Anda di halaman 1dari 9

RASIONALITAS EKONOMI

Oleh: Sokhikhatul Mawadah


Definisi Rasionalitas Ekonomi
Asumsi rasinalitas adalah anggapan bahwa manusia berperilaku rasional
(masuk akal) dan tidak akan sengaja mengambil keputusan yang
menjadikan mereka lebih buruk
Rasionalitas tidak ada definisi jelas, lugas serta gamblang yang diterima
semua pihak, namun dalam literatur ekonomi modern, seorang pelaku
ekonomi diasumsikan rasional berdasarkan hal-hal berikut:
Setiap orang mampu mengambil keputusan dari sesuatu yang paling
diinginkan dengan yang kurang diinginkan serta mampu bertindak dalam
mengambil keputusan yang konsisten.
Keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan tradisi, nilai dan
mempunyai argumen yang jelas.
Setiap keputusan yang diambil oleh individu harus menuju
pengkuantifikasian (penghitungan untuk memaksimalkan tujuan yang
ingin dicapai).
Lanjutan...
Dalam model produksi dari kapitalisme, rasionalitas
berarti kepuasan yang dapat dicapai dengan prinsip
efisiensi dan tujuan dari ekonomi itu sendiri.
Perilaku individu yang rasional dapat mencapai
kepuasan berdasarkan kepentingan yang bersifat
materiil akan menuntun pada pembuatan barang sosial
yang berguna bagi kemaslahatan umat.
Pilihan seseorang dikatakan rasioanal apabila dapat
dijelaskan oleh syarat-syarat yang konsisten antara
pilihan yang disukai dengan yang tidak.
Tipe Rasionalitas Ekonomi
1. rasionalitas kepentingan pribadi
Pengertian kepentingan pribadi yang dimaksud adalah setiap
individu akan selalu berupaya mengejar berbagai tujuan dalam
hidup ini dan tidak hanya memperbanyak kekayaan secara
moneter, jadi tidak harus selalu diartikan dengan penumpukan
kekayaan dan harta oleh seseorang.
2. Rasionalitas berdasarkan tujuan yang ingin dicapai saat ini.
Teori ini berasumsi bahwa manusia selalu menyesuaikan
preferensi (minat)nya sepanjang waktu dengan sejumlah
prinsip. Penyesuaian terhadap prinsip ini tanpa harus menjadi
hanya mementingkan diri sendiri, sehingga prefernsi ini dapat
berubah sesuai kebutuhan yang ingin dicapainya.
Prinsip-prinsip Rasionalitas Ekonomi
1.kelengkapan (completeness)
Prinsip ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan
keadaan mana yang lebih disukainya diantara dua keadaan.
Contoh: seorang individu hendak membeli mobil merek Honda dan Toyota
maka pilihan yang mungkin dilakukan yaitu: mobil Honda lebih disukai
daripada Toyota, Toyota lebih disukai daripada honda, Honda dan Toyota
sama-sama disukai, Honda dan Toyota sma-sama tidak disukai.
2. transitivitas (transitifity)
Prinsip ini menerangkan mengenai konsistensi seseorang dalam menentukan
dan memutuskan pilihannya bila dihadapkan oleh beberapa alternatif produk.
Contoh: seorang individu hendak membeli mobil antara Honda, toyota dan
Suzuki, maka konsistensi pilihan konsumen adalah sbb: Honda disukai
daripada Toyota, Toyota lebih disukai daripada Suzuki, Honda akan lebih
disukai daripada Suzuki.
Lanjutan...
3. kesinambungan (continuity)
Prinsip ini menjelaskan bahwa jika seorang individu
mengatakan “produk A lebih disukai daripada produk
B”, maka setiap keadaan yang mendekati A pasti juga
akan lebih disukai daripada produk B.
Contoh: seorang individu lebih menyukai merek Honda
daripada merek Suzuki, maka setiap tipe model dari
mobil merek Honda apapun akan lebih jauh disukai
daripada tipe model apapun dari merek suzuki.
Lanjutan...
4. Lebih Banyak Selalu Lebih Baik (The More is Always
the Better)
Prinsip ini menjelaskan bahwa jumlah kepuasan akan
meningkat jika individu mengkonsumsi lebih banyak
barang atau produk tersebut.
Hal tsb dijelaskan dalam kurva kepuasan konsumen,
dalam ilmu ekonomi disebut indeference kurve atau
kurva indeferen, yaitu jika semakin meningkat maka
akan memberikan kepuasan yang lebih baik.
Rasionalitas Ekonomi Perspektif Islam
Rasionalitas dalam perilaku pembelian oleh
konsumen Muslim haruslah berdasarkan aturan Islam
sbb:
1. konsumen Muslim dinyatakan rasional jika
pembelanjaan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan. (QS. Al-Israa: 29).
2. konsumen Muslim dinyaatakan rasional jika ia
membelanjakan bukan hanya barang-barang yang
bersifat duniawi tetapi keperluan di jalan Allah juga (fi
sabilillah). (QS. Al-Israa: 26, QS.al-Furqaan: 67).
Lanjutan...
3. konsumen Muslim yang rasional akan mempunyai
tingkat konsumsi yang lebih kecil daripada konsumen
nonMuslim karena konsumen Muslim hanya
diperbolehkan untuk mengkonsumsi barang yang
halal dan thoyyib. (QS. Al-Baqarah: 173, QS. Al-
Maidah:93).
4. konsumen Muslim yang rasional harus melakukan
investasi yang dapat mengembangkan sirkulasi uang
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai