III) Dapur Menza (Tahap IV) Garasi Bus (Tahap VI) Plaza Upacara (Tahap VI)

No

Jenis Pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BKF Alat Pengkondisian Udara Lif Tata Suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal (termasuk genset) Sistem Proteksi Kebakaran Sistem Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

47.220.571.071,23 944.411.421,42 4.722.057.107,12

39.197.658.510,58 14.685.006.599,41 293.700.131,99 1.468.500.659,94 734.250.329,97 587.400.263,98

695.227.500,00 13.904.550,00

4.935.265.403,90

4.158.948.155,87 5.358.461.299,45

246.763.270,20 197.410.616,16 166.357.926,23

4.722.057.107,12 4.722.057.107,12 944.411.421,42 944.411.421,42 7.083.085.660,68 944.411.421,42 1.416.617.132,14 2.361.028.553,56 76.025.119.424,68

3.919.765.851,06 3.919.765.851,06 783.953.170,21 279.593.044,38 5.879.648.776,59 783.953.170,21 1.175.929.755,32 1.959.882.925,53

1.468.500.659,94 1.468.500.659,94 293.700.131,99 279.593.044,38 2.202.750.989,91 293.700.131,99 440.550.197,98 734.250.329,97 34.761.375,00 931.604.850,00 104.284.125,00 13.904.550,00 69.522.750,00

493.526.540,39 493.526.540,39 98.705.308,08 332.999.789,35 740.289.810,59 98.705.308,08 148.057.962,12 246.763.270,20 8.032.013.819,43

415.894.815,59 415.894.815,59 83.178.963,12 195.625.461,60 623.842.223,38 83.178.963,12 124.768.444,68 207.947.407,79 267.923.064,97

10 Interior (termasuk furniture) 11 Pencegahan Bahaya Rayap 12 Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus 13 Sarana/Prasarana Lingkungan JUMLAH TOTAL Biaya Standar + Biaya NonStandar

5%

57.900.151.054,93 24.950.404.131,39

6.475.637.176,96 5.626.384.364,42

179%

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

VII - 93

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013 Tabel Rencana Biaya Pembangunan Bangunan Gedung PIP Semarang Tahap I sampai dengan Tahap II, Tahun 2014-2023
LUAS LANTAI (M2) PERKIRAAN HARGA SATUAN (Rp./m2) PERKIRAAN BKF BANGUNAN TOTAL (Rp.) PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN (Rp.) PERKIRAAN BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI (Rp.) PERKIRAAN PERKIRAAN PERKIRAAN BIAYA BIAYA BIAYA TOTAL PENGAWASAN PENGELOLAAN PELAKSANAAN (Rp.) KEGIATAN (Rp.) (Rp.)

NO

NAMA GEDUNG

TAHAP I (Tahun 2014-2015) I GEDUNG AUDITORIUM II GEDUNG PASIS III RUMAH GENSET JUMLAH TAHAP I TAHAP II (Tahun 2016-2017) IV GEDUNG BETELGEUSE V GEDUNG ASRAMA KOMPI B dan ASRAMA KOMPI C 11286 5850 2496 216 4.770.000,00 4.770.000,00 4.770.000,00 4.770.000,00 126.301.540.226,40 3.614.000.000,00 2.922.025.000,00 2.380.525.000,00 53.650.801.231,56 1.607.700.000,00 1.318.750.000,00 1.063.500.000,00 22.452.070.829,76 1.287.900.000,00 203.692.312.287,72 785.350.000,00 79.000.000,00 645.400.000,00 65.250.000,00 530.860.000,00 55.250.000,00 946.350.000,00 136.164.440.226,40 482.500.000,00 343.300.000,00 92.750.000,00 58.123.251.231,56 24.756.980.829,76 1.580.150.000,00 220.624.822.287,72 10260 4788 216 4.500.000,00 4.500.000,00 4.500.000,00 113.891.121.792,00 3.244.500.000,00 2.624.500.000,00 2.140.000.000,00 50.549.501.520,00 1.525.000.000,00 1.251.900.000,00 1.009.600.000,00 1.215.000.000,00 165.655.623.312,00 74.750.000,00 62.000.000,00 52.500.000,00 849.000.000,00 122.749.121.792,00 468.250.000,00 88.750.000,00 54.804.251.520,00 1.493.000.000,00 179.046.373.312,00

VI GEDUNG ASRAMA TARUNI VII RUMAH GENSET JUMLAH TAHAP II TAHAP III (Tahun 2018-2019) VIII GEDUNG DIREKTORAT IX GEDUNG POLLUX BARU X FIRE GROUND JUMLAH TAHAP III TAHAP IV (Tahun 2020-2021) XI ASRAMA KOMPI A XII ASRAMA KOMPI D XIII GEDUNG LAB TERPADU XIV POLIKLINIK XV DAPUR MENZA

12096 11286 100

5.056.200,00 5.056.200,00 5.056.200,00

159.438.204.024,42 4.479.000.000,00 3.630.200.000,00 2.941.500.000,00 1.085.650.000,00 171.574.554.024,42 133.879.632.639,99 3.830.000.000,00 3.100.000.000,00 2.520.750.000,00 931.604.850,00 294.249.441.514,41 60.500.000,00 50.000.000,00 42.400.000,00 998.400.000,00 144.328.782.639,99 77.150.000,00 1.161.654.850,00 317.064.991.514,41

4065 2925 2136 708,75 768

5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00 5.359.572,00

45.933.530.259,95 1.417.100.000,00 1.163.000.000,00 30.141.020.131,89 1.006.000.000,00 30.386.667.005,38 1.012.250.000,00 7.873.501.797,25 8.032.013.819,43 328.750.000,00 333.600.000,00 824.000.000,00 829.250.000,00 272.650.000,00 276.750.000,00

939.600.000,00 673.500.000,00 677.500.000,00 278.000.000,00 231.300.000,00

461.550.000,00 395.750.000,00 397.250.000,00 202.050.000,00 203.600.000,00

49.914.780.259,95 33.040.270.131,89 33.302.917.005,38 8.954.951.797,25 9.077.263.819,43

VII - 94

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013
PERKIRAAN BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI (Rp.) 0,00 72.250.000,00

NO

NAMA GEDUNG

LUAS LANTAI (M2) 100 216

PERKIRAAN HARGA SATUAN (Rp./m2) 5.359.572,00 5.359.572,00

PERKIRAAN BKF BANGUNAN TOTAL (Rp.) 143.368.551,00 1.447.084.440,00 123.957.186.004,91

PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN (Rp.) 12.903.169,59 87.500.000,00

PERKIRAAN PERKIRAAN PERKIRAAN BIAYA BIAYA BIAYA TOTAL PENGAWASAN PENGELOLAAN PELAKSANAAN (Rp.) KEGIATAN (Rp.) (Rp.) 7.675.000,00 61.000.000,00 20.050.000,00 99.500.000,00 183.996.720,59 1.767.334.440,00 136.241.514.174,50

XVI

LANDASAN DAN BAK PEMILAH PADA TPS

XVII RUMAH GENSET JUMLAH TAHAP IV TAHAP V (Tahun 2022) XVIII GEDUNG ASRAMA KOMPI E XIX APARTEMEN DOSEN XX RUSUN KARYAWAN XXI RUMAH GENSET JUMLAH TAHAP V TAHAP VI (Tahun 2023) XXII GUEST HOUSE XXIII ASRAMA KOMPI F XXIV GARASI BUS XXV PLAZA UPACARA JUMLAH TAHAP VI

2925 6004,3 5146,5 216

5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32 5.681.146,32

31.949.481.339,80 1.057.000.000,00

866.200.000,00

706.400.000,00

407.500.000,00 542.950.000,00 500.050.000,00 103.000.000,00

34.986.581.339,80 81.930.869.424,68 62.664.061.054,93 1.868.909.506,40 181.450.421.325,81

76.025.119.424,68 2.170.000.000,00 1.767.000.000,00 1.425.800.000,00 57.900.151.054,93 1.719.310.000,00 1.408.500.000,00 1.136.050.000,00 1.533.909.506,40 167.408.661.325,81 91.500.000,00 76.000.000,00 64.500.000,00

1944 1620 576 5544

6.022.015,10 6.022.015,10 6.022.015,10 6.022.015,10

24.950.404.131,39 18.465.789.971,99 6.475.637.176,96 5.626.384.364,42 55.518.215.644,76

853.750.000,00 668.500.000,00 282.000.000,00 251.250.000,00

699.000.000,00 552.400.000,00 234.500.000,00 209.500.000,00

574.150.000,00 455.300.000,00 196.900.000,00 176.150.000,00

354.800.000,00 313.600.000,00 187.950.000,00 175.500.000,00

27.432.104.131,39 20.455.589.971,99 7.376.987.176,96 6.438.784.364,42 61.703.465.644,76

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007 Tabel E2.

VII - 95

Anda mungkin juga menyukai